Anda di halaman 1dari 26

Manual

Pengarusutamaan Gender (PUG)


Sebuah Panduan Praktis Dari Pengalaman Program ANCORS
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS
cross cutting theme yang digunakan pada dan perumusan hasil riset; PUG dalam

Pengantar
setiap kegiatannya. Temuan empirik yang kampanye publik; PUG dalam penyusunan
diperoleh dalam monitoring program, draft rekomendasi kebijakan; dan PUG dalam
menunjukkan bahwa pelaksana program telah peraturan umum kepegawaian. Manual
melakukan sejumlah upaya untuk memastikan tersebut juga memperoleh masukan dari Leya
keterlibatan perempuan dalam berbagai Cattelya (Gender Specialist CIDA) dan
aktivitas program. Pada banyak kasus terlihat setelahnya diperhalus oleh Wahyudhi
keterlibatan signifikan perempuan dalam (Direktur Bitra yang pernah menjadi Gender
Seks, demikian didefinisikan, adalah karena takut dicap 'perempuan'. Namun beberapa aktivitas program. Namun Specialist Program Ancors) sehingga menjadi
pembedaan laki-laki dan perempuan yang memang pada kenyataannya kaum perempuan pelaksana program Ancors memandang manual yang enak di baca saat sampai ditangan
didasarkan atas ciri-ciri biologis yang kodrati lebih banyak mengalami kerugian atau bahwa keberhasilan tersebut perlu lebih Anda, Pembaca yang terhormat.
dan tidak dapat diubah. Perempuan haid, penindasan dalam struktur budaya patrarki ini. dikembangkan agar pelibatan perempuan ke
hamil dan melahirkan sementara laki-laki depan tidak semata memenuhi unsur Manual ini meskipun sederhana diharapkan
meskipun telah berganti kelamin tidak akan Nyatanya isu kesetaraan gender masih formalitas proyek. Mendorong kualitas dapat menjadi alat bantu bagi aktivis OMS
dapat haid, hamil dan melahirkan. Sedangkan menjadi isu sensitif di kalangan masyarakat, keterlibatan sambil terus meningkatkan untuk mendorong pengarusutamaan gender
jender adalah pembedaan laki-laki dan bahkan bagi kalangan perempuan sendiri. Hal standar kuantitas keterlibatan perempuan baik di dalam organisasinya maupun di tingkat
perempuan secara sosial. Perempuan itu juga dialami mereka yang pernah terlibat dalam berbagai kegiatan. Menjadi lebih yang lebih luas. Karena manual ini adalah alat
bertanggung jawab memasak dan menangani dalam Ancors. Berbagai tanggapan kritis idiologis dan tidak semata biologis. bantu, para aktivis diharapkan terus
urusan didapur sementara laki-laki bekerja terkait dengan kesetaraan gender muncul. Mengitegrasikan PUG secara integral dan memperkuat pemahaman pada substansi
mencari nafkah adalah peran sosial yang bisa Dari masalah makna gender, basis kodrat, tidak parsial da;am berbagai program. terkait dengan isu gender melalui berbagai
diubah dan dipertukarkan. Pada prinsipnya agama, paradigma sosial hingga kepribadian cara. Memperkaya pengetahuan lewat
analisis jender tidak mempermasalahkan bangsa. Tidak jarang rekan yang setia Karena itu pada Pada 28-29 Oktober 2008 berbagai bahan bacaaan, memperdalam
pembedaan-pembedaan itu selama tidak memperjuangkan keadilan gender mendapat sebuah tim yang berasal dari YAPPIKA, pemahaman melalui diskusi dan sharing
melahirkan ketidakadilan. Akan tetapi, cap sebagai antek asing, kebarat-baratan dan (Lidia Ariyanti, Sri Indiyastuti, Ajeng pembelajaran dengan sesama aktivis dan
kenyataannya pembedaan secara gender menyesatkan. Tak bisa dipungkiri budaya Kusumaningrum, Ahmad Yani, Ferry Yuniver menerapkannya sesuai konteks persoalan
(gender differences) kerap melahirkan patriarkhi yang kuat dan merupakan budaya dan Sugiarto A. Santoso), IMPACT (Mizwar pada masyarakat yang didampingi. Tentu saja
ketidakadilan gender (gender inequalities) lama yang turun temurun sehingga banyak Fuady dan Cut Risma) serta ADF (Nurdin L. pengetahuan yang dipraktekkan secara terus
yang merugikan perempuan. Menurut analisis diidentikan dengan kepribadian bangsa Jordas dan Nurhayati) melakukan pertemuan menerus akan membuat para aktivis menjadi
g e n d e r, ke t i d a k a d i l a n g e n d e r b i s a menjadi salah satu sebabnya. Juga pemahaman untuk merumuskan mekanisme yang dapat lebih trampil dalam menggunakan alat ini.
diidentifikasi melalui berbagai manifestasi agama yang bias gender seolah menjadi dasar digunakan untuk memastikan bahwa dalam Harus kami akui manual ini jauh dari
ketidakadilan, yakni: marjinalisasi (proses pembenar dominasi pada perempuan oleh setiap tahapan pelaksanaan program sempurna. Saran dan masukan untuk
pemiskinan ekonomi), subordinasi (anggapan laki-laki. Belum lagi kebijakan kebijakan advokasi kebijakan oleh OMS tidak bias perbaikannya akan deterima dengan senang
tidak penting), stereotype, kekerasan Negara yang masih netral gender. gender. Pertemuan menghasilkan beberapa hati. Mohon saran dan masukan dapaat
(violence), dan beban kerja ganda (double draft manual pengarusutamaan gender disampaikan kepada Yappika melalui berbagai
burden). K arena itu per juang an mendorong seperti : PUG dalam pengorganisasian sarana komunikasi yang tersedia. Akhirnya
pengarusutamaan Gender perlu mengarah komunitas; PUG dalam pelaksanaan, analisis kami mengucapkan selamat berjuang.
Sesungguhnya ketimpangan gender tidak tidak saja pada upaya-upaya kultural di tingkat
senantiasa merugikan kaum perempuan. masyarakat melalui pengorganisasian dan
Banyak kaum laki-laki yang ikut menderita pendidikan kritis namun juga pada upaya
karena ketimpangan gender, misalnya saja laki- struktural untuk mendorong kebijakan
laki yang tidak mampu menjadi penopang pemerintah untuk mengarusutamakan Jakarta, 19 Maret 2009.
ekonomi keluarga, kemudian dicap telah gagal gender. Agar efektif setiap pelaku yang
menjadi laki-laki; laki-laki yang karena enersi hendak mendorong kesetaraan Gender
feminin-nya lebih kental kemudian lebih dituntut untuk memahami substansi, strategi Ahmad Yani
tertarik kepada dunia domestik dianggap yang kontekstual dan diikuti dengan praktek Spesialis Gender ANCORS
sebagai 'ayam sayur' atau 'impotent'; laki-laki dan perilaku yang seiring dengan apa yang
yang tidak terbiasa berpartisipasi atau sharing dipikirkan, dikatakan dan hendak
tugas-tugas rumah tangga menjadi hopeless diperjuangkannya.
ketika isterinya harus pergi walau sejenak; laki- Kebijakan Program ANCORS adalah
laki stres menahan sekuat tenaga untuk tidak menjadikan pengarusutamaan gender sebagai
mengangis/mengekspresikan emosinya

2 3
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

Bagian 1 Perbedaan seks dijadikan dasar bagi perbedaan gender. Sejalan dengan waktu, konsep seks dan
gender menjadi tumpang tindih dan seringkali tidak dibedakan lagi. Banyak orang menganggap
gender sebagai sesuatu yang kodrati, sama seperti seks.

Gender, Kesetaraan Gender, ?


Seks
Sesuatu yang alami/kodrati ?
Gender
Bersifat sosial-budaya
? ?
dan Pengarusutamaan Gender Diciptakan oleh Tuhan Dibuat oleh manusia

? Bersifat biologis. ? Bersifat sosial budaya


GENDER merupakan pembedaan ciri-ciri, sifat, peran, tanggungjawab dan posisi perempuan dan ? Mengacu pada perbedaan yang ? Mengacu pada kualitas feminin
laki-laki yang dibentuk (dikonstruksikan) secara sosial. kelihatan dalam alat kelamin dan dan maskulin, pola perilaku,
perbedaan dalam hubungan dengan peran, tanggung jawab, dll.
Gender dipengaruhi oleh sistem kepercayaan/ agama, ideologi, budaya (adat istiadat, tradisi), fungsi prokreasi (menghasilkan
etnisitas, golongan,politik, sistem ekonomi, faktor sejarah serta kemajuan ilmu pengetahuan dan keturunan)
teknologi. Gender bisa berubah dalam kurun waktu, konteks wilayah dan budaya tertentu. Gender juga ? Bersifat universal: tetap/tidak berubah ? Bersifat variabel/ dapat
disebut sebagai jenis kelamin sosial. sepanjang masa, sama di setiap berubah dari waktu ke waktu,
tempat/wilayah dan budaya. dari satu budaya ke budaya
Laki-laki Perempuan lain, dari satu keluarga ke
? Penis ? Rahim keluarga lain.
? Testis (buah zakar) ? Vagina
? Sperma ? Kelenjar susu (mamae)
? Hormon testosteron ? Sel telur (ovum) KESETARAAN Gender menghendaki bahwa laki- adil seperti bila mereka pada status yang sama.
? Kelenjar prostat ? Haid/menstruasi laki dan perempuan mempunyai kesempatan Kesetaraan gender berar ti mengakui
yang sama untuk ikut serta dalam setiap proses perbedaan perempuan dan laki-laki dan
Dua organ yang disebut pertama biasanya ? Hormon estrogen
disebut jenis kelamin primer pada laki-laki, perubahan sosial. Laki-laki dan perempuan perbedaan peran mereka di masyarakat. Oleh
Empat organ yang disebut pertama
mempunyai akses yang sama terhadap karenanya, kesetaraan gender
dan tiga organ yang kedua adalah jenis adalah jenis kelamin primer dan pelayanan serta memiliki status sosial ekonomi m e n g ga r i s b a wa h i b a h wa p e r b e d a a n
keliamin sekunder. dua yang terakhir disebut jenis yang seimbang. perempuan dan laki-laki seharusnya tidak
kelamin sekunder. memberi dampak negatif pada kehidupan
Kesetaraan gender juga mengacu pada tujuan mereka. Bahkan mereka dapat untuk saling
Gender juga mencakup relasi antara laki-laki dan perempuan, yang dipengaruhi oleh bagaimana agar perempuan dan laki-laki memiliki status berbagi dan bertukar peran dan kekuasaan
perempuan atau laki-laki diharuskan untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan kebiasaan yang yang setara dalam hal keberadaan mereka di dalam berbagai aspek kehidupan. Kesetaraan
berlaku. Jika seorang perempuan atau laki-laki tidak mempunyai ciri-ciri seperti di atas, maka ia tidak bidang sosial, ekonomi dan politik. gender berbasis pada upaya menjawab
dikatakan sebagai 'perempuan atau laki-laki sejati', dianggap tidak normal dan seringkali dicemooh Kesetaraan gender menawarkan kondisi setara persoalan ketidakadilan perempuan dan laki-
oleh masyarakat, bahkan tidak jarang juga mendapat sangsi/hukuman sosial. dalam: laki, dan tidak terbatas pada penetapan angka
? Berpartisipasi mencapai haknya quota keterwakilan semata, seperti yang
Seks adalah sesuatu yang melekat sejak lahir, berlaku universal, pada umumnya berupa alat-alat ? Mengambil keputusan di dalam rumah dibayangkan banyak orang.
biologis yang tidak bisa berubah kecuali melalui operasi, namun tetap tidak dapat berfungsi seperti maupun di ruang publik
aslinya. Seks disebut juga jenis kelamin biologis. ? Memberi kontribusi pada ranah politik, PENGARUSUTAMAAN GENDER adalah usaha
ekonomi, dan sosial, dan sadar, pendekatan, atau strategi untuk
Laki-laki Perempuan ? Menikmati manfaat partisipasinya. mencapai kesetaraan gender yang dilakukan
secara sistematis melalui pengintegrasian
? Penis ? Rahim Terminologi ini bergeser dari waktu ke waktu. Di perspektif, aspirasi, pengalaman dan prioritas
? Testis (buah zakar) ? Vagina masa yang lalu, terminologi ini berarti yang berbeda antara perempuan dan laki-laki
? Sperma ? Kelenjar susu (mamae) memberikan hak yang sama kepada perempuan dalam siklus perencanaan pembangunan dan
? Hormon testosteron ? Sel telur (ovum) dibanding laki-laki dan memperlakukan program (mulai dari perencanaan, pelaksanan,
? Kelenjar prostat ? Haid/menstruasi keduanya sama. Dalam perkembangannya, pemantuan, dan evaluasi) dan dalam praktek
Dua organ yang disebut pertama biasanya ? Hormon estrogen diakui bahwa hal ini tidak mengindahkan operasional kepegawaian dan administrasi.
disebut jenis kelamin primer pada laki-laki, Empat organ yang disebut pertama persoalan relasi gender di masyarakat. Saat ini Tujuan Pengarusutamaan Gender adalah : (1)
dan tiga organ yang kedua adalah jenis konsep kesetaraan gender mengacu pada Membentuk mekanisme untuk formulasi
adalah jenis kelamin primer dan
upaya memberikan kondisi yang adil bagi kebijakan dan program yang responsif gender;
keliamin sekunder. dua yang terakhir disebut jenis perempuan dan memberikan perlakuan yang (2) Memberikan perhatian khusus pada
kelamin sekunder.

