Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PERJANJIAN EKONOMI INDONESIA DENGAN JEPANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Diplomasi merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi yang dilakukan oleh
berbagai pihak termasuk negoisasi yang dilakukan oleh wakil-wakil dari setiap
Negara yang sudah diberikan kepercayaan. Diplomasi dilakukan setiap Negara
untuk mencapai national interest masing-masing Negara, praktik diplomasi
sudah ada sejak dahulu dan sudah melembaga lalu berkembang menjadi aturan-
aturan hukum internasional. Diplomasi sendiri membantu banyak Negara untuk
menjalin banyak kerjasama dan hubungan persahabatan dengan cara
mengirimkan misi diplomatic dan pejabat diplomatic ke Negara yang dituju.
Praktik diplomasi juga dilakukan oleh Negara Indonesia ke berbagai Negara
untuk membantu Indonesia dalam urusan domestiknya. Salah satu Negara yang
menjalin hubungan diplomasi dengan Indonesia sejak beberapa puluh tahun
yang lalu,hubungan diplomasi Indonesia dengan jepang dijalin sejak 20 januari
1958.

Awal mula perjanjian diplomasi Indonesia dengan jepang di tandatangani oleh


menteri luar negeri dari masing-masing Negara yaitu perwakilan dari Indonesia
adalah pak Subandrio dan perwakilan dari jepang adalah Aiichiro Fujiyama. Posisi
jepang sendiri sangat penting bagi Indonesia, hampir disegala bidang Indonesia
menjalin kerjasama dengan Negara jepang. Kerjasama yang paling difokuskan
dengan jepang adalah kerjasama ekonomi,tidak bisa dipungkiri bahwa banyak
saham dan investasi-investasi jepang dinegara Indonesia. Kerjasama ekonomi
memang yang diutamakan dalam praktek diplomasi Indonesia dengan jepang,
hal ini dilakukan karena beberapa alasan. Kemajuan teknologi dijepang sangat
bisa membantu Indonesia untuk memperbaiki kualitas teknologi dalam negeri,
dan juga jepang pada tahun 1955 dalam konferensi asia-afrika harus membayar
ganti rugi sebesar 223.08 juta dolar AS kepada Indonesia untuk biaya ganti rugi
kepada penduduk Indonesia yang pada tahun 1958 dijajah oleh jepang.

Ganti rugi yang dilakukan oleh Negara jepang kepada Indonesia pada waktu itu
dilakukan secara bertahap dalam 12 tahun dalam bentuk bantuan barang
produksi dan bantuan untuk pembangunan Negara Indonesia. Kerjasama
diplomasi yang terjalin antara dua Negara tersebut juga semakin meningkat
tahun ke tahun, dan pada tanggal 20 january 2008 negara Indonesia dengan
Negara jepang memperingati 50 tahun hubungan kerjsama Indonesia-jepang.
Presiden Indonesia yaitu Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) bersama Putri Kiko
Akishino dari Jepang menghadiri acara peluncuran perayaan 50 tahun hubungan
diplomatic antara Negara Indonesia dengan Negara Jepang di Taman Mini
Indonesia Indah.

1.2. Permasalahan

Hubungan diplomasi antara Negara Indonesia dengan Negara Jepang sudah


memasuki umur ke-50 tahun, banyak perubahan yang terjadi dengan bentuk
kerjasama dua Negara tersebut apalagi di bidang ekonominya.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang masalah di atas,
maka penulis mencoba mengemukakan pokok permasalahan yang terdapat di
dalam penulisan ini, yakni :

1. Bagaimana bentuk kerjasama diplomasi ekonomi yang dilakukan oleh jepang


di Indonesia pada peringatan 50 tahun hubungan Indonesia-Jepang ?

