Anda di halaman 1dari 8

| Maj Obstet

124 Ocviyanti dkk Ginekol Indones

Profil flora vagina dan tingkat keasaman vagina perempuan Indonesia

D. OCVIYANTI*
Y. ROSANA**
N. WIBOWO*

*Departemen Obstetri dan Ginekologi


**Departemen Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta

Tujuan: Mendapatkan data profil flora vagina dan tingkat keasaman Objective: To collect data of the characteristic of vaginal flora and
vagina pada perempuan Indonesia. vaginal pH among the Indonesian women.
Tempat: Puskesmas di Kabupaten Karawang, Balai Kesehatan Ba- Setting: Puskesmas Karawang, Clinic of Batalyon 201 Cijantung,
talyon 201 Cijantung, dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedok- and Microbiology Laboratory of Faculty of Medicine University of In-
teran Universitas Indonesia (FKUI). donesia.
Bahan dan cara kerja: Penelitian ini merupakan studi deskriptif. Material and methods: It is a descriptive study. The population in-
Populasi adalah semua perempuan Indonesia berusia 15-50 tahun. Po- volved is Indonesian women aged 15-50 years old. Subject population
pulasi terjangkau adalah semua perempuan Indonesia berusia 15-50 ta- is Indonesian women aged 15-50 years old, who came to some Puskes-
hun yang datang memeriksakan diri ke beberapa Puskesmas di Kabu-
mas in Karawang District, Clinic of Batalyon 201 Cijantung and Micro-
paten Karawang, Balai Kesehatan Batalyon 201 Cijantung dan Labora-
torium Mikrobiologi FKUI pada periode Mei 2008 - Februari 2009. Di- biology Laboratory of Faculty of Medicine University of Indonesia
lakukan wawancara dan pengisian kuesioner untuk mendapatkan data from May 2008 until February 2009. The interview and questioner fill-
demografik dan karakteristik medik, pemeriksaan tingkat keasaman ing were performed to acquire the data of demographic and medical
(pH) vagina dengan tes celup (Merck@), pemeriksaan Gram untuk men- characteristic, vaginal pH examination was performed with dip stick
cari morfotipe flora vagina, serta deteksi bakterial vaginosis (BV) meng- test (Merck@), Grams staining was performed to evaluate the morpho-
gunakan tes Whiff dan kriteria Nugent. type of vaginal flora, and an evaluation for bacterial vaginosis (BV) was
Hasil: Jumlah subjek penelitian adalah 492 orang, rata-rata umur performed using Whiff test and Nugent criterias.
30,9 tahun dengan jumlah terbanyak pada kelompok umur 26 - 40 tahun Results: The subject number was 492, at average age of 30.9 years
(59,1%). Kelompok menikah adalah yang terbanyak (76,4%). Sebagian old with the most frequent age of 26-40 years old (59.1%). The subjects
besar subjek adalah ibu rumah tangga (69,1%). Sebagian besar subjek are mostly married (76.4%) and housewives (69.1%). The mean edu-
berpendidikan setingkat SMU (46,3%). Rata-rata pH vagina yang dida- cation level is equal to senior high school (46.3%). The mean vaginal
patkan pada penelitian ini adalah 4,8. Didapatkan subjek dengan pH pH in this study is 4.8. There are 65.4% women with vaginal pH 5,
5 sebesar 65,4%, sisanya sebesar 36,6% mempunyai pH > 5. Pada tiap
and the 36.6% women with vaginal pH > 5. In each group, there are
kelompok umur lebih banyak yang mempunyai pH 5 dibandingkan pH
> 5, dan tampak jelas perbedaannya pada kelompok umur 15-19 tahun more women with vaginal pH 5, and significantly shown in age group
di mana 89,1% mempunyai pH 5 dan 10,9% mempunyai pH > 5 (rata- of 15-19 years old, which 89% women had pH level 5 and 10.9%
rata 4,6; median 4,5). Terdapat perkecualian untuk kelompok umur 41- women with pH > 5. There is exception for age group 41-45 years, that
45 tahun di mana subjek yang mempunyai pH 5 lebih sedikit (46,7%) the number of women with vaginal pH 5 are less (46.7%) than the sub-
dibandingkan subjek yang mempunyai pH > 5 (53,3%). Dari pemerik- ject with pH > 5 (53.3%). The prevalence of Lactobacillus sp. was 63%,
saan Gram didapatkan prevalensi Lactobacillus sp sebesar 63%, Gard- Gardnerella sp. is 51.4%, positive gram Coccus was 48.7%, and Can-
nerella sp. sebesar 51,4%, Coccus gram positif sebesar 48,7%, dan Can- dida sp. was 4.6%. The prevalence rate of BV is significantly different
dida sp. sebesar 4,6%. Terdapat perbedaan yang cukup besar pada pre- by Whiff test and Nugent score, which respectively are 5.7% and 30.7%.
valensi BV berdasarkan pemeriksaan dengan tes Whiff dan skor Nugent, Conclusion: The vaginal pH mean in this study for the age group of
masing-masing sebesar 5,7% dan 30,7%. < 20 (15-19) year, 20-40 year and 41-50 year respectively are 4.6; 5.3
Kesimpulan: Rata-rata pH vagina yang didapatkan pada penelitian and 5.6 with all age group vaginal pH mean 4.8. The prevalences of
ini pada kelompok umur < 20 (15-19) tahun, 20-40 tahun dan 41-50 ta- Lactobacillus sp, Gardnerella Sp, positive gram Coccus respectively are
hun berturut-turut adalah 4,6; 5,3 dan 5,6 dengan rata-rata keseluruhan
63%, 51.4% and 48.7%. The prevalence of Candida Sp is 4.7%. The
4,8. Prevalensi Lactobacillus sp, Gardnerella Sp, Coccus gram positif
pada penelitian ini sebesar 63%, 51,4%, 48,7%. Prevalensi kandidiasis prevalence of bacterial vaginosis (BV) by Nugents criterias is 30.7%.
adalah 4,7%. Prevalensi bakterial vaginosis (BV) dengan kriteria Nu- [Indones J Obstet Gynecol 2009; 33-2: 124-31]
gent adalah 30,7%. Keywords: vaginal flora, vaginal pH, bacterial vaginosis (BV)
[Maj Obstet Ginekol Indones 2009; 33-2: 124-31]
Kata kunci: flora vagina, tingkat keasaman (pH) vagina, bakterial
vaginosis (BV)

