Anda di halaman 1dari 91

PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING

DI SMK AL-HIDAYAH I CILANDAK JAKARTA SELATAN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh

Abdul Jalaludin Sayuti


NIM. 106018200678

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
LEMBAR PENGESAHAAN

PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI


SMK AL-HIDAYAH I CILANDAK JAKARTA SELATAN

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh

Abdul Jalaludin Sayuti


NIM. 106018200678

Dibawah Bimbingan
Pembimbing,

Dra. Zikri Neni Iska M. Psi.


NIP. 19690206 1995032001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMK


Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus
dalam ujian Munaqasyah pada tanggal 10 Desember 2010 di hadapan dewan penguji.
Karena itu, penulis berhak memperoleh Gelar Sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan
Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 10 Desember 2010


Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia
(Ketua Jurusan Kependidikan Islam) Tanggal Tanda Tangan

Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil. ...


NIP. 195605301985031002

Ketua Prodi Manajemen Pendidikan


Drs. H. Muarif SAM, M. Pd. ...
NIP. 19650171994031005

Penguji I
Drs. H. Muarif SAM, M. Pd. ...
NIP. 19650171994031005

Penguji II
Dr. Sururin, M.A. ...
NIP. 197103191998032001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.


NIP. 19571005.198703.1.003
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Abdul Jalaludin Sayuti


NIM : 106018200678
Jurusan : Kependidikan Islam
Program Studi : Manajemen Pendidikan
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini menyatakan bahwa :


1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S. Pd) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 November 2010


Penulis,

Abdul Jalaludin Sayuti


NIM. 106018200678
ABSTRAKSI

Abdul Jalaludin Sayuti, Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di


SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan, Jurusan Kependidikan Islam,
Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.

Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan pelayanan bantuan untuk


peserta didik baik perorangan ataupun kelompok agar mandiri dan berkembang
secara optimal, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung. Pada
pelaksanaan kegiatan tersebut mengacu kepada program yang telah direncanakan
oleh guru pembimbing dengan memperhatikan kebutuhan siswa, jumlah siswa
asuh yang wajib dibimbing, adanya sarana kegiatan yang memadai dan
sebagainya. Fenomena dilapangan saat ini adalah kurangnya guru pembimbing
dan terbatasnya sarana untuk memberikan layanan dalam pelaksanaan kegiatan
BK. Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah bahwa kegiatan bimbingan
dan konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan belum terlaksana
dengan baik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak. Metodologi yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dengan subjek penelitian
Koordinator BK, Kepala Sekolah dan Siswa/i SMK Al-Hidayah I Cilandak.
Teknik pengumpulan data penelitian dengan observasi, wawancara, studi
dokumentasi dan angket. Proses analisis data dimulai dengan menelaah hasil
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Selanjutnya data tersebut direduksi,
kemudian disajikan dalam bentuk uraian naratif dan verifikasi data. Sementara
data angket, dianalisi dengan rumus Distribusi Frekuensi (distribusi
presentase).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bimbingan dan konseling di
SMK Al-Hidayah I Cilandak terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
hasil data angket siswa dengan persentase 71,99% dan dalam kategori baik, hasil
tersebut menujukkan bahwa guru pembimbing senantiasa memberikan kegiatan
layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I
Cilandak Jakarta Selatan. Selai itu, peran serta kepala sekolah dalam
mengintegrasikan kegiatan BK, memfasilitasi, pembinaan, pengawasan, evaluasi
dan megupayakan pengembangan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-
Hidayah I Cilandak.

Kata Kunci: Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling


KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam. Penulis senantiasa
bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT, terutama nikmat Iman
dan Islam. Penulis meyakini bahwa semua adalah kuasa Allah SWT dan atas
kehendak-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurah ruahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarga, para sahabat, dan semua ummatnya, Amin ya Rabbal Alamin.
Selesainya Skripsi yang berjudul Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan
Konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd), Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tentunya penulis
menyadari adanya berbagai pihak yang ikut memberikan dukungan dan motivasi,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan tersima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Rusydi Zakariya, M.Ed. M.Phill, Ketua Jurusan Kependidikan Islam
3. Drs. H. Muarif SAM, M.Pd, Katua Program Studi Manajemen
Pendidikan dan juga sebagai Penasehat Akademik, atas ilmu yang diberikan,
nasehat, arahan, motivasi, bimbingan selama menjalani proses perkuliahan di
Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam UIN
Syarif Hidyatullah Jakarta.
4. Dra. Zikri Neni Iska, M. Psi., Dosen Pembimbing dalam penyusunan
skripsi ini, dengan penuh keikhlasan dan kesabaran meluangkan waktu
kepada penulis untuk memberikan, bimbingan, nasehat, arahan,
motivasi, pengetahuan dan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.

i
5. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan
Kependidikan Islam atas pelayanan, bimbingan, pengatahuan, pengalaman,
motivasi yang diberikan kepada penulis selama proses perkuliahan.
6. Pimpinan dan segenap karyawan yang bertugas di Perpustakaan Utama dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiayah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta atas fasilitas dan layanan yang diberikan selama penulis
menyelesaikan skripsi.
7. Kepala SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan, Bapak Drs. Noorvara
Santosa, atas izin penelitian, dukungan dan informasi-informasi mengenai
fokus penelitian yang diberikan kepada penulis.
8. Koordinator BK SMK Al Hidayah I Cilandak Dra. Suwartiani, Guru
Pembimbing, dan semua Siswa/i SMK Al Hidayah I Cilandak atas
kesediaannya memberikan data dan informasi sekolah dan fokus penelitian.
Juga Wakasek, guru-guru, staff TU dan karyawan yang bertugas di SMK Al
Hidayah I Cilandak, atas kemudahan dan kerjasamanya.
9. Orang Tua tercinta H. Apang Sumarna dan Ibu Siti Nursyamsiah, dengan
penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran dalam membimbing dan
mendidik penulis. A Enuh, Teh Elis dan Dd Ghania Cantik (keponakan), serta
Eful (adik), atas doa, perhatian, motivasi, arahan, nasehat, dukungan yang
diberikan kepada penulis khususnya dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga Besar Alm. Abah (Ema, mg Diding, mg Ade, mg Iim, mg Mamat,
mg Husen, bi Iah, bi Ala, bi Wisah, bi Iis), atas doa restu, dukungan,
motivasi, arahan, nasihat yang diberikan kepada penulis khususnya dalam
menyelesaikan skripsi ini. Keponakan (Empik, Izal, Erna, Ai, Iing, Fathur,
Indad).
11. Kawan-kawan KI-MP A 2006, Adhi, Agus, Alwani, Alam, Aep, Aldian,
Andika, Diki, Budi, Encep, Fahad, Fahri, Jawa, Midis, Muis, Rifai, Angga,
Uyung, Didi, Pepet, Dinonk, Afah, Eka (set&agst), Astri, Indah, Ina, Candra,
Hamna, Aulia, Dewi, Anik, Yuyu, Shifroh dan semuanya atas bantuan,
motivasi, nasehat, curhatan dan juga KI-MP B. Wa Ucuv, Fachri Mone, Amin,
Arif, Kewo Ato, kg Yazid, Opik Brow dan semuanya atas bantuan, dukungan,

ii
motivasi, arahan dan ilmu yang diberikan kepada penulis khusunya dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga persahabatan kita tetap abadi, selamanya.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berdoa semoga pihak-pihak


yang telah memberikan support kepada penulis, menjadi amal ibadah dengan
pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Tentunya skripsi ini masih belum
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Besar harapan
penulis akan karya yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
semua pembaca, Amin.

Jakarta, 29 November 2010

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI .. iv
DAFTAR TABEL .. vi

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .. 1
B. Identifikasi Masalah 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Perumusan Masalah . 6
E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : LANDASAN TEORI


A. Teori Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling .... 8
2. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling . 14
3. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling ... 18
4. Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling . 19
5. Teknik-teknik Bimbingan dan Konseling .. 21
B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1. Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... 22
2. Program Bimbingan dan Konseling 23
3. Personil Bimbingan dan Konseling 24
4. Sarana Bimbingan dan Konseling .. 26

iv
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian . 28
C. Tujuan Penelitian 29
D. Populasi dan Sampel ... 29
E. Teknik Pengumpulan Data .. 30
F. Analisis dan Interpretasi Data . 31
G. Instrumen Penelitian 32

BAB IV : HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Bimbingan dan Konseling SMK Al Hidayah I ... 35
2. Struktur Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I ......... 36
3. Keadaan Guru BK SMK Al-Hidayah I ... 77
4. Sarana Bimbingan Konseling SMK Al-Hidayah I .. 39
B. Deskripsi Kegiatan Bimbingan dan Konseling
1. Kegiatan Layanan SMK Al-Hidayah I ...
40
2. Kegiatan Pendukung SMK Al-Hidayah I .. 42
C. Analisis dan Interpretasi Data
1. Analisis Data Angket ... 43
2. Interpretasi Data Angket . 55

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .. 58
B. Saran . 59

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL
Halaman
Kisi-kisi Instrumen Angket Siswa ....... 32
Pedoman Wawancara Koordinator BK ........................ 33
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ......................... 34
Daftar Personil BK SMK Al-Hidayah I Cilandak .... 37
Fasilitas Dalam Kantor BK SMK Al-Hidayah I .. 39
Layanan Orientasi Siswa Baru ..... 43
Pemahaman Tentang Lingkungan Sekolah .. 44
Layanan Informasi Belajar ....... 44
Pemahaman Bahaya Narkoba dan Pergaulan Bebas .... 45
Layanan Informasi Pekerjaan/Karir ..... 45
Layanan Informasi Pendidikan Tinggi .... 46
Layanan penempatan dan penyaluran .. 46
Pemahaman dan Pengembangan Kemampuan Siswa .. 47
Pengembangan Sikap dalam Kegiatan Pembelajaran .. 48
Solusi dalam Kegiatan Pembelajaran ... 48
Motivasi dalam Kegiatan Belajar ..... 49
Mengembangkan Kemampuan Dalam Kegiatan Belajar ..... 49
Pemahaman Tentang Tata Tertib sekolah .... 50
Layanan Konseling Perorangan ........... 50
Layanan Bimbingan Kelompok ... 51
Pemahaman Tentang Sosialisasi di Sekolah .................................... 51
Layanan Konseling Kelompok . 52
Aplikasi Instrumentasi Data Siswa ...... 52
Himpunan Data Siswa .. 53
Konferensi Kasus . 53
Kunjungan Rumah ....... 54
Alih Tangan Kasus ... 54
Nilai Rata-rata Skor Per Dimensi dan Akhir Penelitian ... 56

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian dalam rangka
mengembangkan potensi manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi
bagian penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia
diharapkan dapat mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang ada
pada dirinya, baik potensi jasmani maupun rohani sebagai bekal untuk
menjalankan kehidupan. Hal tersebut sesuai dengan Fungsi dan Tujuan
Pendidikan Nasional sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. 1
Berdasarkan fungsi dan tujuan tersebut, pendidikan formal pada
prosesnya tidak hanya mengutamakan perkembangan aspek kognitif atau
pengetahuan peserta didik, tetapi juga aspek perkembangan pribadi, sosial,
dan kematangan intelektual. Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan harus
memberikan kegiatan yang dapat memfasilitasi pengmbangan diri siswa

1
Und ang-undang RI. No. 20 Tahun 2003 te n tang S is te m Pend id ik an
Nasiona l (SISDIKNAS ), b ab I I P as al 3 , h a l. 3

1
2

secara optimal dalam rangka mewujudkan manusia yang unggul sesuai


dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan dalam prosesnya tidak hanya cukup dengan memberikan
kegiatan pembelajaran/kurikulum, tetapi perlu didukung dengan kegiatan
yang dapat memaksimalkan kemampuan lainnya yang dimiliki peserta didik.
Hal tersebut senada dengan penjelasan bahwa Pendidikan yang bermutu
merupakan pendidikan yang seimbang, tidak hanya mampu menghantarkan
peserta didik pada pencapaian standar kemampuan akademis, tetapi juga
mampu membuat perkembangan diri yang sehat dan produktif. 2
Sekolah sebagai pelaksana fungsi dan tujuan pendidikan dalam prosesnya
tidak hanya fokus pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran/kurikulum, tetapi
juga memberikan kegiatan yang dapat mengarahkan kepada pengembangan
potensi, pembentukan watak dan kepribadian peserta didik secara optimal,
serta pemecahan masalah peserta didik di sekolah. Kegiatan tersebut
difasilitasi dengan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Bimbingan dan Konseling merupakan layanan bantuan untuk peserta
didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma
yang berlaku. Kegiatan tersebut diberikan oleh guru pembimbing yang dapat
dimanfaatkan oleh seluruh siswa meliputi; layanan orientasi, informasi,
penempatan, penyaluran, pembelajaran dan kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling seperti alat-alat pengumpulan data diri siswa dan sebagainya.
Bimbingan dan konseling menjadi bagian penting di sekolah, memiliki
kedudukan strategis dalam mendukung kegiatan lain di sekolah. Oleh karena
itu, setiap sekolah harus melaksanakan kegiatan tersebut secara mandiri,
menjadikannya suatu program yang sistematis mulai dari perencanaan,

2
Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006), cet. II, h. 2 .
3

pengorganisaian, pelaksanaan, dan penilaian serta diintegrasikan dengan


kegiatan lainnya di sekolah.
Pentingnya kegiatan bimbingan dan konseling untuk dilaksanakan di
sekolah sebagai sarana untuk memfasilitasi siswa, karena tidak semua siswa
dapat memahami dengan baik kelemahan dan kelebihan, bakat dan minatnya,
serta ciri-ciri kepribadiannya, tidak semua siswa dapat mengenal dan
memanfaatkan lingkungannya secara maksimal, tidak semua siswa dapat
menerima keadaan dirinya seperti apa adanya, baik penerimaan terhadap
kelebihan ataupun kelemahannya seperi keadaan jasmani, keuangan dan
keadaan keluarga, serta tidak semua siswa dapat mengatasi permasalahannya
sendiri. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya guru pembimbing harus
memberikan kegiatan berupa layanan-layanan yang dapat membantu siswa
dalam hal tersebut. Dengan demikian, siswa harus dapat memanfaatkan
kegiatan tersebut untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi yang
dimiliki serta dapat memberikan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi
siswa baik internal sekolah maupun eksternal sekolah.
Adapun arah kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
sebagai berikut:
1. Terpenuhinya tugas-tugas perkembangan peserta didik dalam
setiap tahap perkembangan mereka.
2. Dalam upaya mewujudkan tugas-tugas perkembangan itu,
kegiatan bimbingan dan konseling mendorong peserta didik
mengenal diri dan lingkungan, mengembangkan diri dan sikap
positif, mengembangkan arah karir dan masa depan.
3. Kegiatan bimbingan dan konseling meliputi bimbingan pribadi,
sosial belajar dan karir. 3

