Bab I Laporan Kasus
Bab I Laporan Kasus
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. G
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 11 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Jalan Anyar Beringin RT 2/VI, Semarang
No rekam medik : 056484
Waktu Diperiksa : Senin, 23 Maret 2015 pukul 12.45 WIB
B. ANAMNESIS
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis pada hari senin tanggal 23
Maret 2015 pukul 12.45 WIB
Keluhan Utama : Gatal pada tungkai bawah dan punggung tangan kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Tugurejo dengan keluhan
gatal pada punggung tangan kanan dan tungkai bawah kanan. Keluhan
dirasakan pasien sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan gatal berawal pada tungkai
bawah kanan, yang kemudian disusul pada punggung tangan kanan, dirasakan
setiap hari dan mengganggu aktifitas serta gatal bertambah ketika pasien
makan telur.
Keluhan disertai bercak merah kehitaman pada kulit. Awalnya muncul sedikit-
sedikit berwarna merah kehitaman, karena merasa sangat gatal dan
mengganggu, pasien sering menggaruk-garuk sehingga disertai luka. Pada
bagian tungkai bawah kanan luka berwarna kehitaman dan pada punggung
tangan kanan berwarna kemerahan.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status Gizi
Berat Badan : 40 kg
Tinggi badan : 138 cm
Tanda Vital
Nadi : 80 x/menit
Respirasi Rate : 20 x/menit
Suhu : 36,50C
Keadaan Spesifik
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : JVP = meningkat, KGB = pembesaran
Thorax :
Pulmo : Bentuk dada simetris, VBS +/+, Rh -/-, Wh -/-
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Bentuk datar, BU (+), nyeri tekan (-)
Ekstremitas : CTR < 2 detik, akral hangat ekstremitas superior dan inferior (+/
+), sianosis (-/-)
Status Dermatologi
Lokasi : Regio talocruralis posterior dextra
UKK : Plakat hiperpigmentasi berbatas tegas, berbentuk bulat, anular,
pinggir lesi polisiklik dan agak meninggi, dengan papul dan eritema di tepi.
Daerah tengah ditutupi skuama tebal, likenifikasi dan krusta.
3
Gambar 1.1
Lesi pada Regio
Talocruralis
Posterior
Dextra
Sebelum Terapi
Status dermatologis:
Lokasi: Regio talocruralis posterior dextra
UKK: Plakat hiperpigmentasi berbatas
tegas, berbentuk bulat, anular, pinggir lesi
polisiklik dan agak meninggi dengan
eritema di tepi. Daerah tengah ditutupi
skuama tebal dan likenifikasi.
Gambar 1.2 Lesi pada Regio Talocruralis Posterior Dextra Setelah Terapi
Lokasi : Dorsum manus dextra
UKK : Plakat hiperpigmentasi berbatas tegas, anular, pinggir lesi
polisiklik dan agak meninggi, dengan papul dan eritema. Daerah tengah
ditutupi skuama, likenifikasi dan erosi.
4
Status dermatologis:
Lokasi : Dorsum manus dextra
UKK : Plakat hiperpigmentasi
berbatas tegas, anular, pinggir lesi
polisiklik, dengan nodul dan eritema
disekitarnya. Daerah tengah ditutupi
skuama, likenifikasi, erosi dan krusta.
berobat ke klinik dan diberi obat minum dan salep. Ibu pasien alergi terhadap
penisilin. Pasien sering main di pasir dan jarang cuci kaki serta suka makan
telur.
Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital dan status interna dalam batas
normal, status dermatologis ditemukan efloresensi plakat hiperpigmentasi (+)
berbatas tegas, berbentuk bulat, anular, pinggir lesi polikistik dan meninggi,
eritema (+), papul (+), skuama (+), likenfikasi (+), krusta (+), dan erosi (+).
Lokasi pada tungkai bawah kanan dan punggung tangan kanan.
E. DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis Numularis
Neurodermatitis
Dermatitis Kontak Alergi
Dermatomikosis
Pitiriasis Rosea
G. DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis Numularis
H. PENATALAKSANAAN
Umum
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara pengobatannya.
Menyarankan agar pasien:
Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungannya (mandi minimal dua
kali sehari, pakaian harus sering diganti bila berkeringat, serta rutin
mencuci seprei dan selimut).
Menghindari pemakaian bahan-bahan iritan (detergen, alkohol, dll).
Menghindari suhu yang terlalu panas dan dingin, kelembaban tinggi.
Menghindari aktifitas yang terlalu mengeluarkan banyak keringat.
Menghindari makanan-makanan yang dicurigai mencetuskan rasa gatal.