4 5
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

ke l o m p o k - ke l o m p o k ya n g m e n ga l a m i penurunan sejak tahun 2004 sampai tahun 2006 Grafik 1 menggambarkan bahwa di tahun Masyarakat Aceh adalah masyarakat yang
marjinalisasi sebagai dampak dari bias gender; (98% di tahun 2004 dan 96% di tahun 2006 2004, di antara 100 murid perempuan yang unik. Kepemilikan tanah dimiliki baik oleh
(3) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran untuk perempuan, sementara 96% di tahun bersekolah ke Madrasah Tsanawiyah di tahun, perempuan maupun laki-laki. Sekitar 35% tanah
semua pihak baik pemerintah maupun non 2004 dan 95% di tahun 2006 bagi laki-laki). terdapat sekitar 88 anak laki-laki. Begitu pula yang disertifikasi melalui program yang
pemerintah sehingga mau melakukan tindakan anga di Madrasah Aliyah, yaitu hanya terdapat difasilitasi BRR adalah atas nama perempuan.
yang sensitive gender dibidang masing-masing. Untuk pendidikan tingkat dasar dan menengah, 84 anak laki-laki di antara 100 anak Nam un demikian bila dilihat angka
Madrasah merupakan suatu pilihan. Terdapat perempuan di tahun 2004. Angka tersebut, pemanfaatan sumber dana pinjaman, jauh lebih
PERSOALAN GENDER DALAM KONTEKS kecenderungan berbasis gender, yaitu orang tua walau sudah berubah pada tahun 2006, masih banyak laki-laki yang mengakses pinjaman
ACEH cenderung mengirim anak perempuannya ke menunjukkan kecenderungan tersebut. dibandingkan perempuan.
Madrasah, sementara lebih banyak anak laki-
Data yang diterbitkan BPS dalam Susenas laki masuk ke sekolah umum. Hal ini nampak Data BPS juga menunjukkan bahwa terdapat Dalam hal partisipasi perempuan di politik,
2003-2006 menunjukkan bahwa tingkat melek pada rasio yang tidak seimbang pada gambar kecenderungan adanya usia yang terlambat sangat rendah persentase (4%) perempuan di
huruf laki-laki dan perempuan mengalami di bawah ini. bagi murid untuk mendaftar di sekolah, DPRD dan mereka berada di fraksi partai besar
khususnya anak yang bersekolah di Madrasah. saja (BPS, 2007)
Sekitar 10% (tahun 2006) murid masuk sekolah
Grafik 1 : Persentase Penduduk 10 tahun ke atas yang melek Aksara Menurut
Jenis Kelamin, NAD dan Indonesia, 2003 - 2006
100 Tabel 1 : Persentase Pekerja Berusia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan
98 98 Lapangan Pekerjaan, NAD, 2003 - 2006
98
96 Perempuan Laki-laki
96 95 95 95 Lapangan Pekerjaan Utama
2003 2004 2006 2003 2004 2006
94 94
94 93 Pertanian, kehutanan, perburuan dan
65 63 57 60 54 54
perikanan
92
Pertambangan dan penggalian 0 0 0 1 0 4
90 89 Industri dan pengolahan 8 6 8 3 3 4
88 88
88 Listrik, gas dan air 0 0 0 0 0 0
86 Bangunan 0 0 0 4 5 8
Perdagangan besar, eceran, rumah makan
84 12 12 12 16 18 12
dan hotel
82 Angkutan, pergudangan dan komunikasi 0 0 0 6 7 7
2003 2004 2006 2003 2004 2006 Keuangan, asuransi, usaha perseroran
0 0 0 0 1 1
NAD Indonesia bangunan, tanah dan jasa perusahaan
Non Madrasah Jasa kemasyarakatan 13 19 21 9 11 12
Madrasah Lainnya 0 0 0 0 0 0
Total 100 100 100 100 100 100
Grafik 2 : Persentase Murid yang Usianya lebih Tua dari jenjang Pendidikan yang
diikutinya, Menurut Jenis Sekolah, NAD dan Indonesia, 2003 - 2006 pada usia sekolah yang lebih tua dari MENGAPA PENGARUS UTAMAAN GENDER
12 semestinya. DIPERLUKAN DALAM ANCORS
11 11
10
10 Pada usia dewasa, terutama atas 30, terdapat
9
kecenderungan kesenjangan tingkat pendidikan
8 8 8
8 di antara perempuan dan laki-laki yang cukup
7 7 7 7
menyolok.
6
5
Di sektor ekonomi, jelas nampak betapa peran
4 perempuan di sector pertanian, kehutanan,
perburuan, dan perikanan (65% tahun 2003
2 dan 58% tahun 2006) dan di sektor
kemasyarakatan (21% perempuan dan 12%
0 laki-laki di tahun 2006). Di sektor perdagangan,
2003 2004 2006 2003 2004 2006 partisipasi perempuan lebih rendah dibanding
laki-laki, sementara perempuan hampir tidak
NAD Indonesia
Non Madrasah
berada di sektor lainnya. Secara keseluruhan,
Madrasah partisipasi perempuan di sektor formal lebih
rendah dibandingkan laki-laki.

6 7
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

masyarakat yang terpinggirkan, baik dapat direspons dalam perencanaan dan tujuan dan alokasi sumber daya dalam program, pelatihan (pre dan post-tests) menunjukkan
perempuan maupun laki-laki, merupakan pelaksanaan program dan kegiatannya; terdapat bukti yang mendukung akan adanya bahwa dukungan tambahan masih dibutuhkan
beberapa hal utama yang menjadi perhatian hasil dan capaian kesetaraan gender. ANCORS untuk meningkatkan ketampilan OMS dalam
program ANCORS. Tujuan program tersebut Secara umum, kerangka hukum di atas telah mencatat pula capaian dan hasil pada menindaklanjuti upaya pengarusutamaan
diterjemahkan dalam strategi gender yang cukup kuat, namun dalam prakteknya terdapat berbagai tingkat output dan outcomes. ge n d e r d a l a m p ro g r a m . M e n g i n ga t
meliputi tiga aspek, yaitu: berbagai hal yang menghambat dalam Laporan terakhir pada tahun 2008 mencatat akuntabilitas adalah nilai penting yang
Pelibatan perempuan dalam OMS, pelaksanannya, antara lain kurangnya bahwa hasil khususnya dicapai pada outcome 2. diper kenalkan dalam program, akan
bermanfaat bila dikaji bagaimana prinsip
Affirmative action' dalam seleksi mitra OMS; pemahaman pejabat dan pemangku Walaupun target juga dicantumkan pada
akuntabilitas secara luas memasukkan aspek
dan kepentingan di pemerintah akan pentingnya outcome 1 dalam hal perwujudan kesetaraan
kesetaraan gender dalam pembangunan, gender, masih terdapat banyak kesempatan kesetaraan gender, termasuk di dalamnya
Pengarusutamaan gender di semua tahapan hubungan antara OMS dan masyarakat, baik
program perencanaan dan pelaksanaan kurangnya alat praktis untuk menuntun yang bisa dilakukan ANCORS untuk
pelaksana program dalam menerjemahkan memperkaya capaian (dan pelaporan) pada perempuan maupun laki-laik, yang dibina atau
kebijakan dan strategi gender ke dalam outcome ini. Sebagai contoh, mekanisme dilayaninya dan bagaimana program
Pengarusutamaan Gender dalam Kontesks implementasi di lapangan, pemahaman yang pembelajaran sebelum dan sesudah kegiatan menjalankan akuntabilitas program dan
Nasional dan Aceh belum sama di antara berbagai pihak tentang peningkatan kapasitas yang dilakukan melalui kegiatannya. Dimengerti bahwa, dalam konteks
apa konsep kesetaraan gender, dan proses refleksi dan difasilitasi fasilitator IMPACT, Indonesia, akuntabilitas masih jarang
Melihat persoalan gender yang masih sangat terbatasnya studi kasus tentang pengalaman dapat menawarkan proses pembelajaran yang diimplementasikan oleh masyarakat luas. Namun
kompleks di NAD, strategi Pengarusutamaan baik dan keberhasilan mengintegrasikan dapat saling memperkuat capaian outcomes, demikian, akuntabilitas OMS kepada
Gender menjadi salah satu upaya sistematis kesetaraan gender ke dalam program dan termasuk capaian pada upaya perwujudan konstituennya sudah perlu diperkenalkan dan
yang perlu dilakukan agar persoalan gender kegiatan. Selama ini terdapat kecenderungan kesetaraan gender. Hasil kajian Cowater dan dibangun dengan cara melihat layanan OMS
yang mengakar di kehidupan masyarakat dan bahwa kesetaraan gender dalam program kajian mandiri dari penasehat gender CIDA yang disusun dan diimplementasikan bagi
di ruang publik dapat diurai dan direspons terbatas pada adanya pelatihan gender yang menunjukkan pula bahwa sampai dengan akhir masyarakat layanannya dan kepada publik luas
dengan memadai. memperkenalkan konsep-konsep gender dan 2007, ANCORS mencatat hasil yang signifikan. sehingga keberadaan OMS diakui dan didukung
bergerak pada level retorika. Terdapat pula Walaupun demikian, dalam hal upaya masyarakat. Dalam jangka panjang, hal ini akan
Terdapat acuan landasan hukum dan kebijakan kecenderungan di kalangan lembaga OMS dan perwujudan kesetaraan gender, program masih pula mengurangi ketergantungan OMS pada
upaya perwujudan kesetaraan gender yang pemerintah untuk membuat panduan khusus memfokuskan diri pada indikator capaian adanya dukungan dana dari pihak luar.
dapat dipergunakan sebagai acuan bagi gender, yang pada satu sisi membantu integrasi kuantitatif dan berpegang pada quota
program ANCORS, antara lain: tujuan kesetaraan gender ke dalam perempuan. Upaya untuk melihat kembali sistem, Ketrampilan melakukan analisis gender menjadi
penting karena kemampuan ini dapat membantu
Undang-undang Dasar (UUD) 1945 beserta pelaksanaan program dan pembangaun, namun mekanisme, dan alat/perangkat M&E dan
di sisi lain dapat pula membingungkan karena melihat bagaimana masing-masing outcomes OMS untuk dapat mengidentifikasi persoalan
amandemennya (Passal 1 ayat 27) ;
disusun tidak sejalan dengan proses dapat saling memperkuat dapat dilakukan. perempuan dan laki-laki yang berbeda dan
Ratifikasi the United Nations Convention on mengangkat solusi yang lebih sesuai dengan
the Elimination of all Forms of Discrimination pembangunan yang ada di lapangan.
Keterbatasan mekanisme pembelajaran, Pengkajian lebih seksama pada aspek gender di kebutuhan yang berbeda tersebut. Hal ini
against Women (CEDAW) melalui UU konsisten dengan hasil kajian COWATER yang
7/1984, Beijing platform for Action 1995, m i n i m nya b u d aya p e m b e l a j ra n , d a n berbagai modul pelatihan, alat analisis, dan
terbatasnya insentif untuk terus belajar di alat monitoring program perlu dilakukan agar mengtakan bahwa secara umum tantangan yang
komitmen International Conference on dihadapi program-progam yang didanai CIDA
Population and Development (ICPD) 1999 berbagai lembaga juga membuat contoh baik dihasilkan informasi lebih spesifik, obyektif, dan
sangat mudah diabaikan. akurat atas capaian program serta potensi- adalah pada tak cukupnya pemahaman dan
dan the United Nations Millennium ketrampilan menterjemehkan atau menguraikan
Declaration - MDGs; potensi yang masih terbuka dalam upaya
Upaya Akselerasi Pengarusutamaan Gender perwujudan kesetaraan gender dalam program. strategi gender program ke tataran operasional
Inpres No. 9/2000 tentang praktis. Laporan COWATER juga menambahkan
dalam Konteks Program ANCORS Modul Transparency and Accountability of NGOs
Pe n g a r u s u t a m a a n g e n d e r d a l a m bahwa peroalan keterbatasan waktu
Dalam kerangka yang bersifat umum ANCORS (TANGO), modul pelatihan Logical Framework
Pembangunan Nasional; perempuan juga sebagai salah satu factor
masuk dalam kriteria bahwa hasil dan capaian Analysis (LFA) dan modul pelatihan fasilitator
Rencana Pembangunan Jangka Menengah kesetaraan gender menjanjikan. Menarik untuk merupakan tiga dari sekian banyak modul rendahnya keterlibatan perempuan dalam
(RPJM) 2004-2009 yang menggarisbawahi dicatat bahwa dalam LFA ANCORS, tujuan pelatihan yang dapat dikaji untuk melihat sejauh i m p l e m e n t a s i p ro g ra m p a d a t i n g k a t
pengarusutamaan gender pada bab 12 dan jangka panjang dari program memasukkan mana kesetaraan gender diintegrasikan dalam masyarakat. Memadainya dana dan sumber
di 13 dari 36 babnya yang diikuti Rencana kesetaraan gender sebagai tujuan namun tidak pelaksanaa program. Pengkajian lebih lanjut daya lain serta komitmen YAPPIKA untuk
Pembangunan Tahunan; memasukkannya dalam tujuan jangka menengah atas seberapa jauh partisipasi perempuan mendorong perwujudan kesetaraan gender
Strategi Nasional Penghapusan Kemiskinan pada masa progam berjalan. Namun demikian, dalam program telah terjadi, jauh sekedar perlu pergunakan sebagai alat untuk
dan rencana aksinya (2004 2009); indikator dari tujuan jangka menengah tingkat dan kuantitas serta angka partisipasi mengakselerasi implementasi pengarusutamaan
Perwujudan Kesetaraan Gender dalam memasukkan indikator gender di dalamnya, perempuan dalam pertemuan perlu dilakukan. gender di ANCORS, sekaligus memperkuat
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias, walau dalam batas keterwakilan perempuan akuntabilitas OMS mitra program. Mekanisme
September 2006 merupakan basis yang (prosentase perempuan) dalam pengambilan Dicatat bahwa pada tahun pertama, melalui pelaporan dan evaluasi yang dikembangkan
dipergunakan BRR dalam memastikan keputusan dan akses pada sumber daya. fasilitator IMPACT, pelatihan gender dan IMPACT, ADF, dan YAPPIKA perlu dikaji, dan bila
bahwa kebutuhan, prioritas dan perspektif pengarusutamaan gender diberikan kepada perlu diperkuat, agar upaya mewujudkan
perempuan dan laki-laki yang berbeda Hasil upaya kesetaraan gender relevan dengan OMS mitra. Kajian sebelum dan sesudah gender yang telah dilakukan di lapangan (dan