Sekolah dengan fenomena yang ada cenderung mengutamakan kegiatan


akademis seperti belajar dikelas menyampaikan materi pelajaran sesuai
dengan target yang telah direncanakan, memberikan tugas, dan sebagainya;
kegiatan administratif seperti kesibukan memenuhi kebutuhan sekolah dan
sebagainya. Kegiatan tersebut bukan berarti harus diabaikan atau tidak

3
Prayitno dkk., Pedoman Khusu s Bimb ingan dan Konseling , Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, (Jakarta: Depdiknas,
2004), h. 12-13
4

penting, tetapi harus diimbangi dengan memberikan pelayanan yang


maksimal kepada siswa, perhatian kepada siswa secara total dan tentunya
tanpa mengabaikan personil lainnya seperti guru dan karyawan. Dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah, boleh jadi siswa memiliki
permasalahan yang harus dicarikan solusinya seperti kurang motivasi dalam
belajar, kurangnya prilaku disiplin siswa dalam mentaati peraturan sekolah
serta siswa yang memiliki kemampuan/bakat yang dapat dikembangkan
secara optimal. Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah diharapkan dapat lebih membimbing siswa kearah
pengembangan diri siswa dan membantu menyelesaikan masalah-masalah
siswa di sekolah.
Bimbingan dan konseling sebagai kegiatan bantuan yang diberikan oleh
seorang ahli dalam bidang tersebut, sehingga dalam pelaksanaannya harus
dilaksanakan oleh personil yang memiliki kompetensi sesuai bidang
bimbingan dan konseling atau memiliki kualifikasi sebagai guru pembimbing
melalui sertifikasi. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan bahwa bimbingan
dan konseling adalah profesi, yang mensyaratkan (guru pembimbingnya)
menguasai perangkat kompetensi, sikap dan sistem nilai, ciri-ciri kepribadian
tertentu yang harus diinternalisasi sebagai keutuhan dan secara konsisten
ternyatakan dalam cara berpikir dan bertindak yang akan menjadi instrumen
untuk mempengaruhi perkembangan peserta didik. 4
Selain itu, yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan
dan konseling adalah guru pembimbing harus disesuaikan dengan jumlah
siswa, adanya kerja sama antara personil bimbingan dan konseling dengan
guru-guru lainnya di sekolah agar dapat saling bantu membantu, tolong
menolong, bertukar pikiran, usul saran, pandangan, pengalaman dan bekerja
bersama-sama. Hal demikian, agar tercipta suasana profesional dalam proses
kegiatan dan kegiatan bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan baik,
efektif dan optimal.

4
Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling: Pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan
Masalah Peserta Didik/klien, (Jakarta: Kizi Brothers, 2008), cet. I, hal. 4-5.
5

Kenyataan umum sekarang ini masih banyak sekolah yang melaksanakan


kegiatan bimbingan dan konseling belum terorganisir dengan baik seperti
kegiatan sekolah lainnya. Ketidakjelasan muncul pada pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah seperti; tidak seimbangnya jumlah guru
pembimbing dengan jumlah siswa, tidak adanya program kegiatan yang
terencana sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut hanya bersifat insidentil,
guru pembimbing bukan berlatarbelakang bidang bimbingan konseling,
minimnya antusiasme siswa dalam memanfaatkan kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah, terbatasnya sarana dan prasarana yang dapat
mendukung kegiatan tersebut juga menjadi masalah saat ini yang masih
banyak ditemui di sekolah-sekolah, sehingga kegiatan tersebut tidak berjalan
dengan efektif.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara untuk studi pendahuluan,
dimana kegiatan bmbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
secara umum cukup baik, akan tetapi pada pelaksanaannya masih terdapat
hal-hal yang belum sesuai dengan ketentuan khusus bimbingan dan konseling
seperti; tidak seimbangnya ratio guru pembimbing dengan jumlah siswa asuh,
guru pembimbing yang ada berjumlah tiga orang, sedangkan jumlah siswa
1274 orang dan tidak adanya ruang khusus untuk pemberian layanan
bimbingan dan konseling. 5 Tentunya hal tersebut mempengaruhi baik
tidaknya pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah
I Cilandak Jakarta Selatan.
Dari latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan judul Pelaksanaan Kegiatan
Bimbingan dan Konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
Jakarta Selatan.

5
Data Jumlah Siswa SMK Al-Hidayah I Cilandak Tahun Pelajaran 2010/2011 (terlampir)
dan Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah (Drs. Noorvara Santosa) dan Koordinator BK (Dra.
Suwartiani) ketika melakukan obsevasi studi pendahuluan.
6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang, ada beberapa permaslahan yang


dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya guru pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan


dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak.

2. Kurangnya sarana dan prasarana untuk kegiatan layanan bimbingan dan


konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak.

3. Tidak adanya program yang terencana untuk kegiatan bimbingan dan


konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak.

4. Kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan kegiatan bimbingan dan


konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak.

5. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di di SMK Al-Hidayah I


Cilandak hanya bersifat insidentil.

6. Kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak


belum terlaksana dengan baik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan indentifikasi masalah, maka penulis membatasi lingkup


masalah dalam penelitian ini, yakni Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling meliputi; kegiatan layanan dan kegiatan pendukung di SMK Al-
Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan.

D. Perumusan Masalah
7

Berdasarkan pembatasan masalah diatas dan untuk lebih memperjelas


permasalahan yang akan diteliti, penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut : Bagaimana Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK
Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Sekolah dapat dijadikan bahan masukan dalam pelaksanaan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling selanjutnya
2. Bagi Guru pembimbing/konselor dapat dijadikan bahan masukan dan
balikan (feed back) untuk meningkatkan kinerja guru pembimbing agar
lebih berkualitas serta meningkatkan etos kerja yang tinggi dalam bidang
bimbingan dan konseling.
3. Bagi Peneliti, menjadi pengalaman yang berharga dan berilmu khususnya
tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, serta menjadi
salah satu syarat peneliti untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
4. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada
kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan
mendalam pada bidang bimbingan dan konseling di sekolah.
8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling


a. Pengertian Bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
guidance berasal dari kata kerja to guide yang mempunyai arti
menunjukan, membimbing, menuntun atau membantu. Sesuai dengan
istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu
bantuan atau tuntutan. Namun demikian, tidak semua bentuk bantuan atau
tuntutan adalah bimbingan. 1 Untuk memahami lebih jelas tentang
bimbingan berikut akan dijelaskankan beberapa pengertian bimbingan
yang dikutip dari berbagai sumber:

1
H a l len, A. , Bimb ingan dan Kon seling, ( Ja kar ta : Qua n tu m T e ach ing,
2005), cet. III , h. 2-3
9

Pengertian bimbingan dalam peraturan pemerintah No. 29 tahun 1990


tentang Pendidikan Menengah sebagaimana dikutip oleh Anas Salahudin
menjelaskan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan. 2 Pengertian tersebut
mengarah kepada pelaksanaan kegiatan bimbingan di sekolah, dimana
bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada peserta didik
agar dapat memahami diri, lingkungan dan memiliki visi kedepannya.
Selanjutnya Frank W. Miller (1961) dalam Andi Mappiare
menjelaskan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap
individu untuk mencapai pemahaman
8 diri dan pengarahan diri terutama
untuk membuat penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah,
keluarga/rumah tangga dan masyarakat umum. 3
Pengertian yang sama juga dijelaskan oleh Shertzer dan Stone (1971)
dalam Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan menjelaskan bahwa
bimbingan sebagai ... process of helping an individual to understand
himself and his world (proses pemberian bantuan kepada individu agar
mampu memahami diri dan lingkungannya). 4
Lebih lanjut Years Book of Education (1955) dalam
Hallen menyatakan bahwa Guidance is a process of
helping individual through their own effort to discover
and develop their potentialities both for personal
happiness and social usefulness. Bimbingan adalah suatu proses
membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan
mengembangkan kemempuannya agar memperoleh kebahagian
pribadi dan kemanfaatan sosial. 5
Sementara Lester D. Crow & Alice Crow (1960) dalam Andi
Mappiare memberikan pengertian sebagai berikut:

2
Ana s S a lahud in, Bimbingan & Ko n seling, ( Bandung : CV. Pu stak a Setia,
201 0 ) , c e t- I , h. 15.
3
Andi Mappiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling Sekolah, (Surabaya: Usana Offset
Printing), h. 126.
4
Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006), cet. II, h. 6.
5
Hallen, A., Bimbingan dan Konseling, h. 3
10

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang yang


memiliki pribadi terpercaya dan pendidikan yang memadai, baik pria
maupun wanita, kepada seseorang individu berbagai tingkat usia agar
mereka dapat mengendalikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri,
mengembangkan arah titik-pandangnya sendiri, membuat keputusan-
keputusan sendiri dan memikul bebennya sendiri. 6
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada setiap individu baik anak-anak,
remaja, dewasa atau orang tua sekalipun (bimbingan untuk semua),
bimbingan bukan hanya dilakukan di lingkungan sekolah tetapi juga di
lingkungan masyarakat umum. Sementara yang memberi bantuan
(pembimbing) harus memiliki pribadi yang dapat dipercaya dan
kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan individu yang dibimbing.
I. Djumhur dan Moh. Surya menjelaskan bahwa bimbingan adalah
suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis
dari pembimbing kepada individu dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya
(self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self
acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction),
kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai
dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri
dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dan
bantuan itu diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan
pengalaman khusus dalam bidang tersebut. 7
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulan bahwa
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada semua individu
sebagai upaya untuk memberikan pemahaman tentang diri; potensi yang
dimiliki individu agar dikembangkan secara optimal dan memberikan
pemahaman tentang lingkungan hidup individu. Selain itu, bimbingan juga
merupakan proses pemberian bantuan kepada individu dalam rangka
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan mencarikan
solusinya.

b. Pengertian Konseling
6
Andi Mappiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling, h. 127.
7
I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance &
Counseling), (Bandung: CV. Ilmu, tt), h. 28.
11

Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris counseling yang


artinya dikaitkan dengan kata counsel, dalam kamus kata tersebut
memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give
counsel), dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti tersebut,
berarti konseling secara etimologis adalah pemberian nasihat, anjuran,
pembicaraan dengan bertukar pikiran. 8

Istilah konseling sering dirangkaikan dengan istilah bimbingan. Hal


ini disebabkan karena konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik
sebagai layanan maupun sebagai teknik 9 dan menjadi kegiatan yang saling
terintegrasi dengan bimbingan. Meskipun demikian, ada perbedaan antara
keduanya dimana konseling lebih identik dengan psychoterapi, yaitu usaha
untuk menolong dan menggarap individu yang mengalami kesukaran dan
gangguan psikis yang serius. 10 Untuk memahami lebih jelas tentang
konseling, berikut akan dijelaskankan beberapa pengertian konseling yang
dikutip dari berbagai sumber:
Prayitno dan Erman Amti (2004) dalam Anas Salahudin menjelaskan
bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada
individu yang sedang mengalami masalah (klien) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel
(2005) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling
pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara
tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab
sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. 11

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa konseling


sebagai proses pemberian bantuan. Bantuan tersebut diberikan oleh
konselor yang memiliki kemempuan dalam memberikan konseling kepada

8
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada, 2007), h. 21-22.
9
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h. 37.
10
I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di, h. 29.
11
An a s S a lahud in, Bimb ingan & Konseling, h. 15
12

individu khususnya yang mengalami permasalahan. Hal ini dilakukan


secara langsung face to face antara konselor dan konseli. Tujuan
konseling tersebut adalah membantu individu dalam mencarikan solusi
atas permasalahan yang dihadapi dan konselor memberikan arahan kepada
konseli agar dapat menyelesaikan masalahnya secara mandiri.
Sejalan dengan pengertian sebelumnya Robinson dalam Syamsu
Yusuf dan A. Juntika Nurihsan juga menjelaskan bahwa konseling
adalah semua bentuk hubungan antara dua orang (pembimbing dan
klien/yang di bimbing), dimana klien dibantu untuk lebih mampu
menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan
lingkungannya. Suasana hubungan konseling ini meliputi penggunaan
wawancara untuk memperoleh dan memberikan informasi, melatih
atau mengajar, meningkatkan kematangan, memberikan bantuan
melalui pengambilan keputusan dan usaha-usaha penyembuhan
(terapi). 12
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan
percakapan antara dua orang (konselor dengan konseli) secara khusus,
dimana konseli diberikan bantuan berupa pemahaman tentang diri dan
lingkungannya serta memberikan solusi terkait dengan masalah-masalah
yang dihadapi oleh konseli. Dengan diberikannya konseling tersebut,
diharapkan konseli memperoleh pelajaran sebagai bekal untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi secara mandiri.
Dewa Ketut Sukardi menjelaskan konseling sebagai suatu upaya
bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara
konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik, human
(manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian dan didasarkan
atas norma-norma yang berlaku, agar klien memperoleh konsep diri
dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada
saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang. 13
Lebih lanjut Mohamad Surya memberikan pengertian bahwa
konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli (siswa) dapat

12
Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, h. 7.
13
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan, h. 38.
13

mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses
penyesuaian dengan lingkungannya. 14 Pengertian ini menjelaskan bahwa
konseling sebagai kegiatan yang diberikan oleh konselor secara pribadi
untuk memberikan pemahaman tentang dirinya sendiri dan lingkungan
tempat individu/siswa tersebut tinggal. Kegiatan tersebut akan menjadi
pembelajaran bagi siswa akan arti dari kehidupan yang sedang dan akan
dijalaninya.
Mortensen (1964) dalam Mohamad Surya mendefinisikan konseling
sebagai proses hubungan antar pribadi dimana satu orang dibantu oleh
satu orang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan
menentukan masalahnya. Sedangkan Jones (1970) menyebutkan
bahwa konseling sebagai suatu hubungan professional antara seorang
konselor yang terlatih dengan klien. 15
Roger (1942) dalam Hallen menjelaskan bahwa counseling is a series
of direct contacts with the individual which aims to offer him assistence in
changing his attitude and behavior. (Konseling adalah serangkaian
hubungan langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantu dia
dalam merubah sikap dan tingkah lakunya). 16
James F. Adams dalam I. Djumhur dan Moh. Surya menjelaskan
bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang
individu dimana konselor membantu konseli/klien supaya klien dapat lebih
baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah
hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan datang. 17
American School Counselor Association (ASCA) menjelaskan bahwa
konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor
kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan
keterampilannya untuk membantu kliennya mengetasi masalah-
masalahnya 18 .

