Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lipid adalah biomolekul yang tidak larut di dalam air, karena umumnya
merupakan molekul yang memiliki gugus non polar. Lipid dapat larut di dalam
pelarut organik non polar seperti benzena, eter, heksana, dan methanol. Lipid
dapat dikelompokkan berdasarkan struktur dan karakteristik non polar menjadi
lemak (fat), lilin, fosfolipid, sfingolipid, glikolipid, eikosanoat, steroid, kolesterol,
lipoprotein, dan vitamin larut lemak (Hutagalung 2009). Salah satu kelompok dari
lipid adalah kolesterol. Kolesterol adalah suatu alkohol padat dengan molekul
yang tinggi. Kolesterol dapat berasal dari makanan dan biosintesa denovo.
Kolesterol tidak hanya dibutuhkan dalam pembentukan membran sel, tetapi juga
dalam beberapa jalur metabolisme seperti sintesa vitamin D, sintesa hormon
steroid, dan metabolisme asam empedu (Mulyani dan Wuryastuti 2014).
Masalah kesehatan yang berkaitan dengan lipid dan kolesterol sering
terjadi di kalangan masyarakat Indonesia seperti hiperkolesterolemia, obesitas,
tekanan darah tinggi, gangguan kardiovaskular, dan beberapa penyakit degeneratif
lainnya. Berdasarkan hasil Kemenkes (2013) proporsi penyakit jantung iskemik
menempati 9.3% pada usia 55-64 untuk semua jenis kelamin dan sebagai
penyebab kematian. Menurut Kemenkes (2013) prevalensi penyakit jantung
koroner tertinggi pada kelompok umur 65-74 tahun yaitu 2.0% dan 3.6%. Analisis
data sekunder Riskesdas 2007 menyatakan tingginya kadar plasma total kolesterol
merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung koroner.
Penyakit degeneratif juga dapat dipicu salah satunya karena faktor
dislipidemia. Dislipidemia merupakan suatu kondisi ketidaknormalan profil lipid
yang mencakup kadar trigliserida, kolesterol total, kolesterol low density
lipoprotein (LDL), kolesterol high density lipoprotein (HDL) (Osuji et al. 2010).
Dislipidemia merupakan faktor utama terjadinya penyakit jantung koroner
(Kustiyah et al. 2013). Asupan lemak dari makanan memang seharusnya
diperhatikan karena berkaitan dengan profil lipid di dalam tubuh misalnya asupan
kolesterol karena kolesterol memegang peranan penting dalam fungsi organ
tubuh.
Lemak dan kolesterol terdapat dalam makanan yang sering dikonsumsi
oleh manusia. Asupan tersebut sebaiknya diperhatikan berkaitan pengaruhnya ke
dalam profil lipid tubuh manusia. Pengaruh dari mengonsumsi bahan pangan
sumber lemak dapat menimbulkan efek positif maupun negatif. Efek negatif dari
konsumsi pangan sumber lemak harus dapat dihindari dengan mengetahui
pengaruhnya terhadap profil lipid tubuh. Oleh karena itu, perlu dilakukan
percobaan pengaruh pangan sumber lemak terhadap profil lipid tubuh untuk
mengetahui pengaruhnya sehingga efek negatif yang ditimbulkan dapat dicegah.

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari analisis kolesterol dan
mengetahui kadar kolesterol serum tikus yang diberi sumber lemak yang berbeda
dan mempengaruhi profil lipid.
TINJAUAN PUSTAKA

Margarin

Margarin merupakan salah satu pangan nabati sumber lemak. Margarin


dibuat dari minyak nabati (lemak cair) yang dipadatkan. Pemadatan ini
menggunakan teknik hidrogenasi sehingga terbentuk ikatan jenuh dari asam
lemak tak jenuh yang mengakibatkan naiknya titik leleh. Minyak yang lebih padat
ini lebih tahan terhadap oksidasi. Hanya saja, isomerisasi ikatan rangkap cis
dalam margarin dapat berubah menjadi isomer trans akibat pemanasan pada suhu
diatas 180 C (Octifani 2012).
Kandungan asam lemak trans dalam margarin dapat meningkatkan kadar
kolesterol total, LDL, dan menurunkan kadar HDL. Berdasarkan penelitian
sebelumnya, pemberian margarin pada tikus Spargue Dawley selama 8 minggu
meningatkan kolesterol LDL sebesar 11 kali lipat dan menurunkan kolesterol
HDL 0.43 kali (Abidah 2014).