2. Apa saja keuntungan dan kerugian yang didapat oleh Negara Indonesia atas
kerjasama penandatangan perjanjian EPA ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka


dalam penyusunan tulisan ini penulis mempunyai tujuan penelitian sebagai
berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk kerjasama diplomasi ekonomi yang dilakukan oleh


jepang di Indonesia pada peringatan 50 tahun hubungan Indonesia-Jepang
2. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian yang didapat oleh Negara
Indonesia atas kerjasama penandatangan perjanjian EPA.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Bentuk Kerjasama Diplomasi Ekonomi Yang Dilakukan Oleh Jepang Di


Indonesia Pada Peringatan 50 Tahun Hubungan Indonesia-Jepang

Jepang selalu melakukan pendekatan soft power dalam teknik diplomasinya


kepada Negara yang akan di jadikan mitra kerjasamanya, soft power mempunyai
pengertian yang dikutip dari buku karangan Joseph S Nye yang berjudul Soft
Power : The Means to Success in World Politic yaitu bahwa pengertian soft power
adalah sebuah kemampuan untuk mencapai tujuan dengan cara tindakan
atraktif dan menjauhi tindakan koersif.

Nama Negara Jepang di Indonesia sudah sangat tidak asing lagi, bukan hanya
karena jepang pernah menjajah Negara Indonesia pada zaman dahulu tetapi juga
karena Negara jepang adalah Negara yang paling banyak menjalin kerjasama
dengan Negara Indonesia di berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan jepang
sudah banyak mengirimkan pelajar- pelajar Indonesia untuk belajar dinegara
sakura tersebut dan bisa mendapatkan beasiswa juga lalu jepang membangun
sarana pusat kebudayaan di Indonesia dengan tujuan untuk memperkenalkan
budaya jepang kepada masyarakat Indonesia. Jepang juga memberikan
perhatian penting terhadap agama islam , hal ini bisa dilihat dari usaha
pemerintah jepang untuk membangun kerjasama melalui bantuan-bantuan bagi
beberapa kegiatan keislaman dan juga pemerintah jepang sudah beberapa kali
melakukan kunjungan-kunjungan ke sejumlah pondok pesantren dan juga
mengundang para cendekiawan muslim ke jepang untuk kunjungan kerja. Begitu
juga dalam bidang politik jepang sangat ingin bisa menjalin kerjasama yang erat
dengan Indonesia yaitu melalui pendekatan-pendekatan terhadap partai-partai
politik islam di Indonesia, seperti contohnya dengan partai PKS. Partai PKS
menempatkan beberapa kadernya di Pusat Informasi dan Pelayanan Partai
Keadilan Sejahtera yang mempunyai domisili di jepang.

Kerjasama yang dijalin antara Negara jepang dengan partai PKS ini sebenarnya
ingin lebih menunjukkan bahwa partai PKS itu bukanlah sebuah partai islam yang
kaku dengan Negara lain.

Investasi Negara jepang ke Negara Indonesia berawal dari IGGI,CGI dan pinjaman
bilateral. Pada masa REPELITA jepang juga memberikan bantuan yang cukup
besar,oleh karena itu timbal balik dari Negara Indonesia adalah dengan
pemasokan LNG sampai sekarang. Pada peringatan 50 tahun hubungan
Indonesia dengan Jepang, perdana menteri jepang Shinzo Abe mengunjungi
Indonesia untuk penandatanganan Perjanjian Indonesia-Japan Economic
Partnership Agreement ( IJ-EPA ). Perjanjian EPA adalah perjanjian kerjasama
ekonomi yang termasuk di dalamnya ada bermacam-macam kebijakan seperti
pengurangan atau penghapusan tariff impor,meningkatkan kapasitasi investasi
jepang di Indonesia, dan juga peningkatan program-program capacity-building
untuk industry dan sumber daya manusia di kedua belah pihak. Dengan
penandatanganan perjanjian ini di perkirakan pada tahun 2010 jumlah investasi
jepang akan meningkat mencapai 65 miliar dollar AS, angka ini meliputi
pembangunan capacity-building di 10 sektor industri, yakni industri otomotif,
elektroniks, konstruksi, mesin, fasilitas publik, promosi, makanan, tekstil, besi
dan kimia, dan petrokimia.

Begitu juga di sector perdagangan Indonesia akan memotong tarif impor lebih
dari 10,350 kategori, sementara Jepang akan mengurangi tarif impor untuk
8,350 kategori. Dengan perhitungan seperti ini ekspor Indonesia ke Jepang akan
melonjak 14 persen di tahun pertama dan 4.7 persen di tahun-tahun berikutnya.