14
Achmad Juntika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005), cet-I, h. 10.
15
Mohama d Sur ya, Psik o log i Kon se ling, ( Bandung : CV. Pustaka Ban i
Qur a is y, 2003), h. 1 .
16
Hallen, A. Bimbingan dan Konseling, h. 9.
17
I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan, h. 29.
18
Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, h. 8.
14

Lebih lanjut, American Personnel and Guidance Association (APGA)


sebagaimana dikutip oleh Tohirin mendefinisikan konseling sebagai suatu
hubungan antara seorang yang terlatih secara professional dan individu
yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan kecamasan biasa atau
konflik atau pengambilan keputusan. 19
Berdasarkan beberapa pengertian yang diatas dapat disimpulkan
bahwa, konseling adalah proses pemberian bantuan secara khusus antara
konselor dengan klien yang memiliki permasalahan; dengan konseling
tersebut diharapkan masalah yang dihadapi klien dapat terpecahkan. Selain
itu konselor memberikan pemahaman kepada klien berupa arahan/nasehat
agar mampu mengarahkan dirinya dan dapat mengetasi masalah-masalah
yang dihadapi secara mandiri.
Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling diatas dapat
disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu proses
pemberian bantuan kepada individu baik perorangan atau kelompok yang
dilakukan oleh seorang ahli dalam rangka memberikan arahan, nesehat dan
pemahaman kepada individu agar dapat memahami diri dan lingkungan
hidupnya, memberikan bantuan dalam menyelesaikan masalah, serta
bantuan dalam rangka mengembangkan potensi dirinya secara maksimal,
sehingga dapat dioptimalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara dalam konteks sekolah formal, bimbingan dan konseling
merupakan salah satu kegiatan yang sistematis dalam rangka memberikan
pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan
belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah

19
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah , h. 23.
15

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi dalam


pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip tersebut
berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar
bagi pemberian layanan dalam kegiatan bimbingan dan konseling, baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Adapun prinsip-prinsip bimbingan adalah
sebagai berikut:
a) Bimbingan diperuntukan bagi semua individu (guidance is for all
individuals). Bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau
siswa, baik yang tidak bermasalah atau bermaslah; baik pria atau wanita;
anak-anak, remaja ataupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang
digunakan lebih bersipat preventif dan pengembangan diri pada
penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok daripada
perorangan (individual).
b) Bimbingan bersifat individualisasi. Bahwa setiap individu memiliki
perbedaan dengan individu yang lainnya, memiliki kemampuan untuk
dikembangkan. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan harus dapat
meningkatkan pengembangan diri siswa/klien. Focus kegiatan bimbingan
adala individu meskipun dengan teknik kelompok.
c) Bimbingan menekankan hal yang positif. Bahwa bimbingan merupakan
proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena
bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif
terhadap diri sendiri, member dorongan, dan peluang untuk berkembang.
d) Bimbingan merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan hanya tugas
konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah, yang semuanya
harus dapat bekerja sama demi terlaksananya kegiatan bimbingan yang
efektif.
e) Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan.
Bahwa bimbingan diarahkan untuk membantu siswa/klien agar dapat
melakukan pilihan dan mengambil keputusan.
f) Bimbingan berlangsung dalan setting (adegan) kehidupan. Bahwa
bimbingan tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di lingkungan
luar sekolah pada umumnya. 20

Dalam literatur lain dijelaskan bahwa prinsip-prinsip dalam pelaksanaan


kegiatan bimbingan dan konseling secara khusus. Prinsip-prinsip khusus
adalah prinsip-prinsip bimbingan yang berkenaan dengan permasalahan
individu, prinsip yang berkenaan dengan program layanan, dan prinsip-

20
Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan, h. 17-18.
16

prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan peaksanaan


kegiatan layanan bimbingan dan konseling. 21
Adapun prinsip khusus yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling yaitu:
a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu
yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi
permasalahan
b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan
dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan individu itu
sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak
lain
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi
d. Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua yang akan
menentukan hasil bimbingan
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh
melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian
terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program
bimbingan dan konseling itu sendiri. 22

3. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling


a. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang
hendak dipenuhi dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka bimbingan dan konseling di
sekolah harus berfungsi sebagai berikut:

1) Fungsi pemahaman yaitu fungsi yang akan menghasilkan pemahaman


tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik pemahaman meliputi; pemahaman tentang
diri sendiri peserta didik, pemahaman tentang lingkungan peserta didik
dan pemahaman lingkungan yang lebih luas.
2) Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai
permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu,
menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu
dalam proses perkembangannya.

21
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan, h. 39.
22
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan, h. 40.
17

3) Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan


menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh
peserta didik.
4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan
terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik
dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. 23

Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai


jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, dimana setiap kegiatan
yang dilaksanakan harus mengacu kepada fungsi-fungsi tersebut agar hasil
yang dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari bimbingan
dan konseling selain sebagai pemahaman dan pencegahan, fungsi dari
bimbingan dan konseling juga berfungsi sebagai sarana bagi peserta didik
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan pemecahan masalah peserta
didik.

b. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Tujuan dari kegiatan bimbingan dan konseling adalah agar
individu/siswa dapat mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan, lingkungan masyarakat dan sekitarnya, serta mampu mengatasi
hambatan dan kesulitan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar


peserta didik, dapat:
a. Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin;
b. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri;
c. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi
lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan
kebudayaan;
d. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan
masalahnya;

23 Prayitno, dkk., Pedoman Khu sus Bimb ingan dan Kon seling, Direktorat Jendral

Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, (Jakarta: Depdiknas,
2004), h. 6.
18

e. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan


bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan;
f. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah
tersebut. 24

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari bimbingan


dan konseling semuanya mengarahkan kepada peserta didik agar peserta
didik lebih memahami dirinya sendiri baik dari kekurangannya maupun
kelebihannya. Membantu peserta didik untuk berani mengambil sendiri
keputusan yang baik (sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat) untuk
dirinya. Bimbingan dan konseling juga bertujuan membantu peserta didik
agar memiliki kompetensi dan mengembangkan potensi dirinya seoptimal
mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas
perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin.

4. Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Bidang bimbingan dan konseling merujuk kepada bidang kehidupan
manusia pada umumnya atau aspek perkembangan tertentu yang menjadi
fokus perhatian dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Adapun bidang-
bidang bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:

a) Bimbingan Akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara


belajar yang tepat, dan memilih program studi yang sesuai, dan dalam
mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan
belajar di sekolah.
b) Bimbingan Karier ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri
menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau
jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku
jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari
lapangan pekerjaan ynag telah dimasuki.
c) Bimbingan Pribadi-Sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan
batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya
sendiri; dalam mengatur diri sendiri dibidang kerohanian, perawatan
jasmani, pengisian waktu luang dan sebagainya; serta bimbingan dalam

24
Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.. (Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 7
19

membina hubungan kemanusiaan dengan sesama dilingkungan


(pergaulan sosial). 25
Demikian bidang-bidang bimbingan dan konseling yang menjadi ruang
lingkup dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dalam konteks
persekolahan. Kegiatan BK di sekolah tidak hanya fokus kepada bidang
akademik, tetapi juga bidang-bidang yang mencakup kehidupan pribadi
peserta didik dengan mengembangkan potensinya sebagai bekal dalam
meghadapi kehidupan didunia pekerjaan dan lingkungan sekitar.

5. Teknik-teknik Bimbingan dan Konseling di sekolah


a. Layanan Individu
Layanan individu lebih dikenal dengan layanan konseling perorangan
merupakan layanan bantuan dalam upaya mengatasi masalah siswa/klien
dan meningkatkan pengertian dan pemahaman tentang dirinya. Dalam
teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat
rahasia (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara
antara konselor dengan konseli. Masalah-masalah yang dipecahkan
melalui teknik konseling individu ini ialah masalah-masalah yang sifatnya
pribadi.

b. Layanan Kelompok

Layanan kelompok (bimbingan kelompok) merupakan layanan yang


memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika
kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik)
tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan
sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui
dinamika kelompok. 26

25
Winkel dan Sri Mastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta:
Media Abadi, 2004), cet. III, h. 114-118.
26
Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, h. 25
20

Adapun peranan masing-masing anggota dalam teknik kelompok


sebagai berikut:
1) Membantu terbinanya keakraban kelompok
2) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam
kelompok
3) Berusaha agar setiap yang dilakukan untuk membantu tercapainya
tujuan bersama
4) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya
dengan baik
5) Benar-benar berusaha untuk secara aktif dalam kelompok
6) Mampu berkomunikasi secara terbuka
7) Berusaha membantu anggota lain
8) Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk memainkan
peranannya
9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok. 27

B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah


1. Kegiatan Bimbingan dan Konseling
a. Kegiatan Layanan
Hardja Sapoetra menjelaskan dalam blognya bahwa jenis-jenis
layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan
dan konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan
tujuan bimbingan dan konseling. Dalam perspektif kebijakan pendidikan
nasional saat ini terdapat tujuh jenis layanan, yakni: layanan orientasi,
layanan informasi, layanan pembelajaran, layanan penempatan dan
penyaluran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok,
layanan konseling kelompok.

27
Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling: Pengantar Pengembangan Diri, h. 72.
21

Secara singkat, jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling diatas


akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan
obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-
kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal
semester.
2) Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi
belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan).
3) Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang
cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya.
4) Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran
di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program
latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar
peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan
segenap potensi lainnya.
5) Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap
muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang
dihadapinya dan perkembangan dirinya.
6) Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang
memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan
(topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan
kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan
tertentu melalui dinamika kelompok.
7) Layanan Konseling Kelompok
Layanan Konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi
melalui dinamika kelompok. 28

28
Hardja Saputra, Konsep Bimbingan Konseling (Bimbingan dan Konseling), dari
www.hardja-sapoetra.co.cc, 20 Agustus 2010, h. 7.
22

b. Kegiatan Pendukung

Selain kegiatan layanan, dalam bimbingan dan konseling juga


dilakukan sejumlah kegiatan lain, yakni kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling. Kegiatan pendukung ini untuk memungkinkan
diperolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan
atau komitmen yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan
kegiatan layanan terhadap peserta didik (klien).29
Oleh karena itu, untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-
layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan
berbagai kegiatan pendukung. Dalam hal ini, terdapat lima jenis
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
1) Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk mengumpulkan
data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan
peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes.
2) Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data
dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan
peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya
tertutup.
3) Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan
peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-
pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan
konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
4) Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data,
keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien.
5) Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak
lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau
konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik
dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas. 30

29
Hallen, A. Bimbingan dan Konseling, h. 83.
30
Hardja Sapoetra, Konsep Bimbingan Konseling (Bimbingan dan Konseling), dari
www.hardja-sapoetra.co.cc, 20 Agustus 2010, h. 8.
23

2. Program Bimbingan dan Konseling


Program bimbingan dan konseling merupakan rencana kegiatan
layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode
tertentu. Program tersebut disusun secara jelas dan sistematis dengan
memperhatikan karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa. Inti dari
program adalah memuat rencana kegiatan yang akan diberikan kepada
siswa mencakup jenis-jenis layanan dan kegitan pendukung.
Adapun komponen-komponen yang harus termuat dalam program
bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data (Apprasial), yakni mencakup semua usaha untuk
memperoleh data tentang peserta didik, menganalisis dan menafsirkan
data serta menyimpan data tersebut.
b. Memberikan Informasi (Information), yakni mencakup usaha untuk
membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang diri
dan lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak
muda.
c. Penempatan (Placement), yakni mencakup segala usaha membantu
siswa merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan
tamat sekolah, memilih studi lanjutan sebagai persiapan untuk kelak
memangku jabatan tertentu.
d. Konseling (Counseling), yakni mencakup usaha membantu siswa
merefleksi diri melalui wawancara konseling individu atau kelompok,
lebih-lebih siswa menghadapi masalah yang belum dapat terselesaikan
secara tuntas.
e. Konsultasi (Consultation), yakni mencakup usaha memberikan
asistensi kepada staf pendidik di sekolah bersangkutan dan kepada
orangtua siswa, demi perkembangan siswa yang lebih baik.
f. Evaluasi Program (Evaluation), yakni mencakup usaha menilai
efesiensi dan efektivitas dari layanan bimbingan itu sendiri demi
peningkatan mutu program kegiatan bimbingan dan konseling. 31

Adapun tahap-tahap yang perlu ditempuh dalam pelaksanaan setiap


satuan kegiatan bimbingan dan konseling yaitu kegiatan layanan dan
kegiatan pendukung adalah sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan: program satuan layanan dan kegiatan pendukung
direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi,
metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.