PENDAHULUAN imbangan flora normal vagina dapat menyebabkan


pertumbuhan mikroorganisme tersebut berlebihan
Peran flora normal sebagai patogen oportunistik pa- sehingga menjadi patogen.1 Duh vagina (keputihan)
da infeksi endogen sangat penting. Perubahan kese- merupakan salah satu gejala ginekologi yang paling
|
Vol 33, No 2 |
April 2009 Profil flora vagina dan keasaman vagina perempuan 125

sering dikeluhkan oleh perempuan. Banyak agen in- BAHAN DAN CARA KERJA
feksius dan non infeksius yang dihubungkan de-
ngan gejala ini. Kandidiasis dan bakterial vaginosis Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang di-
(BV) merupakan faktor penyebab yang paling se- lakukan di Puskesmas Karawang, Pedes, Cikampek,
ring.2 Tempuran (Kabupaten Karawang), Batalyon 201
Pada semua penelitian yang ada di mana ras atau Cijantung serta Laboratorium Mikrobiologi Fakul-
etnis dilaporkan, prevalensi bakterial vaginosis le- tas Kedokteran Universitas Indonesia pada periode
bih tinggi pada kelompok Afro-Amerika atau Afro- Mei 2008 - Februari 2009. Dari semua perempuan
Karibia dibanding pada perempuan kulit putih. berusia 15-50 tahun yang datang untuk memerik-
Bakterial vaginosis juga berkaitan erat dengan sakan diri, diambil sampel subjek yang tidak ter-
status sosial ekonomi, yang diukur dengan penda- masuk kriteria eksklusi yaitu perempuan hamil, se-
patan dan tingkat pendidikan.3 Keadaan ini menye- dang haid, menderita tumor atau infeksi pada organ
babkan prevalensi bakterial vaginosis dan flora va- reproduksi. Didapatkan 506 orang subjek dengan
gina perlu diteliti pada daerah yang berbeda dan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan
dengan kondisi geografi berbeda, yang akan ber- dengan cara:
kaitan dengan faktor ras dan sosial ekonomi. Di In- N Wawancara dan pengisian kuesioner untuk me-