Minyak Kelapa

Minyak kelapa murni atau Virgin coconut oil (VCO) merupakan minyak
nabati yang dibuat dari santan buah kelapa tanpa pemanasan dan penambahan
bahan apapun. Bentuk minyak kelapa murni ini mengandung 92% asam lemak
jenuh, 6% asam lemak tak jenuh tunggal, dan 2% asam lemak tak jenuh ganda.
Asam lemak jenuh tersebut terdiri dari 90% rantai sedang dan 10% rantai panjang.
Metabolisme asam lemak jenuh adalah digunakan sebagai energi dan jarang
disimpan sehingga secara empiris, VCO ini bermanfaat untuk agen
antikolesterolemik dan antiskeloris (Harini 2009). Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa tikus Sprague Dawley yang diberi diet minyak kelapa akan
menyebabkan kadar kolesterol total darah maupun LDL menurun dan kadar HDL
meningkat (Harini dan Astirin 2009).

Minyak Jagung

Corn oil atau Mazola oil merupakan salah satu minyak nabati yang paling
banyak mengandung fitosterol. Fitosterol menggantikan komponen non-
triasilgliserol dalam lemak nabati termodifikasi. Minyak jagung mengandung
24% MUFA (Monounsaturated fats) dan 59% PUFA (Polyunsaturated fats).
Fungsi kerjanya dapat menurunkan absorpsi kolesterol dalam usus dan
menurunkan konsentrasi kolesterol LDL tanpa penyerapan dari dirinya sendiri.
Fitosterol sebagai salah satu lemak nabati berkonstribusi terhadap peningkatan
aktifitas reseptor LDL hepar, menurunkan produksi LDL, dan meningkatkan LDL
clearance (Ostlund 2002).
Profil Lipid Darah

Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia yang dapat


diproduksi oleh tubuh manusia terutama didalam hati (liver). Kolesterol memiliki
fungsi sebagai struktur membran sel dan lipoprotein plasma, merupakan bahan
awal pembentukan asam empedu, dan bahan untuk pembuatan hormon steroid.
Kolesterol larut dalam lemak dan mampu membentuk ester dengan asam lemak.
Kolesterol tidak larut dalam darah sehingga membutuhkan protein carrier yaitu
lipoprotein agar lemak dapat dialirkan keseluruh tubuh (Soeharto 2004). Sebesar
70% kolesterol diangkut dalam bentuk ester kolesterol. Ester kolesterol ini berada
dalam massa inti lipid lipoprotein, yakni ikatan antara protein dengan lipid yang
larut dalam air (Sardesi 2003).
Lipoprotein merupakan suatu senyawa yang tersusun dari protein dan
lipida yang memiliki peran penting dalam metabolisme lemak. Lipoprotein ada
yang disintesis di hati. Lipoprotein dalam darah membentuk lima kelompok
berdasarkan komposisi, ukuran, dan densitasnya, yaitu: kilomikron, Very Low
Density Lipoprotein (VLDL), Intermediate Density Lipoprotein (IDL), Low
Density Lipoprotein (LDL), dan High Density Lipoprotein (HDL). Kelima jenis
lipoprotein tersebut, kilomikron dan VLDL lebih banyak mengandung porsi
trigliserida, sedangkan HDL dan LDL lebih banyak mengandung kolesterol, yang
membedakan adalah porsi protein yang terikat di dalamnya (Makfoeld 2002).
HDL disebut kolesterol baik karena fungsinya mengangkut lipid dari jaringan
perifer ke hepar. Sedang LDL dianggap sebagai kolesterol jahat karena fungsinya
mengangkut lipid dari hepar menuju perifer (ekstra hepatik) (Harini 2009).
HDL (High density lipoprotein) merupakan lipoprotein yang
mengangkut kolesterol yang lebih sedikit. HDL dapat membuang
kelebihan kolesterol di pembuluh arteri kembali ke liver untuk
diproses dan dibuang. Kadar kolesterol HDL darah yang tinggi
sangat bermanfaat dalam menurunkan risiko aterosklerosis,
karena HDL berfungsi mengangkut kolesterol dari jaringan
periferal menuju ke hati hingga mencegah terjadinya
pengapuran (Hartoyo et al 2008). Fungsi k-HDL inilah yang
menyebabkan k-HDL disebut juga sebagai kolesterol baik karena
memiliki efek antiaterogenik yaitu mengangkut kolesterol bebas
dari pembuluh darah dan jaringan lain menuju hati, kemudian
organ hati mengekskresikannya melalui empedu. Peningkatan
kadar HDL sebesar 1 poin dapat menurunkan risiko penderita
penyakit jantung koroner sebesar 2-3% (Khal`s dalam Hartoyo et
al 2008) .Kadar kolesterol HDL plasma darah tikus yang normal
yaitu 35 mg/dL (Schaerfer et al. dalam Hartoyo et al 2008). LDL
(Low Density Lipoprotein) merupakan lipoprotein yang
mengangkut paling banyak kolesterol di dalam darah. Kadar LDL
yang tinggi menyebabkan pengendapan kolesterol di dalam
arteri. Kadar LDL pada tikus normal masih dalam keadaan normal
ketika dalam rentang < 100 mg/dl (Herwiyarirasanta 2010).
Tikus Putih (Rattus Norvegicus)

Tikus merupakan salah satu hewan yang dikembangbiakkan untuk


digunakan sebagai hewan coba. Tikus sering digunakan pada berbagai macam
penelitian karena tikus memiliki karakteristik genetik yang unik, mudah
berkembang biak, murah, serta mudah untuk mendapatkannya (Aditya 2011).
Tikus putih (Rattus Norvegicus) termasuk ke dalam hewan mamalia yang
memiliki ekor panjang. Ekornya yang panjang tersebut merupakan cirinya yang
paling terlihat. Cirinya yang lain yaitu bertubuh panjang dengan kepala lebih
sempit. Telinga tikus ini tebal dan pendek dengan rambut halus. Matanya
berwarna merah. Bobot badan tikus jantan pada umur dua belas minggu mencapai
240 gram sedangkan betinanya mencapai 200 gram. Tikus memiliki lama hidup
berkisar antara 4-5 tahun dengan berat badan umum tikus jantan berkisar antara
267-500 gram dan betina 225-325 gram (Sirois 2005).
Tikus memiliki beberapa galur yang merupakan hasil pembiakkan sesama
jenis atau persilangan. Galur yang sering digunakan untuk penelitian adalah galur
Sprague Dawley. Tikus Sprague Dawley merupakan jenis outbred tikus albino
serbaguna secara ekstensif dalam riset medis. Keuntungan utamanya adalah
ketenangan dan kemudahan penanganannya (Larasaty 2013).