31 Winkel dan Sri Mastuti, Bimbingan dan Konseling di, h. 121-127.


24

b. Tahap pelaksanaan: program tertulis satuan kegiatan (layanan atau


pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya.
c. Tahap penilaian: hasil kegiatan diukur dengan nilai.
d. Tahap analisis hasil: hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui
aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
e. Tahap tindak lanjut: hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau
kegiatan pendukung yang relevan. 32

Selain itu, program bimbingan dan konseling untuk setiap periode


tertentu disusun dengan memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan
data yang terdapat di dalam himpunan data.
b. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing
sebanyak 150 orang (maksimal); Kepala sekolah yang berasal dari
guru pembimbing sebanyak 40 orang; Wakil kepala sekolah yang
berasal dari guru pembimbing sebanyak 80 orang.
c. Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan
karir)
d. Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan
penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan
kelompok dan konseling kelompok.
e. Kegitan pendukung: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi
kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
f. Volume kegiatan disesuaikan dengan kondisi sekolah dan
permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan
g. Frekuensi layanan, dimana setiap siswa mendapatkan berbagai
layanan delapan kali dalam setiap semester, baik layanan dalam
format perorangan, kelompok maupun klasikal.
h. Lama kegiatan: setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung)
berlangsung sekitar 2 jam.
i. Waktu kegiatan: kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada
jam pelajaran sekolah dan diluar jam pelajaran sekolah, sampai 50%
dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.
j. Kegiatan khusus pada semester pertama setiap tahun ajaran baru
diselenggarakan layanan orientasi kelas/sekolah dan himpunan data
bagi siswa baru. 33

3. Personil Bimbingan dan Konseling


Personil yang berperan sebagai pelaksana kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah secara sistematis telah tersusun dalam struktur

32
Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan, h. 32.
33
Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan, h. 28-30.
25

organisasi BK, dengan koordinator dan guru pembimbing sebagai


pelaksana utamanya. Para personil tersebut diharapkan dapat mengatur dan
melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pengorganisasian,
koordinasi, pengarahan dan komunikasi sebagai berikut:
a. Mengetur pembagian tugas/pekerjaan antara personal yang ada sesuai
dengan unit kerjanya masing-masing dalam program BK
b. Mengatur dan menetapkan pembagian waktu untuk setiap kegiatan
dengan membuat penjadwalan
c. Mengatur agar tidak terjadi tabrakan kegiatan penyuluhan dengan
kegiatan mengajar dan kegiatan lainnya, terutama bagi guru/wali kelas
yang berfungsi juga sebagai konselor.
d. Mengatur fasilitas dan peralatan yang akan dipergunakan agar
memperlancar jalannya penyuluhan
e. Mendorong dan menanamkan pemahaman pada siswa agar
memanfaatkan kegiatan BK dengan sebaik-baiknya, terutama bersedia
mengadakan pendekatan dengan para konselor
f. Mengadakan kerjasama dengan semua guru dalam meningkatkan
jumlah siswa yang bersedia mendapatkan pelayanan konselor
g. Berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan kegiatan BK dan
komponen-komponen didalamnya
h. Berusaha menyempurnakan cara menyusun hasil pencatatan tentang
data siswa dan data lainnya yang diperlukan agar benar-benar dapat
digunakan dengan baik dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan. 34

Adapun uraian tugas kepala sekolah dan koordinator BK secara


khusus dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling adalah sebagai berikut:
a. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara
menyeluruh, khususnya kegiatan bimbingan dan konseling dengan
tugas-tugas sebagai berikut:
1) Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan
berlangsung di sekolah, sehingga kegiatan pengajaran, latihan,
bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu
2) Menyediakan sarana dan prasarana dan berbagai kemudahan bagi
terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling
3) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perensanaa dan
pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan
bimbingan dan konseling

34
Hadari Nawawi, Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1986), cet. II, h. 76-77.
26

4) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan


konseling di sekolah kepada dinas pendidikan yang menjadi atasan
5) Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan
kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah bidang BK.
b. Koordinator Bimbingan dan Konseling memiliki tugas sebagai
berikut:
1) Mengkoordinasikan guru pembimbing dalam memasyarakatkan
BK, membuat program kegiatan, melaksanakan,
mengadministrasikan, menilai hasil pelaksanaan, menganaisis
hasil, dan memberikan tindak lanjut
2) Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi
terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana, alat dan perlengkapan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling
3) Mempertanggungjawabkan kegiatan layanan bimbingan dan
konseling kepada kepala sekolah
4) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas
sekolah bidang BK
5) Mengikutsertakan guru pembimbing dalam kegiatan Musyawarah
Guru Pembimbing (MGP). 35

Selain kepala sekolah, koordinator BK dan guru pembimbing, pihak


pengelola bimbingan dan konseling dapat memberdayakan warga sekolah
lainnya dengan cara bekerjasama dengan guru pelajaran/praktik, wali
kelas, orangtua siswa, masyarakat dan sebagainya agar lebih
meningkatkan relevansi, efektivitas, dan efesiensi dalam pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.

4. Sarana Bimbingan dan Konseling


Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah akan berjalan dengan
lancar sesuai dengan yang direncanakan, apabila didukung oleh sarana
yang memadai, diantaranya adalah perlengkapan material yang dapat
berupa sarana fisik dan sarana teknis.
Adapun penjelasan mengenai sarana fisik dan teknis akan dijelaskan
sebagai berikut :
a. Ruang bimbingan dan konseling. Untuk keperluan kegiatan pemberian
bantuan kepada siswa khususnya dalam rangka pelaksanaan konseling

35
Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan dan, h. 38-40.
27

perorangan, mutlak diperlukan ruangan khusus dengan perlengkapan


yang memadai dan nyaman, meskipun wujudnya sangat sederhana.
b. Ruang bimbingan dan konseling di SMK dan sederajat secara khusus
lebih ditekankan pada meteri-materi pemilihan karir, katalog
perguruan tinggi, paket keterampilan pengambilan test, inventori
penilaian, juga substansi yang membahayakan seperti: kehamilan dan
materi yang sama yang ditujukan pada isu-isu yang kritis tentang
masalah sosial dan kesehatan. Informasi yang disajikan harus sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa dan selalu update. Sebagai sarana
untuk kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, diperlukan
berbagai macam ruangan dengan fasilitas yang memadai untuk
memberikan layanan yang maksimal. Sarana yang dimaksud seperti;
ruang tunggu dan ruang tamu, ruang konseling perorangan
(konsultasi), ruang konseling dan bimbingan kelompok, ruang sumber
bimbingan dan konseling, ruang resepsionis, papan media dan
publikasi.
c. Lokasi ruang bimbingan dan konseling. Dalam menentukan lokasi
dari rnagan bimbingan dan konseling beberapa kemungkinan yang
bisa dipakai sebagai acuan bahwa lokasi ruang bimbingan dan
konseling itu memungkinkan:
1) Para siswa, guru, orang tua dan pengunjung lainnya mudah untuk
memasuki atau menemukan ruangan bimbingan dan konseling
2) Harus dekat dengan personil sekolah lainnya, seperti: ruang guru,
ruang kesehatan, perpustakaan, ruang kepala sekolah, dan
sebagainya
3) Jauh dari pusat kebisingan, misalnya jauh dari ruang kesenian,
garase, lapangan olahraga, mesin-mesin dan sebagainya
4) Ruang bimbingan dan konseling harus nyaman dan memberikan
kesejukan kepada siswa/klien.
d. Peralatan dan wujud umun dari ruangan bimbingan dan konseling
tidak harus berlebihan, yang paling penting adalah memperhatikan
faktor-faktor dalam mengatur ruangan tersebut, yakni sebagai berikut:
1) Baik guru pembimbing/konselor maupun siswa/klien hendaknya
betul-betul mendapatkan tempat tanpa berdesak-desakan
2) Klien/siswa handaknya tidak menghadap ke jendela
3) Klien/siswa hendaknya tidak menghadap ke pintu masuk
4) Guru pembimbing/konselor harus memiliki almari arsip dan buku-
buku, acuan dan literatur yang secara langsung menunjang
profesinya sebagai guru pembimbing atau konselor profesional.
e. Perlengkapan ruang bimbingan dan konseling. Setelah ruangan
tersedia, maka sarana fisik lain yang diperlukan adalah perlengkapan
untuk ruangan tersebut, beberapa diantaranya berupa; rak majalah, file
kabinet, almari, meja dan kursi untuk guru, siswa dan tamu, kotak
masalah, papan media bimbingan, papan statistik dan sebagainya.
28

f. Pendanaan. Kegiatan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan


baik apabila didukung dengan adanya dana yang memadai sesuai
dengan program yang dibuat guru pembimbing. 36
Biaya yang khusus dan mencukupi perlu disediakan untuk
berbagai keperluan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling,
seperti pengadaan alat-alat kegiatan layanan, pengadaan perlengkapan,
kunjungan rumah dan pemeliharaan. 37

36
Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Bandung:
Alfabeta, 2008), cet. II, h. 73.
37
S l a me t o , Bimb ingan d i S eko lah , (Jakar ta: PT. Bina Aksar a, 1988 ), cet. I ,
h a l. 1 8 6 .
28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni seuatu penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripdikam dan menganalisi fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok. 1 Dengan pendekatan penelitian deskriptif
(descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun
rekayasa manusia. 2 Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis bermaksud
mendeskipsikan keadaan atau fenomena sebenarnya tentang pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak dengan
mengadakan observasi/pengamatan lapangan untuk memperoleh data dan
informasi selengkap mungkin yang berkaitan erat dengan objek penelitian.

1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), cet. II, h. 60.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, h. 72.
29

Hal tersebut akan dilakukan dengan teknik-teknik yang telah ditentukan


dalam metode penelitian kualitatif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Adapun tempat dan waktu penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Tempat Penelitian. Penelitian yang dilakukan penulis bertempat di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Hidayah I, Jl. Bhakti No. 25
Cilandak Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan Kode Pos 12560.
2. Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai 21 s/d 22 Juli 2010
(untuk studi pendahuluan) dan 28
20 - 27 Oktober 2010 peneliti melakukan
observasi lapangan.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I
Cilandak Jakarta Selatan. Lebih khusus tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui implementasi kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan
konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang
merupakan perhatian peneliti. 3 Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Koordinator BK, dan seluruh siswa
SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan yang berjumlah 1274 siswa.
2. Sampel

3
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: CV.
Teruna Grafika, 2003), cet. I, h. 137.
30

Sampel adalah bagian dari polpulasi. 4 Dalam penelitian ini penulis


akan melaksanakan wawancara dengan Kepala sekolah dan koordinator
BK serta menyebarkan angket kepada para siswa SMK Al-Hidayah I
Cilandak Jakarta Selatan. Untuk mementukan jumlah sampel dengan
mengambil 10% dari jumlah populasi, yakni menjadi 127 siswa dan
diambil dengan cara Random Sampling sebanyak jumlah sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka
penulis menggunakan beberapa instrumen atau alat pengumpulan data berupa,
wawancara, observasi dan angket:
1. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab. 5 Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan
wawancara langsung dengan Kepala Sekolah dan Koordinator BK dengan
mengajukan beberapa yang berkaitan dengan tugas-tugasnya dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I
Cilandak Jakarta Selatan.
2. Observasi (pengamatan)
Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gujala-gejala yang diselidiki. 6
Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengamatan di SMK Al Hidayah I
Cilandak terkait dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu. 7 Dalam
penelitian ini, penulis juga akan melakukan studi dokumentasi dengan cara

4
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan, h. 137.
5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. X, h. 317.
6
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997),
cet. I, h. 70.
7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 329.
31

mengumpulkan data-data berupa arsip-arsip yang berkaitan dengan fokus


penelitian di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan.
4. Angket
Kuesioner atau Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Angket yang digunakan
dalam penelitian ini berisi beberapa pertanyaan dalam usaha mencari data
tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan.
Angket disusun dengan alternatif jawaban setiap item pertanyaan yakni
Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak pernah.

F. Analisis dan Interpretasi Data


Setelah data terkumpul melalui beberapa teknik terutama data-data dari
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Data-data tersebut akan
dianalisa dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Reduksi data (Data Reduction), yakni peneliti akan merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya dan menyisihkan data yang tidak diperlukan.
2) Penyajian data (Data Display), yakni data disajikan dalam bantuk uraian
singkat atau dengan teks yang bersifat naratif.
3) Verifikasi data (Conclusion Drawing), yakni dengan menarikan
kesimpulan dan verifikasi dari data-data yang sudah disajikan. 8

Sementara data yang diperoleh dari keusioner/angket, penulis akan


menganalisanya dengan menggunakan rumus Distribusi Frekuensi (distribusi
persentase) yang akan disajikan dalam tabel. Adapun rumus tersebut sebagai
berikut:
f
p = x 100%
N
Keterangan:

8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 338-345.
32

p = Angka persentase
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu). 9

G. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Angket Siswa
Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah mencakup kegiatan
layanan dan kegiatan pendukung. Kegiatan tersebut oleh guru pembimbing
dilaksanakan dalam rangka memberikan layanan kepada siswa. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini penulis akan menyebarkan angket
mengenai pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, ditujukan
kepada para siswa yang menjadi sampel di SMK Al Hidayah I Cilandak
Jakarta Selatan. Adapun kisi-kisi intrumen penelitian angket siswa adalah
sebagai berikut:
Table 1.1
Kisi-kisi Instrumen Angket Siswa

Jum.
Variabel Dimensi Indikator Soal no.
Soal
Pelaksanaan a. Layanan Orientasi 1,2 2
Kegiatan b. Layanan Informasi 3,4,5,6 4
Bimbingan c. Layanan Penempatan 7,8 2
dan dan Penyaluran
Kegiatan
Konseling d. Layanan Pembelajaran 9,10,11,12,13 5
Layanan
e. Layanan Konseling 14 1
Perorangan
f. Layanan Bimbingan 15,16 2
Kelompok
g. 17 1
Layanan Konseling

9
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008),
cet. I, h. 43.
33

Kelompok
a. Aplikasi Instrument 18 1
data Siswa
Kegiatan b. Himbunan Data Siswa 19 1
Pendukung c. Konferensi Kasus 20 1
d. Kunjungan Rumah 21 1
e. Alih Tangan Kasus 22 1

JUMLAH 22
34

2. Instrumen Wawancara
Wawancara ditujukan kepada kepala sekolah dan koordinator
bimbingan dan konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak. Mengenai
hal-hal yang ditanyakan dalam proses wawancara adalah berkaitan
dengan tugas-tugas kepala sekolah dan koordinator bimbingan dan
konseling, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak
Jakarta Selatan.
Adapun kisi-kisi intrumen wawancara dengan Kepala Sekolah dan
Koordinator BK adalah sebagai berikut:

Table 1.2
Pedoman Wawancara
Dengan Koordinator Bimbingan dan Konseling

Variabel Indikator
1. Personil BK, meliputi jumlah dan latar belakang
pendidikan guru pembimbing.
2. Tempat kegiatan meliputi ruang guru, ruang pelayanan
3. Fasilitas lainnya, meliputi alat pengumpulan data,
perangkat elektronik, buku-buku sumber BK dan
Pelaksanaan
kegiatan kelengkapan administratif.
bimbingan 4. Pendanaan, adanya anggaran biaya yang memadai
dan untuk kegiatan bimbingan dan konseling.
konseling di
SMK Al- 5. Menyusun rencana/progran kegiatan layanan dan
Hidayah I kegiatan pendukung
Cilandak 6. Melaksanakan kegiatan layanan dan pendukung
7. Upaya guru pembimbing dalam mengatasi masalah
kegiatan BK
8. Upaya guru pembimbing dalam mengembangkan
kegiatan Bimbingan dan Konseling
35