donesia sendiri, belum didapatkan penelitian ten- ngetahui sebaran data demografik dan karakter-
tang hal ini. istik medik.
Terdapat berbagai macam interaksi antara orga- Dicatat data demografik berupa umur, pendidik-
nisme patogen, flora normal, serta antara kedua je- an, pekerjaan, dan status pernikahan. Data karak-
nis organisme tersebut. Interaksi tersebut dapat meng- teristik medik yang dicatat berupa paritas, ke-
hasilkan efek sinergis atau antagonis terhadap pa- luhan saluran reproduksi, riwayat Diabetes Mel-
togen saluran reproduksi. litus, riwayat penyakit menular seksual, pema-
kaian antibiotika, penggunaan kontrasepsi, apa-
Vulva neonatus steril sampai 24 jam setelah ke-
kah suami disirkumsisi atau tidak, pemakaian
lahiran. Setelah itu akan berkembang organisme
panty liner, dan pemakaian sabun vagina.
nonpatogen seperti Mycobacterium smecmatis, Strep-
N Pemeriksaan pH vagina dengan menggunakan
tococcus nonhemoliticus dan Staphylococcus epi-
tes celup (dip stick Merck), yang mempunyai
dermidis. Pada pubertas Lactobacillus kembali
rentang nilai pH 3-10.
muncul dan terdapat flora yang menetap selama
Pemeriksaan pH vagina dilakukan dengan me-
masa dewasa. Flora normal perempuan dewasa ter-
nempelkan tes celup pada kanalis vaginalis di
diri atas beberapa macam organisme seperti4: ba- mana pada subjek yang belum menikah tes celup
tang gram positif, kokus gram negatif dan batang ditempelkan pada introitus vagina. Penilaian ka-
gram negatif, termasuk juga Bacteriodes sp, Bifi- dar pH dilakukan dengan menyesuaikan peru-
dobacterium sp, Eubacterium sp, Clostridium sp, bahan warna yang didapat pada tes celup dengan
Fusobacterium sp, Gaffkya sp, Lactobacillus sp, skala warna yang tertera pada kit pemeriksaan.
Peptococcus sp, Peptostreptococcus sp, Propioni- N Pemeriksaan Gram dilakukan di Laboratorium
bacterium sp dan Veillonella sp. Setelah pubertas, Mikrobiologi untuk mencari morfotipe flora va-
glikogen tersimpan dalam epitel vagina dan jum- gina seperti Lactobacillus sp, Gardnerella sp,
lahnya akan berada di bawah pengaruh hormon es- Bacteroides sp, dan variasi bakteri lainnya per
trogen. lapang pandang besar.
Glikogen di metabolisme oleh sel epitel menjadi Pengambilan lendir vagina dengan cara mengu-
glukosa, yang selanjutnya akan menjadi substrat sap forniks posterior dengan kapas lidi steril yang
bagi Lactobacillus sp untuk diubah menjadi asam telah dibasahi dengan larutan garam fisiologis
laktat.1 Flora normal pada masa menopause me- (kontak dengan spekulum dihindari). Pada sub-
nyerupai pada masa prapubertas. Konsentrasi Lac- jek yang belum pernah melakukan hubungan
tobacillus sp rendah pada menopause. Pada perem- seksual, pengambilan spesimen hanya dilakukan
puan pascamenopause yang tidak menerima terapi pada introitus vagina dengan kapas lidi steril
hormon estrogen, kolonisasi Lactobacillus sp hanya yang telah dibasahi dengan larutan garam fisio-
setengah dari kadar normal. Sedangkan pada pe- logis. Lendir vagina dioleskan pada kaca objek
rempuan yang mendapatkan terapi sulih hormon es- yang sudah dibersihkan, dibiarkan kering di uda-
trogen kadar Lactobacillus sp meningkat. Kebe- ra, dan dilewatkan di atas api spiritus untuk
radaan estrogen maupun laktobasilus diperlukan menghilangkan lemak, serta diberi label identitas
untuk mendapatkan kondisi pH vagina yang opti- subjek penelitian. Sampel disimpan pada kotak
mal (pH < 4,5).1,5 preparat dan dikirim ke Laboratorium Mikrobio-
|
| Maj Obstet
126 Ocviyanti dkk Ginekol Indones