2.2. Keuntungan Dan Kerugian Yang Didapat Oleh Negara Indonesia Atas
Kerjasama Penandatangan Perjanjian EPA

Perjanjian EPA juga meliputi kerjasama di bidang pertanian,


kehutanan,perikanan, pariwisata,investasi, kerjasama di sector industry dan
banyak lagi. Jepang adalah salah satu investor PMA terbesar yang ada di
Indonesia dengan nilai investasi yang mencapai US$ 34 miliar pada masa waktu
dari 1967-2001 dan juga menyerap ratusan ribu tenaga kerja Indonesia. Sampai
tahun 1996 investasi Negara jepang mencapai US$ 1 miliar. Tetapi pada sekitar
tahun 1998 setelah terjadinya krisis moneter di Indonesia, investasi jepang
merosot cukup tajam menjadi sekitar ratusan juta dollar AS pertahun. Penurunan
yang cukup tajam ini disebabkan kurang amannya kondisi Indonesia pada tahun
1998 dengan adanya penjarahan, demonstrasi besar- besaran dan dipandang
buruknya aparat birokrasi sehingga menyebabkan lemahnya kepastian hukum
dan juga peraturan tentang buruh yang tidak menguntungkan dunia usaha.
Sedangkan tekanan dari dunia luar adalah munculnya raksasa ekonomi baru di
asia yaitu Negara India dan tiongkok membuat Indonesia semakin terpojok
dalam dunia perekonomian di kawasan Asia. Pada 2005, ekspor dan impor
Jepang berjumlah 1.021 miliar dollar AS. Ekspor dan impor Indonesia hanya 15
persen dari perdagangan Jepang.

Dibawah ini adalah diagram data mengenai perdagangan Indonesia dengan


jepang

Sumber :Data dari Badan Pusat Statistik Indonesia

Dari diagram di atas jelas terlihat adanya penurunan investasi jepang di


Indonesia, posisi jepang sebgai Negara importer terbesar di Indonesia sekarang
ini sudah digeser posisinya oleh Negara Cina. Cina telah merajai dunia
perekonomian Indonesia, dengan begitu banyaknya produk buatan cina yang
beredar di Indonesia mengalahkan produk produk buatan jepang yang masuk ke
Indonesia. Dengan di tanda tanganinya perjanjian EPA , Indonesia tetap ingin
mempertahankan posisinya sebagai salah satu mitra ekonomi dengan Negara
jepang. Ada beberapa keuntungan yang didapat oleh Negara Indonesia dengan
disepakatinya perjanjian EPA tersebut, yaitu :

1. Membuat akses yang lebih mudah atas pasar jepang bagiproduk-produk


manufaktur Indonesia.

2. Memperluas akses bagi para pekerja Indonesia untuk bisa bekerja di jepang.

3. Memelihara daya saing produk Indonesia di pasar jepang dibandingkan


produk-produk dari Negara lainnya yang masuk ke jepang.
4. Lebih diuntungkannya konsumen-konsumen Indonesia atas bermacam variasi
produk-produk dari jepang.

5. Terbukanya peluang lebih lanjut mendorong proses alih teknologi dari jepang.

6. Membuka peluang bagi para kalangan usaha Indonesia untuk mendapat bisnis
yang menguntungkan dengan syarat para kalangan usaha Indonesia tersebut
harus cermat dalam memilih rekan usaha dan resiko usahanya.

Selain mendapat banyak keuntungan dari perjanjian EPA, Indonesia juga bisa
medapat kerugian jika tidak cermat dan teliti melihat resiko dari pelaksanaan
perjanjian tersebut. Banyak pihak yang tidak setuju dengan disepakatinya
perjanjian EPA karena menurut mereka perjanjian EPA ini hanyalah penanaman
ideology kapitalistik bagi Indonesia walaupun secara tidak sadar, jepang seperti
akan menanamkan prinsip pendukung pasar bebas bagi Negara Indonesia dan
mematikan produksi dalam negeri Indonesia secara perlahan-lahan. Dengan
adanya perjanjian EPA ini supaya Indonesia dibuat semakin tergantung dengan
Negara jepang apalgi dalam sector perekonomiannya, sehingga jepang bisa
melaksanakan metode diplomasi secara soft power kepada Negara Indonesia
untuk mencapai national interestnya.