Analisis Kadar Trigliserida dan Kolesterol

Penetapan kadar trigliserida menggunakan metode glycerol-3-phosphate


oxidase phenol aminophenazone (GPO-PAP). Metode ini menggunakan prinsip
oksidasi dan hidrolisis enzimatis. Serum darah direaksikan dengan reagen
trigliserida lalu diinkubasi. Trigliserida akan dihidrolisis oleh enzim lipase
menghasilkan gliserol dan asam lemak. Gliserol kemudian diubah menjadi
gliserol-3-fosfat oleh enzim gliserolkinase. Gliserol-3-fosfat yang dihasilkan
dioksidasi menghasilkan dihidroksi aseton fosfat dan peroksida (H2O2). Peroksida
yang dihasilkan akan bereaksi lebih lanjut dengan 4-aminofenazon dan 4-
klorofenol menghasilkan senyawa quinoneimine yang berwarna merah dan dapat
diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm (Anindito
2014).
Penetapan kadar kolesterol total menggunakan metode cholesterol oxidase
phenol aminophenazone (CHOD-PAP). Metode ini menggunakan prinsip
oksidasi dan hidrolisis enzimatis. Serum darah direaksikan dengan reagen
kolesterol lalu diinkubasi. Kolesterol ester pada lipoprotein dipecah oleh enzim
kolesterol esterase menjadi kolesterol dan asam lemak. Kolesterol kemudian
mengalami oksidasi dengan enzim kolesterol oksidase sebagai katalis
menghasilkan senyawa peroksida (H2O2) yang direaksikan bersama fenol dan 4-
aminoantripyrine menghasilkan 27 senyawa quinoneimine yang berwarna merah
dan dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm
(Anindito 2014).
METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum uji biologis pengaruh jenis lemak terhadap kolesterol serum


dilaksanakan pada hari Jumat, 25 November 2016 pukul 08.00 sampai 11.00
WIB di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan lantai 2, Departemen Gizi
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Berikut ini disajikan rincian alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan


dalam praktikum uji biologis pengaruh jenis lemak terhadap kolesterol serum.

Tabel 1 Alat dan bahan yang digunakan untuk uji biologis pengaruh jenis lemak
terhadap kolesterol serum
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Pereaksi kit kolesterol
2. Rak tabung reaksi 2. Pereaksi kit standar kolesterol
3. Spektrofotometer 3. Serum darah tikus
4. Vorteks 4. Akuades
5. Pipet mikro 5. Pereaksi kit standar
6. Serum tikus uji sampel uji tikus sampel MG
7. Serum tikus uji sampel uji tikus sampel MK
8. Serum tikus uji sampel uji tikus sampel KS
*Tikus yang diunakan Sprague Dawley

Prosedur Kerja

Kadar kolesterol tikus yang diberi intervensi sumber lemak yang berbeda-
beda jenisnya dapat diketahui melalui prosedur analisis kolesterol. Prosedur yang
dilakukan terdiri atas tiga tahapan, diantaranya persiapan serum sampel, analisis
kadar trigliserida, dan analisis kadar kolesterol total. Berikut ini disajikan diagram
alir prosedur uji biologis pengaruh jenis lemak terhadap kolesterol serum.

Persiapan serum sampel

Hewan uji (tikus) dimatikan dengan menggunakan dietil eter



Dilakukan pembedahan tikus

Diambil darah dari jantung dengan menggunakan alat suntikan

Darah yang diperoleh disentrifugasi untuk mendapatkan serum darah
Gambar 1 Diagram alir prosedur persiapan serum sampel

Prosedur analisis kadar trigliserida

Dimasukkan 10 L serum darah dan 1 000 L pereaksi kit trigliserida ke


dalam tabung reaksi kecil

Dihomogenkan

Diinkubasi pada suhu 370C selama 10 menit

Dibaca absorbansi pada = 500 nm
Gambar 2 Diagram alir prosedur analisis kadar trigliserida

Prosedur analisis kadar kolesterol total

Dimasukkan 10 L serum darah (blanko : ditambahkan 10 L akuades,


standar : ditambahkan 10 L pereaksi kit standar), dan 1 000 L pereaksi kit
kolesterol ke dalam tabung reaksi kecil

Dihomogenkan

Diinkubasi pada suhu 370C selama 10 menit

Dibaca absorbansi pada = 500 nm
Gambar 3 Diagram alir prosedur analisis kadar kolesterol total

Prosedur Analisis Kadar HDL (High Density Lipoprotein)

Selain uji kadar kolesterol total dan uji kadar Trigliseria, uji kolesterol
serum darah yang dilakukan adalah uji kadar HDL. Uji kadar HDL dilakukan
dengan menggunakan pereaksi kit standar HDL. Prosedur pelaksanaan uji tersaji
dalam Gambar 4.

