Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

Bielly Herdian, Sri Ratu Rahayu


Pascasarjana Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang
e-mail : billybillabob@yahoo.com, rahayusriratu11@gmail.com

Abstrak
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang
dimaksud (1) manajemen sarana dan prasarana, (2) prinsip, (3) proses dan (4)
macam manajemen sarana dan prasarana.
Pengelolaan sarana dan prasarana disekolah yang baik akan menciptakan
situasi sekolah yang kondusif, sehingga proses pelaksanaan pembelajaran berjalan
dengan baik. Pengelolaan yang baik pada sarana dan prasarana sekolah, dilakukan
dengan memperhatikan kegiatan berikut ini, yaitu: adanya perencanaan, proses
pengadaan, inventarisasi yang baik, pemanfaatan dan penggunaan tepat sasaran
dan penghapusan sarana yang tidak bisa dipakai lagi.
Sarana dan prasarana pendidikan dapat ditinjau dari sudut: (1) habis
tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3) hubungannya
dengan proses belajar mengajar.
Kata Kunci : Manajemen, Sarana Prasarana, Perencanaan, Pengadaan,
Penggunaan dan Pemeliharaan, Inventarisasi, Penghapusan.

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sistem pendidikan adalah rangkaian-rangkaian dari sub sistem
atau unsur-unsur pendidikan yang saling terkait dalam mewujudkan
keberhasilannya. Meliputi tujuan, kurikulum, materi, metode, pendidik,
peserta didik, sarana dan prasarana, alat, pendekatan dan sebagainya.
Keberadaan satu unsur membutuhkan keberadaan unsur lain, tanpa
keberadaan salah satu diantara unsur-unsur itu proses pendidikan menjadi
terhalang, sehingga mengalami kegagalan. Keberadaan sarana
pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses pendidikan, sehingga
termasuk dalam komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam
pelaksanaan proses pendidikan. Tanpa sarana pendidikan, proses

1
2

pendidikan akan mengalami kesulitan yang sangat serius, bahkan bisa


menggagalkan pendidikan. Hal ini adalah suatu kejadian yang harus
dihindari oleh semua pihak yang terlibat dalam pendidikan.
Proses pendidikan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Agar tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai maka perlu
diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan tujuan
pendidikan itu. Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan
pendidikan, kesuksesan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu
factor yang dominan. Sebab didalam proses pembelajaran itulah
terjadinya integrasi nilai-nilai dan pewarisan budaya maupun norma-
norma secara langsung. Karena itu, kegiatan belajar mengajar merupakan
ujung tombak untuk tercapainya pewarisan nilai-nilai budaya dan norma.
Untuk itu perlu sekali dalam proses pembelajaran itu diciptakan suasana
yang kondusif agar peserta didik benar-benar tertarik dan bisa mengikuti
proses yang ada.
Dalam kaitannya dengan usaha menciptakan suasana yang
kondusif itu sarana dan prasarana pendidikan memegang peranan yang
sangat penting. Sehingga baik buruknya manajemen sarana dan prasarana
pendidikan akan berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran
yang dilaksanakan. Sarana dan Prasarana merupakan salah satu objek
yang sangat vital dalam mendukung tecapainya tujuan pendidikan dalam
proses pembelajar. Di era sekarang ini berbagai macam cara telah di
lakukan praktisi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan salah
satunya adalah dengan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan.
Kemampuan guru dan lembaga dalam memenuhi sarana dan prasarana
pendidikan akan sangat mempengaruhi efektivitas pembelajaran.
Pengelolaan sarana dan prasarana disekolah yang baik akan
menciptakan situasi sekolah yang kondusif, sehingga proses pelaksanaan
pembelajaran berjalan dengan baik. Disamping itu tersedianya alat-alat
atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan
relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai
3