Menganjurkan pasien mengusahakan daerah lesi selalu kering.
6
Bila terasa gatal, sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat
menyebabkan luka dan infeksi sekunder.
Khusus
Sistemik :
Antihistamin : Cetirizin 1 kali sehari diminum pada malam hari selama 7
hari (dosis : 5-10 mg/hari)
Antibiotik : Cefadroxill 2 x 500 mg selama 7 hari (dosis 25-50
mg/kgBB/hari = 1.000 2.000 mg/hari dalam dua dosis)
Topikal :
Tiamcinolone asetonide 0,1 % (dioles pada lesi 3 kali sehari)
I. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam: ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad malam
Quo ad cosmetican : dubia ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons
terhadap pengaruh faktor eksogen, misalnya bahan kimia (contoh : detergen,
asam, basa, oli, semen); fisik( contoh : sinar, suhu); mikroorganisme (bakteri,
jamur), maupun faktor endogen (dari dalam), menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
likenifikasi) dan keluhan gatal.3
Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang
(coin) atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa
papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing). 1
Dermatitis numularis juga dikenal dengan nama ekzem numular; ekzem
discoid; neurodermatitis numular. Istilah ekzem numular diperkenalkan oleh
Devergie pada tahun 1857.
B. EPIDEMIOLOGI
7
D. PATOGENESIS
8
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes laboratorium
Patch test berguna untuk mengidentifikasi kasus kronis yang tidak
kunjung sembuh dan mengenyampingkan dermatitis kontak sebagai
diagnosis banding. Pada dermatitis numularis IgE cenderung normal.11
Pemeriksaan KOH untuk membedakan tinea dengan dermatitis numular
yang mempunyai gambaran penyembuhan di tengah.11
2. Kultur dan uji resistensi sekret
Untuk melihat mikroorganisme penyebab dan penyerta.3
3. Biopsi
Untuk melihat perubahan histopatologis sehingga dapat menentukan
tahapan (akut atau kronis) dari penyakit dermatitis numularis.4
G. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari penyakit ini antara lain :
1 Liken simpleks kronikus (neurodermatitis).
Biasanya jarang, lesinya kering berupa plak yang likenifikasi dengan
distribusi tertentu.10
12
terutama pada musim semi dan musim gugur. Gambaran klinisnya bisa
menyerupai dermatitis numular. Tetapi umumnya terdapat sebuah lesi yang
besar yang mendahului terjadinya lesi yang lain yang disebut lesi induk atau
herald patch. Lesi tambahan cenderung mengikuti garis kulit dengan
distribusi pohon cemara dan biasanya disertai dengan rasa gatal yang ringan.
Lesi-lesi tunggal berwarna merah muda terang dengan skuama halus. Bisa
juga lebih eritematus. Pitiriasis rosea berakhir antara 3-8 minggu dengan
penyembuhan spontan.7
Gambar 2.8 Lesi pada pitiriasis rosea dengan lesi awalnya lebih besar dan mengikuti garis
kulit yang berbentuk seperti pohon cemara
H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan ditujukan untuk rehidrasi pada kulit dan perbaikan barrier lipid
epidermal, pengurangan peradangan dan pengobatan infeksi apapun. Berendam
air hangat atau dingin atau mandi untuk mengurangi gatal dan membantu
rehidrasi kulit. Pasien harus diinstruksikan untuk mandi setidaknya 1-2 kali
sehari, diikuti oleh aplikasi pelembab atau preparat obat topikal untuk
menahan air di kulit. 2
Obat yang bisa digunakan :
1.Steroid
Steroid terapi yang paling umum digunakan untuk mengurangi
peradangan. Steroid topikal (misalnya pemberian triamcinolone 0,25-0,1%)
efektif untuk mengurangi eritematosa. Gatal dapat diobati dengan steroid
potensi rendah (kelas III-VI). Lesi yang sangat meradang dengan eritema
intens, vesikel, dan pruritus membutuhkan steroid potensi tinggi (kelas I-II).