8 9
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

terbukti membawa perubahan berarti bagi


kualitas hidup perempuan dan laki-laki) dapat
dipantau, diukur, dan dicatat. Pertanyaan
sehubungan dengan keberadaan insentif bagi
OMS untuk mendorong perwujudan kesetaraan
Bagian 2
gender belum didiskusikan sebagai hal yang
penting.
Bagaimana Pengarusutamaan
Gender Bekerja
I. Pengarusutamaan Gender Sebagai Suatu perencanaan yang sensitif gender serta matriks
Strategi sederhana yang dapat digunakan sebagai panduan
berisi tahapan dalam menyusun upaya atau strategi
Pengarus Utamaan Gender (PUG) adalah strategi sederhana untuk mencapai kesetaraan dan keadilan
yang dilakukan secara rasional dan sistematik untuk gender, dengan menggunakan piranti analisis
mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam gender pada aspek siklus perencanaan
sejumlah aspek kehidupan manusia melalui kebijakan
dan program yang memperhatikan pengalaman, a. Analisis Gender Sebagai suatu Alat Analisis
aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan Dalam upaya mengarusutamakan kesetaraan
dan laki-laki kedalam perencanaan, pelaksanaan, gender, diperlukan alat analisis yang mengurai dan
pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan membongkar persoalan yang ada. Alat analisis ini
program diberbagai bidang kehidupan dan dibangun secara sistematik untuk mengidentifikasi
pembangunan. dan memahami pembagian kerja/peran laki-laki
dan perempuan, akses dan kontrol terhadap sumber
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa daya pembangunan, partisipasi dalam proses
PUG sebagai salah satu strategi yang sistematis pembangunan dan manfaat yang mereka nikmati,
untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender, pola hubungan antara laki-laki dan perempuan yang
membantu untuk mengurai persoalan, persepsi, timpang, yang di dalam pelaksanaannya
kebutuhan, serta prioritas yang berbeda yang memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas
dihadapi perempuan dan laki-laki, dan perbedaan- sosial, ras, dan suku bangsa. Alat analisis gender
perbedaan tersebut tercermin dan terpadu dalam mengurai :
tahapan siklus perencanaan empat fungsi utama - Siapa melakukan Apa?
manajemen program setiap instansi, lembaga - Hambatan dan Kesempatan
maupun organisasi, yaitu : - Kebutuhan Praktis dan Strategis
a. Perencanaan; menyusun pernyataan atau - Akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat
tujuan yang jelas dalam upaya menutup sumber daya
kesenjangan antara perempuan dan laki-
laki. Alat analisis Siapa Melakukan Apa
b. Pelaksanaan, memastikan bahwa strategi Tujuan alat adalah memberi informasi tentang peran
yang disusun mencakup upaya menutup dan kegiatan produktif, reproduktif, dan kegiatan
kesenjangan gender antara perempuan dan masyarakat perempuan dan laki-laki - dari suatu
laki-laki. populasi/masyarakat di wilayah cakupan program
c. Pemantauan; mengukur kemajuan dalam dan wilayah sekitarnya
pelaksanaan program dalam hal Pembagian peran berdasar jenis kelamin dan umur
meningkatkan akses, partisipasi, kontrol, dalam satu periode atau satu tahun
dan manfaat yang berbeda bagi
perempuan dan laki-laki, dan Adapun detil dari informasi tergantung kedalaman
mengidentifikasi upaya lanjutan untuk dan cakupan program, dengan tahapan:
memastikan tujuan menutup kesenjangan Gambaran umum wilayah yang secara
jender. langsung masuk dalam cakupan program
d. Penilaian (evaluasi); memastikan bahwa Analisis waktu yang dibutuhkan kelompok
status perempuan maupun laki-laki menjadi masyarakat, perempuan dan laki-laki, per
lebih setara dan kesenjangan gender kegiatan, dengan informasi apakah
berkurang sebagai hasil prakarsa tersebut. kegiatan tersebut kegiatan musiman atau
tidak, berikut prosentase dari waktu sehari
Di bawah ini disajikan prinsip dasar yang perlu Lokasi kegiatan di mana kegiatan terjadi
diperhatikan fasilitator dalam melakukan proses

10 11
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

p e ke r j a a n ke l u a r ga / s e n d i r i , d i laki, dapat dikatakan sebagai melihat kebutuhan Kekuasaan politik, Prestise dan status Catatan:
kebun/pabrik, di rumah/masyarakat praktis mereka saja. Beberapa contoh misalnya : Perhatikan persepsi dari tingkat persoalan yang
Nilai dari masing-masing kegiatan - Pelayanan kesehatan Pertanyaan utama: dihadapi perempuan dan laki-laki atas akses dan
(perkiraan nilai uang) - Fasilitas Perumaham ? Sumber daya apa yang diakses perempuan? kontrol pada masing-masing jenis sumber daya dan
- Penyediaan makanan Laki-laki? tingkat manfaat kelompok perempuan dan laki-laki
Kegunaan ? Bagaimana partisipasi perempuan? Laki-laki? dari penggunan sumber daya
proses penyusunan program Kebutuhan semacam ini hanya menjawab kebutuhan ? Bagaimana kontrol perempuan? Laki-laki? Buat skala 1 sd 10, yang lalu 'diterjemahkan' dalam
jangka pendek, tidak melihat kebutuhan jangka ? Bagaimana informasi yang terkumpul dari prosentase (%)
perubahan setiap kategori
pekerjaan/kegiatan akan merubah alokasi panjang, dan bahkan sering hanya mengekalkan pertanyaan tersebut di atas berpengaruh
waktu pada kegiatan lainnya peran dan tanggung jawab tradisional dari terhadap program? Bagaimana program dapat Gender Analysis Matrix (GAM)
kelompok masyarakat tersebut, kelompok miskin, meningkatkan akses dan kontrol dari kelompok Tujuan:
kegiatan yang dilakukan di beberapa dan kelompok perempuan. termarginal? Memfasilitasi diskusi masyarakat tentang dampak
kegiatan , dimana adanya partisipasi ? Manfaat apa yang diterima perempuan? Laki- dari kebijakan/program kepada perempuan dan
perempuan dalam program, mengurangi Sementara itu pemenuhan atas Kebutuhan Gender laki? laki-laki, rumah tangga dan masyarakat berkaitan
alokasi waktu di kegiatan lain. Hal ini Praktis dapat memberi peningkatan kesadaran bagi ? Atas manfaat yang mana, perempuan dengan sumber daya manusia, waktu, sumber daya
seringkali terjadi pada perempuan. kelompok tersebut, dalam hal ini kelompok miskin, mempunyai kontrol? Laki-laki? lainnya serta budaya
perempuan dan laki-laki, dan memberikan ? Apa implikasinya bagi kebijakan/program yang Menguji dan meningkatkan pemahaman bagaimana
Alat Analisis Hambatan dan Kesempatan pemberdayaan bagi kelompok termarginal untuk diteliti? kebijakan/program yang diteliti berkaitan dengan
Tujuan Alat adalah : dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan ? Bagaimana kelompok marginal dapat peran dan tanggung jawab gendernya
Mengidentifikasi faktor yang Beberapa contoh pemenuhan kebutuhan strategis: meningkatkan akses serta kontrol atas manfaat GAM sangat baik dilakukan dalam PRA dinaba
mempengaruhi pembagian kerja, akses dan - Penghapusan diskriminasi pembagian kerja yang ada ? diskusi masyarakat meleibatkan keterwakilan
kontrol sumber daya, kesempatan dan berdasar jenis kelamin perempuan dan laki-laki yang seimbang (Diadaptasi
manfaat, dan bagaimana faktor tersebut - Penghapusan diskriminasi seksual (Diadaptasi dari Canadian Council for International dari Parker, R. Another Point of View: A Manual on
mempengaruhi kemampuan mereka - Penghapusan kekerasan terhadap perempuan Co-operation, Two Halves Make a Whole.) Gender Analysis Training for Grassroots Workers
berpar tisipasi, ber konstribusi dan - Penyediaan akses pada kredit dan tanah
mendapat manfaat dalam proses
pembangunan Analisis Akses, Partisipasi, Kontrol, dan Manfaat
Memfasilitasi identifikasi sebab sebab dan Tujuan Alat:
f a k t o r ya n g b e r k o n t r i b u s i p a d a Identifikasi sumber daya yang digunakan
ketidaksetaraan gender serta masyarakat Apakah perempuan dan laki-
kecenderungan yang terjadi yang memberi laki dari masyarakat yang diteliti Gender Analysis Matrix
kesempatan pada perwujudan kesetaraan mempunyai akses, partisipasi, kontrol serta
gender di masa depan manfaat dari sumber daya yang ada di Tenaga Kerja Waktu Sumber Daya Budaya
Mengidentifikasi variabel yang membawa dalam rumah maupun di masyarakat.
pengaruh pada masa yll dan pada masa Akses berarti menggunakan sumber daya.
yad serta kemungkinan perubahannya Perempuan
Partisipasi artinya turut serta dalam proses
mengolah sumber daya.
Analisis Kebutuhan Gender Praktis dan Strategis Laki-laki
Tujuan alat: Kontrol artinya membuat keputusan dalam
penggunaan sumber daya
Membedakan kebutuhan jangka pendek
dan jangka panjang, membedakan M a n f a a t a r t i nya m e l i h a t / m e n i l a i Rumah Tangga
kebutuhan praktis dan strategis dari bagaimana mereka dan masyarakat
kelompok masyarakt yang termarginal mendapat manfaat dari kegiatan dan
penggunaan sumber daya. Masyarakat
Mengkaji tingkat kempuan suatu kebijakan
atau program memberi perhatian pada Identifikasi kemampuan masyarakat,
kebutuhan praktis dan strategis dari perempuan dan laki-laki, dalam memberi
kelompok masyarakat tsb pengaruh dalam proses
penyusunan/pelaksanaan kebijakan dan
Mengidentifikasi kebutuhan program
kebijakan/program yang diteliti dalam
memasukkan kebutuhan praktis dan strategis Identifikasi persoalan dan kerentanaan
dari kelompok masyarakat tersebut. Hal ini kelompok masyarakat miskin dan marginal,
perlu diperhatikan dalam proses rancangan perempuan dan laki-laki untuk
program, implementasi program serta memecahkan persoalan kemiskinan dan
dalam evaluasi dampaknya. hambatan mengakses sumber daya serta
kontrol mereka dari kebijakan dan program
Program yang hanya berfokus pada akses pembangunan
masyarakat, perempuan dan laki-laki, atas sumber
daya, tanpa melihat persoalan kontrol dan Sumber daya yang perlu dianalisis
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Tanah, Tenaga kerja, Alat, Uang, Waktu,
kelompok masyarakat tersebut, perempuan dan laki- Ketrampilan, Rasa percaya diri, Pendapatan
Kepemilikan asset, Ketersedian kebutuhan dasar,

12 13
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

Matrix Tahapan
Siklus Perencanaan
Prinsip-prinsip Dasar
Fasilitasi yang Sensitif Gender PERENCANAAN
Akses Partisipasi Kontrol Kemanfaatan
? Identifikasi waktu pelaksanaan pertemuan paham tentang prinsip dan konsep
dan pastikan bahwa waktu yang kesetaraan gender. Pastikan ada ruang yang adil bagi laki-laki Pastikan perempuan Pastikan agar Pastikan agar
ditentukan akan memungkinkan perempuan ? Bantu dan fasilitasi peserta untuk merasa dan perempuan untuk mendapat informasi dan laki-laki terlibat masyarakat dan masyarakat dan
dan laki-laki dapat berpartisipasi mudah dan ringan mengemukakan tentang kegiatan yang akan dilakukan. aktif dalam proses kelompok miskin, kelompok miskin,
? Pastikan undangan secara jelas persoalan yang berbeda, dan persoalan perencanaan perempuan dan laki, perempuan dan laki-
menyebutkan secara eksplisit bahwa proses gender yang ada di dalam kehidupan Pada kondisi di mana perempuan sangat kegiatan2 Pastikan sepakat pada laki, memahami
perencanaan akan melibatkan perempuan mereka dalam diskusi, secara bertahap. terbatas aksesnya pada tahap perempuan dan tahapan kegiatan tujuan proses
perencanaan, pastikan minimal quota 30 % laki-laki terlibat dan proses yang perencanaan
dan laki-laki secara seimbang ? Pahami aturan aturan memfasilitasi dan perempuan terpenuhi dalam setiap aktif dalam proses akan dilakukan. kegiatan dan
? Pastikan adanya daftar yang paham apa yang BISA' dan apa yang kegiatan yang akan dilakukan. Selanjutnya perencanaan manfaat yang akan
mengkonfirmasi bahwa peserta perempuan TIDAK BISA dipakai dalam proses upayakan agar terdapat keseimbangan kegiatan3 mereka pereolah
dan laki-laki serta posisi mereka di fasilitasi agar diskusi efektif perempuan dan laki-laki, mengingat quota dari partisipasi
organisasi dan di masyarakat seimbang ? Identifikasi dan siapkan bentuk dan teknik 30% adalah bersifat sementara. mereka.
? Identifikasi kebutuhan adanya pertemuan pendokumentasian dan perekaman proses
Identifikasi perbedaan persepsi, aspirasi,
yang terpisah antara perempuan dan laki- dan diskusi yang muncul dalam kegiatan. prioritas, dan kebutuhan antara laki-laki
laki, bila keadaan membutuhkan Penggunaan alat-alat peraga, kartu, dan dan perempuan, termasuk kebutuhan praktis
? Ketika proporsi perempuan dan laki-laki spidol warna warni, dan juga alat dan kebutuhan strategis yang berbeda. 1
tidak seimbang, tindaklanjuti dengan tradisional (batu, jagung, beras, dll) untuk
upaya khusus (pendekatan informal dll) identifikasi persoalan perlu dijajagi dan Pastikan tersedia kebutuhan spesifik,
agar keseimbangan dapat dilakukan. disiapkan. misalnya berkaitan dengan kebutuhan
reproduksi perempuan (obat-obatan,
? Fasilitator perlu memahami konsep dan ? Identifikasi media diskusi dan pembalut) pada saat kegiatan dilakukan
teknik untuk memfasilitasi proses diskusi pembelajaran, termasuk penggunaan
yang efektif bagi perempuan dan lakilaki, permainan, komik, bermain peraga 'role Pastikan terdapat data dan informasi dasar
antara lain : plyaing', khususnya pada informasi dan yang mendukung proses perencanaan, yang
? Memahami konteks relasi gender di upaya baru yang membutuhkan imajinasi terpilah berdasar jenis kelamin maupun
wilayah setempat (apakah terdapat dan contoh kongkrit. berdasar persoalan gendernya.
batasan-batasan peran gender karena ? Koordinasikan dengan pengelola dan
perspektif agama, apakah terdapat pemilik tempat berdiskusi agar aturan
batasan-batasan sosial budaya yang tempat duduk, peletakan alat peraga
berbasis gender dll). dapat ditampilkan. Upayakan alat peraga
? Identifikasi pula adanya fasilitator yang dan juga piranti yang mendukung suasana
berasal dari kelompok masayarakat yang yang hangat dan bersahabat, baik untuk
sedang berpartisipasi dalam kegiatan peserta perempuan maupun peserta laki-
? Identifikasi partisipasi fasilitator laki.
perempuan dan laki-laki, yang keduanya
1
2
Pada situasi kegiatan tertentu dimana quota perempuan minamal 30 % tidak terpenuhi harus ada penjelasan dahulu kenapa itu tidak bisa
dipenuhi dan harus ada upaya/intervensi untuk memaksimalkan partispasi penuh dari peserta perempuan yang hadir dalam pertemuan.
3
Pada situasi kegiatan tertentu dimana quota perempuan minamal 30 % tidak terpenuhi harus ada penjelasan
dahulu kenapa itu tidak bisa dipenuhi dan harus ada upaya/intervensi untuk memaksimalkan partispasi penuh
dari peserta perempuan yang hadir dalam pertemuan. Quota perempuan bersifat sementra, ketika quota sudah
tercapai, upayakan terjadi keseimbangan perempuan dan laki-laki, terutama dari kalangan yang termarjinal dan
miskin