Table 1.3
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

Variabel Indikator
Latar belakang dilaksanakannya kegiatan bimbingan
a.
dan konseling
Mengintegrasikan kegiatan bimbingan dan konseling
b.
dengan kegiatan lainnya di sekolah
Pelaksanaan Menyediakan sarana dan prasarana kegiatan
kegiatan c.
bimbingan dan konseling
bimbingan
dan Melaksanakan pembinaan kegiatan bimbingan dan
d.
konseling di konseling
SMK Al- Berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan
Hidayah I e.
Cilandak bimbingan dan konseling
Melaksanakan pengawasan kegiatan bimbingan dan
f.
konseling
Upaya mengembangkan kegiatan bimbingan dan
g.
konseling
Melaksanakan penilaian kegiatan bimbingan dan
h.
konseling
35

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I Cilandak
Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) yang mengharuskan
sekolah melaksanakan kegiatan pengembangan diri, dalam rangka
mengembangkan potensi peserta didik seoptimal mungkin, memberikan
pemahaman tentang diri dan lingkungan, serta pemecahan masalah peserta
didik. Kegiatan tersebut difasilitasi melalui kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah. Atas dasar tersebut, SMK Al-Hidayah I Cilandak
tidak hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran pada umumnya, tetapi
juga melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan diri
siswa melalui bimbingan dan konseling.
Berdasarkan hasil observasi dapat penulis deskripsikan bahwa SMK
Al-Hidayah I Cilandak menyelenggarakan bidang bimbingan dan
konseling secara sistematis. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya
bidang bimbingan dan konseling yang memandirikan dan masih
terintegrasi dengan bidang-bidang sekolah lainnya. Adanya bidang
bimbingan dan konseling diharapkan dapat lebih membimbing siswa
secara maksimal, karena bimbingan guru di kelas saja tidak cukup dan

35
36

juga menjadi sarana untuk mencarikan solusi atas permasalahan yang


dimiliki siswa atau sebagai tempat curhat bagi siswa yang memiliki
keluhan/permasalahan dalam kegiatan belajar di sekolah (Hasil wawancara
dengan Kepala SMK Al-Hidayah I Cilandak).
Sementara masih terintegrasinya bidang tersebut ditunjukkan dengan
adanya pelajaran bimbingan dan konseling dalam muatan lokal dengan 1
jam, dengan kata lain SMK Al Hidayah I melaksanakan kegiatan
bimbingan dan konseling di dalam jam pelajaran dan diluar jam pelajaran
oleh guru pembimbing.

2. Struktur Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I

STRUKTUR ORGANISASI
BIMBINGAN DAN KONSELING SMK AL-HIDAYAH I CILANDAK

Kanwil/Kandep

KomiteSekolah KepalaSekolah Peng.Sek.Bid.BK

TataUsaha

KoordinatorBK

GuruMata WaliKelas
Pelajaran/Praktek

GuruKejuruan* GuruPembimbing

SISWA
37

Keterangan:
*) Meliputi Guru Mata Pelajaran Kejuruan dan Guru Praktik
Garis Komando
Garis Koordinasi
Garis Konsultasi

3. Keadaan Guru BK SMK Al-Hidayah I Cilandak


Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dari keseluruhan
proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, dalam pelaksanannya harus
ada personil/guru pembimbing yang memiliki kompetensi sesuai dengan
bidang bimbingan dan konseling agar tercipta suasana professional dalam
proses pelaksanaan kegiatan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator BK, guru
pembimbing di SMK Al-Hidayah I Cilandak berjumlah 3 orang. Adapun
guru-guru tersebut sebagai berikut:
Tabel 1.4
Daftar Personil BK SMK Al-Hidayah I Cilandak
No. Nama Jabatan
1 Dra. Suwartiani Koordinator BK dan Guru
Pembimbing
2 Kurnia Safitri, S. Pd. Guru Pembimbing
3 Siti Djubaedah, S. Pd. Guru Pembimbing

Dari tabel personil BK dapat dijelaskan masing-masing guru


pembimbing berdasarkan data yang penulis dapatkan melalui biodata
sebagai berikut:
a. Dra. Suwartiani dengan jabatannya sebagai Koordinator BK dan
merangkap sebagai guru pembimbing, berlatar belakang pendidikan
S1. Administrasi Pendidikan. Jika dilihat dari latar belakang
pendidikan, memang menjadi tidak sesuai dengan jabatan yang
dipangkunya. Hal tersebut tidak menjadi masalah besar (hasil
wawancara dengan kepala sekolah), karena sedikit banyak masih ada
hubungannya dengan pengelolaan pendidikan, ditambah dengan
38

pengalamaannya sebagai guru BK kurang lebih 15 tahun dan


pelatihan-pelatihan yang pernah diikutinya selama bertugas di SMK
Al Hidayah I Cilandak sejak tahun 1996 s/d sekarang.
b. Kurnia Safitri S.Pd, berdasarkan data yang penulis dapatkan melalui
biodata, dimana jabatannya sebagai guru pembimbing dan berlatar
belakang pendidikan S1. Bidang Bimbingan dan Konseling. Hal
tersebut menjadi sesuai dengan profesinya sebagai guru pembimbing
di SMK Al Hidayah I Cilandak, akan tetapi statusnya sebagai guru
baru yang mulai mengajar bulan juli 2010 mengharuskannya mencari
pengalaman dan belajar lebih banyak dan menyesuaikan diri dengan
kenyataan dilapangan.
c. Siti Djubaedah, S.Pd, masih berdasarkan data yang penulis dapatkan
melalui biodata bahwa beliau merupakan guru baru di SMK Al
Hidayah I Cilandak, dimana jabatannya sebagai guru pembimbing
dimulai bulan juli 2010. Latar belakang pendidikan S1. Bidang
Bimbingan dan Konseling ditambah dengan pengalaman sebagai guru
TK dari 1989-2010 dan dosen PGTK & PGSD Tadika Puri. Hal
tersebut menjadi sesuai dengan tugasnya sebagai guru pembimbing di
SMK Al Hidayah I Cilandak.
Dari penjelasan profil guru-ruru pembimbing diatas dapat disimpulkan
bahwa 2 guru pembimbing berlatar belakang pendidikan S1. Bidang
Bimbingan dan Konseling. Hal tersebut menjadi sesuai dengan tugasnya
sebagai guru pembimbing, kemampuan yang diperolehnya melalui
pendidian akademik dan pengalaman-pengalaman lainnya, dirasa akan
mampu malaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling dengan baik di
SMK Al Hidayah I Cilandak.
Sementara 1 guru pembimbing, yakni Dra. Suwartiani dengan
jabatannya sebagai koordinator BK sekaligus guru pembimbing bukan
berlatar belakang pendidikan bidang BK, tetapi S1. Administrasi
Pendidikan. Hal tersebut diakui oleh kepala sekolah SMK Al-Hidayah I
39

Cilandak (Drs. Noorvara Santosa) yang menjelaskan bahwa walaupun


demikian tidak menjadi hambatan besar dalam pelaksanaan kegiatan BK,
dengan pengalaman, pelatihan dan loyalitasnya kurang lebih 15 tahun
mengabdi sebagai guru pembimbing sangat membantu dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak.
Selain itu, mengenai jumlah guru pembimbing yang belum sesuai
dengan jumlah siswa SMK Al-Hidayah I Cilandak. Menurut kepala
sekolah, memang hal tersebut belum sesuai dengan banyaknya siswa, akan
tetapi dengan jumlah guru pembimbing yang hanya 3 orang dirasa cukup
karena dalam melaksanakan kegiatan BK tidak hanya mengandalkan guru
pembimbing, tetapi juga bekerjasama dengan melibatkan guru-guru lain
seperti wali kelas, guru pelajaran/praktik dan guru kejuruan.

4. Sarana Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I Cilandak


Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama melaksanakan
observasi dapat dijelaskan bahwa bimbingan konseling SMK Al-Hidayah I
Cilandak memiliki sarana dan prasarana tersendiri. Hal tersebut dapat
dilihat dari adanya ruang kantor khusus bimbingan konseling. Dengan
adanya sarana dan prasarana tersebut, tentunya akan dapat menunjang
kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta
Selatan.
Adapun fasilitas yang ada di ruangan bimbingan dan konseling SMK
Al-Hidayah I Cilandak adalah sebagai berikut:
Tabel 1.5
Fasilitas BK SMK Al-Hidayah I
No. Fasilitas Jumlah
1 Loker Arsip 1 Unit
2 Komputer 1 Unit
3 Meja Koordinator BK 1 Unit
4 Meja dan Kursi Tamu 1 Unit
5 Meja dan Kursi Bimbingan dan 1 Unit
Konseling
40

6 File Arsip 1 Unit


7 Rak Buku dan Data Siswa 1 Unit
8 White Board 2 Unit

Sementara hasil wawancara dengan Koordinator BK menjelaskan


bahwa sarana dan prasarana yang ada memang masih terbatas, seperti
halnya tempat kegiatan layanan bimbingan dan konseling untuk siswa
belum tersedia secara khusus. Sampai saat ini, kegiatan seperti penanganan
kasus dan pelaksanaan kegiatan BK lainnya terkadang masih dilaksanakan
di ruang OSIS, musholla dan tempat lainnya yang memungkinkan untuk
pelayanan tersebut.
Tentunya kenyataan tersebut kurang kondusif untuk sebuah layanan
bimbingan dan konseling, karena pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling membutuh ruangan khusus (contohnya untuk layanan konseling
individu) sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi siswa
yang membutuhkan layanan BK.

B. Deskripsi Kegiatan Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I


Cilandak
Kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
secara umum masih dilaksanakan secara insidentil dan masih cenderung
diintegrasikan dengan kegiatan sekolah lainnya. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Koordinator BK bahwa SMK Al-Hidayah I
Cilandak melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling yang
meliputi kegiatan layanan dan kegiatan pendukung. Adapun penjelasan
kegiatan tersebut sebagai berikut:
1. Kegiatan Layanan
a) Layanan orientasi. Kegiatan tersebut senantiasa diberikan oleh guru
pembimbing khususnya berupa kegiatan orientasi sekolah bagi siswa
baru untuk memberikan pengenalan dan pemahaman tentang
41

lingkungan sekolah bekerjasama dengan guru-guru lainnya setiap tahun


ajaran baru. Selain itu, layanan tersebut diberikan tidak hanya tahun
ajaran baru, tetapi juga pada saat jam pelajaran maupun diluar jam
pelajaran bimbingan dan konseling.
b) Layanan informasi. Layanan tersebut senantiasa diberikan oleh guru
pembimbing berkaitan dengan informasi belajar siswa di sekolah seperti
jadwal bimbel dan sebagainya, memberikan pemahaman tentang bahaya
narkoba dan pergaulan bebas, informasi karir yang biasanya ditempel di
papan informasi berkaitan dengan adanya lowongan pekerjaan, serta
informasi pendidikan lanjutan yang biasanya dari pihak-pihak kampus
memberikan brosur dan sebagainya.
c) Layanan penempatan dan penyaluran. Dalam hal ini guru pembimbing
biasanya menjadi pembimbing siswa dalam melaksanakan magang.
Sementara untuk penempatan jurusan/prodi para siswa sudah memilih
sendiri ketika mendaftar sebagai siswa baru.
d) Layanan pembelajaran. Guru pembimbing senantiasa memberikan
layanan tersebut seperti memberikan arahan, motivasi dan sebagainya
kepada siswa untuk rajin belajar, disiplin dalam belajar dan sebagainya.
Hal tersebut diberikan pada jam pelajaran di kelas ataupun diluar jam
pelajaran.
e) Layanan konseling perorangan. Guru pembimbing senantiasa
memberikan arahan kepada siswa yang memiliki permasalahan dalam
belajar untuk berkonsultasi dengan guru pembimbing, wali kelas atau
guru-guru lainnya. Selain itu juga memangil siswa yang bermasalah
seperti melanggar tata tertib sekolah dan sebagainya.
f) Layanan bimbingan kelompok. Guru pembimbing melaksanakan
kegiatan layanan tersebut berupa bimbingan belajar. Hal ini dilakukan
tidak hanya oleh guru pembimbing tetapi juga guru-guru lainnya,
seperti melaksanakan diskusi kelompok dan sebagainya.
42

g) Layanan konseling kelompok. Kecenderungan guru pembimbing


memberikan layanan ini ketika banyaknya siswa yang melanggar tata
tertib sekolah, seperti siswa yang tidak berpakaian rapih, tidak seragam
dan sebagainya dikumpulkan dan diberikan arahan.

2. Kegiatan Pendukung
Secara umum kegiatan pendukung bimbingan dan konseling SMK Al-
Hidayah I Cilandak sudah dilaksanakan oleh guru pembimbing. Hal
tersebut ditunjukkan dengan adanya buku data pribadi siswa yang secara
khusus untuk mendukung kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-
Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan. Adapun deskripsi kegiatan pendukung
BK di SMK Al-Hidayah I sebagai berikut:
a) Aplikasi Instrumentasi. Guru pembimbing senantiasa mengumpulkan
data dan keterangan siswa, keterangan tentang pribadi, lingkungan
siswa dan sebagainya. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya form
identitas siswa, keterangan keluarga dan sebagainya dalam buku
pribadi siswa. Form-form tersebut diisi oleh siswa sebagai rujukan
dalam kegiatan bimbingan dan konseling bagi siswa yang
bersangkutan.
b) Himpunan data. Guru pembimbing senantiasa mengumpulkan data
tentang siswa sebagai bahan pengembangan siswa. Hal tersebut
ditunjukkan dengan mencari informasi tentang siswa yang
bersangkutan.
c) Konferensi kasus. Guru pembimbing senantiasa menghadirkan pihak-
pihak tertentu untuk menyelesaikan masalah siswa, seperti
menghadirkan saksi untuk membuktikan bahwa siswa tersebut
memang melanggar peraturan sekolah.
d) Kunjungan rumah. Guru pembimbing selalu menghadirkan orang tua
siswa ketika siswa memiliki permasalahan dengan sekolah. Seperti
nunggak bayar SPP, orang tua memberikan uang bayaran tetapi siswa
43

tersebut tidak membayarkannya. Dalam hal itu guru pembimbing


bekerjasama dengan orang tua siswa.
e) Alih tangan kasus. Kegiatan ini seringkali dilakukan guru
pembimbing, mengingat adanya permasalahan siswa yang memang
diluar kemampuan guru pembimbing dan sebagainya. Seperti halnya
siswa yang berulangkali melanggar peraturan sekolah, biasanya guru
pembimbing meminta bantuan kepada pihak lainnya di sekolah.

