Latar Belakang
Lipid adalah biomolekul yang tidak larut di dalam air, karena umumnya
merupakan molekul yang memiliki gugus non polar. Lipid dapat larut di dalam
pelarut organik non polar seperti benzena, eter, heksana, dan methanol. Lipid
dapat dikelompokkan berdasarkan struktur dan karakteristik non polar menjadi
lemak (fat), lilin, fosfolipid, sfingolipid, glikolipid, eikosanoat, steroid, kolesterol,
lipoprotein, dan vitamin larut lemak (Hutagalung 2009). Salah satu kelompok dari
lipid adalah kolesterol. Kolesterol adalah suatu alkohol padat dengan molekul
yang tinggi. Kolesterol dapat berasal dari makanan dan biosintesa denovo.
Kolesterol tidak hanya dibutuhkan dalam pembentukan membran sel, tetapi juga
dalam beberapa jalur metabolisme seperti sintesa vitamin D, sintesa hormon
steroid, dan metabolisme asam empedu (Mulyani dan Wuryastuti 2014).
Masalah kesehatan yang berkaitan dengan lipid dan kolesterol sering
terjadi di kalangan masyarakat Indonesia seperti hiperkolesterolemia, obesitas,
tekanan darah tinggi, gangguan kardiovaskular, dan beberapa penyakit degeneratif
lainnya. Berdasarkan hasil Kemenkes (2013) proporsi penyakit jantung iskemik
menempati 9.3% pada usia 55-64 untuk semua jenis kelamin dan sebagai
penyebab kematian. Menurut Kemenkes (2013) prevalensi penyakit jantung
koroner tertinggi pada kelompok umur 65-74 tahun yaitu 2.0% dan 3.6%. Analisis
data sekunder Riskesdas 2007 menyatakan tingginya kadar plasma total kolesterol
merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung koroner.
Penyakit degeneratif juga dapat dipicu salah satunya karena faktor
dislipidemia. Dislipidemia merupakan suatu kondisi ketidaknormalan profil lipid
yang mencakup kadar trigliserida, kolesterol total, kolesterol low density
lipoprotein (LDL), kolesterol high density lipoprotein (HDL) (Osuji et al. 2010).
Dislipidemia merupakan faktor utama terjadinya penyakit jantung koroner
(Kustiyah et al. 2013). Asupan lemak dari makanan memang seharusnya
diperhatikan karena berkaitan dengan profil lipid di dalam tubuh misalnya asupan
kolesterol karena kolesterol memegang peranan penting dalam fungsi organ
tubuh.
Lemak dan kolesterol terdapat dalam makanan yang sering dikonsumsi
oleh manusia. Asupan tersebut sebaiknya diperhatikan berkaitan pengaruhnya ke
dalam profil lipid tubuh manusia. Pengaruh dari mengonsumsi bahan pangan
sumber lemak dapat menimbulkan efek positif maupun negatif. Efek negatif dari
konsumsi pangan sumber lemak harus dapat dihindari dengan mengetahui
pengaruhnya terhadap profil lipid tubuh. Oleh karena itu, perlu dilakukan
percobaan pengaruh pangan sumber lemak terhadap profil lipid tubuh untuk
mengetahui pengaruhnya sehingga efek negatif yang ditimbulkan dapat dicegah.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari analisis kolesterol dan
mengetahui kadar kolesterol serum tikus yang diberi sumber lemak yang berbeda
dan mempengaruhi profil lipid.
TINJAUAN PUSTAKA
Margarin
Minyak Kelapa
Minyak kelapa murni atau Virgin coconut oil (VCO) merupakan minyak
nabati yang dibuat dari santan buah kelapa tanpa pemanasan dan penambahan
bahan apapun. Bentuk minyak kelapa murni ini mengandung 92% asam lemak
jenuh, 6% asam lemak tak jenuh tunggal, dan 2% asam lemak tak jenuh ganda.
Asam lemak jenuh tersebut terdiri dari 90% rantai sedang dan 10% rantai panjang.