14 15
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

PELAKSANAAN PELAPORAN

Akses Partisipasi Kontrol Kemanfaatan Akses Partisipasi Kontrol Kemanfaatan

Masukkan dimensi kesetaraan gender Pastikan adanya Pastikan bahwa Pastikan perempuan Pastikan tersedianya data Pastikan Pastikan agar perempuan Pastikan agar
dalam setiap muatan dan proses kegiatan upaya khusus untuk perempuan dan dan laki-laki terpilah berdasar jenis kelamin, perempuan dan dan laki-laki mendapat evaluasi dan
yang dilakukan mendorong laki-laki punya mendapatkan laki-laki dan perempuan. laki-laki kesempatan yang adil untuk rekomendasinya
partisipasi aktif ruang yang setara manfaat mendapat memastikan agar diikuti tindak lanjut
perempuan dalam dalam berperan di pengetahuan, Pastikan cakupan informasi dan kesempatan yang rekomendasi dari hasil dan ukuran
kegiatan kegiatan dan juga ketrampilan, dan temuan berkenaan dengan sama untuk evaluasi mengintervensi perubahan, termasuk
ruang yang adil pembelajaran, dan persoalan gender yang ditemui membaca hasil persoalan yang berbeda ukuran pengurangan
Pastikan metode untuk memberikan tingkat yang sama dalam evaluasi, termasuk evaluasi dan dari perempuan dan laki-laki kesenjangan gender
fasilitasi yang kontrinusi dan dari kegiatan yang informasi yang berkenaan memberi dan dipresentasikan dalam yang muncul dalam
memungkinkan kemampuan yang dilaksanakan dengan akses, partisipasi, kontrol, komentar atas laporan secara memadai. proses evaluasi.
kelompok yang setara dalam dan manfaat, yang berbeda temuan.
tertinggal (dalam pengambilan antara perempuan dan laki-laki,
hal ini perempuan keputusan dan dalam kegiatan yang dievaluasi
dan kelompok menentukan pilihan
miskin) untuk atas substansi,
mendapat proses, dan
kesempatan kesepakatan-
berbicara terlebih kesepakatan yang
dahulu. Upayakan dibangun dalam
agar fasilitasi kegiatan
menggunakan
bahasa dan cara
penyampaian yang
sensitif gender1

EVALUASI

Akses Partisipasi Kontrol Kemanfaatan

Pastikan bahwa setiap kegiatan tersedia Pastikan bahwa Upayakan agar Memastikan adanya
ruang yang adil bagi peserta perempuan setiap peserta pelaksanaan strategi perbaikan
dan laki-laki untuk melakukan evaluasi perempuan dan laki- evaluasi dan bagi kegiatan
kegiatan laki mendapat fasilitasinya, kedepan
kesempatan untuk dilakukan oleh tiam menyangkut
memberikan yang terdiri dari kepanitiaan, materi,
pendapat dan perempuan dan proses, dan fasilitasi
masukan dalam laki-laki, dan paham bagi perempuan
evaluasi kegiatan. akan metode dan dan laki-laki 2
Pastikan fasilitasi alat analisis gender.
mengundang aspirasi
kelompok
perempuan yang
khusus.

1
Fasilitasi tidak menggunakan contoh yang tidak bias gender, misalnya gambar, media lainnya
2
Alat ini digunakan untuk kegiatan workshop, training, seminar, FGD

16 17
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

I. Integrasi Kesetaraan Gender Dalam keterbatasan informasi dan data untuk


Perencanaan dan Pelaksanaan mendukung alasan mengapa ketidaksetaraan Gender Checklists Panduan
Penelitian gender pelu dipecahkan. Alat ini diharapkan Metodologi yang Sensitif Gender
menjembatani kesenjangan antara penelitian Pastikan metode yang sesuai untuk menyelenggarakan penelitian
Walaupun kesetaraan gender adalah sebagian dan analisis yang diharapkan menjawab berperstif gender, yang menangkap pandangan perempuan dan
dari hak asasi manusia dan menutup persoalan terkini dan relevan tentang mengapa
laki-laki di masyarakat :
kesenjangan gender adalah salah satu tujuan dan bagaimana persoalan gender perlu
pembangunan manusia, kita sebagai praktisi dipertimbangkan dalam desain, implementasi Pastikan pertanyaan penelitian, proses yang akan dilakukan
pembangunan sering dihadapkan pada dan efektifitas program dan kebijakan. gender sensitif (tidak bias)dll
Pastikan rencana penelitian mempertimbangkan kesemimbangan
Apakah Penelitian perempuan dan laki-laki dari responden. .
Gender Checklists Panduan Menggunakan
Metodologi yang PDKT Kualitatif dan Kuantitatif
Pastikan agar nantinya pembaca dan pemanfaat dari penelitian Memasukkan Data Kuantitatif diperoleh dari kuestioner untuk survai yang disusun.
memahami Stakeholders yang terlibat, stakeholders ya ng terkena Untuk memastikan perspektif gender dalam kuestionair dan survai:
dampak penelitian dan prosesnya ( anggota/tim penelitian, pengambil
Pertimbangan
Kesetaraan Gender target sample survai mempertimbangkan pengalaman yang
kebijakan, pengambil keputusan, pejabat pemerintah, lembaga donor,
berbeda dari perempuan/laki-laki; anak perempuan/anak laki-
praktisi pembangunan, peneliti, stakeholders perempuan)
laki;.
Pertanyaan penelitian Aspek gender dari topik penelitian yang diidentifikasi dalam
Bagaimana perempuan dan laki -laki terkena dampak dan terlibat persiapan penelitian dan informasi yang dikumpulkan dari
dalam isu yang sedang didiskusikan; wawancara dengan masyarakat dan stakeholders, perempuan
Apakah Topik dan Bagaimana perempuan dan laki -laki terlibat dalam pengambilan dan laki-laki;
tujuan Penelitian keputusan dari isu yang didiskusikan? Pertanyaan -pertanyaan yang sensitif pada persoalan gender
Mengidentifikasi dan budaya
Persoalan Gender? Output yang diharapkan : kombinasi hal di bawah ini
a. Perumusan Masalah Penelitian Data Kualitatif dikumpulkan melalui metode wawancara,
Pastikan agar masalah gender telah masuk dalam perumusan masalah analisis/kajian dokumen, observasi, dan proses partitipatoris agar
Pastikan agar rumusan menggunakan kalimat yang sensitif gender dapat memahami dan menerangkan fenomena sosial yang dihadapi.
PDKT ini dapat dilakukan dengan berbagai cara :
b. Pastikan maksud dan tujuan penelitian mempertimbangkan keadilan Wawancara
Gender dalam isu yang dipilih
Diskusi sejarah
c. Analisis Situasi:
FGD
Identifikasi data terpilah dan data gender yang tak tersedia; Observasi Partisipatoris
Identifikasi opsi kebijakan dan rekomendasi yang secara kongkrit Metode lain yang tidak tradisional misalnya : life stories, sejarah
memperbaiki kesenjangan gender pribadi yang memasukkan perpektif peneliti.

d. Rekomendasi Kebijakan yang ditawarkan: PDKT yang partitipatoris dan sensitif gender
Kebijakan kongkrit, dalam bentuk policy brief berisikan beberapa Aktor, kelompok sasaran, sample survai, sebanyak mungkin
opsi beserta keuntungan/kerugian opsi; melibatkan kelompok yang berbeda dan memasukkan suara
Analisis keuntungan/kerugian (cost-benefit analysis), kelompok termarjirnal, dan seimbang antara perempuan dan laki-
Efektifitas (cakupan, kesinambungan, tingkat keberhasilan) laki
Seberapa isu gender diangkat dan seberapa kebutuhan yang Pelatihan penelitian/penelitian yang partisipatoris dan
berbeda perempuan dan laki-laki dijawab memberdayakan perempuan;
Memperlakukan orang sebagai subyek, bukan obyek dari
e. Kajian Dampak penelitian melakukan penelitian dengan orang, bukan penelitian
Manfaat (sumber daya keuangan, SDM) yang diakibatkan opsi
kepada perempuan dan laki-laki;
pada orang tersebut.
Implikasi biaya (finansial, SDM) yang diakibatkan oleh opsi bagi Menggunakan metode yang berbagai yang tidak tradisional,
perempuan dan laki-laki yang melibatkan subyek penelitian sebagai pe neliti dan
Bagaimana stakeholders perempuan dan laki-laki merespons opsi memasukkan suara peneliti
dari sisi biaya, manfaat, penerimaan, penerapan, dll

18 19
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

Gender Checklists Panduan Gender Checklists Panduan


a. Aktor: Alat analisis Gender dipergunakan
Mereka yang terlibat dalam penelitian, kolektor data, mereka Data terpilah berdasar jenis kelamin dan gender pada berbagai
yang mempresentasikan hasil penelitian. tingkat demografi usia, pekerjaan, urban vs rural, berbagai
Keseimbangan gender di antara tim peneliti dan perspektif tingkat pendapatan
gender di antara peneliti. Melihat kembali data dampak yang berbeda pada perempuan
b. Subyek: dan laki
Situasi yang berbeda antara perempuan dan laki-laki diamati. Perhatikan profil kegiatan masyarakat, perempuan dan laki -laki,
Apakah TOR desain Data terpilah berdasar gender juga akses mereka, partisipasi serta tingkat pengambilan
Penelitian memasukkan c. Metodologi: Apakah data dipilah dan keputusan, analisis pada kegiatan-kegiatan yang memberi
persoalan gender? Metodologi yang akan dipakai sensitive pada perspektif dan dianalisis dengan alat pengaruh pada area yang diteliti dalam seluruh siklus penelitian;
kebutuhan yang berbeda dari perempuan dan laki-laki analisis gender? Pada aspek ekonomi - Perhatikan aspek ekonomi non formal yang
mempertimbangkan kerahasiaan, sensisitifitas isu dll
d. Analisis: sering melibatkan kelompok perempuan.
Penelitian memasukkan aspek gender sebagai variable penting Amati perbedaan gender pada persoalan relasi sosial dan relasi
dalam menentukan proses sosial. Oleh karenanya, piranti gender untuk mengupas persoalan ketidaksetaraan yang berbasis
analisis gender harus terintegrasi dalam analisis sosial. gender pada semua tingkatan penelitian
Memperhatikan berbagai aspek gender dalam persoalan lintas Definisi dan diskusi Gender vs Perempuan;
sektoral - etnik, sosial dan ekonomi, hukum, kependudukan, - Gender sebagai konstruksi sosial;
geografi, lokasi dll - Relasi kekuasaan perempuan dan laki-laki;
e. Kerangka Teori: - Heterogenitas di antara perempuan berdasar kelas, etnis,
Kerangka analisis gender didemonstrasikan dalam keseluruhan agama, kebiasaan
kerangka teori - Gender dalam siklus penelitian
Penggunaan analisis gender dalam analisis data
f. Kredibilitas: - Relasi yang tidak setara antra peneliti dan peserta penelitian
Pengakuan stakeholders, perempuan dan laki -laki, atas serta di antara peserta penelitian;
tahapan penelitian - Pengakuan yang memadai atas kontribusi peserta penelitian,
Perempuan dan laki -laki mendapat kesempatan memberikan subyektifitas peneliti, keterlibatan berbagai pihak, termasuk
input dan komentar kelompok perempuan.
g. Indikator Sensitif Gender
Perubahan relasi perempuan dan laki-laki dicatat Rekomendasi
Penggunaan indikator (kuantitatif ataupun kualitatif) digunakan Rencana untuk mengadvokasi persoalan gender dimasukkan;
untuk mengukur tingkat kemajuan tujuan kesetaraan gender Kebijakan yang menawarkan dampak yang kongkrit bagi
perubahan kualitas hidup masyarakat, baik perempuan dan laki-
Kompetensi gender laki;
Ketersediaan kompetensi persoalan dan konsep gender di Pertimbangan adanya perubahan sosial kelembagaan, struktur,
antara peneliti dan budaya yang berpotensi untuk mendiskriminasikan perempuan
Pemahaman gender sebagai bagian dari persiapan dan Apakah rekomendasi
pelatihan tim diformulasikan dengan
Keseimbangan gender dalam komposisi tim pertimbangan gender?
Apakah penelitian
memasukkan
kompetensi gender di
dalam tim peneliti?