C. Analisis dan Interpretasi Data Angket


1. Analisis Data Angket
Analisis data merupakan tahapan dimana data yang sudah terkumpul
dianalisa dengan cara yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, penulis akan
mengolah data yang diperoleh melalui angket/kuisioner.
Data yang diperoleh melalui angket, kemudian diolah dalam bentuk
tabel dengan menggunakan rumus Distribusi Frekuensi (distribusi
persentase) yang akan disajikan dalam bentuk tabel. Adapun penjelasan
masing-masing item pertanyaan dalam angket akan dijelaskan sebagai
berikut:
Tabel 1.6
Layanan Orientasi Siswa Baru
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1. Selalu 54 42,5%
Sering 48 37,8 %
Kadang-kadang 22 17,3 %

Tidak Pernah 3 2,36 %

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing selalu


memberikan layanan orientasi kepada siswa baru untuk mengenalkan
lingkungan sekolah baru. Layanan tersebut diberikan sekolah oleh guru
44

pembimbing bekerja sama dengan guru-guru lainnya secara rutin kepada


siswa baru khususnya berupa kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) setiap
tahun ajaran baru. Kendati sekalipun ada siswa yang beranggapan bahwa
layanan tersebut tidak pernah diberikan, kemungkinan siswa tersebut tidak
mengikuti kegiatan orientasi sekolah pada saat kegiatan tersebut
berlangsung.
Tabel 1.7
Pemahaman Lingkungan Sekolah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
2. Selalu 35 27,6%
Sering 58 45,7%
Kadang-kadang 31 24,4%

Tidak Pernah 3 2,36%

Jumlah 127 100%

Data tersebut menjelaskan bahwa guru pembimbing seringkali


memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan sekolah agar
dapat menyesuaikan diri. Kemungkinan seringnya guru pembimbing
memberkan pemahaman tersebut agar siswa lebih mengenal lingkungan
sekolahnya, sehingga dapat melaksanakan semua kegiatan sekolah dengan
nyaman. Kendati sekalipun ada sebagian kecil yang beranggapan bahwa
pemahaman tersebut tidak pernah diberikan karena alas an tertentu.

Tabel 1.8
Layanan Informasi Belajar
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
3. Selalu 47 37%
Sering 61 48%
Kadang-kadang 16 12,6%

Tidak Pernah 3 2,36%


45

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering


memberikan layanan informasi tentang kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Mengingat pentingnya informasi tersebut diberikan agar kegiatan
belajar siswa di sekolah dapat terlaksana dengan baik.

Tabel 1.9
Pemahaman Bahaya Narkoba dan Pergaulan Bebas
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
4 Selalu 40 31,5%
Sering 41 32,3%
Kadang-kadang 43 33,9%

Tidak Pernah 3 2,36%

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering


memberikan pemahaman kepada siswa tentang bahaya narkoba dan
pergaulan bebas. Kemungkinan pemahaman tersebut sangat penting bagi
siswa agar tidak menggunakan obat-obatan terlarang dan menjauhi
pergaulan bebas, karena hal tersebut sangat berdampak negatif dan akan
menghancurkan masa depan siswa, sehingga guru pembimbing dengan
maksimal senantiasan memberikan pemahaman tersebut.

Tabel 2.1
Layanan Informasi Pekerjaan/Karir
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Selalu 30 23,6%
Sering 46 36,2%
Kadang-kadang 47 37%
Tidak Pernah 4 3,15%
46

Jumlah 127 100%

Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa guru pembimbing terkadang


memberikan informasi pekerjaan/karir kepada siswa. Jarangnya informasi
tersebut diberikan dimungkinkan karena info lomongan kerja biasanya
datang ke sekolah pada saat mendekati pelepasan kelas 3. Ketika info
tersebut ada biasanya diinformasikan di papan pengumuman sekolah.
Adapun siswa yang beranggapan bahwa guru pembimbing tidak pernah
memberikan informasi tersebut, kemungkinan siswa tersebut tidak pernah
meng-update informasi di sekolah.

Tabel 2.2
Layanan Informasi Pendidikan Tinggi
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
6. Selalu 43 33,9%
Sering 41 32,3%
Kadang-kadang 40 31,5%

Tidak Pernah 3 2,36%

Jumlah 127 100%

Dari data dalam tabel menunjukkan bahwa guru pembimbing selalu


memberikan arahan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
kepada siswa. Hal ini dimungkinkan banyaknya kampus-kampus yang
mempromosikan diri dengan menyebarkan brosur dan sebagainya.
Sehingga guru pembimbing lebih mengarahkan lagi kepada siswa agar
dapat melanjutkan ke jenjeng pendidikan yang lebih tinggi.

Tabel 2.3
Layanan Penempatan dan Penyaluran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
47

7. Selalu 8 6,3%
Sering 51 40,2%
Kadang-kadang 58 45,7%

Tidak Pernah 10 7,87%

Jumlah 127 100%

Data diatas menjelaskan bahwa guru pembimbing terkadang


memberikan layanan untuk penempatan dan penyaluran minat dan bakat
siswa di sekolah. Hal ini dimungkinkan karena hal-hal seperti pemilihan
jurusan, kelompok belajar dan sebagainya, siswa sudah memilih pada saat
pertama masuk sekolah tahun ajaran baru.

Tabel 2.4
Pemahaman dan Pengembangan kemampuan Siawa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
8. Selalu 32 25,2%
Sering 58 45,7%
Kadang-kadang 34 26,8%

Tidak Pernah 3 2,36%

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering


memberikan arahan kepada siswa untuk memahami dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki. Hal ini mungkin menjadi sangat penting untuk
diberikan kepada siswa, mengingat pemahaman akan kemampuan yang
dimiliki sebagai modal khususnya dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di sekolah dan harus dikembangkan, sehingga guru
pembimbing senantiasa memberikan arahan tersebut.
48

Tabel 2.5
Pengembangkan Sikap dalam Kegiatan Pembelajaran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
9. Selalu 45 35,4%
Sering 64 50,4%
Kadang-kadang 18 14,2%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering


memberikan arahan kepada siswa agar mengembangkan sikap dan
kebiasaan baik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini memungkinkan guru
pembimbing senantiasa memberikan arahan tersebut secara maksimal baik
dalam jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran.

Tabel 2.6
Solusi dalam Kegiatan Pembelajaran di Sekolah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
10 Selalu 37 29,1%
Sering 45 35,4%
Kadang-kadang 42 33,1%

Tidak Pernah 3 2,36%

Jumlah 127 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa guru pembimbing sering


memberikan solusi atas permasalahan siswa dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah. Hal ini memungkinkan banyaknya siswa yang menghadapi
49

permasalahan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru pembimbing


harus memberikan solusi atas masalah tersebut secara maksimal.

Tabel 2.7
Motivasi Dalam Kegiatan Belajar di Sekolah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
11. Selalu 57 44,9%
Sering 45 35,4%
Kadang-kadang 25 19,7%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing selalu


memberikan dorongan/motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Hal ini
memungkinkan pentingnya memberikan motivasi kepada siswa agar dapat
melaksanakan kegiatan belajar dengan penuh semangat.

Tabel 2.8
Mengembangkan Kemampuan Dalam Belajar
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
12. Selalu 36 28,3%
Sering 54 42,5%
Kadang-kadang 33 26%

Tidak Pernah 4 3,15%

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering


memberikan arahan kepada siswa agar mengembangkan kemampuan yang
dimiliki dalam kegiatan belajar. Sementara sebagian kecil siswa
50

merasumsi bahwa guru pembimbing tidak pernah memberikan arahan


kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki.

Tabel 2.9
Pemahaman Tentang Tata Tertib Sekolah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
13. Selalu 67 52,8%
Sering 53 40,9%
Kadang-kadang 8 6,3%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 127 100%

Data tersebut mnunjukkan bahwa guru pembimbing selalu


memberikan pemahaman kepada siswa tentang tata tertib sekolah dan
arahan untuk mentaatinya. Hal tersebut ditunjukan dengan banyaknya
siswa yang menjawab selalu dengan persentase 52,8%.

Tabel 3.1
Layanan Konseling Perorangan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
14. Selalu 17 13,4%
Sering 33 26%
Kadang-kadang 69 54,3%

Tidak Pernah 8 6,3%

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing kadang-kadang


memanggil siswa bermasalah dan memberikannya solusi secara tatap
muka langsung (perorangan). Banyaknya siswa yang menjawab kadang-
kadang menunjukan bahwa kemungkinan guru pembimbing hanya
51

memberikan layanan tersebut ketika adanya siswa yang memiliki masalah


serius.

Tabel 3.2
Layanan Bimbingan Kelompok
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
15. Selalu 17 13,4%
Sering 54 42,5%
Kadang-kadang 49 38,6%

Tidak Pernah 7 5,51%

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering


memberikan layanan bimbingan kelompok dengan cara diskusi bersama
atau bimbingan belajar secara kelompok. Hal tersebut ditunjukan dengan
banyaknya siswa yang menjawab sering dengan persentase 42,5%.

Tabel 3.3
Pemahaman Tentang Sosialisasi di Sekolah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
16. Selalu 36 28,3%
Sering 61 48%
Kadang-kadang 29 22,8%

Tidak Pernah 1 0,79%

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering


memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya hubungan yang
harmonis dengan guru, teman sebaya dan warga sekolah lainnya. Hal
52

tersebut ditunjukan dengan banyaknya siswa yang menjawab sering


dengan persentase 48%.

Tabel 3.4
Layanan Konseling Kelompok
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
17. Selalu 18 14,2%
Sering 40 31,5%
Kadang-kadang 60 47,2%

Tidak Pernah 9 7,09%

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing kadang-kadang


memberikan layanan konseling kelompok untuk membahas masalah setiap
siswa dari suatu kelompok/kelas dan mencari solusinya. Jarangnya
pemberian layanan tersebut, kemungkinan kurangnya minat siswa untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.

Tabel 3.5
Aplikasi Instrumen Data Siswa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
18. Selalu 23 18,1%
Sering 40 31,5%
Kadang-kadang 58 45,7%
Tidak Pernah 6 4,72%
Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing kadang-kadang


mengumpulkan data dan keterangan tentang diri siswa untuk pemecahan
53

masalah siswa. Kemungkinan dalam pemecahan masalah siswa dilakukan


secara langsung tanpa harus mengumpulkan data dan keterangan lebih
dulu.

Tabel 3.6
Himpunan Data Siswa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
19. Selalu 22 17,3%
Sering 47 37%
Kadang-kadang 51 40,2%

Tidak Pernah 7 5,51%

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing kadang-kadang


mengumpulkan data dan keterangan untuk keperluan pengambangan diri
siswa. Hal ini dimungkinkan karena dalam kegiatan pengembangan diri
siswa dilakukan secara langsung tanpa harus mengumpulkan data dan
keterangan terlebih dahulu.

Tabel 3.7
Konferensi Kasus
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
20. Selalu 35 27,6%
Sering 39 30,7%
Kadang-kadang 39 30,7%

Tidak Pernah 14 11%

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa adanya frekuensi dan persentase


yang sama, yakni untuk alternatif jawaban sering dan kadang-kadang.
54

Hasil tersebut menunjukan sebagian siswa merasa bahwa guru


pembimbing sering memberikan solusi atas permasalahan siswa dengan
menghadirkan pihak lain untuk memberikan keterangan yang sesuai, dan
sebagian lainnya merasa hal tersebut kadang-kadang dilakukan oleh guru
pembimbing. Kemungkinan beragamnya permasalahan siswa yang
ditangani guru pembimbing, sehingga dalam memberikan solusipun
berbeda-beda, ada yang harus menghadirkan saksi ataupun tidak sesuai
dengan masalah yang ditanganinya.

Tabel 3.8
Kunjungan Rumah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
21. Selalu 43 33,9%
Sering 31 24,4%
Kadang-kadang 39 30,7%

Tidak Pernah 14 11%

Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing senantiasa


melakukan kerjasama dengan orang tua dalam pengentasan masalah siswa
di sekolah. Hal ini memungkinkan banyaknya permasalahan siswa yang
pengentasannya harus melibatkan orang tua siswa. Selain itu, ada pula
siswa yang beranggapan bahwa guru pembimbing tidak pernah melakukan
hal tersebut. Kemungkinan masalah siswa yang dihadapi guru pembimbing
masih dapat diselesaikan tanpa bekerjasama dengan orang tua siswa.

Tabel 3.9
Alih Tangan Kasus
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
22 Selalu 23 18,1%
55

Sering 26 20,5%
Kadang-kadang 45 35,4%
Tidak Pernah 33 26%
Jumlah 127 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing terkadang


mengalihkan atau memindahkan masalah siswa kepada guru lain agar
penanganannya lebih tepat dan masalahnya tuntas. Hal ini kemungkinan
masalah-masalah siswa yang dihadapi guru pembimbing tidak semuanya
harus dialihkan kepada pihak lain, melainkan ada juga yang dapat
diselesaikan dengan sendirinya. Selain itu juga ada sebagian siswa
beranggapan bahwa guru pembimbing tidak pernah mengalihkannya,
kemungkinan guru pembimbing sanga mampu mengatasi permasalahan
yang dihadapi siswa tanpa harus mengalihkannya kepada pihak lain.

