Anda di halaman 1dari 5

PEDOMAN INISIASI MENYUSUI DINI DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indicator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Di Negara berkembang, saat melahirkan dan
minggu pertama setelah melahirkan merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya.
Sekitar dua pertiga kematian terjadi pada masa neonatal, dua pertiga kematian neonatal
tersebutterjadi pada minggu pertama, dan dua pertiga kematian bayi pada minggu
pertama tersebut terjadi pada hari pertama. Sedangkan di Indonesia, AKB mencapai 48
per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2005 (Aprilia, 2009; 1). Banyak tindakan yang
relative murah dan mudah diterapkan untuk meningkatkan kesehatan dan kelangsungan
hidup bayi baru lahir. Salah satunya adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah
lahir atau biasa disebut Inisiasi Menyusui Dini (IMD), serta pemberian ASI Eksklusif.
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah
dilahrkan. Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan The Breast Crwal atau merangkak
mencari payudara. IMD member banyak manfaat baik bagi ibu maupun bayi, anatara lain
mengontrol perdarahan post partumdengan mengeluarkan oksitosin. ASI yang pertama
keluar (colostrums) mengandung zat kekebalan tubuh dan nutrisi dapat melindungi bayi
dari infeksi, serta mempercepat berfungsinya pencernaan bayi dengan normal (Roesli,
2008:2) Penggunaan Air Susu Ibu (ASI) di Indonesia perlu ditingkatkan dan dilestarikan.
Dalam pelestarian penggunaan ASI, yang terutama perlu ditingkatkan adalah
pemberian ASI Eksklusif, yaitu pemberian ASI segera (kurang lebih 30 menit setelah
lahir) sampai bayi berumur 6 bulan dan memberikan kolostrum pada bayi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Mitra Delima
dengan menerapkan standar pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu dan
paripurna serta melaksanakan fungsi pelayanan obstetric dan neonates.
2. Tujuan Khusus
- Menurunkan resiko kedinginan
- Membuat pernafasan dan detak jantung menjadi lebih stabil
- Bayi mendapat kolostrum dengan konsentrasi protein dan immunoglobulin paling
tinggi
- Mendukung keberhasilan ASI Eksklusif
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Pelayanan ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di RSU Mitra Delima
mencakup seluruh bayi yang dilahirkan di RSU Mitra Delima
D. Landasan Hukum
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian
Air Susu Ibu Eksklusif
2. Inpres No.14/1975 Menko Kesra selaku Koordinator pelaksana menetapkan bahwa
salah satu program dalam usaha perbaikan gizi adalah peningkatan penggunaan ASI.
3. Permenkes No.240/1985 Melarang produsen susu formula untuk mencantumkan
kalimat-kalimat promosi produknya yang memberikan kesan bahwa produk tersebut
setara atau lebih baik mutunya daripada ASI
4. Permenkes No.76/1975 Mengahruskan produsen susu kental manis (SKM) untuk
mencantumkan pada label produknya bahwa SKM tidak cocok untuk bayi, dengan
warna tulisan merah dan cukup mencolok.

BAB III
TATAL LAKSANA PELAYANAN
A. Tata laksana IMD secara umum
1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan
2. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan
normal dengan posisi setengah duduk, miring atau jongkok
3. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya.
Lemak putih (vernix) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan
4. Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Posisi kontak kult dengan kulit ini
dipertahankan minimum satu jam. Keduanya diselimuti, jika perlu gunakan topi bayi
5. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan
sentuhan lembut tetapi tidak memaksakan bayi ke putting susu
6. Ayah didukung agar membantu ibu utuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi
sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung selama beberpa menit atau satu jam,
bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi
dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam,
walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum
menemukan putting payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap
bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.
7. Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang
melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi Caesar.
8. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap setelah satu jam atau
menyusu awal selesai. Prosedur yang invasife, misalnya suntikan vitamin K dan
tetesan mata bayi dapat ditunda.
9. Rawat gabung ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24jam ibu dan bayi
tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman
pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindarkan (Roesli Utami,
2008:20-22)
B. Tata laksana IMD pada ibu post Operasi Caesar
1. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif
2. Jika mungkin, diusahakan ruangan 20C-25C. disediakan selimut untuk menutupi
punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk mengurangi hilangnya
panas dari kepala bayi
3. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat melahirkan yang tepat, sensitive
dan mendukung ibu
4. Sarankan untuk mempergunakan cara yang tidak mempergunakan obat kimiawi
dalam menolong ibu saat melahirkan (pijat, aroma therapy dsb)
5. Biarkan ibu menentukan cara dan posisi melahirkan
6. Keringkan bayi secepatnya tanpa menghilangkan vernix yang menyamankan kulit
bayi
7. Tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Selimuti keduanya, kalau perlu menggunakan topi bayi
8. Biarkan bayi mencari puting susu ibunya sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan
sentuhan lembut. Bila perlu ibu boleh mendekatkan bayi pada puting tapi jangan
memaksakan bayi ke puting susu
9. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu
pertama selesai
10. Ibu melahirkan dengan proses operasi berikan kesempatan skin to skin contact
11. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap setelah menyusu dini selesai
12. Hindarkan pemberian minum per-laktal
13. Jika inisiasi ini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi atau bayi harus
dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu ketika
dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan (Roesli Utami, 2008:22-23)

BAB IV

PENUTUP

Dengan disusunnya buku pedoman Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI
Eksklusif di RSU Mitra Delima Bululawang Kab. Malang diharapkan dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan khususnya dalam pelayanan ibu dan anak dalam memberikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan menganjurkan melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
dan pemberian ASI Eksklusif kepada bayi sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh ibu dan
bayi serta dapat mendukung program pemerintah dalam penyosialisasian ASI Eksklusif

Anda mungkin juga menyukai