20 21
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

Gender Checklists Panduan


Tanda-tanda Awal Adanya
Tujuan Komunikasi
Membangun kemauan politik
Meningkatkan kesadaran publik
Ketidaksetaraan Gender di Lapangan
Mendorong Aksi
Prinsip Kunci Komunikasi
Memahami siapa yang akan membaca hasil penelitian Tanda-tanda Awal Bentuk Ketidaksetaraan Gender
Memahami siapa yang menjadi kelompok sasaran
Memahami pesan yang akan disampaikan
Apakah hasil penelitian Memahami cara menyampaikan pesan kepada kelompok yang
dikomunikasikan dengan berbeda
memadai? Memahami penggunaan media yang berbeda sesuai sasaran
Mengidentifikasi strategi yang efektif untuk perempuan dan
laki-laki Di dalam organisasi CSO
Prinsip dalam Mengkomunikasikan Hasil kepada Kelompok Konsentrasi yang tinggi dan/ata u segregasi dari satu jenis kelamin tertent u di suatu kegiatan
Masyarakat Lokal tertentu.
Siapa yang menyampaikan anggota tim peneliti, pengambil Segregasi Horizontal tendensi perempuan atau laki -laki melakukan hal yang berbeda di
kebijakan wilayah, anggota masyarakat, perempuan, laki -laki? sektor tertentu. Mis : perempuan dalam tugas pengorganisasian masyarakat, laki -laki
Apakah terdapat hirarki berbasis gender dalam sistem dalam tugas advokasi
komunikasi di masyarakat ? Bila ya, bagaimana memecahkan Segregasi Vertikal tendensi per empuan dan laki -laki berada posisi berbeda pada jenis
masalah ini?
pekerjaan sejenis. Mis : Dalam kepengurusan CSO, laki -laki sebagai ketua CSO dan
Organisasi masyarakat mana yang punya k epentingan pada
perempuan sebagai bendahara atau sekretaris.
hasil penelitian? Apakah mereka menggunakan perspektif
Kesenjangan rasio staf CSO perempuan dan laki-laki dalam jangka panjang dapat menjadi
gender dalam melihat persoalan? Bila tidak, apakah bisa
indikasi adanya prevalensi diskriminasi (sengaja atau tak sengaja) dalam proses rekrutmen,
melatihnya? Bagaimana mereka terlibat dalam diseminasi
pelatihan, kesempatan promosi dll
dan/atau dalam implementasi hasil penelitian?
Bagaimana hirarki di Pemda? Apakah terdapat hirarki berbasis
gender? Tahap apa yang harus dilalui agar rekomendasi yang Di Masyarakat
spesifik pada persoalan gender dapat diangkat? Rasio perempuan dan laki-laki di lapangan kerja formal;
Kaji dan Evaluasi PDKT Hambatan bekerja permepuan karena beban kerja domestik, reproduksi, tingkat pendidikan
Analisa dan kritik teori dan metode standard yang digunakan: rendah dll;
Pertanyakan konsep obyektifitas, universalitas, pemahaman Pekerjaan/tugas, pandangan, dan perspektif dari salah satu jenis kelamin tak nampak atau
dan pengalaman, kontekstualisasi, tingkat kepraktisan, dan tak diketahui pekerjaan informal;
tingkat koreksi diri Akses yang tak adil dari perempuan dan laki -laki pada pelayananan kesehatan,
Pertanyaan Gender: perlindungan sosial, pendidikan, pelayanan kerja, pelatihan, akses pada lembaga keuangan
Tingkat keberhasilan metode dalam mengangkat persoalan dll
gender? Adakah metode alternatif? Prevalensi yang tinggi dari pekerja seks di masyarakat;
Apakah pembelajaran Terdapat banyak keluarga miskin dengan kepala keluarga tunggal;
Tingkat keberhasilan pelibatan masyarakat, perempuan dan
telah memasukkan Prevalensi yang tinggi dari pernikahan dini, kehamilan tinggi
laki-laki? Seimbang antara perempuan dan laki-laki? Bila tidak,
aspek gender? Kesenjangan partisipasi perempuan dan laki-laki di sekolah
langkah apa yang dapat dilakukan bila lakukan penelitian ke
depan? Tugas anggota keluarga yang tak seimbang
Berhasilkah persoalan gender dikupas? solusi ke depan ? Sedikit perempuan yang aktif dalam proses pengambilan
Perubahan apa yang dapat dilakukan dalam hal pelibatan Kebijakan dan praktek yang eksplisit menolak keterlibatan perempuan/laki-laki;
peserta penelitian? Seberapa jauh penelitian memberi dampak Kebijakan dan praktek yang seakan netral pada tapi secara sistematis menolak keterlibatan
pada kehidupan perempuan? laki-laki? salah satu jenis kelamin untuk berperan
Perilaku, komentar dari lawan jenis yang dianggap hanya pantas dilakukan salah satu jenis
kelamin.
Pengupahan yang tak sama untuk perempuan dan laki-laki untuk jenis pekerjaan serupa
Pemberi kerja hanya mendukung promosi bagi satu jenis kelamin saja karena asumsi -asumsi
yang ada.

22 23
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

I. Integrasi Kesetaraan Gender target, perempuan dan laki-laki masuk dalam


Dalam Penyusunan Kebijakan perspektif yang bekerja dalam setiap
rumusan. Untuk memeriksa apakah sebuah PENGARUSUTAMAAN GENDER
Sebagai rujukan operasional dalam kebijakan telah memasukkan aspek dan DALAM DRAFT KEBIJAKAN
implementasi dimensi kesetaraan gender, penilaian atau
pembangunan/program/proyek/kegiatan, kajian diperlukan dan secara ringkas dapat KONSIDERAN
substansi kebijakan harus memuat hal-hal yang dilakukan sebagai berikut.
PASAL -PASAL PASAL -PASAL
memberi jaminan bahwa persolan, prioritas, YANG RELEVAN YANG RELEVAN
dan kebutuhan yang berbeda dari kelompok Tujuan penilaian/kajian:
PRINSIP/ASAS

1. Akses
2. Partisipasi

MODEL KAJIAN KEBIJAKAN 3.


4.
Manfaat
Kontrol
KESEHATAN DAN PENDIDIKKAN
1. AKSES
Apakah ada dasar hukum, prinsip, asas dan pasal lainnya yang memberikan ruang 1. PROSES
yang adil bagi laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan kebutuhan dan
pemanfaatan kebijakan yang diatur (misalnya pelayanan kesehatan dan pendidikan).
Riset/Assassement Perumusan Draft Kebijakan;
2. PARTISIPASI Kebijakan Naskah Akademis Qanun, SK Bup, dll
Apakah tersedia aturan yang menjamin bahwa perempuan punya hak dan ruang yang
adil dengan laki-laki untuk berpartisipasi dalam proses-proses memberikan masukan
atas keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan dan dalam
program yang terkait kesehatan dan pendidikan.

3. KONTROL 1. Apakah tersedia ruang/akses bagi keterlibatan perempuan; baik dalam tim
Apakah ada aturan yang secara tegas menjamin bahwa baik laki-laki maupun riset/perumus maupun dalam memberi masukan substansi?
perempuan mendapatkan ruang dan kesempatan yang sama dalam mengelola 2. Berapa banyak perempuan yang terlibat? Apakah semua menyampaikan
sumberdaya pelayanan, memahami persoalan yang ada, mengisi struktur pada posisi pendapat? Strategi apa saja yang digunakan?
strategis dan menentukan arah kebijakan pelayanan kesehatan dan pendidikan; 3. Apakah perempuan merasakan manfaat langsung dari proses yang dilakukan?
4. Siapa yang memastikan bahwa pengarusutamaan gender dalam proses sudah
4. MANFAAT dilakukan? Bagaimana mekanisme pengawasannya?
Apakah telah terdapat pasal-pasal aturan yang secara tegas menjamin bahwa baik
laki-laki maupun perempuan mendapatkan manfaat yang sama (adil) dalam 5. Siapa yang punya kuasa dan bisa memutuskan apa?
penyelenggaraan kesehatan.

Apakah ada aturan yang menjamin bahwa ada mekanisme dan proses pengawasan
yang bisa melindungi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang adil (tidak
diskriminatif) dan berkualitas. 2. SUBSTANSI

Apakah terdapat ukuran-ukuran yang jelas bahwa perempuan dan laki-laki telah
mendapat manfaat yang adil dari pelayanan kesehatan dan pendidikan. Perumusan
Riset/Assassement Perumusan Draft Kebijakan;
Kebijakan Naskah Akademis Qanun, SK Bup, dll
Apakah terdapat ukuran ukuran yang jelas bahwa perempuan dan laki-laki telah
meningkat kesejahteraan hidupnya, dari adanya pemanfaatan pelayanan kesehatan
dan pendidikan tersebut.
1. Akses
2. Partisipasi
3. Manfaat
4. Kontrol

24 25
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

Contoh Penilaian Keberadaan Upaya Perwujudan Kesetaraan Gender dalam Penyusunan Kebijakan Rancangan Qanun Pelayanan Rancangan Qanun Kesehatan
Aspek Kesehatan Kabupaten Bireuen Kabupaten Singkil
Kebijakan
darimana angka 5% muncul? apakah
Tersedia ayat yang cukup akomodatif alokasi 5 % sudah menghitung biaya
Kebijakan Rancangan Qanun Pelayanan Rancangan Qanun Kesehatan menjawab kebutuhan kelompok rentan pelayanan khusus kepada kelompok rentan
Aspek Kesehatan Kabupaten Bireuen Kabupaten Singkil (khususnya perempuan miskin) terhadap (terutama perempuan penyandang cacat
AKSES; Belum ada landasan hukum dalam Tidak ditemukan konsideran yang merujuk aksebilias yang mudah atas pelayanan dan perempuan dari daerah terpencil),
Apakah ada ketentuan dalam konsideran yang secara khusus pada kebijakan tentang jaminan hak yang bermutu dan murah karena untuk aksesibilitas terhadap mereka
konsideran, ketentuan umum, mengatur tentang hak-hak perempuan terhadap perempuan dan kelompok rentan perlu diselenggarakan pelayanan khusus
batang tubuh, penutup dan dan perlakukan non diskriminasi lainnya; UU No. 7 tahun 1984 tentang Terkait dengan aturan mengenai yang juga butuh biaya khusus. Batas
penjelasan yang memberikan pengesahan konvensi mengenai sarana kesehatan, akan lebih menarik minimal penyediaan alokasi dana bagi
ruang bagi pemenuhan Asas adil dan merata menjadi pintu penghapusan segala bentuk diskriminasi jika memasukkan juga penyediaan kelompok marjinal perlu dikaji ulang secara
persamaan hak laki-laki dan masuk untuk mendorong prinsip adil terhadap perempuan, pasal Pasal 28F, layanan kepada kelompok rentan reguler agar APBD mencerminkan
perempuan dalam gender dalam pasal-pasal yang Pasal 28H (khususnya perempuan difable, kebutuhan yang ada di lapangan, dan
pemanfaatan kebijakan yang relevan dalam raqan ini perempuan lansia, dan kelompok bukan hanya normatif.
diatur (khususnya pelayanan Pasal 28I BAB XA UUD 1945, Inpres No. 9 perempuan yang mungkin dalam
kesehatan dan pendidikan). Dalam pasal pengaturan mengenai tahun 2000 mengenai pengarusutamaan pelayanan kesehatan reproduktif Aturan mengenai fungsi dan wewenang
balai pelayanan kesehatan ibu dan gender dalam pembangunan nas. dianggap melanggar norma, misalnya dinas kesehatan dalam dalam
- Apakah L/P memiliki ruang anak. Sebaiknya dimasukkan juga Dalam pasal pasal SPM tidak ditemukan kehamilan pada anak sekolah dll) merencanakan dan mengendalikan
yang sama untuk fungsi penyebaran informasi seputar aturan mengenai perlunya pelayanan sebagai salah satu kelengkapan yang pembangunan regional secara makro di
berpartisipasi pelayanan yang diberikan, untuk khusus kepada kelompok rentan (terutama harus diperhatikan dalam memberikan bidang kesehatan,
- Apakah ada pasal yang memudahkan para Ibu mendapatkan perempuan difable). Karena klausul ini izin penyelenggaraan sarana seharusnya menjadi peluang bagi
secara tegas menjamin akses informasi terakait dengan dianggap penting masuk dalam ketentuan kesehatan masyarakat terutama perempuan dan
bahwa baik laki-laki maupun pelayanan yang diberikan balai SPM maka sebenarnya dalam ketentuan kelompok rentan lainnya untuk terlibat
perempuan mendapatkan kesehatan umum juga seharusnya dicantumkan juga Menyangut bab mengenai prioritas dalam proses perencanaan pembangunan
hak yang sama dalam definisi pelayanan khusus yang dimaksud. pelayanan kesehatan; Aturan ini cukup kesehatan. Sayangnya tidak ditemukan,
mengelola sumberdaya Catatan untuk pengaturan mengenai akomodatif merespon kepentingan klausul jaminan partisipasi masyarakat
pelayanan, mengisi struktur hak tenaga kesehatan untuk Aturan kewenangan dinas kesehatan dalam kelompok rentan, terutama perempuan. dalam perencanaan pembangunan
pada posisi strategis dan mendapatkan pelatihan-pelatihan di hal menetapkan tenaga kesehatan strategis Tetapi akan lebih bagus jika kesehatan dalam draft ini.
menentukan arah kebijakan bidang pelayanan kesehatan; Apakah dan bimbingan teknis, seharusnya bisa memasukkan point tambahan untuk
pelayanan serta melakukan termasuk juga pelatihan untuk digunakan untuk mengatur pentingnya perempuan dari masyarakat daerah Bab yang mengatur partisipasi
pengawasan pelayanan kesehatan bagi kelompok mempertimbangkan keseimbangan gender terpencil. masyarakat, cukup akomodatif untuk
Apakah ada pasal yang secara masyarakat yang membutuhkan dalam penetapan tenaga kesehatan. membuka ruang bagi keterlibatan
tegas menjamin bahwa L/P perlakuan khusus? Misalnya; difable, siapapun pengguna layanan termasuk
mendapatkan manfaat yang lansia, dll. Tidak ada juga jaminan Klausul mengenai tanggungajawab dinas kelompok rentan dalam menyampikan
adil dalam penyelenggaraan bahwa tenaga kesehatan laki -laki dan kesehatan dan kepala puskesmas untuk keluhan, terutama untuk kasus-kasus
pelayanan publik perempuan akan mendapatkan melakukan penyadaran kesehatan kepada pelayanan yang diskriminatif. Tetapi tidak
peluang yang adil untuk memperoleh masyarakat yang salahsatunya melalui ada jaminan perlindungan pengadu ketika
pelatihan. penyediaan materi-materi publikasi tidak keluhan itu disampaikan, padahal salah
cukup kuat menjamin bahwa publikasi yang satu syarat menyampaikan keluhan harus
Dalam pasal pengaturan mengenai hak dihasilkan akan dapat diakses oleh semua ada pencantuman identitas yang jelas dari
pengguna layanan; sebaiknya ada hak lapisan masyarakat. Akan terjadi orang yang mengadukan. Mekanisme yang
dan mekanisme untuk mengajukan kesenjangan informasi jika tidak ada mengatur keharusan penyelenggara
keluhan/gugatan, terutama untuk affirmatif action dalam hal ketersediaan pelayanan untuk merespon keluhan dan
memberikan perlindungan hukum bagi bentuk dan jenis informasi terhadap kebutuhan perlu dipastikan melembaga.
korban layanan kesehatan yang buruk. kelompok rentan (khususnya perempuan
Hal ini penting untuk memperkuat posisi penyandang cacat; tunanetra dan Tidak ditemukan aturan yang menjamin
korban dan memberikan kepercayaan tunarungu). adanya sistem pengawasan untuk
kepada korban yang perempuan untuk memastikan bahwa masyarakat (termasuk
mengajukan keluhan/gugatan atas Dalam bab partisipasi, tersedia ruang bagi perempuan miskin, difable, lansia, dll) akan
buruknya layanan yang dia terim a. pemenuhan hak atas informasi melalui bab mendapatkan pelayanan secara adil dan
partisipasi. Sayangnya, klausul tersebut sesuai dengan SPM. Aturan tentang
Mengenai bab komisi pelayanan tidak cukup kuat menjamin bahwa mekanisme pengawasan yang
kesehatan; kelompok rentan (terutama difable) dapat memungkinkan masyarakat, perempuan
Ayat ini sangat potensial untuk mengakses informasi tersebut dengan dan laki-laki, mempunyai ruang dan
mengakomodir representasi perempuan mudah. ? salahsatu bentuk affirmatif kesempatan mengawasi perlu dimasukkan.
dalam keanggotaan komisi, dengan action bagi perempuan penyandang cacat
mencantumkan keharusan misalnya dengan menyediakan juga
keseimbangan perempuan dan laki-laki, informasi dalam bentuk lisan dan tertulis
dan pada situasi partisipasi perempuan (aksara dan braile)
yang terbatas, minimal quota 30% dari
9 orang anggota komisi yang akan Dalam bab pembiayaan, ada aturan
dipilih perlu dipertimbangkan sebagai mngenai keharusan agar disediakan
suatu pendekatan. minimal 5% dari dana APBD untuk
pemenuhan SPM. Pertanyaannya;