2. Interpretasi Data Angket


Untuk menentukan kategori dari persentase hasil angket digunakan
kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Sanagat Baik 80-100%
b. Baik 70-79%
c. Cukup Baik 51-69%
d. Sangat Kurang 0-50%
Untuk menentukan persentase, digunakan perhitungan sederhana
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mangalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi
2) Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian
3) Mencari persentasi dan menentukan kategori, yaitu dengan
menggunakan rumus:
56
57

Tabel 4.1
Nilai Rata-rata Skor Penelitian per Dimensi dan Nilai Rata-rata Skor Akhir Penelitian

Nilai Nilai
JUMLAH JUMLAH NS
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR Harapan Skor x 100% KATEGORI
SOAL SKOR NH
(NH) (NS)
a. Layanan Orientasi
b. Layanan Informasi
c. Layanan Penempatan dan
Penyaluran
Kegiatan
d. Layanan Pembelajaran
Layanan 17 x 4 6342:127
1) 17 6342 73,44% BAIK
e. Layanan Konseling = 68 = 69,94
Pelaksanaan
Kegiatan Perorangan

Bimbingan dan f. Layanan Bimbingan

Konseling Kelompok
g. Layanan Konseling Kelompok
a. Aplikasi Instrument data Siswa
b. Himbunan Data Siswa
Kegiatan
c. Konferensi Kasus 5x4 1704:127 CUKUP
2) 5 1704 67,09%
Pendukung = 20 = 13,42 BAIK
d. Kunjungan Rumah
e. Alih Tangan Kasus

Total 22 8046 88 63,35 71,99% BAIK

56
58

Berdasarkan data dalam tabel dijelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan


bimbingan dan konseling yang terdiri dari 2 dimensi, yakni dimensi kegiatan
layanan dan kegiatan pendukung. Untuk dimensi kegiatan layanan yang terdiri
dari 7 indikator dengan persentase 73,44% dengan kategori BAIK. Hasil tersebut
menunjukan bahwa kegiatan layanan yang terdiri dari 7 layanan yang diberikan
oleh guru pembimbing terlaksana dengan baik. Sedangkan untuk dimensi kegiatan
pendukung yang terdiri dari 5 indikator mendapatkan persentase sebesar 67,09%
dengan kategori CUKUP BAIK. Hasil tersebut juga menunjukan bahwa
pelaksanaan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling terlaksana dengan
cukup baik.
Dengan demikian kesimpulan akhir dari 2 dimensi tersebut dalam tabel
diatas mendapatkan persentase sebesar 71,99% dengan kategori BAIK. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di
SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan terlaksana/berjalan dengan baik.
58

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang penulis dapatkan dari penelitian,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta
Selatan terdiri dari 2 dimensi, yakni kegiatan layanan dan kegiatan
pendukung. Kegiatan layanan terdiri dari; layanan orientasi, layanan
informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan pembelajaran,
layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok dan layanan
konseling kelompok dengan kategori baik. Kegiatan pendukung meliputi;
aplikasi instrument data siswa, konferensi kasus, kunjungan rumah dan
alih tangan kasus dengan kategori cukup baik.
2. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I
Cilandak terlaksana dengan baik. Hal ini berdasarkan data hasil angket
yang menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut termasuk dalam
kategori baik. Selain itu, peran aktif Koordinator BK, guru pembimbing,
yang senantiasa melaksanakan kegiatan layanan dan pendukung
bimbingan dan konseling. Kepala sekolah dalam mengintegrasikan
kegiatan BK, memfasilitasi, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan
megupayakan pengembangan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK
Al-Hidayah I Cilandak

58
59

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis berharap pihak sekolah untuk terus
memaksimalkan pelaksanaan kegiatan dan bimbingan konseling serta
mengembangkannya. Sebagai akhir dari penelitian ini, ada saran-saran yang
ingin penulis berikan, khususnya bagi kepala sekolah, guru pembimbing, dan
siswa. Saran-saran tersebut sebagai berikut:
1. Kepala sekolah agar dapat mengupayakan kekurangan-kekurangan dalam
kegiatan bimbingan dan konseling, dapat memaksimalkan peran kepala
sekolah berkaitan dengan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
2. Guru pembimbing lebih meningkatkan kegiatan bimbingan dan konseling,
khusunya kegiatan pendukung yang masih dalam kategori rendah,
menyusun program kegiatan secara sistematis, memberikan layanan
kepada siswa secara intensif sesuai dengan tujuan kegiatan. Senantiasa
meningkatkan kompetensi dengan membaca literatur-literatur yang
berkaitan dengan bidang bimbingan konseling, mengikuti pelatihan,
seminar dan sebagainya.
3. Bimbingan dan konseling sebagai sarana untuk memfasilitasi siswa dalam
menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, siswa harus
dapat memanfaatkan kegiatan tersebut sebagai sarana untuk
mengembangkan kemampuan yang dimiliki, sebagai tempat untuk
berkonsultasi dengan guru pembimbing, belajar kelompok dengan cara
diskusi bersama membahas suatu permasalahan tertentu, mencari solusi
atas permasalahan yang dimiliki khususnya dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka


Cipta, 2007.
Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Depdiknas,
2008.
Djumhur, I. dan Surya, Mohamad. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah
(Guidance & Counseling), Bandung: CV. Ilmu, 1975.
Djumhur, I. dan Surya, Mohammad. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,
Bandung: CV. Ilmu, tt.
Hallen, A. Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum Teaching,
cet. III, 2005.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta:
CV. Teruna Grafika, cet. I, 2003.
Mappiare, Andi. Pengantar Bimbingan dan Konseling Sekolah, Surabaya: Usana
Offset Printing.
Narbuko, Cholid. dan Achmadi, Abu. Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi
Aksara, cet. I, 1997.
Nawawi, Hadari. Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan,
Jakarta: Ghalia Indonesia, cet. II, 1986.
Nurihsan, Achmad Juntika. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, Bandung:
PT. Refika Aditama, cet. I, 2005.
Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum,
Jakarta: Depdiknas, 2004.
Salahudin, Anas. Bimbinagan & Konseling, Bandung: CV. Pustaka
Setia, cet. I, 2010.
Saputra, Hardja. Konsep Bimbingan Konseling (Bimbingan dan Konseling), dari
www.hardja-sapoetra.co.cc, 20 Agustus 2010.
Slameto, Bimbingan di Sekolah, Jakarta: PT. Bina Aksara, cet. I,
1988.
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, cet. I, 2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), Bandung: Alfabeta, cet. X, 2010.
Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet. II, 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, cet. II, 2006.
Surya, Mohamad. Psikologi Konseling, Bandung: CV. Pustaka Bani
Quraisy, 2003.
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007.
Undang-undang RI. Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sisdiknas,
2003.
Winkel dan Mastuti, Sri. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,
Yogyakarta: Media Abadi, cet. III, 2004.
Yusuf, Syamsu. dan Nurihsan, Achmad Juntika. Landasan Bimbingan dan
Konseling, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet. II, 2006.
Wawancara
Dengan Koordinator Bimbingan dan Konseling

Nama : Dra. Suwartiani


Jabatan : Koordinator BK SMK Al-Hidayah I Cilandak
Tempat : Kantor BK
Waktu : 14.20 s/d 15.30
Hari/ Tanggal : 27 Oktober 2010

Pertanyaan:
1. T : Apakah jumlah guru pembimbing yang ada sesuai dengan jumlah siswa di
SMK Al-Hidayah I Cilandak (ya/tidak)
J : Guru pembimbing berjumlah 3 orang yang awalnya hanya 1 orang, ya
memang belum sesuai dengan banyaknya jumlah siswa, tetapi kembali kepada
kebutuhan sekolah. Dengan jumlah guru pembimbing 3 orang mungkin dirasa
sudah cukup, karena kami juga bekerja sama dengan guru-guru lainnya.
2. T : Apakah latar belakang pendidikan personil/guru pembimbing di SMK Al-
Hidayah I Cilandak sesuai dengan bidang BK (ya/tidak)
Penjelasan:
J : Mengenai latar belakang pendidikan, saya sendiri bukan berlatar belakang
pendidikan bidang bimbingan dan konseling. Akan tetapi, kesempatan
menjadi koordinator BK yang diamanatkan kepala sekolah manuntut saya
meningkatkan kompetensi saya dalam bidang ini. Selain itu juga, pengalaman
menjadi guru pembimbing selama kurang lebih 15 tahun menjadi modal
dalam megatur kegiatan BK di SMK Al-Hidayah I Cilandak ini.
3. T : Adakah kantor dan ruang khusus kegiatan layanan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah di SMK Al-Hidayah I Cilandak (ya/tidak)
Penjelasan:
J : SMK Al-Hidayah I secara khusus menyediakan kantor bimbingan dan
konseling terpisah dengan ruang guru lainnya. Kantor tersebut sekaligus
menjadi ruangan untuk memberikan layanan BK kepada siswa. Pemberian
layanan BK terkadang masih dilakukan seperti di kelas, mushola, ruang OSIS
tempat lainnya. Hal tersebut dilakukan karena masih terbatasnya fasilitas
untuk pemberian layanan BK di SMK Al-Hidayah I Cilandak.
4. T : Apakah fasilitas yang ada dalam ruangan bimbingan dan konseling
memadai untuk melaksanakan kegiatan BK (ya/tidak)
J : Seperti yang anda lihat, fasilitas yang ada cukup membantu memfasilitasi
guru-guru pembimbing dalam melaksanakan tugas-tugas guru pembimbing
khusunya kegiatan administratif. Dengan adanya komputer ini contohnya,
dapat membantu merekap data siswa dengan rapih.
5. T : Bagaimana dengan kelengkapan alat-alat pengumpulan data dalam
melaksanakan kegiatan Bimbingan dan Konseling (ya/tidak)
J : Tentunya ada, alat-alat pengumpulan data yang ada saat ini adalah buku
khusus data pribadi siswa. Buku tersebut berisi identitas pribadi siswa,
keterangan keluarga, daftar isian tentang prestasi yang pernah diraih,
observasi harian siswa, catatan kasus, tes sosiometri untuk mencari keterangan
lainnya sebagai penunjang kegiatan belajar di sekolah.
6. T : Apakah ada Anggaran khusus untuk pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan
Konseling (ya/tidak)
J : Mengenai anggaran kegiatan, biasanya disesuaikan dengan kebutuhan
kegiatan, ketika akan melaksanakan kegiatan yang membutuhkan anggaran,
kami mengajukan kepada ketua yayasan melalui kepala sekolah.
7. T : Kegiatan layanan yang dilaksanakan Bimbingan dan Konseling SMK Al-
Hidayah I Cilandak
J : Dengan mengacu kepada pedoman yang ada, kegiatan yang dilaksanakan
adalah memberikan layanan-layanan seperti: layanan orientasi, informasi dan
sebagainya.layanan bimbingan kelompok biasanya dilakukan melalui kegiatan
bimbingan belajar di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan permintaan
siswa khususnya, umumnya kegiatan yang memang menjadi rutinitas layanan
BK.
Sementara pemberian layanan konseling biasanya guru pembimbing
menginformasikan kepada siswa, seperti siswa bermaslah di sekolah dengan
cara dipanggil dan ada juga yang datang dengan sendirinya untuk
berkonsultasi dengan guru pembimbing.
8. T : Apakah ada kegiatan pendukung dalam pelaksanaan kegiatan Bimbingan
dan Konseling (ya/tidak)
Penjelasan:
J : Ya tentunya ada, dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling,
kami juga banyak di bantu oleh guru-guru lain. Demikian karena sesekali ada
hal-hal yang memang tidak sepenuhnya kami dapat laksanakan, seperti
melibatkan orang tua siswa dalam mencarikan solusi atas permasalahan siswa,
melibatkan wali kelas dan sebagainya.
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler seperti volley, basket, hadrah marawis dan
sebagainya dapat membantu siswa dalam mengembangkan bakat yang
dimilikinya.
9. T : Upaya apa saja yang dilakukan guru pembimbing dalam mengatasi
masalah dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling
J : Dengan terus memanfaatkan fasilitas yang ada, memang masih ada
permasalahan seperti halnya ruangan khusus untuk masing-masing layanan
belum memadai, tetapi hal tersebut bukanlah halangan untuk terus
memberikan layanan kegiatan BK di SMK Al-Hidayah I Jakarta Selatan.
10. T : Upaya apa saja yang dilakukan guru pembimbing dalam mengembangkan
kegiatan Bimbingan dan Konseling
J : Tentunya dengan terus melaksanakan kegiatan BK secara berkelanjutan,
memberikan layanan semaksimal mungkin, dengan harapan hasilnya akan
optimal. Selain itu juga, kami akan terus meningkatkan kemampuan dalam
bidang bimbingan dan konseling, contohnya dengan cara mengikuti pelatihan,
seminar dan sebagainya.
Wawancara Kepala Sekolah
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling

Nama : Drs. Noorvara Santosa


Jabatan : Kepala Sekolah SMK Al-Hidayah I Cilandak
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Waktu : 12.30 s/d 14.00
Hari/ Tanggal : 27 Oktober 2010

Pertanyaan:
1. T : Bagaimana latar belakang pemahaman dilaksanaannya kegiatan
bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
J : Ya tentunya kegiatan bimbingan dan konseling sangat diperlukan di
sekolah, dengan kegiatan yang ada di dalamnya diharapkan guru
pembimbing dapat lebih membimbing para siswa, baik dikelas maupun di
luar kelas. Adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu para
siswa, mencari solusi permasalahan pribadi, belajar atau sebagai tempat
curhat.
2. T : Apakah bapak mengintegrasikan kegiatan bimbingan dan konseling
dengan kegiatan-kegiatan lain di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta
Selatan
J : Bimbingan dan konseling memang ada struktur tersendiri, tetapi tetap
terintegrasi dengan kegiatan lainnya di sekolah. Seperti halnya
mencantumkan mata pelajaran bimbingan konseling dalam kurikulum
sekolah dengan alokasi waktu 45 menit.
3. T : Memfasilitasi kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I
Cilandak Jakarta Selatan
J : ya, fasilitas yang ada saat ini cukup memadai, walaupun masih ada
kekurangan. Selain itu tidak hanya sarana fisik yang difasilitasi, tetapi juga
guru pembimbing untuk ditingkatkan kompetensinya dalam bidang BK,
contohnya dengan mengikutsertakan pelatihan, seminar dan sebagainya.
Hal demikian dilakukan setiap ada undangan dari pihak-pihak tertentu.
4. T : Apakah bapak melaksanakan pembinaan dalam rangka menigkatkan
kualitas kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I
J : Ya, dalam hal ini pembinaan yang saya lakukan adalah selain
megusahakan agar fasilitas kegiatan dapat memadai, juga meningkatkan
kemampuan guru pembimbing, seperti mengikutsetakan pelatihan, seminar
dan sebagainya.
5. T : Apakah bapak juga berperan aktif dalam kegiatan bimbingan dan
konseling di SMK Al-Hidayah I
Penjelasan:
J : Secara pelaksanan, karena ada batasan-batasan terkait dengan tugas
kepala sekolah dalam hal bimbingan dan konseling, tetapi terkadang saya
ikut berperan ketika dari guru pembimbing turut melibatkan saya dalam
kegiatan tersebut. Menangani siswa yang susah diatur terus menerus
contohnya, dalam hal itu sesekali saya ikut berperan.
6. T : Apakah bapak melaksanakan pengawasan dalam kegiatan bimbingan
dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
J : ya setiap kegiatan sekolah harus diberikan pengawasan, karena itu
sebagai tugas saya sebagai kepala sekolah. Dalam BK ini, pengawasan
yang saya lakukan dengan secara langsung seperti dengan melihat
langsung guru pembimbing dalam proses pelaksanaan kegiatan atau
melaksanakan kerjasama denga guru pembimbing dan guru-guru lainnya
agar dapat juga melakukan pengawasan.
7. T : Apa upaya bapak dalam mengembangkan kegiatan bimbingan dan
konseling di SMK Al-Hidayah I
Penjelasan:
J : Tentunya saya dengan personil BK khususnya selalu dan terus
mengupayakan untuk meningkatkan kinerja bimbingan dan konseling,
memfasilitasi guru pembimbing dengan mengikuti pelatihan, seminar dan
sebagainya, sedikit demi sedikit meningkatkan jumlah sarana dan
prasarana kegiatan, melaksanakan pembinaan, pengawasan dan evaluasi
secara berkelanjutan.
8. T : Apakah bapak melaksanakan evaluasi/penilaian program kegiatan
bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I
Penjelasan:
J : Ya, tentunya setiap kegiatan harus diberikan penilaian. Dalam hal ini
penilaian yang seringkali dilakukan dalam rapat tahunan sekolah,
mengenai kegiatan bimbingan dan konseling yang selama ini dilaksanakan
apakah dapat membantu siswa dalam mengatasi masalahnya atau dalam
mengembangkan kemampuan siswa dan sebagainya. Hal tersebut kami
lakukan untuk mengetahi keefektifan layanan-layanan yang diberikan oleh
guru pembimbing.
DAFTAR NAMA RESPONDEN ANGKET
PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SMK AL-HIDAYAH I CILANDAK TP. 2010/2011

NO. NAMA RESPONDEN NO. NAMA RESPONDEN


1 Sadiah Yuniarti 36 Fachrul Rizki
2 Yulianti Andini 37 Muhammad Mahfudz
3 Siti Nurjanah 38 Wahyu Saputra
4 Saran Fadilan 39 M. Riandi Triana
5 Supartina Rahayu 40 Riski
6 Ulfi Meldawati 41 Leila Sysfatma Yanti
7 Roihatun Jannah 42 Andar Sari
8 Sinta Sintia 43 Wibowo S.
9 Pribadi Sadewa 44 Annisa Hadi Yatin
10 Puji Setiawati 45 Darneli Bella Pertiwi
11 Puji Lestari 46 Zulfa Khoirunisa
12 Rendra Fauzi 47 Dea Ladyke M.
13 Selfina Febriyanti 48 Firda Rani W.
14 Suci Fitriani 49 Suaip Iskandar
15 Rizki Amalliyah 50 Rizki Ariwibowo
16 Sumarni 51 Andy Dwi Prasetyo
17 Rahmat Harianto 52 Rizki Trio B.
18 Ryan Syafrizal 53 Priyaldi
19 Syahrul Munir 54 Rahmat Sholeh
20 Vendi Nevada 55 Muh. Asrul Prawira A.
21 Sifa Fauziah 56 Asri P.L.
22 Umi Athiyyah 57 Wika Yuliatna Dewi
23 Rahmat Dwi Cahyo 58 Evi Afriyanti
24 Umi Fadillah 59 Dini Wulandari
25 Purnama Riyanti 60 Radytia Mutiara
26 Raditia Amaldi H. 61 Yuli Aryani
27 Sri Wahyu Ningsih 62 Ani Dwi Rahayu
28 Rini Kurniawati 63 Melinda Syahputri
29 Shinta Anggraeni 64 Windi Renvia
30 Rizho Ferdian 65 Putri Widyaningsih
31 Rahmat Apriadi 66 Neneng Husnawati
32 Rizki Sri Hardiyanti 67 Rosita Amelia
33 Sella Rosmala 68 Diah Ayu Setyorini
34 Suwhodo S. 69 Desi Alvianti
35 Dendi Siregar 70 Desi Nandasari
71 Yulia Setiawanti 106 Abdurrachman Asyatry
72 Ummi Lathifah Tsaniyah 107 Ade Fauziah Sany
73 Erlinawati 108 Aditiya Wibawa Mukti
74 Ferdiansyah 109 Asri Nurhayati
75 Rizky Kostadinov 110 Asri Sapitri
76 Eko Dewantoro 111 Candra Setiawan
77 Deni Hardi 112 Dannis Fauzy Syaputra
78 Ferdiansyah Negara 113 Dewi Rahmawati
79 Steven Rialdy Riswady 114 Ekky Oktaviani
80 Dandi Alamsyah 115 Erna Sarah
81 Fajar Bayone D. Yunior 116 Esti Siti Ramadan
82 Taufiq Maulana Effendy 117 Fitra Manggala
83 Achmad R. Ramadhan 118 Fitri Wahyuni
84 Diky Eko. S 119 Halimatu Sadiyah
85 Sandi Cahyadi 120 Handayaning Tyas
86 Emir Setiawan 121 Harry Susanto
87 Galih Sandi Darma 122 Hilda Rizkiahani
88 Deddy Romadhon 123 Imam Nur Faisal
89 Febry Rohmadon 124 Putri Setyawati
90 Ekse Wahyudi 125 Ratna Sari
91 Ratih Dwi P. 126 Saadah Abadiyyah
92 Adetia 127 Sri Wahyuni
93 Dwi Inesia
94 Septi Guniarti
95 Arji Sukarno MS.
96 Nita Noviyanti
97 Nani Kurniati
98 Dimas Hartadi
99 Syahir Ramdan
100 M. Rinaldi
101 Suhaila Nurunnawa
102 Jaka Furqon
103 Bernand DH.
104 Fahrul Rozy
105 Ustad Fauzi
SKOR HASIL ANGKET PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Resp. Item Soal


Jumlah
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 2 2 2 3 3 1 66
2 4 3 4 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 3 2 4 2 69
3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 2 3 2 73
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 1 3 4 2 2 2 2 2 1 67
5 2 4 4 2 2 4 2 2 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 71
6 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 82
7 4 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 1 47
8 3 2 3 2 4 4 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 59
9 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 62
10 4 2 4 2 2 4 1 2 3 2 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 58
11 3 2 2 2 3 2 2 2 4 4 4 2 3 1 2 2 4 4 4 4 2 2 60
12 3 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 54
13 3 3 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 2 2 2 2 2 3 3 4 67
14 3 3 3 4 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 54
15 4 4 1 3 2 4 2 3 3 3 3 4 4 1 3 3 1 1 2 4 4 4 63
16 4 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 62
17 4 4 4 4 3 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 73
18 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 70
19 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 4 1 62
20 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 4 1 62
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 4 1 61
22 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 2 2 2 4 3 2 3 64
23 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 77
24 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 75
25 3 4 3 2 2 2 3 2 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 2 4 3 66
26 4 4 3 3 2 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 70
27 2 4 4 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 2 60
28 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 3 4 4 3 73
29 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 1 1 2 3 3 2 3 1 59
30 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 4 3 4 4 4 66
31 2 3 4 2 2 1 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 2 1 47
32 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 1 2 1 1 59
33 4 4 4 3 2 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 2 3 2 1 1 3 55
34 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 4 55
35 4 3 3 4 3 2 2 3 4 2 4 3 4 2 3 2 4 2 2 1 2 3 62
36 3 3 3 3 2 4 4 4 3 2 4 3 3 1 2 3 4 1 3 2 3 3 63
37 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 73
38 4 3 3 4 2 2 1 3 2 4 2 3 3 4 1 3 1 4 2 3 1 2 57
39 4 3 3 4 2 3 2 4 3 3 4 3 4 2 2 3 4 2 2 3 4 3 67
40 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 1 57
41 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 1 2 1 2 2 1 1 1 44
42 4 2 4 2 1 1 1 2 3 3 4 1 3 1 1 3 1 3 2 1 1 1 45
43 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 80
44 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 53
45 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 2 59
46 4 2 2 2 2 2 2 4 3 4 3 2 3 2 2 4 2 2 2 4 4 1 58
47 2 1 1 2 1 3 2 1 2 1 3 2 3 1 1 3 2 2 2 1 1 1 38
48 2 1 1 3 1 2 2 1 2 2 3 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 35
49 4 3 2 2 3 4 1 2 3 4 3 2 4 2 3 3 2 2 2 3 2 1 57
50 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 72
51 4 3 2 2 3 2 2 2 4 3 4 3 3 2 3 4 2 2 2 1 2 2 57
52 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 1 76
53 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 77
54 2 4 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 64
55 2 1 3 2 3 4 4 2 3 1 4 2 3 3 3 4 2 2 1 2 1 3 55
56 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 4 4 3 4 2 58
57 2 3 3 3 2 4 2 3 4 4 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 4 62
58 2 3 4 3 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 4 73
59 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 2 2 3 3 2 3 3 3 2 65
60 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 84
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
62 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
64 3 3 4 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 2 2 4 2 2 3 4 3 3 67
65 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 1 2 3 1 1 67
66 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 2 4 1 76
67 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 51
68 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 50
69 4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 53
70 4 3 3 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 54
71 1 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 3 4 1 52
72 2 4 4 3 2 4 3 3 4 2 4 4 4 2 2 4 2 2 4 3 3 2 67
73 1 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 1 2 3 2 3 1 1 2 2 45
74 2 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2 2 2 2 1 55
75 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 2 4 2 4 3 4 4 4 74
76 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 2 4 2 4 3 4 4 4 74
77 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 2 4 2 4 3 4 4 4 74
78 4 2 3 4 2 4 3 4 4 3 4 2 4 2 2 4 2 4 3 4 4 3 71
79 2 3 3 2 2 2 1 2 2 4 4 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 50
80 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 1 76
81 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 1 76
82 4 3 2 4 2 3 2 3 4 3 3 2 4 2 3 4 2 2 2 4 4 3 65
83 4 4 4 2 2 3 2 2 3 2 3 3 4 2 2 2 1 3 2 2 2 2 56
84 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 79
85 4 4 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 2 60
86 3 3 4 4 2 3 3 2 2 3 4 4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 59
87 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 57
88 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 61
89 2 3 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 4 3 2 66
90 4 4 4 4 3 2 3 3 2 4 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 68
91 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3 2 77
92 4 4 4 2 3 3 2 4 4 3 4 3 4 2 3 4 2 3 4 3 3 2 70
93 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 61
94 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 1 1 1 65
95 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 2 2 3 3 4 2 2 4 70
96 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 2 4 2 4 2 2 2 2 62
97 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 2 68
98 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 1 61
99 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 69
100 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 61
101 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 2 2 62
102 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 59
103 2 3 2 3 4 4 1 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 2 2 2 61
104 1 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4 2 2 2 3 2 4 4 4 63
105 3 2 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 47
106 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 55
107 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 64
108 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 1 75
109 3 4 3 2 2 2 4 2 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 2 4 3 68
110 3 2 4 2 1 1 1 2 3 3 3 1 3 1 1 3 1 3 2 3 1 3 47
111 2 3 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 4 3 2 66
112 4 3 4 1 4 4 3 3 3 4 3 4 4 2 2 3 3 2 3 3 4 2 68
113 3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2 3 63
114 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 61
115 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 65
116 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 4 55
117 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 62
118 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 1 3 68
119 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2 2 3 2 1 57
120 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 4 3 3 57
121 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 4 2 3 2 4 2 3 3 2 1 60
122 3 3 4 2 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 2 67
123 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 64
124 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 2 64
125 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 1 56
126 3 2 3 2 3 4 3 2 3 1 4 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 60
127 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3 4 2 3 2 3 4 2 2 63
Jml. 407 379 406 372 356 380 311 367 408 372 413 375 440 313 335 386 322 339 342 364 358 301 8046
Nama:
Kelas:

ANGKET PENELITIAN SISWA

Petunjuk Pengisian Angket:


1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda
anggap benar/sesuai
2. Jawaban yang Anda berikan hanya untuk kepentingan penelitian
semata dan tidak mempengaruhi nilai raport/belajar Anda di
sekolah
3. Isilah dengan penuh kejujuran dan terimakasih atas kerjasamanya

1. Guru pembimbing memberikan layanan orientasi kepada siswa baru untuk


mengenalkan lingkungan sekolah baru
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

2. Guru pembimbing memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan


sekolah agar dapat menyesuaikan diri
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3. Guru pembimbing memberikan layanan informasi kepada siswa tentang kegiatan


belajar mengajar di sekolah
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

4. Guru pembimbing memberikan pemahaman kepada siswa tentang bahaya narkoba


dan pergaulan bebas
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

5. Guru pembimbing memberikan layanan informasi tentang pemilihan


pekerjaan/karir yang sesuai dengan minat dan bakat siswa
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

6. Guru pembimbing memberikan arahan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih


tinggi kepada siswa
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
Nama:
Kelas:

7. Guru pembimbing memberikan layanan untuk penempatan dan penyaluran minat


dan bakat siswa di sekolah
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

8. Guru pembimbing memberikan arahan kepada siswa untuk memahami dan


mengembangkan kemampuan yang dimiliki
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

9. Guru pembimbing memberikan arahan kepada siswa agar mengembangkan sikap


dan kebiasaan baik dalam kegiatan pembelajaran
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

10. Guru pembimbing memberikan solusi atas permasalahan siswa dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

11. Guru pembimbing memberikan dorongan/motivasi dalam kegiatan


belajar di sekolah
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

12. Guru pembimbing memberikan arahan kepada siswa agar mengembangkan


kemampuan yang dimiliki dalam kegiatan belajar
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

13. Guru pembimbing memberikan pemahaman kepada siswa tentang tata tertib
sekolah dan arahan untuk mentaatinya
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

14. Guru pembimbing memanggil siswa bermasalah dan memberikannya solusi secara
tatap muka langsung (perorangan)
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
Nama:
Kelas:

15. Guru pembimbing memberikan layanan bimbingan kelompok dengan cara diskusi
bersama atau bimbingan belajar secara kelompok
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

16. Guru pembimbing memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya


hubungan yang harmonis dengan guru, teman sebaya dan warga sekolah lainnya
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

17. Guru pembimbing memberikan layanan konseling kelompok untuk membahas


masalah setiap siswa dari suatu kelompok/kelas dan mencari solusinya
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

18. Guru pembimbing mengumpulkan data dan keterangan tentang diri siswa untuk
pemecahan masalah siswa
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

19. Guru pembimbing mengumpulkan data untuk keperluan pengambangan diri siswa
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

20. Guru pembimbing memberikan solusi atas permasalahan siswa dengan


menghadirkan pihak lain untuk memberikan keterangan yang sesuai (saksi)
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

21. Guru pembimbing melakukan kerjasama dengan orangtua dalam penyelesaian


masalah siswa di sekolah
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

22. Guru pembimbing mengalihkan atau menyerahkan masalah siswa kepada guru lain
agar penanganannya lebih tepat dan masalahnya tuntas
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

Anda mungkin juga menyukai