pengajar maupun peserta didik sebagai pelajar. Pengelolaan yang baik


pada sarana dan prasarana sekolah, dilakukan dengan memperhatikan
kegiatan berikut ini, yaitu: adanya perencanaan, proses pengadaan,
inventarisasi yang baik, pemanfaatan dan penggunaan tepat sasaran dan
penghapusan sarana yang tidak bisa dipakai lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Manajemen sarana dan prasarana?
2. Apa tujuan Manajemen sarana dan prasarana?
3. Apa Prinsip-prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana?
4. Apa proses Manajemen sarana dan prasarana?
5. Apa macam-macam Manajemen sarana dan prasarana?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian manajemen sarana dan
prasarana.
2. Untuk mengetahui tentang tujuan dari manajemen sarana dan
prasarana.
3. Untuk menambah pengetahuan tentang prinsip-prinsip manajemen
sarana dan prasarana.
4. Untuk mengetahui tentang proses manajemen sarana dan prasarana.
5. Untuk mengetahui macam-macam manajemen sarana dan prasarana

II. Pembahasan
A. Pengertian
Menurut Ibrahim Badafal (2003:2) sarana pendidikan adalah
semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Wahyuningrum (2000:5)
berpendapat bahwa sarana pendidikan adalah segala fasilitas yang
diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang
bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai.
Menurut Muhammad Rohman (2012:267) Sarana Pendidikan adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti
gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-alat dan media pengajaran.
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas, bahwa sarana
4

pendidikan adalah segala fasilitas bisa berupa peralatan, bahan dan


perabot yang langsung dipergunakan dalam proses belajar di sekolah.
Dalam konteks pendidikan, sarana dan prasarana adalah semua fasilitas
yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak
maupun tidak bergerak, yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat berpengarauh terhadap tujuan pendidikan.
Ibrahim Bafadal(2003:12), mengemukakan bahwa Prasarana
pendidikan dapat diartikan sebagai perangkat yang menunjang
keberlangsungan sebuah proses pendidikan. Prasarana pendidikan dapat
diartikan sebagai perangkat penunjang utama suatu proses atau usaha
pendidikan agar tujuan pendidikant ercapai. Menurut Muhammad
Rohman (2012:267) prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran
seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi jika
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar seperti
taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai
sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana
pendidikan. Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
prasarana pendidikan adalah perangkat yang menunjang
keberlangsungan proses pendidikan agar tujuan pendidikant ercapai.
Menurut Muhammad Rohman (2012:258) manajemen sarana dan
prasarana pendidikan dapat didefenisikan sebagai proses kerja sama
pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif
dan efisien. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana
prasarana adalah proses pendayagunaan semua komponen sarana dan
prasarana yang ada di sekolah dalam menunjang proses pendidikan untuk
mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Menajemen ini mencakup
pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi dan
penghapusan.

B. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana


Secara umum, Tujuan manajemen sarana prasarana pendidikan
adalah memberi layanan secara profesional di bidang sarana prasarana
5

pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara


efektif dan efesien. Secara rinci tujuannya adalah :
a. Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan
seksama.
b. Mengupayakan pemakain sarana prasarana sekolah secara
tepat dan efisien
c. Mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,
sehingga keberadaannya selalu dan kondisi siap pakai setiap
di perlukan oleh semua personal sekolah.
d. Mewujudkan situasi dan kondisi sekolah yang baik, yaitu
yang nyaman, aman, dan menyenangkan sebagai lingkungan
belajar, sehingga memungkinkan peserta didik
mengembangkan kemampuan peserta didik secara maksimal.
e. Mebina dan membimbing peserta didik sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya.

C. Prinsip-prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana


Agar tujuan-tujuan manajemen perlengkapan bisa tercapai ada
beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam mengelola perlengkapan
di sekolah, prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :

a. Prinsip pencapaian tujuan


Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah di lakukan
dengan maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi
siap pakai. Oleh karena itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat
di katakan berhasil bilamana fasilitas sekolah itu selalu siap pakai
setiap saat, pada setiap seorang personel sekolah akan
menggunakannya.
b. Prinsip efisiensi
Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana
dan prasarana sekolah di lakukan dengan perencanaan yang hati-hati,
sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan
harga yang relatif murah. Dengan prinsip efisiensi berarti bahwa
pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan
6

sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Maka


perlengkapan sekolah hendaknya di lengkapi dengan petunjuk teknis
penggunaan dan pemeliharaannya.
c. Prinsip Administratif
Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-
undangan yang berkenaan dengan sarana dan prarana pendidikan
sebagai contoh adalah peraturan tentang inventarisasi dan
penghapusan perlengkapan milik negara. Dengan prinsip
administratif berarti semua perilaku pengelolaan perlengkapan
pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undang-
undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang telah di berlakukan
oleh pemerintah.
d. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
Di Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan
yang sangat besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan
prasarananya sangat banyak sehingga manajemennya melibatkan
banyak orang. Bilamana hal itu terjadi maka perlu adanya
pengorganisasian kerja pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam
pengorganisasiannya, semua tugas dan tanggung jawab semua orang
yang terlibat itu perlu dideskripsikan dengan jelas.
e. Prinsip Kekohesifan
Dengan prinsip kekohesfan berarti manajemen perlengkapan
pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses
kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh kerena itu, walaupun semua
orang yang terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah
memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun antara
satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik.

D. Proses-proses Manajemen Sarana dan Prasarana


Sebelum telah ditegaskan bahwa manajemen sarana dan prasarana
sekolah merupakan proses kerjasama pendayagunaan semua
perlengkapan sekolah secara efektif dan efisien. Satu hal yang perlu di
pertegas dalam definisi tersebut adalah bahwa manajemen sarana
prasarana sekolah merupakan suatu proses pendayagunaan yang
7

sasarannya adalah perlengkapan pendidikan, seperti perlengkapan


sekolah, perlengkapan perpustakaan, media pengajaran, dan
perlengkapan lainnya, manajeman perlengkapan sekolah itu terwujud
sebagai suatu proses yang terdiri atas langkah-langkah tertentu secara
sistematis. Secara sederhana manajemen sarana dan prasarana pendidikan
di sekolah mencakup kegiatan-kegiatan perencanaan, pengadaan,
inventarisasi, penggunaan dan pemeliharaan, serta penghapusan sarana
dan prasarana pendidikan.
Kegiatan seperti analisis dan penyusunan kebutuhan, pembelian,
penerimaan perlengkapan sekolah yang pada dasarnya dilakukan oleh
pengelola perlengkapan pendidikan sebagai perencanaan pengadaan
perlengkapan. Oleh karena itu, semua kegiatan tersebut dapat
dikategorikan dengan pengadaan perlengkapan pendidikan. Begitu
perlengkapan sekolah yang diadakan itu diterima, lalu semuanya
disimpan untuk di distribusikan kepada unit-unit yang akan memakainya.
Sementara dipakai, semua perlengkapan sekolah hendaknya selalu
dipelihara, sehingga secara keseluruhan dalam keadaan siap pakai.
Selanjutnya secara periodik semua perlengkapan sekolah tersebut di
inventarisasikan. Apabila dalam inventarisasinya ternyata ada sejumlah
perlengkapan yang sudah tidak layak pakai maka perlu dilakukan
penghapusan. Pada gilirannya nanti, semua hasil inventarisasi dan
penghapusan tersebut dijadikan analisis kebutuhan untuk pengadaan
perlengkapan sekolah pada masa berikutnya.
a. Perencanaan Sarana dan Prasarana
Menurut Sudjana (2002:54) Perencanaan adalah proses yang
sistematis adalam pengambilan suatu keputusan tenteng kegiatan
yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Menurut
Dwiantara (2004:89) perencanaan sarana dan prasarana adalah
kegiatan memikirkan, meneliti, menghitung dan merumuskan
tindakan-tindakan operasional yang akan dilakukan dalam kaitannya
dengan pengadaan sarana dan prasarana. Berdasarkan pengertian di
atas, bahwa perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
8

adalah keseluruhan proses yang memperkirakan secara matang dan


teliti tentang sarana dan prasarana apa yang akan diadakan,
perhitungan pembiayaan, bagaimana pengadaannya, serta siapa yang
melakukannya, dan kapan dilakukannya.
Beberapa hal yang menyebabkan perancanaan sarana dan
prasarana itu penting.
1) Perencanaan sarana dan prasarana menyangkut aspek
yang ada dalam organisasi.
2) Perencanaan sarana dan prasaran yang baik bisa
menghemat anggaran organisasi.
3) Prencanaan sarana dan prasaran dapat dijadikan sebagai
pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan atau
pengendalian, dan bahkan juga penilaian apakah dapat
berjalan secara efektif dan efisien.