Steroid oral, intramuskular, atau parenteral mungkin diperlukan dalam kasus-
kasus yang parah, erupsi menyeluruh. Jika sangat berat diobati dengan
suntikan kortikosteroid intralesi seperti triamsinolon asetonida 0,1 mg/mg
(0,1 ml/suntikan).(2, 3)
14
4. Immunomodulator
Immunomodulator topikal (tacrolimus dan pimecrolimus) juga
mengurangi peradangan. penggunaannya sering dimulai beberapa hari setelah
steroid topikal untuk mengurangi risiko sensasi terbakar yang mungkin terjadi
bila diterapkan ke kulit yang sangat teriritasi.2
5.Fototerapi
Ketika erupsi menyeluruh dan berkepanjangan, fototerapi (umumnya
UVB) dapat membantu. UVB spektrum luas dan sempit paling sering
digunakan, meskipun PUVA (Psoralen + UVA) dapat digunakan pada kasus
yang berat.2
6.Antihistamin
Antihistamin oral atau sedatif dapat membantu mengurangi gatal dan
membantu tidur. Misalnya hydroxyzine (atarax, vistaril,vistazine) dengan
dosis oral 25-100 mg 4 kali per hari.7
7. Antibiotik
Antibiotik oral, seperti dicloxacillin, cephalexin, atau erythromycin ,
dapat digunakan dalam kasus-kasus infeksi sekunder. Kultur swab dapat
menjadi panduan dalam pemilihan antibiotik. Biasa digunakan dicloxacillin
dosis oral 125-500 mg 4 kali per hari selama 7-10 hari.(2,3)
8.Pelembab lainnya
Setelah erupsi hilang, hidrasi agresif berkelanjutan dapat mengurangi
eritem, terutama di iklim kering. Pelembab yang berat (lebih) atau petroleum
jelly yang diaplikasikan pada kulit setelah mandi dapat membantu.2
15
9.Immunosupresif
Penyakit bisa bertambah berat dan tidak responsif dengan perawatan di
atas. Obat immunosupresif seperti metotreksat telah dijelaskan aman dan
efektif pada pasien dengan lesi yang lebih berat.2
10. Steroid sistemik
Digunakan untuk kasus-kasus dermatitis numular yang berat, diberikan
prednilson dengan dosis oral 40-60 mg 4 kali per hari dengan dosis yang
diturunkan secara perlahan-lahan. Hanya berguna dalam beberapa minggu,
dermatitis yang belum sembuh sempurna, dapat ditangani dengan pemberian
krim steroid dan emolilients.2
I. PROGNOSIS
Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai
interval sampai dua tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh
untuk beberapa minggu sampai tahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali
masih dalam pengobatan.1
J. KESIMPULAN
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis numularis termasuk ke
dalam pembagian dermatitis berdasarkan bentuk. Dermatitis numularis adalah
dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau agak lonjong, berbatas
tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah
sehingga basah (oozing).
Bentuk dermatitis ini lebih sering mengenai pria daripada wanita dan sering
mengenai remaja, dewasa muda dan umur yang lebih tua serta jarang pada
anak-anak dengan riwayat dermatitis atopi. Penyebabnya tidak diketahui.
Bentuk-bentuk infeksi lainnya pada dermatitis, seperti adanya kolonisasi
Staphylococcus aureus, yang mana dapat memperberat kondisi penyakitnya
walau tidak tampak pada gejala klinis. Pada satu studi menunjukkan dermatitis
numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua, terutama yang
16
sangat sensitif dengan aloealergi. Umumnya prognosis dari penyakit ini adalah
baik dan dapat sembuh dengan pengobatan topikal.
DAFTAR PUSTAKA
13. Robin Graham., et al. 2010. Dermatologi Dasar untuk Praktik Klinik.
Jakarta. EGC. h. 183-190.
14. William D James., et al. 2011. Diseases of the Skin Clinical Dermatology.
China. Saunders Elsevier. h. 190-198.
15. Emmy S., et al. 2005. Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia. Jakarta.
PT Medical Multimedia Indonesia. h. 22-23.
16. Dwi Murtiastutik., et al. 2009. Atlas of the Skin and Venereal Diseases.
Surabaya. Air Langga University Press. h. 131-143.
17. Nafrialdi, et al. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi Kelima. Jakarta.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. h.761-764.
18. Miller JL. Nummular Dermatitis. Available at :
http://www.emedicine.com. Accessed on June 17, 2011.
19. Ardhie, A. M. Dermatitis dan Peran Steroid dalam Penanganannya. Dexa
media. 2004 ; 4 (17) : 159.
20. Lore n E, et al. 2 010. Dermal Dendritic Ce lls In Psoriasis, Nummular
Dermatitis, and Normal-Appearing Sk in. Jou rna l of the American
Academy of Dermatolo gy.
21. Lange L, et al. 20 08. Elevated Leve ls of Tryptase in Children
with Nummular Eczema. Journal of Alle rgy Jul; 63(7):947 -9.
22. Nummular eczema. 2007 [cited 2015]. Available from: www.a
ocd.org/skin/dermatologic diseases/nummular ec zema.
23. Handbook of skin diseases. Available at:
http://search.4shared.com/search.html?
searchmode=2&searchName=Handbook%2520of%2520Skin
%2520Diseases . Accessed on June 17, 2011.