26 27
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

I.Pemantauan Upaya Perwujudan Kesetararan Gender Dalam Kelompok Dampingan

A.Pemantauan Program
Partisipasi (Pelibatan)
Indikator Temuan Sumber
Tujuan Pemantauan: Verifikasi
1. Untuk melihat capaian upaya Perwujudan Kesetaraan Gender dalam program Ancors di tingkat Tingkat keterlibatan (kehadiran,
kelompok dampingan kontribusi, punya posisi tawar, punya
2. Untuk menggali proses-proses pembelajaran tentang praktek-praktek upaya Pengarus Utamaan kontrol) laki-laki & perempuan dalam
Gender di kelompok dampingan proses pengambilan keputusan di tingkat
kelompok

Aspek Monitoring Tingkat keterlibatan (kehadiran,


kontribusi, punya posisi tawar, punya
kontrol) laki-laki & perempuan dalam
pengelolaan program (perencanaan,
pelaksanaan, dan monitoring) di
Akses kelompok

Relasi Kuasa (kontrol)


Indikator Temuan Sumber
Pemanfaatan Partisipasi Verifikasi
Kekuasaan yang dimiliki laki-laki &
perempuan untuk menentukan
pemanfaatan sumber daya kelompok
Relasi dan program
Kuasa/kontrol
Jumlah dan posisi laki-laki &
perempuan dalam struktur organisasi

Catatan:Faktor yang mempengaruhi kontrol laki-laki & perempuan terhadap relasi kuasa
Akses (Peluang/kesempatan)
Kemanfaatan
Indikator Responden Metode Temuan
Indikator Temuan Sumber
Kesempatan laki-laki dan Tim Manajemen Indept Verifikasi
perempuan untuk mendapatkan CO interview Tingkat keluasan penerima manfaat laki- Pengurus
FGD laki dan perempuan (kelompok dan luar kelompok
informasi tentang kelompok Kelompok
kelompok) dari hasil keputusan dan Anggota
(Program, kebijakan, sumber Observasi
pengelolaan program kelompok
daya, dll) (kenisyayaan)
Anggota keluarga
Peluang atau kesempatan yang Masyarakat
miskin/korban di
dimiliki laki-laki & perempuan desa
untuk memanfaatkan sumber memiliki
Bentuk-bentuk manfaat yang diterima
daya (alam, sosial, politik, kesempatan untuk
laki-laki dan perempuan dari hasil
peningkatan kapasitas, dll) di memilih pengurus
keputusan yang diambil
kelompok bisa membawa
anak dalam
Apakah ada kebijakan, aturan, pertemuan2
upaya, atau sarana yang
Bentuk-bentuk manfaat yang diperoleh laki- dapat modal
memberi kesempatan perempuan laki dan perempuan dari pengelolaan usaha
untuk terlibat program dan sumber daya organisasi?
Catatan: jangan lupa menggali Faktor-faktor yang mempengaruhi peluang dan kesempatan laki-laki dan perempuan Catatan: Faktor penyebab ketidakseimbangan pemanfaatan
untuk memanfaatkan sumber daya dan mendapatkan informasi

28 29
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

B. Monitoring Administrasi dan Manajemen ? Kewajiban dan larangan


? Pelanggaran dan sanksi Format Panduan Review dan Analisa Gender PUK dan SOP Lembaga
Tujuan: ? Komunikasi
? Memberikan masukan kepada mitra terkait ? Berakhirnya hubungan kerja Temuan
pemenuhan hak dan kewajiban yang setara ? Lain-lain Poin yang
Isu Analisa
antara laki-laki dan perempuan ? Penutup Direview
Gender
? Review dokumen peraturan umum ? Kewajiban mengetahui isi peraturan
Akses Partisipasi Konrol Kemanfaatan
kepegawaian/lembaga dan SOP mitra
ANCORS untuk melengkapi laporan program Peraturan Umum Kepegawaian terkait dengan
? Membuat alat bantu untuk kepentingan Hak Perempuan: Maksud dan Memastikan bahwa Kepentingan-
monitoring pelaksanaannya ? Untuk mereview isu gender dalam PUK dan SOP Tujuan maksud dan tujuan PUK kepentingan
bisa merujuk pada poin-poin aturan atau SOP tidak bias perempuan
Perbedaan Peraturan Umum Kepegawaian kepegawaian di atas (15 poin). gender terakomodir
(PUK)/lembaga dengan SOP (Standar Operational ? Analisa dari setiap muatan isu gender yang dalam aturan-
aturan
Procedure) ada di dalam PUK dan SOP bisa menggunakan
lembaga
4 aspek dlm gender mainstreaming, yaitu: Persyaratan Apakah ada aturan Memastikan otoritas L/P dapat
Peraturan Umum Kepegawaian/lembaga: memuat ? Akses dan L/P punya peluang rekrutment memperoleh
aturan-aturan yang bersifat umum terkait dengan ? Partisipasi Hubungan atau kesempatan untuk mempunyai pekerjaan
kepegawaian. Peraturan ini sekurang-kurangnya ? Kontrol Kerja menjadi staf? perspektif gender sesuai
memuat: ? Kemanfaatan kapasitas yang
? Hak dan kewajiban Organisasi dimiliki
? Hak dan kewajiban pekerja Contoh Isu Gender dalam PUK & SOP Jaminan Apakah ada aturan Memastikan staf Adanya
? Syarat kerja ? Kesempatan dalam memperoleh pekerjaan, Sosial dan L/P memperoleh L/P ikut serta perasaan
? Tata tertib lembaga yaitu : kebutuhan tenaga kerja terbuka bagi Kesejahteraan jaminan sosial & dalam aman dan
? Jangka waktu berlakunya peraturan lembaga laki-laki dan perempuan. kesejahteraan yang membuat/memper kesejahteraan
? Promosi Jabatan untuk kenaikan jabatan setara (gaji, tunjangan baiki aturan bagi L/P
Standard Operational Procedure (SOP) adalah: terbuka untuk perempuan dan laki-laki. suami/istri, tunjangan lembaga terkait beserta
kegiatan sehari-hari yang disusun secara detail ? Cuti, yaitu: anak, asuransi, dengan jaminan keluarganya
dalam suatu prosedur. Contohnya: ? Cuti Haid (2 hari)
transportasi, makan sosial dan
siang, tunjangan kesejahteraan
? SOP rekruitmen ? Cuti hamil (3 bulan)
prestasi) sesuai
? SOP peminjaman aset organisasi ? Cuti karena keguguran (1,5 bulan atau sesuai
kemampuan lembaga?
? SOP keuangan ketentuan dokter) Fasilitas Kerja Apakah ada aturan Memastikan staf Memastikan Terpenuhinya
? Hak untuk menyusui anak selama waktu kerja, penyediaan fasilitas L/P ikut serta pemegang otoritas hak-hak anak
Peraturan Umum kepegawaian sebaiknya dibuat misalnya: kerja yang mendukung dalam mempunyai untuk
dengan memperhatikan ? Perempuan dapat membawa anaknya yang pelaksanaan kerja membuat/memper perspektif gender, memperoleh
? UU No. 13 Th. 2003 masih menyusui ke tempat kerja dan kantor bisa bagi L/P? Misal: baiki aturan dan fasilitas kerja asupan gizi
? Partisipatif (antara pimpinan dan pegawai) menyediakan fasilitas ruang bayi nursery room, lembaga terkait yang berbeda yang baik dari
? Tidak diskriminatif ? Pekerja perempuan berhak mendapat upah transportasi untuk dengan fasilitas antara laki-laki dan ASI
penuh selama cuti (cuti haid, cuti hamil dan cuti perempuan ketika kerja perempuan
Isi Peraturan Umum Kepegawaian: karena keguguran). pulang malam (lembur), Terjaminnya
? Ketentuan Umum ? Transportasi bila bekerja hingga larut malam perjalanan dinas keselamatan
? Maksud dan Tujuan (menyediakan biaya transport taksi atau kerja bagi L/P
? Persyaratan dan hubungan kerja diantar pulang) Apakah ada aturan
yang menjamin bahwa L/P
? Jaminan Sosial dan Kesejahteraan ? Hak mendapatkan kesejahteraan (perempuan
L/P memiliki memperoleh
? Fasilitas kerja yang bekerja bisa menanggung suami dan kesempatan yang hak yang
? Bantuan anak-anaknya. Dalam pemberian tunjangan sama untuk sama dalam
? Hari libur, cuti dan izin meninggalkan pekerjaan untuk anak atau tunjangan kesehatan bagi pengembangan pengembangan
? Pedoman kerja suami apabila suami tidak bekerja atau tidak kapasitas seperti diri
mendapatkan tunjangan kesehatan di tempat pelatihan, studi
kerjanya banding?

30 31
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

Temuan Temuan
Poin yang Poin yang
Isu Analisa Isu Analisa
Direview Direview
Gender Gender
Akses Partisipasi Konrol Kemanfaatan Akses Partisipasi Konrol Kemanfaatan
Bantuan Apakah ada aturan Memastikan staf Beban financial Pelanggaran Apakah L/P akan Memastikan staf L/P dapat Adanya efek
bantuan lembaga L/P ikut serta L/P dan Sanksi diberikan sanksi yang L/P ikut serta mendukung/meyakink jera yang
kepada staf L/P untuk dalam teringankan sama bila melakukan dalam an/ berdampak
membantu keluarga membuat/memper pelanggaran terhadap membuat/memper memperkuat/memban positif dalam
staf yang sedang baiki aturan aturan-aturan baiki aturan tah pengambilan lingkungan dan
mengalami musibah lembaga terkait lembaga? lembaga terkait keputusan terhadap hubungan kerja
atau memerlukan dengan dengan pelanggaran yang bagi L/P
pembiayaan cukup pemberian pelanggaran dan dilakukan oleh staf
besar? Misal: uang bantuan sanksi lainnya
duka, kontribusi biaya Komunikasi Apakah ada aturan Memastikan
melahirkan bagi staf bahwa L/P memiliki bahwa staf L/P
perempuan atau istri hak yang sama untuk terlibat dalam
staf laki-laki konseling dan menyampaikan
Hari Libur, Apakah ada aturan Memastikan staf Kepentingan menyampaikan aspirasi
Cuti, Izin yang setara antara L/P ikut serta L/P telah aspirasinya kepada
Meninggalkan L/P dalam memperoleh dalam terakomodir lembaga?
Pekerjaan cuti & ijin? (misal: anak membuat/memper rakhirnya Apakah ada aturan L/P mmperoleh
khitanan, mengurus baiki aturan Hubungan yang menjamin L/P hak yang sama
surat-surat penting, lembaga terkait Kerja mendapatkan hak dalam hal
menikah) dengan hak dan yang sama ketika financial baik
kewajiban cuti dan hubungan kerja dalam bentuk
Memastikan apakah ijin berakhir? (misal: hak pesangon dan
ada aturan kebutuhan mendapatkan atau uang
cuti bagi perempuan pesangon/uang atau penghargaan
sudah terpenuhi? (misal: barang penghargaan sesuai
cuti haid hamil, sesuai kemampuan kemampuan
menyusui, melahirkan) lembaga) lembaga

Apakah ada aturan Apakah ada aturan


yang menjamin L/P yang menjamin bahwa
tetap memperoleh gaji L/P mempunyai faktor-
yang sama ketika faktor yang sama
yang bersangkutan dalam pemberhentian
mengambil cuti? hubungan kerja ?
Pedoman Apakah ada aturan L/P dapat (misalnya : batasan
Kerja yang menjamin L/P mengatur umur, tidak cakap
memperoleh jam kerja waktu untuk bekerja, alasan
yang sama? bekerja dan kesehatan)
keluarga Lain-lain Aturan-aturan
Kewajiban Apakah ada aturan Memastikan staf Adanya rasa tambahan tidak bias
dan Larangan yang menunjukkan L/P ikut serta nyaman bagi gender dan
kewajiban staf L/P dalam L/P di memungkinkan untuk
untuk bertingkah laku membuat/memper lingkungan direview untuk
sopan, menjaga baiki aturan kantor perbaikan
kesusilaan dan norma- lembaga terkait Kewajiban Memastikan L/P L/P mengetahui
norma? dengan kewajiban Mengetahui mengetahui isi hak dan
dan larangan Isi Peraturan peraturan lembaga kewajibannya
Apakah ada larangan
bagi staf L/P untuk
melakukan hal-hal
yang bertentangan
dengan kesusilaan di
dalam lingkungan
kerja? (misalnya:
pelecehan seksual)