Sebanyak 10 L serum darah (standar : 10 L pereaksi kit standar HDL) dipipet


ke dalam tabung reaksi kecil

Ditambahkan 1000 L pereaksi standar HDL

Dihomogenkan

Diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37oC

Absorbansi dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm
Gambar 4 Prosedur analisis HDL serum tikus

Prosedur Analisis Kadar LDL (Low Density Lipoprotein)


Prosedur analisis kolesterol serum darah yang terakhir adalah uji kadar
LDL. Berbeda dengan ketiga uji sebelumnya, uji ini dilakukan secara by
difference. Kadar LDL diperoleh dari sisa kadar kolesterol total yang telah
dikurangkan dengan satu per lima dari nilai kadar Trigliserida dan nilai kadar
HDL.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lipid merupakan salah satu zat gizi makro yang memiliki peran penting
dalam tubuh terutama dalam menghasilkan energi dan merupakan komponen
utama membran sel. Mengonsumsi bahan pangan sumber lemak memberikan
manfaat pada tubuh, akan tetapi jika asupan jika telah berlebihan malah akan
menimbulkan dampak negatif karena asupan lemak dari bahan pangan yang
berlebihan akan berpengaruh terhadap profil lipid tubuh. Analisis biologis profil
lipid darah dilakukan dengan menggunakan tikus Sprague-Dawley yang diberi
intervensi ransum yang berbeda selama 10 hari untuk melihat pengaruh pemberian
intervensi ransum berbagai jenis bahan pangan terhadap kadar lipid darahnya.
Tikus Sprague Dawley merupakan jenis outbred tikus albino serbaguna secara
ekstensif dalam riset medis. Keuntungan utamanya adalah ketenangan dan
kemudahan penanganannya (Larasaty 2013).
Penetapan kadar trigliserida menggunakan Metode Glycerol-3-Phosphate
Oxidase Phenol Aminophenazone (GPO-PAP), sedangkan penetapan kadar
kolesterol total menggunakan Metode Cholesterol Oxidase Phenol
Aminophenazone (CHOD-PAP). Kedua metode ini menggunakan prinsip oksidasi
dan hidrolisis enzimatis. Serum darah direaksikan dengan reagen
trigliserida/kolesterol lalu diinkubasi. Kemudian larutan diukur absorbansinya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm (Anindito 2014).
Penelitian ini mengambil 3 bahan pangan yakni kasein yang mengandung
Mazola oil yakni minyak jagung komersil, minyak kelapa, dan margarin. Setiap
kelompok tikus diberi intervensi sebanyak 20 gram ransum per hari. Setelah
intervensi, darah tikus diambil serumnya dan dilakukan uji kadar kolesterol total,
trigliserida, dan kadar HDL. Kadar LDL darah tikus dihitung menggunakan
perhitungan. Hasil analisis darah ditampilkan dalam Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Profil lipid tikus berdasarkan sumber lemak


Kolesterol Trigliserida HDL LDL
Ransum
Total (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl)
Mazola (minyak
134.146 124.691 26.360 82.848
jagung)
Margarin 164.228 151.646 71.215 62.684
Minyak Kelapa 207.588 210.288 65.280 100.250