Metabolisme asam lemak jenuh adalah digunakan sebagai energi dan jarang
disimpan sehingga secara empiris, VCO ini bermanfaat untuk agen
antikolesterolemik dan antiskeloris (Harini 2009). Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa tikus Sprague Dawley yang diberi diet minyak kelapa akan
menyebabkan kadar kolesterol total darah maupun LDL menurun dan kadar HDL
meningkat (Harini dan Astirin 2009).
Minyak Jagung
Corn oil atau Mazola oil merupakan salah satu minyak nabati yang paling
banyak mengandung fitosterol. Fitosterol menggantikan komponen non-
triasilgliserol dalam lemak nabati termodifikasi. Minyak jagung mengandung
24% MUFA (Monounsaturated fats) dan 59% PUFA (Polyunsaturated fats).
Fungsi kerjanya dapat menurunkan absorpsi kolesterol dalam usus dan
menurunkan konsentrasi kolesterol LDL tanpa penyerapan dari dirinya sendiri.
Fitosterol sebagai salah satu lemak nabati berkonstribusi terhadap peningkatan
aktifitas reseptor LDL hepar, menurunkan produksi LDL, dan meningkatkan LDL
clearance (Ostlund 2002).
Profil Lipid Darah
Tabel 1 Alat dan bahan yang digunakan untuk uji biologis pengaruh jenis lemak
terhadap kolesterol serum
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Pereaksi kit kolesterol
2. Rak tabung reaksi 2. Pereaksi kit standar kolesterol
3. Spektrofotometer 3. Serum darah tikus
4. Vorteks 4. Akuades
5. Pipet mikro 5. Pereaksi kit standar
6. Serum tikus uji sampel uji tikus sampel MG
7. Serum tikus uji sampel uji tikus sampel MK
8. Serum tikus uji sampel uji tikus sampel KS
*Tikus yang diunakan Sprague Dawley
Prosedur Kerja
Kadar kolesterol tikus yang diberi intervensi sumber lemak yang berbeda-
beda jenisnya dapat diketahui melalui prosedur analisis kolesterol. Prosedur yang
dilakukan terdiri atas tiga tahapan, diantaranya persiapan serum sampel, analisis
kadar trigliserida, dan analisis kadar kolesterol total. Berikut ini disajikan diagram
alir prosedur uji biologis pengaruh jenis lemak terhadap kolesterol serum.
Selain uji kadar kolesterol total dan uji kadar Trigliseria, uji kolesterol
serum darah yang dilakukan adalah uji kadar HDL. Uji kadar HDL dilakukan
dengan menggunakan pereaksi kit standar HDL. Prosedur pelaksanaan uji tersaji
dalam Gambar 4.
Lipid merupakan salah satu zat gizi makro yang memiliki peran penting
dalam tubuh terutama dalam menghasilkan energi dan merupakan komponen
utama membran sel. Mengonsumsi bahan pangan sumber lemak memberikan
manfaat pada tubuh, akan tetapi jika asupan jika telah berlebihan malah akan
menimbulkan dampak negatif karena asupan lemak dari bahan pangan yang
berlebihan akan berpengaruh terhadap profil lipid tubuh. Analisis biologis profil
lipid darah dilakukan dengan menggunakan tikus Sprague-Dawley yang diberi
intervensi ransum yang berbeda selama 10 hari untuk melihat pengaruh pemberian
intervensi ransum berbagai jenis bahan pangan terhadap kadar lipid darahnya.
Tikus Sprague Dawley merupakan jenis outbred tikus albino serbaguna secara
ekstensif dalam riset medis. Keuntungan utamanya adalah ketenangan dan
kemudahan penanganannya (Larasaty 2013).
Penetapan kadar trigliserida menggunakan Metode Glycerol-3-Phosphate
Oxidase Phenol Aminophenazone (GPO-PAP), sedangkan penetapan kadar
kolesterol total menggunakan Metode Cholesterol Oxidase Phenol
Aminophenazone (CHOD-PAP). Kedua metode ini menggunakan prinsip oksidasi
dan hidrolisis enzimatis. Serum darah direaksikan dengan reagen
trigliserida/kolesterol lalu diinkubasi. Kemudian larutan diukur absorbansinya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm (Anindito 2014).