Bagi Indonesia, yang lebih penting adalah bagaimana menjadikan perjanjian EPA
sebagai sebuah batu loncatan untuk melakukan pembenahan di dalam negeri
secara mendasar dan menyeluruh bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.
Agar Indonesia mampu bersaing dengan Negara-negara lainnya dan bisa saja
Indonesia juga membuat perjanjian-perjanjian EPA dengan Negara lainnya. Dan
juga Semakin banyak negara yang berpartisipasi dalam EPA, diharapkan
menimbulkan kesadaran baru dan menambah dorongan bagi negara sekawasan
untuk mewujudkan integrasi ekonomi di kawasan Asia Timur yang dipandang
lebih realistis ketimbang kerja sama dalam kerangka APEC. Dengan melibatkan
Korea dan China, sehingga Asia Timur akan berpotensi menjadi kekuatan
penyeimbang terhadap dominasi Amerika Serikat dan Eropa.

BAB III

KESIMPULAN
Hubungan antara Indonesia dengan jepang yang sudah berjalan sampai 50
tahun, banyak membawa dampak bagi Negara Indonesia. Bukan hanya di bidang
pendidikan yang terdapat didalamnya kerjasama dengan jepang seperti
pertukaran pelajar, program beasiswa dan pembangunan pusat kebudayaan
jepang di Indonesia. Hal lainnya juga dilakukan oleh jepang seperti kerjsama
pemerintah jepang dengan partai PKS sehingga membuat ikatan jepang dengan
muslim di Indonesia semakin terbuka. Pendekatan dplomasi dibidang ekonomi
juga dilakukan oleh jepang dengan berbagai cara. Akhir-akhir ini telah
disepakatinya perjanjian antara Indonesia dengan jepang yaitu perjanjian
Economic Partnership Agreement ( EPA ), dalam perjanjian EPA terdapat banyak
kerjasam yang bukan hanya di bidang ekonomi saja tetapi di bidang pertanian,
kehutanan,perikanan, jasa keuangan,pariwisata,lingkungan hidup,promosi
perdagangan dan investasi,kerjasama fasilitasi tenaga kerja,sector
energy,pembelian oleh pemerintah. Salah satu aspek yang paling harus
dicermati adalah kerjasama dalam kerangka mekanisme initiative for
manufacturing industry development center yang merupakan bentuk bantuan
jepang meningkatkan daya saing manufaktur Indonesia antara lain dibidang
industry otomotif,baja, tekstil, petrokimia,perlengkapan elektronik dan
konservasi energy.

Pemerintah Indonesia bisa dibilang belum benar-benar merumuskan dan


menetapkan dengan tegas tujuan,taktik,serta strategi diplomasi ekonomi
Indonesia, oleh karena itu pemerintah Indonesia harus segera menetpakan
perjanjian EPA ini sebagai langkah awal atau sebgai momentum menuju
perumusan suatu konsep diplomasi ekonomi yang lebih kompherensif demi
menjaga daya saing Indonesia. Tingkat peraingan ekonomi yang semakin ketat
disertai munculnnya india dan tiongkok sebagai macan ekonomi asia yang baru
medah-mudahan bisa menyadarkan pemerintah Indonesia supaya membuat
konsep diplomasi ekonomi yang lebih komphresensif serta mempunyai tujuan
yang jelas. Konsep tersebut perlu dilengkapi dengan perincian kebijakan di
dalam negeri yang mendukung,beserta strategi diplomasi apa yang akan
ditempuh stelah perjanjian EPA dengan Negara jepang , termasuk juga di
dalamnya mempertimbangkan apakah Indonesia perlu menjajaki Negara-negara
lain untuk membuat perjanjian EPA lainnya. Perjanjian EPA merupakan era baru
bagi Indonesia dalam menjalin kerja sama ekonomi bilateral. Bagi sebagian
kalangan mungkin perjanjian ini dinilai terlalu jauh. Namun, jika melihat pada
pengalaman negara lain yang telah lebih dulu mensepakati perjanjian EPA
dengan Jepang (Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam),
pemerintah Indonesia tidak perlu takut karena hasil nyata yang positif telah
dinikmati negara-negara tetangga.

Anda mungkin juga menyukai