32 33
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

Contoh Matriks Identifikasi Kebijakan Model GAP (Gender Analysis Pathway)6


ANALISIS GENDER
LK - 3
IDENTIFIKASI KEBIJAKAN/PROGRAM/PROYEK/KEGIATAN (K/P/PK)
MANFAA
PADA SAAT INI BERDASARKAN RPJM/RENSTRA/RENJA/RKA/RKP KEBIJAKAN/PROGRAM/ AKSES PERAN KONTROL
T
NO KETERANGAN
(P/R/R) LK - 1 PROYEK/KEGIATAN
LK PR LK PR LK PR LK PR
KEBIJAKAN/PROGRAM/KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR
PROYEK SAAT INI (K/P/P/K)
Kejar Paket A ++ =/- +++ =/- +++ - ++ =/- Diisi :
(1) (2) (3) (4) (5) (-) = Tidak ada
(=/-) = Kecil
Pemberantasan buta huruf Mengurangi Masyarakat Berkurangnya
(+) = Ada
melalui program Kejar Paket A angka buta angka buta huruf (++) = Banyak
bagi masyarakat Kab. Takalar huruf masyara- dari 23,2% (+++) = Banyak
kat Kab. menjadi 10% Lk.
Takalar LK = Laki-laki
PR=Perempuan

Seberapa Seberapa jauh Seberapa Seberapa


jauh perbedaan jauh jauh Alat untuk
perbedaan Peran LK&PR perbedaan perbedaan observasi lapangan
akses antara dlm K/P/P/K kontrol atau manfaat yg
Tuliskan K/P/P/K LK & PR dlm pengambilan diterima
K/P/P/K keputusan LK&PR dlm
antara K/P/P/K
Pilih K/P/P/K yang akan dianalisis Tulis tujuan dari Tulis sasaran dari Tulis Indikator dari LK&PR dlm
berdasarkan P/R/R saat ini K/P/P/K K/P/P/K K/P/P/K K/P/P/K

DATA KUANTITATIF DAN ATAU KUALITATIF ( TERPILAH )


UNTUK PEMBUKA WAWASAN ANALISIS KESENJANGAN GENDER
LK - 2 LK 3a

NO DATA SUMBER DATA BENTUK FAKTOR KESENJANGAN


NO K/P/P/K PERAN/ MANFAA
AKSES KONTROL KESENJANGAN
(1) (2) (3) (4) PARTISIPASI T
Angka buta huruf Indeks Pembangunan Kuantitatif (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

perempuan usia dewasa Gender (IPG), 1999 Kejar Paket A Waktu yg Partisipasi Pr. tidak Pr. dpt Angka buta
lebih tinggi (27%) dari dimiliki pr. pr. lebih punya hak manfaat huruf pr. masih
pada laki-laki (18,8%) lebih sedikit dari untuk me- lebih lebih tinggi dari
sedikit dari lk. ngambil sedikit pada lk.,
pada lk. keputusan dari lk. karena akses,
peran, kontrol
dan manfaat pr
terhadap
kegiatan tsb.
lebih rendah
dari pada lk.

Tuliskan K/P/P/K sesuai Tuliskan dalam bentuk kalimat berdasarkan LK-3 & 4,5 & 6,7 & 8,9 Simpulkan masalah
LK 3 Kolom 2 & 10 kesenjangan gender
Tulis data yang berkaitan dengan Tulis sumber data yang jelas Tulis bentuk data baik dalam bentuk
berdasarkan 4 faktor
K/P/P/K saat ini. seperti hasil Sensus, Susenas, kuantitatif maupun kualitatif.
tersebut
penelitian, laporan dll.

6
Bahan Bacaan peserta Pelatihan Pengarusutamaan Gender dalam Kebijakan Publik YAPPIKA, 29-31 Agustus 2006. Dikutip dari Modul
Capacity Building PUG ke dalam Kebijakan & Program Pembangunan di Prov Sulsel, PPG UNHAS UNDP.

34 35
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

ISU GENDER IDENTIFIKASI INDIKATOR GENDER


LK - 4 LK - 6
PENYEBAB KEBIJAKAN/
MASALAH TUJUAN INDIKATOR GENDER
KLASIFIKASI ISU NO PROGRAM/KEGIATAN
NO KESENJANGAN FAKTOR FAKTOR FAKTOR LAIN- KESENJANGAN GENDER LAMA BARU LAMA BARU LAMA BARU
GENDER SOSBUD AGAMA EKONOMI LAIN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Angka buta huruf Ruang Kegiatan Adanya sub- Pr. di- Pemberantas Pemberantas Mengurangi Mengurangi Berkurang- Berkurangnya
pr. masih lebih gerak dilaksa- ordinasi terha- pandang -an buta huruf an buta huruf angka buta angka buta nya angka angka buta
tinggi dari pada lk., terbatas/ nakan dap pr. akibat tdk perlu melalui melalui prog- huruf huruf buta huruf huruf kaum pr
karena akses, domes- pada adanya stereo- belajar program ram Kejar masyara- masyara- dari 23,2% dari 27%
peran, kontrol dan tik malam type thd peran krn Kejar Paket A Paket A bagi kat Kab. kat Kab. menjadi menjadi 15%,
manfaat pr hari domestik pr. peran- bagi masya- masyarakat Takalar. Takalar 10% dan kaum lk
terhadap kegiatan nya rakat Kab. Kab. Takalar dgn mem- dari 18,8%
tsb. lebih rendah cukup di Takalar dengan pertimbang- menjadi 10%.
dari pada lk. wilayah mempertim- kan kebu-
domes- bangkan tuhan dan
tik. kebutuhan permasa-
dan perma- lahan lk dan
salahan lk pr.
Sesuai dengan LK-3a Tulis faktor penyebab kesenjangan sesuai dengan Pilih bentuk2 kesen - Rumuskan
Kolom 7 masalah yang ada (dalam bentuk kalimat) jangan yg diakibat - isu gender dan pr.
kan oleh diskrimi - keterlibatan
nasi,stereotipe,sub- kolom 7 &
ordinasi,marginali- 2 Dari LK1 kolom 2 Dari Reformulasi Dari LK 1 Tetapkan yg Tuliskan Tentukan indikator
sasi, kekerasan dan LK-5 kolom 3 kolom 3 responsif indikator gender yg akan
beban ganda (over gender berdasarkan LK- dicapai
burden) 1 kolom 5

FORMULASI KEBIJAKAN BARU PENYUSUNAN RENCANA AKSI


LK - 5 LK - 7
REFORMULASI NO PROGRAM/KEGIATAN TUJUAN SASARAN PELAKSANA WAKTU TEMPAT
NO ISU GENDER KEBIJAKAN/ PROGRAM/ RINCIAN KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (8)
PROYEK/KEGIATAN
(1) (2) (3) (4)
Pemberantasan buta Mengurangi Pr dan lk Dinas Pendi- Selama 2 Masing-
huruf melalui angka buta dengan dikan Kab. bulan di- masing
Pr. dipandang tdk perlu Pemberantasan buta Kejar Paket A bagi lk dan program Kejar Paket huruf perban- Takalar. sesuaikan Balai desa
belajar krn perannya huruf melalui program pr dengan mempertim- A bagi masyarakat masyara- dingan 2:1 dgn wkt
cukup di wilayah domestik. Kejar Paket A bagi bangkan kebutuhan dan Kab. Takalar dengan kat Kab. luang yg
masyarakat Kab. Takalar permasalahan lk dan pr. mempertimbangkan Takalar dimiliki lk
dengan mempertimbang- kebutuhan dan dgn mem- dan pr.
kan kebutuhan dan permasalahan lk dan pertimbang-
permasalahan lk dan pr. pr. kan kebu-
tuhan dan
permasa-
lahan lk dan
pr.

Tuliskan isu gender seperti dalam Tuliskan rumusan dan kebijakan Tuliskan rincian kegiatan dari LK-5
LK-4 kolom 8 K/P/P/K baru untuk mengurangi/ kolom 3 Lihat Lk 6 kolom 3 Lihat LK-6 Tentukan Tentukan Tentukan
menghapuskan kesenjangan kolom 5 pelaksana waktu tempat
gender berdasarkan isu gender program/kegiatan pelaksanaan pelaksanaan

36 37
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

Gender Pandangan, asumsi dan harapan akan peran, tanggung jawab,


dan kesempatan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki
dalam suatu masyarakat yang disebabkan oleh konstruksi
sosial dan budaya. Kabupaten, dan di DPRD adalah contoh yang sering kita temui.

Sex/Jenis kelamin Perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki yang Buta Gender Upaya dan kebijakan tidak memasukkan kebutuhan dan
bersifat universal dan menetap. persoalan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki. Upaya
dan kebijakan ini berpotensi untuk bias gender karena pada
umumnya disusun oleh laki-laki.
Sex Gender

Bologis Budaya
Data terpilah berdasar Data yang dikumpulkan dan disajikan secara terpilah berdasar
Diberi sejak Belajar dari lingkungan Jenis Kelamin jenis kelamin dan berhubungan dengan fungsi dan peran
lahir mereka, etnis, kelas sosial, umur, lokasi, pendapatan,
pendidikan, tingkat kesehatan, partisipasi, dll.
Tetap Berubah
Analisis Gender Analisis yang dibangun secara sistematik untuk
mengidentifikasi dan memahami pembagian kerja/peran laki-
laki dan perempuan, akses dan kontrol terhadap sumber daya
pembangunan, partisipasi dalam proses pembangunan dan
manfaat yang mereka nikmati, pola hubungan antara laki-laki Pemberdayaan Perempuan Proses untuk mendapatkan kontrol yang lebih besar atas diri
dan perempuan yang timpang, yang di dalam pelaksanaannya sendiri, kepercayaan, ideologi, dan sumber daya, yang pada
memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ras, akhirnya mengacu pada peningkatan kemampuan seseorang
dan suku bangsa dalam membuat keputusan

Gender dan Pembangunan GAD adalah pedekatan pembangunan yang melihat secara
lebih luas ketidaksetaraan antara kelompok kaya dan miskin, Pengarusutamaan Gender Usaha sadar, pendekatan, atau strategi untuk mencapai
kelompok yang beruntung dan yang tidak beruntung, serta kesetaraan gender yang dilakukan secara sistematis melalui
perempuan dan laki-laki. pengintegrasian perspektif, aspirasi, pengalaman dan prioritas
yang berbeda antara perempuan dan laki-laki dalam siklus
perencanaan pembangunan dan program (mulai dari
perencanaan, pelaksanan, pemantuan, dan evaluasi) dan
dalam praktek operasional kepegawaian dan administrasi.

Kesetaraan Gender Status yang setara antara perempuan dan laki-laki baik dalam
(Gender Equality) norma, nilai, perilaku, dan persepsi.
Ketidaksetaraan gender mengacu pada adanya kesenjangan
Keseimbangan Gender Partisipasi yang seimbang antara perempuan dan laki-laki yang antara perempuan dan laki-laki berdasar standar masyarakat,
terlibat dalam kegiatan atau organisasi. Keseimbangan dalam hal kehadirannya di area social, ekonomi, dan politik
perempuan dan laki-laki di Komite Sekolah, di Dinas Pendidikan serta dalam peran pengambilan keputusan pada segala bidang
Kabupaten, dan di DPRD adalah contoh yang sering kita temui. kehidupan.

Ketidaksetaraan gender memunculkan hambatan di wilayah


sosial. Ekonomi dan politik di masyarakat. Oleh karenanya,
ketidaksetaraan gender bukanlah persoalan perempuan tapi hal

38 39
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

Keadilan Gender (Gender Keadilan akses perempuan dan laki-laki atas sumber daya Peran Reproduktif Pekerjaan reproduksi mengacu pada pekerjaan merawat dan
Equity) sosial, ekonomi, budaya, IPTEKS, politik, dll. membesarkan anak, menyiapkan makan, merawat yang sakit,
dan bersosialisasi. Dalam pembagian kerja berdasar jenis
kelamin, kerja reproduksi sering dianggap sebagai tugas utama
perempuan.

Netral Gender Upaya yang menganggap dapat memberikan manfaat kepada


Kebutuhan Gender Dengan adanya pembagian kerja berdasar perbedaan gender,
perempuan maupun laki-laki, sementara rancangan tidak
perempuan mempunyai peran dan tanggung jawab yang
memasukkan upaya khusus atau disengaja untuk melihat
berbeda di masyarakat. Oleh karena perbedaan itu, mereka
kebutuhan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki.
mempunyai kebutuhan yang berbeda. Kebutuhan tersebut
dibagi menjadi Kebutuhan Praktis dan Kebutuhan Strategis.

Relasi Gender Hubungan dan cara-cara suatu budaya atau masyarakat


mengatur hak, peran, dan kewajiban serta identitas perempuan Kebutuhan Praktis Sifatnya segera : makan, pekerjaan, perumahan, dan kesehatan
dan laki-laki. Relasi gender dianut melalui jaringan keluarga Dapat diidentifikasi secara kongkrit
Terjadi di arena ekonomi, politik, dan sosial Kebutuhan sehari hari perempuan dan laki-laki tanpa ada
Dipengaruhi kasta, kelas, umur, perspektif agama perubahan relasi di antara perempuan dan laki-laki

Peran Gender Konstruksi sosial


Dipelajari Kebutuhan Strategis Kebutuhan untuk menutup kesenjangan relasi perempuan dan
Dinamis laki-laki dalam bidang sosial. ekonomi dan politik
Bersegi banyak berbeda di dalam 1 budaya dan berbeda Kebutuhan terbebas dari tekanan dan kekerasan
antara 1 budaya dengan lainnya Kebutuhan akses kepada fasilitas keuangan
Membutuhkan kedua pihak, baik perempuan dan laki-laki untuk
mencapai tercapainya kebutuhan ini

Pembagian Kerja Gender Pembagian kerja gender mengacu pada pembagian kerja
berdasar pembedaan jenis kelamin secara sosial. Pembagian Responsif terhadap aspek Upaya, program, dan kegiatan yang mencoba menjawab
kerja ini tidak mengacu pada jenis kelamin berdasar perbedaan Gender persoalan dan kebutuhan yang berbeda antara perempuan dan
bilogis dari perempuan dan laki-laki. Pembagian kerja ini laki-laki serta kelompok yang berbeda lainnya.
merupakan proses yang dipelajari dan diinternalisasi, oleh
karenanya hal ini membentuk relasi gender di dalam
masyarakat.
Peran Produktif Peran produktif mengacu pada peran yang menghasilkan
barang dan jasa untuk dipertukarkan dengan uang. Berdasar
sejarah, laki-laki pada umumnya yang dianggap pantas bekerja
pada jenis pekerjaan semacam ini, walau pada prakteknya
perempuan juga melakukan pekerjaan ini.
Sensitif pada aspek Gender Pengakuan terdapatnya perbedaan kebutuhan, peran, prioritas,
serta tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang
disebabkan oleh perbedaan peran sosialnya.