Penelitian ini mengambil 3 bahan pangan yakni kasein yang mengandung
Mazola oil yakni minyak jagung komersil, minyak kelapa, dan margarin. Setiap
kelompok tikus diberi intervensi sebanyak 20 gram ransum per hari. Setelah
intervensi, darah tikus diambil serumnya dan dilakukan uji kadar kolesterol total,
trigliserida, dan kadar HDL. Kadar LDL darah tikus dihitung menggunakan
perhitungan. Hasil analisis darah ditampilkan dalam Tabel 1 berikut.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abidah N, Tri DW, Nur IPN, Sudarma D, Wijayanti, Jaya MM. 2014. Pengaruh
margarin apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah terhadap
kadar kolesterol tikus Sprague dawley jantan. Jurnal Pangan dan
Agroindustrialis. Vol 2(1) : 18-27
Aditya PN. 2011. Ragam jenis ektoparasit pada hewan coba tikus putih (Rattus
norvegicus) galur sprague dawley [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas
Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Anindito AA. 2014. Pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper
retrofractum Vahl.) terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida pada tikus
jantan (Rattus novergicus) galur sprague dawley yang diberikan diet tinggi
lemak [Skripsi]. Lampung (ID): Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung.
Balai Informasi dan Teknologi. 2009. Pangan dan kesehatan.
Indonesia (ID) : Pfizer Indonesia.
Hartoyo A, Dahrulsyah N, Sripalupi, dan Nugroho P. 2008.
Pengaruh fraksi karbohidrat kacang komak (lablab
purpureus (L) sweet). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan.
19: 25-31.
Harini M, Astirin OP. 2009. Blood cholesterol levels of hypercholesterolemic rat
Rattus norvegicus) after VCO treatment. Nusantara Bioscience 1: 53-58.
Herwiyarirasanta, Eduardus BA. 2010. Effect of Black Soybean
Extract Supplementation in Low Density Lipoprotein
Level of Rats (Rattus norvegicus) With High Fat Diet.
Surabaya (ID): Science Universitas Airlangga.
Hutagalung LE. 2009. Penentuan kadar lemak dalam margarin dengan metode
ekstraksi sokletasi di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Medan.
[Karya Ilmiah]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.
Kustiyah L, Widhianti MU, Dewi M. 2013. Hubungan asupan serat dengan status
gizi dan profil lipid darah pada orang dewasa dyslipidemia. Jurnal Gizi dan
Pangan. 8(3): 193-200
Larasaty W. 2013. Uji antifertilitas ekstrak etil asetat biji jarak pagar (Jatropha
Curcas L.) pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur sprague dawley
secara in vivo [Skripsi]. Jakarta (ID): Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah.
Makfoeld. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Yogyakarta (ID): Kanisius
Mulyani GT, Wuryastuti H. 2014. Efek ransum kolesterol tinggi terhadap rasio
oksidan dan antioksidan pada tikus Sprague dawley. Jurnal Sains Veteriner.
22(2): 49-52.
Osuji CU, Nzerem BA, Meludu S, Dioka CE, Nwobodo E, Amilo GI. 2010. The
prevalence of overweight/obesity and dyslipidemia amongst a group of
women attending August meeting. Nigerian Medical Journal. 51(4): 155-
159
Octifani S. 2012. Pengaruh pemberian margarin terhadap rasio kolesterol
LDL/HDL tikus Sprague Dawley. [skirpsi] Universitas Diponegoro (ID):
Fakultas Kedokteran
Ostlund RE, Susan BR, Alfred O, William FS. 2002. Phytosterols that are
naturally present in commercial corn oil significantly reduce cholesterol
absorption in humans. Am J Clin Nutr. 75:1000-1004.
Sardesai, V. M. 2003. Introduction of Clinical Nutrition. 2nd ed. Marcel Dekker
Inc. New York
Sirois M. 2005. Laboratory Animal Medicine: Principles and Procedures. New
York (US): Mosby Inc.
LAMPIRAN