b. Pengadaan Sarana dan Prsarana


Pengadaan sarana dan prasarana sekolah biasanya dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan
pendidikan program sekolah, menggantikan barang-barang yang
rusak, hilang, di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.Dengan pengadaan tersebut diharapkan
dapat menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun anggaran
mendatang. Berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah ada tiga hal yang perlu dipahami. Pertama,
bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus
melalui perencanaan yang hati-hati. Kedua, bahwa banyak cara
dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.
1) Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
Pengadaan sarana dan prasarana sekolah seharusnya di
rencanakan dengan hati-hati sehingga semua pengadaannya
selalu sesuai dengan atau memenuhi kebutuhan pengadaan
sarana dan prasarana sekolah. Perencanaan pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu
proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas
9

sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana


pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
tertentu.
Langkah-langkah perencanaan pengadaan perlengkapan
pendidikan di sekolah sebagai berkut:
a) Menempuh semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah
yang diajukan oleh setiap unit kerja dan atau
menginvestarisasi kekurangan perlengkapan sekolah.
b) Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk
periode tertentu, misalnya untuk satu triwula atau satu tahun
ajaran.
c) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan
perlengkapan yang tersedia sebelumnya.
d) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran
sekolah yang tersedia. Apabila dana yang tersedia tidak
mencukupi untuk pengadaan semua kebutuhan itu, maka
perlu dilakukan seleksi terhadap semua kebutuhan
perlengkapan yang telah direncanakan dengan melihat
urgensi setiap perlengkapan yang dibutuhkan. Semua
perlengkapan yang urgen segera didaftar.
e) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang
urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia, maka perlu
dilakukan seleksi lagi dengan cara membuat skala prioritas.
f) Penetapan rencana pengadaan akhir.
Bahwa perencanaan pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah itu tidak mudah. Perencanaan pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan di masa yang
akan datang dan bagaimana pengadaannya secara sistematis,
rinci, teliti berdasarkan informasi yang realistik tentang kondisi
sekolah.
2) Cara Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya
merupakan upaya merealisasikan rencana pengadaan
perlengkapan yang telah di susun sebelumnya. Sering kali
10

sekolah mendapat bantuan sarana dan prasarana pendidikan


dari Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan
Nasional, Dinas Pendidikan Nasional Provinsi, dan Dinas
Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten.
Dalam kaitan itu ada beberapa cara yang ditempuh untuk
mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan di sekolah menurut
Nurhizrah Gistituati (2013:118) yaitu sebagai berikut:
a) Pengadaan perlengakapan dengan cara membeli, baik secara
langsung di Pabrik, di Toko, maupun melalui pemesanan
terlebih dahulu.
b) Pengadaan perlengkapan dengan cara membuat sendiri,
yang sifatnya sederhana dan murah.
c) Pengadaan perlengkapan dengan cara mendapatkan hadiah
atau meminta sumbangan kepada orang tua murid, lembaga-
lembaga sosial tertentu yang tidak mengikat.
d) Pengadaan perlengkapan dengan cara tukar menukar barang
lebih yang dimiliki sekolah dengan barang lain yang belum
dimiliki sekolah.
e) Pengadaan perlengkapan dengan cara meminjam,
penggunaan barang milik pihak lain secara cuma-cuma
dalam waktu sementara berdasarkan perjanjian pinjam
meminjam.
f) Pengadaan perlengkapan dengan cara menyewa, dilakukan
dengan cara memanfaatkan sementara barang barang milik
pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan cara
membayar berdasarkan perjanjian sewa menyewa.
g) Pengadaan perlengkapan dengan cara mendaur ulang,
mengolah barang yang tidak terpakai menjadi barang yang
berguna kembali untuk kepentingan sekolah.
h) Pengadaan perlengkapan dengan memperbaiki atau
merehabilitasi.
c. Inventarisasi Sarana dan Prasarana
Secara definitif, inventarisasi dapat diartikan sebagai
pencatatan dan penyusunan daftar barang milik negara secara
sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau
11