logi FKUI untuk diwarnai dengan pewarnaan Puskesmas Cikampek, didapatkan 87 subjek, de-
Gram dan dibaca. ngan 2 subjek tidak dimasukkan ke penelitian ka-
N Tes Whiff untuk deteksi adanya bakterial vagi- rena data tidak lengkap. Pada Batalyon 201 Cijan-
nosis. tung, didapatkan 147 subjek, dengan 6 subjek tidak
Tes Whiff dikerjakan dengan cara mengambil dimasukkan ke penelitian karena data tidak leng-
duh vagina, dioleskan pada kaca objek dan di- kap. Sementara data dari Laboratorium Mikrobio-
berikan beberapa tetes KOH 10%. Lalu peme- logi FKUI adalah 83 subjek. Dari keseluruhan data,
riksa mencium apakah ada bau menyengat se- terdapat 2,7% sampel yang tidak dimasukkan ke
perti bau ikan. Apabila tercium bau ikan, dapat dalam penelitian. Jumlah subjek penelitian adalah
dikatakan tes Whiff positif. 492 orang, rata-rata umur subjek penelitian 30,9 ta-
N Penghitungan skor Nugent untuk diagnosis bak- hun dengan jumlah terbanyak pada kelompok umur
terial vaginosis. 26 - 40 tahun (59,1%). Kelompok menikah adalah
Sediaan yang sudah diwarnai dengan pewarnaan yang terbanyak (76,4%). Sebagian besar subjek ber-
Gram di atas akan dinilai dan diberikan skor ber- pendidikan setingkat SMU (46,3%) dan sebagian
dasarkan kriteria Nugent (Tabel 1).6 besar subjek adalah ibu rumah tangga (69,1%).

Tabel 2. Sebaran karakteristik demografik subjek (n=492)


Tabel 1. Sistem skoring pada perwarnaan Gram6
Karakteristik demografik Jumlah %
Skor Morfotipe Morfotipe Gardnerella sp Morfotipe
Lactobacillus sp dan Bacteroides sp bakteri gram Umur (tahun)
15 - 19 55 11,2
0 4+ 0 0
20 - 25 77 15,7
1 3+ 1+ 1+ atau 2+
26 - 40 291 59,1
2 2+ 2+ 3+ atau 4+ 41 - 45 44 8,9
3 1+ 3+ 46 - 50 25 5,1
4 0 4+ Status pernikahan
Belum menikah 83 16,9
Menikah 1 x 376 76,4
Morfotipe diberikan skor berdasarkan jumlah Menikah > 1 x 33 6,7
yang dilihat per lapang pandang. 0: tidak terdapat
Pendidikan subjek
morfotipe abnormal; 1+: tampak <1 morfotipe ab-
normal; 2+: tampak 1-4 morfotipe; 3+: tampak 5-30 SD 75 13,0
morfotipe; 4+: tampak 30 morfotipe. SMP 74 15,0
Diagnosis BV berdasarkan skor Nugent: normal SMU 228 46,.3
(skor 0-3), intermediet (skor 4-6), BV (skor 7). SMU 126 25,6
Pada penelitian ini dikelompokkan dua diagnosis Pekerjaan subjek
BV: positif (skor 7) dan negatif jika normal atau
Ibu rumah tangga 340 69,1
intermediet (skor 0-6).
Mahasiswa/pelajar 81 16,5
Bidan/perawat 4 0,8
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Guru/PNS 29 5,9
Karyawati 8 1,6
Jumlah subjek penelitian secara keseluruhan adalah Wiraswasta 13 2,6
506, namun hanya 492 yang dimasukkan dalam pe- Buruh tani 17 3,5
nelitian karena pada 14 subjek didapatkan data
yang tidak lengkap. Dari Puskesmas Karawang, di-
dapatkan 63 subjek, dengan 2 subjek tidak dima-
sukkan ke penelitian karena data tidak lengkap. KARAKTERISTIK MEDIK
Pada Puskesmas Pedes, didapatkan 63 subjek, de-
ngan 1 subjek tidak dimasukkan ke penelitian ka- Pada sebaran karakteristik medik, sebanyak 74,4%
rena data tidak lengkap. Pada Puskesmas Tempu- subjek dengan paritas 1-5. Yang menarik, sekitar
ran, didapatkan 63 subjek, dengan 3 subjek tidak 38,8% subjek ternyata memiliki keluhan saluran re-
dimasukkan ke penelitian karena data tidak leng- produksi, dengan keluhan terbanyak adalah keputi-
kap. han (28%).
|
Vol 33, No 2 |
April 2009 Profil flora vagina dan keasaman vagina perempuan 127
Tabel 3. Sebaran karakteristik medik subjek (n=492) (97,8%) berada antara pH 4 hingga 7 dengan pH
Karakteristik medik Jumlah % rata-rata 4,8 dan median 5.
Paritas Pada analisis di setiap kelompok umur lebih ba-
0 118 24,0 nyak yang mempunyai pH 5 dibandingkan pH >
1-5 366 74,4
5, dan tampak perbedaan pada kelompok umur 15-
19 tahun di mana 89,1% mempunyai pH 5 dan
>5 8 1,6
10,9% mempunyai pH > 5 dengan pH rata-rata 4,6
Keluhan saluran reproduksi
dan median 4,5. Pada kelompok umur antara 20-40
Ada 191 38,8 tahun pH rata-rata adalah 5,3 dengan median 5.
Keputihan 138 72,3 Pada kelompok umur 41-45 tahun subjek yang
Gatal 7 3,7 mempunyai pH 5 lebih sedikit (46,7%) diban-
Keputihan dan Gatal 45 23,6 dingkan subjek yang mempunyai pH > 5 (53,3%).
Tidak 302 61,4 Secara teoritis pada masa perimenopause, kadar es-
Riwayat DM trogen mulai turun sehingga kadar glikogen pada
Ada 1 0,2 epitel vagina berkurang akibatnya tingkat keasaman
Tidak 473 96,1 vagina meningkat. Namun demikian pada penelitian
ini didapatkan pada kelompok usia yang lebih tua
Tidak tahu 18 3,7
(46-50 tahun) justru lebih banyak yang pH vagi-
Riwayat PMS
nanya 5 (68%). Secara rata-rata pH vagina pada
Ada 10 2,0 kelompok umur di atas 41 tahun hingga 50 tahun
Tidak 439 89,2 adalah 5,6 dengan median 5. Tampak secara ke-
Tidak tahu 43 8,7 seluruhan rata-rata pH antara kelompok umur ku-
Pemakaian antibiotika rang dari 20 tahun (15-19 tahun), 20-40 tahun dan
Ya 9 1,8 41-50 tahun berturut-turut 4,6; 5,3 dan 5,6.
Tidak 483 98,2
Pemakaian kontrasepsi
Tabel 4. Tingkat keasaman vagina
Ya 259 52,6
Hormonal/kombinasi 89 34,4 Karakteristik Jumlah pH 5 (n=322) pH > 5 (n=170)
% %
Progesteron 145 55,9
Kondom/IUD 25 9,7 Umur (tahun)
Tidak 233 47,4 15 - 19 55 89,1 10,9
Suami sirkumsisi 20 - 25 77 74 26
Ya 390 79,3 26 - 40 291 61,2 38,8
Tidak 102 20,7 41 - 45 44 47,7 53,3
Pemakaian panty liner 46 - 50 25 68 32
Ya 68 13,8 Status Pernikahan
Tidak 424 86,1 Belum menikah 82 89,1 10,9
Pemakaian sabun vagina 1x 377 62,2 37,8
Ya 188 38,2
> 1x 33 42,4 57,6
Tidak 304 61,8
Pemakaian sa-
bun vagina
Ya 188 64,9 35,1
TINGKAT KEASAMAN VAGINA Tidak 304 65,8 34,2

Rata-rata pH vagina yang didapatkan pada peneli-


tian ini adalah 4,8 dengan median 5, sedikit lebih PEMERIKSAAN GRAM
basa dari pH vagina pada data kebanyakan perem-
puan usia reproduksi tanpa keluhan saluran repro- Pada penelitian ini, ditemukan prevalensi Lactoba-
duksi dan dengan siklus haid yang teratur, yaitu pH cillus sp sebanyak 310 subjek dari total subjek 492
< 4,5.5 Didapatkan subjek dengan pH 5 sebesar (63%). Keberadaan Lactobacillus sp pada vagina
65,4%, sisanya sebesar 36,6% mempunyai pH > 5. bervariasi di antara perempuan dan pada perempuan
Secara keseluruhan rentang hasil pemeriksaan pH yang sama pada waktu yang berbeda. Terdapat pe-
adalah antara 3 hingga 10, namun sebagian besar rubahan dinamis kolonisasi Lactobacillus sp pada
|
| Maj Obstet
128 Ocviyanti dkk Ginekol Indones

vagina seorang perempuan normal. Dalam sebuah Prevalensi Gardnerella vaginalis 30-50% dan Strep-
penelitian, terdapat 95% perempuan yang kultur tococci grup B 10-30%.7
Lactobacillus sp-nya positif paling tidak sekali se- Prevalensi Lactobacillus sp, Gardnerella sp, Coc-
lama periode waktu 8 bulan. Dua pertiga dari cus, dan Candida terbanyak pada kelompok umur
perempuan-perempuan tersebut, menunjukkan pe- 26-40 tahun, masing-masing sebesar 39,2%, 34,1%,
rubahan fluktuatif hasil kultur Lactobacillus sp (po- 31,7%, dan 3% secara berurutan. Sesuai dengan
sitif dan negatif) selama kurun waktu tersebut. teori yaitu prevalensi Lactobacillus sp yang rendah
Kolonisasi Lactobacillus sp cenderung menetap
pada masa pascamenopuse pada penelitian ini, pada
apabila jenis laktobasilusnya adalah L. Crispatus
atau L. Jensenii yang memproduksi H2O2.5 kelompok usia 46 tahun didapatkan prevalensi
Lactobacillus sp yang kecil yaitu 3,4%. Menikah
Gardnerella sp terdapat pada 253 subjek (51,4%),
Coccus gram positif 240 subjek (48,7%), Candida dan paritas juga menunjukkan peningkatan preva-
sp 23 subjek (4,6%). Prevalensi masing-masing lensi keempat organisme di atas. Pemakai KB dan
flora vagina tersebut berdasarkan berbagai karak- bukan pemakai KB tidak memiliki perbedaan dalam
teristik dapat dilihat pada Tabel 5. Sesuai dengan prevalensi Lactobacillus sp. Tampak bahwa preva-
fungsi vagina dan anatominya, maka vagina sering lensi Lactobacillus sp, Gardnerella sp, Coccus, dan
terkontaminasi dengan berbagai macam patogen Candida lebih besar pada kelompok yang suaminya
dari kulit, daerah perianal, dan pasangan seksual. tidakdisirkumsisi.

Tabel 5. Prevalensi flora vagina berdasarkan karakteristik subjek


Karakteristik n Lactobacillus sp (%) Gardnerella sp (%) Coccus (%) Candida (%)
Umur (tahun)
15 - 19 55 4,2 0 2,6 0,2
20 - 25 77 9,3 7,3 5,7 0,8
26 - 40 291 39,2 34,1 31,7 3
41 - 45 44 6,7 5,9 5,7 0,4
46 25 3,4 4,1 3 0,2
Status pernikahan
Belum menikah 83 6,5 3,6 3 0,4
Menikah 1x 376 52,4 47,1 42 3,9
Menikah > 1x 33 4,1 6,7 3,6 0,4
Paritas
0 118 11 4,8 7,1 0,2
1-5 366 50,8 44,7 40,4 4,3
>5 8 1,2 1,4 1,2 0
Keluhan saluran reproduksi
Ada 191 23,7 19,7 19,6 2
Tidak ada 302 39,2 31,7 29 2,4
Pemakaian KB
Ya 259 30 18,6 18,2 0,7
Hormonal/kombinasi 12,6 9,1 7,7 0,4
Progesteron only 15,8 9,5 9,1 1
Kondom/IUD 1,6 0 1,4 0,2
Tidak 233 33,1 32,7 30 3
Suami sirkumsisi
Ya 390 9,3 3,4 5,2 8
Tidak 102 51,6 48 43,5 3,9

|
Vol 33, No 2 |
April 2009 Profil flora vagina dan keasaman vagina perempuan 129

PREVALENSI BAKTERIAL VAGINOSIS 53% untuk mendeteksi bakterial vaginosis. Sedang-


(TES WHIFF DAN KRITERIA NUGENT) kan penelitian oleh Sodhani9 menunjukkan tes Whiff
memiliki sensitivitas 33,9% dan spesifisitas 86,9%.
Terdapat perbedaan yang cukup besar pada preva- Kedua penelitian di atas memiliki angka yang ber-
lensi BV berdasarkan pemeriksaan dengan tes Whiff beda dengan penelitian yang dilakukan di Jakarta,
dan skor Nugent, masing-masing sebesar 5,7% dan di mana tes Whiff memiliki sensitivitas 7,9% dan
30,7%. Selanjutnya pada penelitian ini yang disebut spesifisitas 95,3%. Perbedaan di antara penelitian
BV positif adalah berdasarkan kriteria Nugent. di atas, kemungkinan disebabkan cara pengambilan
discharge vagina, kualitas dari KOH dan subjek-
tivitas dari pembau. Penelitian lain menunjukkan
Tabel 6. Hasil tes Whiff dibandingkan dengan kriteria Nugent kemungkinan perbedaan potensi KOH yang digu-
nakan, keterlambatan dalam melakukan tes, kuan-
Tes Bakterial Vaginosis (kriteria Nugent)
Whiff Total titas discharge yang tidak cukup, intervensi peng-
+ gunaan cotton swab. Sedangkan diantara pemeriksa
+ 12 16 28
adalah perbedaan kemampuan dalam melakukan
pemeriksaan dan kemampuan mencium bau.
139 325 464 Penelitian Bradshaw dan kawan-kawan10 menya-
Total 151 341 492 takan bahwa BV berhubungan dengan jumlah mitra
seksual baru, lama pendidikan kurang dari 13 ta-
hun, riwayat kehamilan sebelumnya dan merokok.
Penelitian lain oleh Schwebke dan kawan-kawan11
Sensitivitas tes Whiff dibandingkan penegakan menunjukkan hubungan positif BV dengan partner
kriteria BV dengan skor Nugent 6 adalah 7,94%, seksual multiple, hubungan seksual yang baru di-
sedangkan spesifisitasnya adalah 95,3%. Nilai pre- lakukan, pembilasan setelah menstruasi dan gono-
diksi positif dan negatif adalah 42,8% dan 70%. rea. Dari semua ini, pembilasan setelah menstruasi
Rasio kemungkinan nilai positif sebesar 1,69. Rasio menunjukkan hubungan yang terkuat.
kemungkinan nilai negatif adalah 96,6. Dengan pre- Pada penelitian ini tidak dinilai kemaknaan hu-
valensi BV sebesar 30,7%, post-test probability bungan antara prevalensi BV dan karakteristik sub-
dengan tes Whiff adalah 51,7%. jek. Namun tampak bahwa prevalensi BV cukup
Penelitian oleh Thompson8, menunjukkan tes besar pada kelompok umur 41-45 tahun (54,5%),
Whiff memiliki sensitivitas 88% dan spesifisitas mahasiswa/pelajar (45,7%), dan paritas > 5 (50%).

Tabel 7. Prevalensi bakterial vaginosis berdasarkan karakteristik subjek


Persentase BV (+)
Faktor Risiko n BV (+) per kelompok
Umur (tahun)
15 - 19 55 0 0
20 - 25 59 18 23,4
26 - 40 193 98 33,7
41 - 45 20 24 54,5
+ > 46 14 11 44
Status Pernikahan
Belum Menikah 52 30 36,6
Menikah 1x 263 114 30,2
Menikah > 1x 26 7 21,2
Pendidikan subjek
SD 41 23 35,9
SMP 48 26 35,1
SMU 149 79 34,6
> SMU 103 23 18,2

|
| Maj Obstet
130 Ocviyanti dkk Ginekol Indones
Persentase BV (+)
Faktor Risiko n BV (+) per kelompok
Pekerjaan subjek
Ibu rumah tangga 246 94 27,6
Mahasiswa/pelajar 44 37 45,7
Bidan/perawat 3 1 25,0
Guru/PNS 20 9 31,0
Karyawati 7 1 12,5
Wiraswasta 9 4 30,7
Buruh tani 12 5 29,4
Riwayat DM
Ada 1 0 0
Tidak 324 149 31,5
Tidak tahu 16 2 11,1
Paritas
Nullipara 106 12 2,4
Anak 1 - 5 231 135 36,9
Anak > 5 4 4 50,0
Riwayat PMS
Ada 7 3 30,0
Tidak 305 134 30,5
Tidak tahu 29 14 32,5
Pemakaian Antibiotika
Ya 5 4 44,4
Tidak 336 147 30,4
Pemakaian KB
Tidak KB/steril 137 96 19,5
Hormo- 59 30 33,7
nal/kombinasi
Progestin 120 25 17,2
Kondom/IUD 25 0 0
Sirkumsisi
Ya 246 144 36,9
Tidak 95 7 6,8
Pemakaian panty liner
Ya 56 12 17,6
Tidak 285 139 32,8
Pemakaian sabun vagina
Ya 136 52 27,6
Tidak 205 99 32,6

KESIMPULAN N Prevalensi kandidiasis yang ditemukan pada pe-


nelitian ini adalah 4,7%.
N Rata-rata pH vagina yang didapatkan pada pe- N Prevalensi bakterial vaginosis dengan kriteria
nelitian ini adalah 4,8. Nugent adalah 30,7%.
N Prevalensi Lactobacillus sp, Gardnerella sp, Coc- N Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
cus gram positif pada penelitian ini sebesar 63%, mengetahui kemaknaan antara variabel dengan
51,4%, 48,7%. faktor demografik dan karakteristik medik yang
mungkin berpengaruh.
|
Vol 33, No 2 |
April 2009 Profil flora vagina dan keasaman vagina perempuan 131

Ucapan terimakasih diberikan kepada pimpinan 6. Ledger WJ, Witkin SS. Diagnosis of Vulvovaginal Disease.
dan staf Puskesmas di Kabupaten Karawang, pim- In: Vulvovaginal Infections. London: Manson Publishing
Ltd, 2007: 16-24
pinan dan staf Balai Kesehatan Batalyon 201 Ci-
7. Petersen EE. Pathogens. In: Infections in Obstetrics and
jantung, serta semua pihak yang turut membantu Gynecology. Germany: George Thieme Verlag, 2006: 1-11
penelitian ini. 8. Thompson DA, Tsai YK, Gilman RH, Vivar A, Calderon
M. Sexually transmitted diseases in a family planning and
an antenatal clinic in Peru: limitations of current practices
RUJUKAN and analysis of the use of potential markers, pH testing,
and Whiff testing. Sex Transm Dis. 2000 Aug; 27(7): 386-
92
1. Hillier SL. Normal vaginal flora. In: Holmes, editor. Sexu-
9. Sodhani P, Garg S, Bhalla P, Singh MM, Sharma S, Gupta
ally Transmitted Disease. 3rd ed. New York: McGraw-Hill
S. Prevalence of bacterial vaginosis in a community setting
Company, 1999: 191-203
and role of the pap smear in its detection. Acta Cytol. 2005
2. Luni Y, Munim S, Qureshi R, Tareen L. Frequency and
Nov-Dec; 49(6): 634-8
Diagnosis of Bakterial Vaginosis. JCPSP 2005; 15: 270-2
3. Rauh VA, Culhane JF, Hogan VK. Bacterial vaginosis: a 10. Bradshaw CS. Higher-Risk Behavioral Practices Associated
public health problem for women. JAMWA 2000; 55(4): With Bacterial Vaginosis Compared With Vaginal Candidi-
220-4 asis. Obstet Gynecol 2005; 106: 105-14
4. Larsen B, Monif GRG. Understanding the Bacterial Flora 11. Schwebke JR, Desmond RA, Oh MK. Predictors of Bac-
of the Female Genital Tract. Clinical Infectious Diseases terial Vaginosis in Adolescent Women Who Douche. Sex
2001(32): 69-77 Trans Dis 2004; 31(7): 433-6
5. Ledger WJ, Witkin SS. Microbiology of The Vagina. In:
Vulvovaginal Infections. London: Manson Publishing Ltd,
2007: 9-11

Anda mungkin juga menyukai