40 41
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

ISU GENDER IDENTIFIKASI INDIKATOR GENDER


LK - 4 LK - 6
PENYEBAB KEBIJAKAN/
MASALAH TUJUAN INDIKATOR GENDER
KLASIFIKASI ISU NO PROGRAM/KEGIATAN
NO KESENJANGAN FAKTOR FAKTOR FAKTOR LAIN- KESENJANGAN GENDER LAMA BARU LAMA BARU LAMA BARU
GENDER SOSBUD AGAMA EKONOMI LAIN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Angka buta huruf Ruang Kegiatan Adanya sub- Pr. di- Pemberantas Pemberantas Mengurangi Mengurangi Berkurang- Berkurangnya
pr. masih lebih gerak dilaksa- ordinasi terha- pandang -an buta huruf an buta huruf angka buta angka buta nya angka angka buta
tinggi dari pada lk., terbatas/ nakan dap pr. akibat tdk perlu melalui melalui prog- huruf huruf buta huruf huruf kaum pr
karena akses, domes- pada adanya stereo- belajar program ram Kejar masyara- masyara- dari 23,2% dari 27%
peran, kontrol dan tik malam type thd peran krn Kejar Paket A Paket A bagi kat Kab. kat Kab. menjadi menjadi 15%,
manfaat pr hari domestik pr. peran- bagi masya- masyarakat Takalar. Takalar 10% dan kaum lk
terhadap kegiatan nya rakat Kab. Kab. Takalar dgn mem- dari 18,8%
tsb. lebih rendah cukup di Takalar dengan pertimbang- menjadi 10%.
dari pada lk. wilayah mempertim- kan kebu-
domes- bangkan tuhan dan
tik. kebutuhan permasa-
dan perma- lahan lk dan
salahan lk pr.
Sesuai dengan LK-3a Tulis faktor penyebab kesenjangan sesuai dengan Pilih bentuk2 kesen - Rumuskan
Kolom 7 masalah yang ada (dalam bentuk kalimat) jangan yg diakibat - isu gender dan pr.
kan oleh diskrimi - keterlibatan
nasi,stereotipe,sub- kolom 7 &
ordinasi,marginali- 2 Dari LK1 kolom 2 Dari Reformulasi Dari LK 1 Tetapkan yg Tuliskan Tentukan indikator
sasi, kekerasan dan LK-5 kolom 3 kolom 3 responsif indikator gender yg akan
beban ganda (over gender berdasarkan LK- dicapai
burden) 1 kolom 5

FORMULASI KEBIJAKAN BARU PENYUSUNAN RENCANA AKSI


LK - 5 LK - 7
REFORMULASI NO PROGRAM/KEGIATAN TUJUAN SASARAN PELAKSANA WAKTU TEMPAT
NO ISU GENDER KEBIJAKAN/ PROGRAM/ RINCIAN KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (8)
PROYEK/KEGIATAN
(1) (2) (3) (4)
Pemberantasan buta Mengurangi Pr dan lk Dinas Pendi- Selama 2 Masing-
huruf melalui angka buta dengan dikan Kab. bulan di- masing
Pr. dipandang tdk perlu Pemberantasan buta Kejar Paket A bagi lk dan program Kejar Paket huruf perban- Takalar. sesuaikan Balai desa
belajar krn perannya huruf melalui program pr dengan mempertim- A bagi masyarakat masyara- dingan 2:1 dgn wkt
cukup di wilayah domestik. Kejar Paket A bagi bangkan kebutuhan dan Kab. Takalar dengan kat Kab. luang yg
masyarakat Kab. Takalar permasalahan lk dan pr. mempertimbangkan Takalar dimiliki lk
dengan mempertimbang- kebutuhan dan dgn mem- dan pr.
kan kebutuhan dan permasalahan lk dan pertimbang-
permasalahan lk dan pr. pr. kan kebu-
tuhan dan
permasa-
lahan lk dan
pr.

Tuliskan isu gender seperti dalam Tuliskan rumusan dan kebijakan Tuliskan rincian kegiatan dari LK-5
LK-4 kolom 8 K/P/P/K baru untuk mengurangi/ kolom 3 Lihat Lk 6 kolom 3 Lihat LK-6 Tentukan Tentukan Tentukan
menghapuskan kesenjangan kolom 5 pelaksana waktu tempat
gender berdasarkan isu gender program/kegiatan pelaksanaan pelaksanaan

36 37
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

Gender Pandangan, asumsi dan harapan akan peran, tanggung jawab,


dan kesempatan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki
dalam suatu masyarakat yang disebabkan oleh konstruksi
sosial dan budaya. Kabupaten, dan di DPRD adalah contoh yang sering kita temui.

Sex/Jenis kelamin Perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki yang Buta Gender Upaya dan kebijakan tidak memasukkan kebutuhan dan
bersifat universal dan menetap. persoalan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki. Upaya
dan kebijakan ini berpotensi untuk bias gender karena pada
umumnya disusun oleh laki-laki.
Sex Gender

Bologis Budaya
Data terpilah berdasar Data yang dikumpulkan dan disajikan secara terpilah berdasar
Diberi sejak Belajar dari lingkungan Jenis Kelamin jenis kelamin dan berhubungan dengan fungsi dan peran
lahir mereka, etnis, kelas sosial, umur, lokasi, pendapatan,
pendidikan, tingkat kesehatan, partisipasi, dll.
Tetap Berubah
Analisis Gender Analisis yang dibangun secara sistematik untuk
mengidentifikasi dan memahami pembagian kerja/peran laki-
laki dan perempuan, akses dan kontrol terhadap sumber daya
pembangunan, partisipasi dalam proses pembangunan dan
manfaat yang mereka nikmati, pola hubungan antara laki-laki Pemberdayaan Perempuan Proses untuk mendapatkan kontrol yang lebih besar atas diri
dan perempuan yang timpang, yang di dalam pelaksanaannya sendiri, kepercayaan, ideologi, dan sumber daya, yang pada
memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ras, akhirnya mengacu pada peningkatan kemampuan seseorang
dan suku bangsa dalam membuat keputusan

Gender dan Pembangunan GAD adalah pedekatan pembangunan yang melihat secara
lebih luas ketidaksetaraan antara kelompok kaya dan miskin, Pengarusutamaan Gender Usaha sadar, pendekatan, atau strategi untuk mencapai
kelompok yang beruntung dan yang tidak beruntung, serta kesetaraan gender yang dilakukan secara sistematis melalui
perempuan dan laki-laki. pengintegrasian perspektif, aspirasi, pengalaman dan prioritas
yang berbeda antara perempuan dan laki-laki dalam siklus
perencanaan pembangunan dan program (mulai dari
perencanaan, pelaksanan, pemantuan, dan evaluasi) dan
dalam praktek operasional kepegawaian dan administrasi.

Kesetaraan Gender Status yang setara antara perempuan dan laki-laki baik dalam
(Gender Equality) norma, nilai, perilaku, dan persepsi.
Ketidaksetaraan gender mengacu pada adanya kesenjangan
Keseimbangan Gender Partisipasi yang seimbang antara perempuan dan laki-laki yang antara perempuan dan laki-laki berdasar standar masyarakat,
terlibat dalam kegiatan atau organisasi. Keseimbangan dalam hal kehadirannya di area social, ekonomi, dan politik
perempuan dan laki-laki di Komite Sekolah, di Dinas Pendidikan serta dalam peran pengambilan keputusan pada segala bidang
Kabupaten, dan di DPRD adalah contoh yang sering kita temui. kehidupan.

Ketidaksetaraan gender memunculkan hambatan di wilayah


sosial. Ekonomi dan politik di masyarakat. Oleh karenanya,
ketidaksetaraan gender bukanlah persoalan perempuan tapi hal

38 39
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

Keadilan Gender (Gender Keadilan akses perempuan dan laki-laki atas sumber daya Peran Reproduktif Pekerjaan reproduksi mengacu pada pekerjaan merawat dan
Equity) sosial, ekonomi, budaya, IPTEKS, politik, dll. membesarkan anak, menyiapkan makan, merawat yang sakit,
dan bersosialisasi. Dalam pembagian kerja berdasar jenis
kelamin, kerja reproduksi sering dianggap sebagai tugas utama
perempuan.

Netral Gender Upaya yang menganggap dapat memberikan manfaat kepada


Kebutuhan Gender Dengan adanya pembagian kerja berdasar perbedaan gender,
perempuan maupun laki-laki, sementara rancangan tidak
perempuan mempunyai peran dan tanggung jawab yang
memasukkan upaya khusus atau disengaja untuk melihat
berbeda di masyarakat. Oleh karena perbedaan itu, mereka
kebutuhan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki.
mempunyai kebutuhan yang berbeda. Kebutuhan tersebut
dibagi menjadi Kebutuhan Praktis dan Kebutuhan Strategis.

Relasi Gender Hubungan dan cara-cara suatu budaya atau masyarakat


mengatur hak, peran, dan kewajiban serta identitas perempuan Kebutuhan Praktis Sifatnya segera : makan, pekerjaan, perumahan, dan kesehatan
dan laki-laki. Relasi gender dianut melalui jaringan keluarga Dapat diidentifikasi secara kongkrit
Terjadi di arena ekonomi, politik, dan sosial Kebutuhan sehari hari perempuan dan laki-laki tanpa ada
Dipengaruhi kasta, kelas, umur, perspektif agama perubahan relasi di antara perempuan dan laki-laki

Peran Gender Konstruksi sosial


Dipelajari Kebutuhan Strategis Kebutuhan untuk menutup kesenjangan relasi perempuan dan
Dinamis laki-laki dalam bidang sosial. ekonomi dan politik
Bersegi banyak berbeda di dalam 1 budaya dan berbeda Kebutuhan terbebas dari tekanan dan kekerasan
antara 1 budaya dengan lainnya Kebutuhan akses kepada fasilitas keuangan
Membutuhkan kedua pihak, baik perempuan dan laki-laki untuk
mencapai tercapainya kebutuhan ini

Pembagian Kerja Gender Pembagian kerja gender mengacu pada pembagian kerja
berdasar pembedaan jenis kelamin secara sosial. Pembagian Responsif terhadap aspek Upaya, program, dan kegiatan yang mencoba menjawab
kerja ini tidak mengacu pada jenis kelamin berdasar perbedaan Gender persoalan dan kebutuhan yang berbeda antara perempuan dan
bilogis dari perempuan dan laki-laki. Pembagian kerja ini laki-laki serta kelompok yang berbeda lainnya.
merupakan proses yang dipelajari dan diinternalisasi, oleh
karenanya hal ini membentuk relasi gender di dalam
masyarakat.
Peran Produktif Peran produktif mengacu pada peran yang menghasilkan
barang dan jasa untuk dipertukarkan dengan uang. Berdasar
sejarah, laki-laki pada umumnya yang dianggap pantas bekerja
pada jenis pekerjaan semacam ini, walau pada prakteknya
perempuan juga melakukan pekerjaan ini.
Sensitif pada aspek Gender Pengakuan terdapatnya perbedaan kebutuhan, peran, prioritas,
serta tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang
disebabkan oleh perbedaan peran sosialnya.

40 41
Sebuah Panduan Praktis dari Pengalaman
Manual Pengarusutamaan Gender (PUG)
Program ANCORS

Sensitif pada aspek Gender Pengakuan terdapatnya perbedaan kebutuhan, peran, prioritas, Marjinalisasi
serta tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang Peminggiran atau penomorduan kelompok jenis kelamin
disebabkan oleh perbedaan peran sosialnya. tertentu oleh kelompok yang lainnya. Misalnya menganggap
pekerjaan rumah tangga, yang biasanya dikerjakan perempuan,
sebagai nomor dua, TKW tidak diperlakukan adil dibandingkan
warga negara lain.

Beban Ganda Beban kerja berganda yang sering dialami perempuan karena
pilihan bekerja di ranah publik, namun tetap mendapat tuntutan
untuk menjadi pekerja utama di dalam rumah. Hal ini sering
Bias Gender Pandangan dan sikap yang lebih mengutamakan salah satu terjadi karena perempuan tidak mendapat dukungan anggota
jenis kelamin tertentu daripada jenis kelamin lainnya sebagai keluarga lain dalam melaksanakan pekerjaan domestik.
akibat pengaturan dan kepercayaan budaya.

Inklusif Gender Mempertimbangkan perbedaan: kebutuhan, minat, pengalaman


laki-laki dan perempuan yang ada akibat konstruksi sosial
terhadap gender

Stereotipi gender Citra baku tentang individu atau kelompok yang tidak sesuai
dengan kenyataan empirik yang ada. Pemikiran stereotip Integrasi Gender Memasukkan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan gender ke
tentang ciri-ciri laki-laki dan perempuan biasanya dikaitkan dalam semua aspek proyek/program/ kegiatatan mulai dari
dengan peran gender mereka. perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi

Spesifik Gender Pentargetan yang hanya menjawab kebutuhan spesifik


Diskriminasi gender Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination perempuan saja atau laki-laki saja dan dinyatakan dalam
Against Women (CEDAW) yang diadopsi pada tahun 1979 dan kategori terpisah.
diratifikasi oleh lebih dari 100 negara serta diratifikasi
Indonesia pada tahun 1983 menyatakan bahwa diskriminasi
terhadap perempuan dapat berarti discrimination against
women shall mean pembedaan, tidak menyertakan, atau
membatasi dengan dasar jenis kelamin, yang punya tujuan
Indikator Gender Ukuran yang menunjukkan status dan/atau kemajuan suatu
meniadakan dan mengabaikan pengakuan kepada dan upaya
kondisi perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Alat untuk
yang dilakukan perempuan, tanpa terkecuali, apakah dia mengukur apa yang terjadi dibandingkan dengan rencana. Alat
menikah atau tidak, atas dasar kesetaran gender, kebebasan untuk mengukur jumlah, mutu dan rentang waktu tertentu.
berpolitik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau dasar yang lain.

Gender Focal Point Individu atau kelompok dalam organisasi pemerintah atau non
pemerintah (GO, NGO) yang mempunyai kepedulian terhadap
perjuangan pengarustamaan gender (PUG).
Marjinalisasi Peminggiran atau penomorduan kelompok jenis kelamin
tertentu oleh kelompok yang lainnya. Misalnya menganggap
pekerjaan rumah tangga, yang biasanya dikerjakan perempuan,
Peningkatan Kapasitas Proses yang memungkinkan individu, lembaga, dan
sebagai nomor dua, TKW tidak diperlakukan adil dibandingkan masyarakat untuk meningkatkan kemampuannya dalam
warga negara lain. menjalankan fungsi serta mencapai tujuan

42 43

Anda mungkin juga menyukai