pedoman-pedoman yang berlaku.Menurut Nurhizrah Gistituati


(2013:126) inventarisasi sarana dan prasarana adalah suatu kegiatan
pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam
suatu daftar inventaris barang yang dilakukan degan tertib dan
teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku.
Tujuan dari inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan
sebagai berikut:
1) Mencatat dan menghimpun data aset yang di kuasai sekolah.
2) Menghemat keuangan sekolah baik dalam pengadaan, maupun
untuk pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana
sekolah.
3) Menjadi pedoman di dalam menghitung kekayaan suatu sekolah
dalam bentuk materil yang dapat dinilai dengan uang.
4) Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggungjawaban
atas penguasaan dan pengelolan aset negara.
5) Menyiapkan dan menyediakan bahn acuan untuk pengawasan aset
negara.
6) Menyediakan informasi mengenai aset negara yang dikuasai
sekolah sebagai bahan untuk perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penyaluran, dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
7) Menyediakan informasi tentang aset yang dikuasai sekolah untuk
menunjang perencanaan dan pelaksanaan tugas sekolah secara
keseluruhan.
Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan
meliputi dua kegiatan, yaitu pertama, kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan pencatatan dan pembuatan kode barang; dan
kedua kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan laporan.
Pencatatan sarana dan prasarana sekolah :
a) Buku Penerimaan Barang.
b) Buku Pembelian Barang.
c) Buku Induk Inventaris.
d) Buku Golongan Invevtaris.
e) Buku Bukan Inventaris.
f) Buku (Kartu) Stok Barang
Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang tergolong
barang inventaris. Caranya dengan membuat kode barang dan
menempelkannya atau menuliskannya pada badan barang
12

perlengkapan yang tergolong sebagai barang investaris. Kode barang


adalah sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan barang. Kode
tersebut pada badan barang perlengkapan yang sekiranya mudah
dibaca dan dilihat. Tujuan pembuatan dan penulisan kode tersebut
adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali
semua perlengkapan disekolah, baik ditinjau dari kepemilikan,
penanggung jawab, maupun jenis dan golongannya. Biasanya kode
barang itu berbentuk angka atau numerik yang menunjukkan
departemen, lokasi, sekolah, dan barang.
Semua perlengkapan pendidikan disekolah yang tergolong
barang inventaris harus dilaporkan. Laporan tersebut seringkali
disebut dengan istilah laporan mutasi barang. Pelaporan dilakukan
dalam periode tertentu, misalnnya sekali dalam satu triwulan. Dalam
satu tahun ajaran misalnya, pelaporan dilakukan disetiap bulan Juli,
oktober, Januari dan April tahun berikutnya.

d. Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Penggunaan sarana dan prasarana adalah pemanfaatan segala
jenis barang yang sesuai dengan kebutuhan secara efektif dan
efisien. Dalam hal pemanfaatan sarana, harus mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
1) Tujuan yang akan dicapai
2) Kesesuaian antar media yang akan digunakan dengan materi yang akan
dibahas
3) Tersedianya sarana dan prasarana penunjang
4) Karakteristik siswa
Terdapat dua prinsip penggunaan sarana prasarana di sekolah
yang harus diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan pendidikan,
yaitu:
1) Prinsip efektivitas
Prinsip efektivitas berarti semua pemakaian
perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-
mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan
sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2) Prinsip efisiensi
13