Berdasarkan tabel hasil diketahui bahwa kadar kolesterol total dan


trigliserida paling tinggi dari intervensi minyak kelapa yaitu kadar kolesterol total
rata-rata mencapai 207.59 g/dL dan kadar trigliserida 210.29 g/dl. Hal ini berbeda
dengan gambaran penelitian sebelumnya bahwa minyak kelapa murni sebagai
antikolesterolemik dapat menurunkan penyerapan kolesterol (Harini 2009). Proses
pemanasan dalam pembuatan ransum dapat menjadi penyebab terjadinya
perubahan sifat ini dikarenakan minyak kelapa yang dapat bermanfaat adalah
minyak kelapa murni tanpa pemanasan dan penambahan zat lain (Harini 2009).
Sedangkan profil lipid pada tikus yang diberi intervesi ransum kasein
(minyak jagung) menunjukkan hasil kolesterol total dan trigliserida yang paling
rendah, dibanding dengan perlakuan intervensi lainnya. Hal ini sedikit berkaitan
dengan hasil penelitian Ostlund (2002) yang menyatakan konsumsi fitosterol
menurunkan penurunan penyerapan kolesterol. Selain itu minyak jagung juga
banyak memiliki MUFA dan PUFA yang tinggi sehingga dapat menurunkan kadar
total, trigliserida dan LDL. Akan tetapi, pemberian intervensi ini tidak membantu
meningkatkan kadar HDL dan menurunkan LDL sehingga konsentrasi HDL
paling rendah dan konsentrasi LDL tergolong tinggi.
Pemberian sumber pangan intervensi margarin justru memberikan hasil
kadar HDL yang tinggi dan kadar LDL yang lebih rendah dari yang lainnya.. Hal
ini sangat berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan
margarin memiliki efek terhadap peningkatan LDL dan penurunan HDL karena
kandungan asam lemak trans yang terdapat pada industi panngan (Abidah 2014).
Margarin sebenarnya memiliki kandungan lemak nabati yang memiliki fungsi
yang sama seperti minyak kelapa. Proses pemanasan diatas suhu 180 C yang
menyebabkan terjadinya perubahan isomer cis menjadi trans barangkali tidak
terjadi di dalam pembuatan ransum, sehingga tidak menyebabkan peningkatan
LDL.
Berdasarkan Tabel 1 bahwa kadar HDL pada setiap tikus
percobaan menunjukkan hasil yang berbeda kadar HDL pada
tikus yang diberi perlakuan kasein (KS) sebesar 26.360 mg/dL,
pada tikus yang diberi perlakuan margarin (MG) sebesar 71.215
mg/dL, dan pada tikus yang diberi perlakuan minyak kelapa (MK)
sebesar 65.280 mg/dL. Hasil ini menunjukkan bahwa kadar dari
tiga tikus percobaan, hanya tikus yang diberi perlakuan margarin
dan minyak kelapa yang memiliki kadar sesuai dengan literatur
dari Schaerfer et al. dalam Hartoyo (2008) yang menyatakan
kadaar HDL pada plasma darah tikus normal ialah 35 mg/dL,
sedangkan tikus yang diberi kasein tidak sesuai dengan literatur.
Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya kandungan lemak
pada perlakuan kasein yang diberikan sehingga dapat
mempengaruhi kadar HDL dalam plasma darah tikus.
Pada setiap tikus perxobaan menunjukkan hasil yang
berbeda yaitu kadar LDL pada tikus yang diberi perlakuan kasein
(KS) sebesar 82.848 mg/dL, pada tikus yang diberi perlakuan
margarin (MG) sebesar 62.684 mg/dL, dan pada tikus yang diberi
perlakuan minyak kelapa (MK) sebesar 100.250 mg/dL. Hasil ini
menunjukkan bahwa kadar dari ketiga tikus tersbut masih dalam
rentang normal yaitu sebesar >100 mg/dL menurut
Herwiyarirasanta (2010). Berdasarkan hasil Tabel X, tikus yang
diberi perlakuan margarin memiliki kadar LDL yang paling rendah
dari ketiga perlakuan tersebut, hal ini dikarenakan margarin
terbuat dari minyak nabati dan memiliki kandungan rendah
lemak dan kolestrol serta Beberapa jenis margarin bisa menurunkan kadar
kolesterol. Misalnya margarin dari minyak biji bunga kanola. Kadar LDL yang
paling tinggi pada tikus yang diberi perlakuan minyak kelapa, hal ini dikarenakan
kandungan lemak minyak kelapa tinggi sehingga mempengaruhi kadar LDL pada
plasma darah tikus (Balai Informasi dan Teknologi 2009).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berbagai sumber lemak pada ransum intervensi memberikan pengaruh


yang berbeda pada profil lipid. Kadar kolesterol total dan trigliserida didapatkan
paling tinggi dari ransum intervensi minyak kelapa yaitu kadar kolesterol total
rata-rata mencapai 207.59 g/dL dan kadar trigliserida 210.29 g/dl sedangkan kadar
kolesterol dan trigliserida terendah diperoleh dari ransum intervensi margarin
secara berturut-turut yaitu 164.228 g/dL dan 151.646 g/dL. Pada kadar HDL dan
LDL terendah didapatkan dari intervensi ransum Mazola/minyak jagung (26.360
mg/dL) dan margarin (62.684 mg/dL) sedangkan kadar HDL dan LDL tertinggi
diperoleh dari margarin (71.215) dan minyak kelapa (100.250 mg/dL)

Saran

Pelaksanaan uji biologis pengaruh jenis lemak terhadap kolesterol serum


sebaiknya dilakukan pengulangan minimal 2 kali sehingga data hasil yang
didapatkan lebih akurat dan refresentatif. Selain itu pada prosedur dan rumus
analisis terutama untuk analisis HDL dicantumkan secara jelas pada penuntun
praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Abidah N, Tri DW, Nur IPN, Sudarma D, Wijayanti, Jaya MM. 2014. Pengaruh
margarin apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah terhadap
kadar kolesterol tikus Sprague dawley jantan. Jurnal Pangan dan
Agroindustrialis. Vol 2(1) : 18-27
Aditya PN. 2011. Ragam jenis ektoparasit pada hewan coba tikus putih (Rattus
norvegicus) galur sprague dawley [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas
Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Anindito AA. 2014. Pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper
retrofractum Vahl.) terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida pada tikus
jantan (Rattus novergicus) galur sprague dawley yang diberikan diet tinggi
lemak [Skripsi]. Lampung (ID): Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung.
Balai Informasi dan Teknologi. 2009. Pangan dan kesehatan.
Indonesia (ID) : Pfizer Indonesia.
Hartoyo A, Dahrulsyah N, Sripalupi, dan Nugroho P. 2008.
Pengaruh fraksi karbohidrat kacang komak (lablab
purpureus (L) sweet). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan.
19: 25-31.
Harini M, Astirin OP. 2009. Blood cholesterol levels of hypercholesterolemic rat
Rattus norvegicus) after VCO treatment. Nusantara Bioscience 1: 53-58.
Herwiyarirasanta, Eduardus BA. 2010. Effect of Black Soybean
Extract Supplementation in Low Density Lipoprotein
Level of Rats (Rattus norvegicus) With High Fat Diet.
Surabaya (ID): Science Universitas Airlangga.
Hutagalung LE. 2009. Penentuan kadar lemak dalam margarin dengan metode
ekstraksi sokletasi di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Medan.
[Karya Ilmiah]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.
Kustiyah L, Widhianti MU, Dewi M. 2013. Hubungan asupan serat dengan status
gizi dan profil lipid darah pada orang dewasa dyslipidemia. Jurnal Gizi dan
Pangan. 8(3): 193-200
Larasaty W. 2013. Uji antifertilitas ekstrak etil asetat biji jarak pagar (Jatropha
Curcas L.) pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur sprague dawley
secara in vivo [Skripsi]. Jakarta (ID): Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah.
Makfoeld. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Yogyakarta (ID): Kanisius
Mulyani GT, Wuryastuti H. 2014. Efek ransum kolesterol tinggi terhadap rasio
oksidan dan antioksidan pada tikus Sprague dawley. Jurnal Sains Veteriner.
22(2): 49-52.
Osuji CU, Nzerem BA, Meludu S, Dioka CE, Nwobodo E, Amilo GI. 2010. The
prevalence of overweight/obesity and dyslipidemia amongst a group of
women attending August meeting. Nigerian Medical Journal. 51(4): 155-
159
Octifani S. 2012. Pengaruh pemberian margarin terhadap rasio kolesterol
LDL/HDL tikus Sprague Dawley. [skirpsi] Universitas Diponegoro (ID):
Fakultas Kedokteran
Ostlund RE, Susan BR, Alfred O, William FS. 2002. Phytosterols that are
naturally present in commercial corn oil significantly reduce cholesterol
absorption in humans. Am J Clin Nutr. 75:1000-1004.
Sardesai, V. M. 2003. Introduction of Clinical Nutrition. 2nd ed. Marcel Dekker
Inc. New York
Sirois M. 2005. Laboratory Animal Medicine: Principles and Procedures. New
York (US): Mosby Inc.

LAMPIRAN

Tabel 2 Hasil analisis total kolesterol serum tikus


Kadar kolesterol
Absorbansi Kadar kolesterol
No Sampel total rata-rata
uji total (mg/dL)
(mg/dL)
1 Standar 0.3690
2 KS 1 0.2400 130
134
3 KS 3 0.2550 138
4 MG 2 0.3360 182
164
5 MG 5 0.2700 146
6 MK 1 0.3500 190
208
7 MK 2 0.4160 226

Contoh perhitungan (sampel KS 1):


absorbansi uji
Kadar kolesterol total (mg/dL) = x konsentrasi standar
absorbansi standar
(mg/dL)
0.2400
= x 200
0.3690
= 130 mg/dL

Tabel 3 Hasil analisis Trigliserida serum tikus


Absorbansi Kadar Trigliserida Kadar Trigliserida
No Sampel
uji (mg/dL) rata-rata (mg/dL)
1 Standar 0.4860
2 KS 1 0.2550 105 125
3 KS 3 0.3510 144
4 MG 2 0.3610 149
152
5 MG 5 0.3760 155
6 MK 1 0.6220 256
210
7 MK 2 0.4000 165

Contoh perhitungan (sampel KS 1):


absorbansi uji
Kadar Trigliserida (mg/dL) = x konsentrasi standar
absorbansi standar
(mg/dL)
0.2550
= x 200
0.4860
= 105 mg/dL

Tabel 4 Hasil analisis HDL serum tikus


Absorbansi Kadar HDL rata-rata
No Sampel Kadar HDL (mg/dL)
uji (mg/dL)
1 Standar 0.6340
2 KS 1 0.1030 28
26
3 KS 3 0.0880 24
4 MG 2 0.2530 70
72
5 MG 5 0.2630 73
6 MK 1 0.1700 47
66
7 MK 2 0.3030 84

Contoh perhitungan (sampel KS 1):


absorbansi uji
Kadar HDL (mg/dL) = x 175 (mg/dL)
absorbansi standar
0.1030
= x 175
0.6340
= 28 mg/dL

Tabel 5 Hasil analisis LDL serum tikus


Kadar
Kadar Kadar Kadar Kadar LDL
N kolesterol
Sampel Trigliserida HDL LDL rata-rata
o total
(mg/dL) (mg/dL) (mg/dL) (mg/dL)
(mg/dL)
1 Standa
r
2 KS 1 130 105 28 81
83
3 KS 3 138 144 24 85
4 MG 2 182 149 70 82
62
5 MG 5 146 155 73 42
6 MK 1 190 256 47 92
101
7 MK 2 226 165 84 109
Contoh perhitungan (sampel KS 1):
1
Kadar LDL (mg/dL) = Kadar kolesterol total( x kadar Trigliserida)kadar
5
HDL
105
=130 ( 28
5
= 82 mg/dL

Tabel 5 Pembagian tugas


Nama NIM Tugas Tanda tangan
Elia Riski
I14140022 Pendahuluan
Pramono
Tinjauan pustaka dan
Mahda Rosalina I14140029
Pembahasan
Hamidah Aula Tinjauan pustaka dan
I14140031
Rusydiana pembahasan
Metode, Tinjauan
Fadhilah Pratiwi I14140033
pustaka dan pembahasan
Venny Tri Editor, Simpulan, Saran,
I14154009
Ananda Editor

Anda mungkin juga menyukai