Prinsip efisiensi berarti semua pemakaian perlengkapan


pendidikan secara hemat dan hati-hati sehingga semua
perlengjkapan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan
untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua
sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk
digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam
mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan
penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang,
sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan.
Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus
untuk mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam
keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang,
yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya.
Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas
yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang
dimaksud.
Tujuan pemeliharaan Sarana Prasarana:
1) Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat
penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk
membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika
dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut
2) Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk
mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang
optimal
3) Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui
pencekkan secara rutin dan teratur
4) Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang
menggunakan alat tersebut.
Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana
prasarana pendidikan di sekolah. Keempat macam pemeliharaan
tersebut:
1) Pemeliharaan perlengkapan bersifat pengecekan
2) Pemeliharaan yang bersifat pencegahan
14

3) Pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan


4) Perbaikan berat
Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah:
1) Pemeliharaan sehari-hari, Sepeti menyapu, mengepel lantai,
membersihkan pintu.
2) Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting,
pengapuran tembok.

e. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Secara defenitif, penghapusan sarana dan prasarana
pendidikan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik
lambaga (bisa juga milik negara) dari daftar inventaris dengan cara
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai
salah satu aktivitas dalam pengelolaan sarana prasarana pendidikan,
penghapusan bertujuan untuk:
1) Mencegah dan atau membatasi kerugian yang lebih besar
sebagai akibat pengeluaran dana untuk perbaikan perlengkapan
yang rusak.
2) Mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan
perlengkapan yang tidak berguna lagi.
3) Membebaskan lembaga dari tanggungjawab pemeliharaan dan
pengamanan.
4) Meringankan beban inventarisasi.
Kepala sekolah memiliki untuk melakukan penghapusan
terhadap perlengkapan sekolah. Namun perlengkapan yang akan
dihapus harus memenuhi persyaratan-persyaratan penghapusan.
Demikian pula prosedurnya harus mengikuti peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Barang-barang yang memenuhi syarat
untuk dihapus adalah:
1) Barang-barang dalam keaadan rusak berat sehingga tidak dapat
manfaatkan lagi
2) Barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan
3) Barang-barang kuno yang penggunaannya tidak efisien lagi
4) Barang-barang yang terkena larangan
5) Barang-barang yang mengalami penyusutan diluar kekuasaan
pengurus barang
15

6) Barang-barang yang pemeliharaan tidak seimbang dengan


penggunaannya
7) Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi
8) Barang-barang yang dicuri
9) Barang-barang yang diselewengkan
10) Barang-barang yang terbakar atau musnah akibat adanya
bencana alam

E. Macam-macam Manajemen Sarana dan Prasarana


Sehubungan sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi
beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis
tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3)
hubungannya dengan proses belajar mengajar. (Minarti, 254-255)
1. Jika Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai.
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam
sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan
sarana pendidikan tahan lama.
a. Sarana Pendidikan yang Habis Dipakai
Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan
atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang
relative singkat, seperti kapur tulis, spidol, penghapus dan sapu,
serta beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu, ada beberapa sarana
pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi dan kertas
karton. Sedangkan, contoh sarana pendidikan yang berubah
bentuk adalah pita mesin tulis, bola lampu, dan kertas. Semua
contoh tersebut merupakan sarana pendidikan yang apabila
dipakai satu kali atau beberapa kali bisa habis dipakai atau
berubah sifatnya.
b. Sarana Pendidikan yang Tahan Lama.
Sarana pendidikan yang tahan lama, yaitu kesekuruhan
bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus-menerus
dalam waktu relatif lama, sepeti bangku, kursi, mesin tulis,
computer, dan peralatan keluarga.

2. Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan.


16

a. Sarana Pendidikan yang Bergerak.


Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana
pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan
kebutuhan pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan
kursi yang bisa digerakkan atau dipindahkan ke mana saja.
b. Sarana Pendidikan yang Tidak Bergerak.
Sarana pendidikan yang tidak bergerak, yaitu semua
sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk
dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur, dan menara, serta
saluran air dari PDAM/semua yang berkaitan dengan itu seperti
pipanya, yang relatif tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-
tempat tertentu.

3. Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengaajar


Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua
jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara
langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur
tulis, spidol (alat pelajaran), alat peraga, alat praktik, dan
media/sarana pendidikan yang lainnyayang digunakan guru/dosen
dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak
langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti
lemari arsip di kantor.
Adapun prasarana pendidikan bisa diklasiifikasikan menjadi
dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung
digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang
perpustakaan, ruang praktik ketrampilan, dan ruang labolatorium.
Kedua, prasarana pendidikan keberadaannya tidak digunakan untuk
proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang
terjadinya belajar belajar mengajar, seperti ruang kantor, kantin,
masjid/mushala, tanah, jalan menuju lembaga, kamar kecil, rang
usaha kesehatan, ruang guru, ruang kepala sekolah dan tempat parkir
kendaraan. (Minarti, 256)
17

Sarana dan prasarana pendidikan dalam lembaga pendidikan


islam sebaiknya dikekola dengan sebaik mungkin sesuai ketentuan-
ketentuan berikut ini:
1. Lengkap, siap dipakai setiap saat, kuat dan awet.
2. Rapi, indah, bersih anggun, dan asri sehingga menyejukkan
pandangan dan perasaan siapapun yang memasuki kompleks
lembaga pendidikan islam.
3. Kreatif, inovatif, responsive, dan variatif sehingga dapat
merangsang timbulnya imajinasi peserta didik.
4. Memiliki jangkauan waktu penggunaan yang panjang melalui
perencanaan yang matang untuk menghindari kecenderungan
bongkar pasang bangunan.

III. Penutup
A. Kesimpulan
Manajemen sarana prasarana adalah proses pendayagunaan semua
komponen sarana dan prasarana yang ada di sekolah dalam menunjang
proses pendidikan untuk mencapai tujuan dari pendidkan itu sendiri.
Menajemen ini mencakup pengadaan, pendistribusian, penggunaan,
pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan. Tujuan manajemen sarana
prasarana pendidikan adalah memberi layanan secara profesional di
bidang sarana prasarana pendidkan dalam rangka terselenggaranya proses
pendidkan secara efektif dan efesien.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
mencakup kegiatan-kegiatan perencanaan, pengadaan, inventarisasi,
penggunaan dan pemeliharaan, serta penghapusan sarana dan prasarana
pendidikan. sarana dan prasarana pendidikan dapat ditinjau dari sudut:
(1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan;
(3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.

B. Saran
Dalam merencanakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah
haruslah melibatkan seluruh stakeholder, sehingga tidak ada pengadaan
sarana dan prasarana yang tidak tepat sasaran. Dalam pemeliharaan
18

sarana dan prasarana butuhnya kesadaran yang penuh terhadap


penggunaan barang dan alat sekolah, sehingga tidak ada lagi sarana dan
prasarana sekolah yang rusak sebelum masa penggunaannya.

Daftar Pustaka

Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan


Aplikasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Dwiantara, lukas dan Sumarto, R.H. 2004. Manajemen Logistik: Pedoman Praktis
Bagi Sekretaris dan Staf Administrasi. Jakarta: PT. Gramedia
WidiaSarana Indonesia.

Gistituati, Nurhizrah. 2013. Manajemen Sekolah: Manajemen Program Non


Akdemik dan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. Padang: UNP
Press.

Minarti Sri, 2011. Manajemen Sekolah. Jogjakarta, AR-RUZZ MEDIA.

Peraturan Pemerintahan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan no. 40 Tahun


2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan(SMK/MAK).

Rohman,M dan Sofan Amri. 2012. Manajemen Pendidikan: Analisis dan Solusi
terhadap Kinerja Manajemen Kelas dan Strategi Pengajaran yang
Efektif. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.

Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algesindo.

Wahyuningrum. 2000. Buku Ajar Manajemen Fasilitas Pendidikan. Yogyakarta:


FIP UNY.

Qomar, Mujamil, 2007. Manajmen Pendidikan Islam : Strategi


Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta,
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai