Anda di halaman 1dari 7

Geokimia unsur-unsur Utama Batuan Gunungapi Papandayan, Jawa Barat (Eka Kadarsetia)

GEOKIMIA UNSUR-UNSUR UTAMA BATUAN GUNUNGAPI PAPANDAYAN,


JAWA BARAT

Eka Kadasetia
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi

Sari

Gunungapi Papandayan merupakan gunungapi aktif yang terletak di Kabupaten Garut,


Provinsi Jawa Barat. Karakteristik kimia batuan dan petrogenesis batuan G. Papandayan diharapkan
dapat dijadikan dasar untuk mengenali sifat-sifat magmanya. Secara petrografi batuan G. Papandayan
bertekstur porfiritik, dengan fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, mineral bijih dan kadang-
kadang hornblenda yang tertanam dalam masa dasar glass, mikrolit plagioklas, mikrokristal piroksen,
gelas dan mineral bijih. Batuan G. Papandayan memiliki kisaran kandungan SiO2 antara 53,20%
sampai 62,48%, kandungan TiO2 kurang dari 1 % berjenis andesitik-basaltik sampai andesitik, tipe
magmanya calc-alkalin. Variasi elemen mayor pada lava-lava G. Papandayan dihasilkan oleh
fraksinasi fase-fase olivin, piroksen, dan Ca-plagioklas. Kandungan CaO yang tidak terlalu tinggi,
antara 6% - 8% memberikan gambaran bahwa proses fraksinasi dalam magma G. Papandayan cukup
kuat.

MAJOR ELEMENTS GEOCHEMISTRY OF THE ROCKS OF PAPANDAYAN VOLCANO,


WEST JAVA

Eka Kadarsetia
Center for Volcanology and Geological Hazard Mitigation Geological Agency

Abstract
Papandayan Volcano is located at Garut Districts, West Java Province. In order to gain
better understanding of Papandayan volcano, the petrographic and rock geochemistry investigation
had been carried out. The main aims of the research is to identify the petrographic and chemical
characteristic of the rocks in relation to the petrogenesis process. Under the microscope the rocks
showed porphyritic texture, with the fenokris of plagioclase, pyroxene, ore minerals and horblende.
Phenocryts sitted in devitrified glass groudmass, plagioclase microlite, pyroxene micro crystal and
ore minerals. Based on rock chemical data, The Papandayan rocks contain of SiO2 between 53,20%
to 62,48%, accordingly the rocks type is andesitic basaltic to andecite, with calc-alkaline series. In
general the TiO2 is less than 1 %, refleted the Island Arc Magma. In general the major elemets
variation of Papandayan lavas resulted by fractination of olivine, pyroxene and Ca-plagioclase. The
medium content of CaO characterized by a strong fractination process of Papandayan magma.

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 23-29 Hal :23
Geokimia unsur-unsur Utama Batuan Gunungapi Papandayan, Jawa Barat (Eka Kadarsetia)

Pendahuluan sampai freato magmatik dan juga melongsorkan


Gunungapi Papandayan merupakan sebagian dinding kawahnya sejauh + 2km ke S.
kerucut paling selatan dari deretan gunungapi Ciparugpug.
aktif di Jawa Barat, terletak sekitar 60 km Dalam upaya mitigasi bencana telah
sebelah tenggara kota Bandung dan termasuk dilakukan berbagai penelitian dilakukan, seperti
dalam Kabupaten Garut. Secara geografis geologi, geofisika, dan geokimia. Dan untuk
gunungapi ini terletak pada 7 19 Lintang melengkapi data tentang G. Papandayan yang
Selatan dan 102 44 Bujur Timur dengan sudah ada, maka dilakukan penelitian petrografi
ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut, dan kimia batuan. Penelitian difokuskan untuk
atau sekitar 1950 meter di atas dataran Garut. mengetahui karakter kimia dan petrogenesis
Letusan dalam sejarah yang pertama batuan G. Papandayan, yang selanjutnya
kali tercatat adalah pada tahun 1772, ketika diharapkan dapat dijadikan dasar untuk
terjadi longsoran besar (debris avalanche) yang mengenali sifat-sifat magmanya.
menimbulkan kerusakan 40 kampung musnah
dan 2975 korban manusia. Tahun 1923 terjadi Metoda Penelitian
letusan lumpur, dari 7 buah kawah kecil yang Metoda penelitian yang dilakukan
terbentuk di dalam Kawah Baru. Kegiatan G. meliputi penelaahan geologi di lapangan,
Papandayan yang terjadi cukup panjang antara pengambilan contoh batuan secara variatif,
tahun 1924 sampai dengan 1927. Tahun 1961 analisa kimia batuan dan analisa petrografi.
terjadi letusan yang mengendapkan lumpur di Tahapan akhir dilakukan evaluasi dan
sekitar kawah (Kusumadinata, 1979). Kegiatan interpretasi data untuk penyusunan karya
terakhir yang cukup besar dari gunungapi ini ilmiah.
terjadi pada tahun 2002, berupa erupsi freatik

Gambar 1 Peta lokasi G. Papandayan, Jawa Barat

Hal :24 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 24-29
Geokimia unsur-unsur Utama Batuan Gunungapi Papandayan, Jawa Barat (Eka Kadarsetia)

Tatanan Geologi Komplek G. Papandayan, G. Masigit, G.


Sektor busur Sunda dicirikan oleh zona Malang, dan G. Nangklak. Puntang Tua ini
Wadati-Benioff yang sangat aktif, menunjam kearah barat berbentuk kerucut terpancung
hingga ke kedalaman 680 km di bawah Jawa, dengan kawah yang relatif datar.
Pusat-pusat gempa dalamnya ( > 70 km ) Batuan-batuan G. Papandayan terdiri
memberikan indikasi suatu bidang seismik yang dari eflata dan lava bersusunan andesit piroksen
menunjam ke arah utara, dengan kedalaman yang mengandung hablur hornblende dan
lebih dari 100 km, miring 65 di bawah Jawa. olivin. Batuan-batuan ini dihasilkan oleh pusat
Pola tektonik sektor Jawa relatif sederhana, erupsi G. Brungbung, G. Alun-alun, G.
dasar Samudra Hindia menunjam ke bawah Parugpug dan G. Papandayan (Alzwar, 1992).
Jawa dengan kemiringan sekitar 65 ke arah Sedangkan menurut Asmoro dkk (1989), hasil
utara pada kecepatan rata-rata 6 cm/tahun (Le erupsi G. Papandayan didominasi oleh aliran
Pichon, 1968). Kedalaman palung Jawa lava andesit basaltik, endapan aliran
bervariasi, hal ini sebagian disebabkan oleh piroklastika, dan jatuhan piroklastika.
perbedaan ketebalan sedimen di dasar samudra
dalam palung itu sendiri. Kedalaman palung di Hasil Penelitian
selatan Jawa ada yang mencapai 7 km Dari penelitian petrografi dan geokimia
Sedimen pelagis tipis banyak dijumpai batuan Gunungapi Papandayan, telah dilakukan
di dalam palung Jawa, yang terbawa ke dalam analisis contoh batuan yang diambil dari lokasi-
palung pada lempeng Samudra Hindia. Namun lokasi yang dianggap mewakili, dengan
ada juga sedikit kemungkinan terbawanya mempertimbangkan aspek-aspek geologi dan
sedimen yang berasal dari endapan kipas vulkanologi.
Bengal (Anikouchine dan Ling, 1967). Studi
pantulan seismik di kawasan Laut Jawa dan Petrografi
forearc Sumatra menunjukkan ketebalan Batuan G. Papandayan secara umum
kerak kontinen setebal 20 sampai 30 km di bertekstur porfiritik, kemas terbuka sampai
bawah Sumatra dan Jawa. Ketebalan yang tertutup, inequigranular sampai granular,
demikian dianggap sebagai suatu ketebalan struktur ofitik dan subofitik. Fenokris terdiri
transisi dari tipe kontinen dan samudra. Batuan dari plagioklas, piroksen, mineral bijih, kadang-
Vulkanik Jawa umumnya bersifat mafic yang kadang dijumpai hornblenda. Fenokris tertanam
ditandai oleh absennya komponen kerak dalam masa dasar mikrolit plagioklas,
kontinen yang bersifat silikan. Gunungapi- mikrokristal piroksen, gelas dan mineral bijih.
gunungapi Kenozoikum terletak di atas lapisan- Perbandingan antara fenokris dan masa dasar
lapisan marin Neogen, dan batuan dasar yang sekitar 60% : 40%. Kadang-kadang dijumpai
tersingkap terdiri dari melange Kapur Akhir xenolith yang diperkirakan berjenis andesitik
dan Tersier Awal. Dengan tidak terdapatnya dalam batuan lava G. Papandayan.
tanda-tanda keberadaan kerak kontinen,
membuat kerak Jawa dapat disebut transisi atau Plagioklas
quasi-continental (Hammilton, 1979). Plagioklas yang dijumpai berukuran ukuran
Ketebalan kerak kontinen di Jawa Barat kecil sampai besar, didominasi yang berukuran
dihasilkan oleh penumpukan (accretion) zona kecil dan sedang. Bentuk kristalnya adalah
pununjaman Resen ditambah dengan subhedral sampai euhedral, terdapat inklusi
megmatisma busur. Kedalaman zona Benioff mineral bijih, kembar albit, karlsbad, dan albit-
dari sumbu-sumbu busur gunungapi di Jawa karlsbad. Struktur zonning sering dijumpai
rata-rata berkisar dari 118 sampai 192 km dalam batuan G. Papandayan, reverse zonning
(Hutchinson, 1989). dan pemadaman bergelombang. Dalam batuan
Kompleks G. Papandayan dibentuk terdapat berkisar antara 40% sampai 50%.
oleh dua buah tubuh gunungapi, yaitu di
sebelah utara ditempati G. Puntang Tua,
sedangkan di sebelah selatannya dibentuk oleh

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 25-29 Hal :25
Geokimia unsur-unsur Utama Batuan Gunungapi Papandayan, Jawa Barat (Eka Kadarsetia)

Piroksen Mineral Bijih


Ada dua jenis piroksen, yaitu :piroksen ortho Berwarna hitam, opak, umumnya berukuran
dan klino, berbentuk subhedral sampai kecil, sebagian merupakan mineral primer,
euhedral, kembar sederhana, belahan umumnya sebagian merupakan ubahan dari piroksen,
satu arah, prismatik panjang dan pendek, tetapi berbentuk bulat dan persegi, sebagai fenokris
umumnya berukuran sedang. Dalam kristalnya dan masa dasar. Volume sekitar 2%.
terdapat retakan-retakan, inklusi mineral bijih,
sebagian sebagai pecahan-pecahan. Volume Geokimia
sekitar 6%. Batuan G. Papandayan memiliki
kisaran kandungan SiO2 antara 53,20% sampai
Hornblenda 62,48%, yang diklasifikasikan berjenis
Mineral ini dijumpai berbentuk anhedral sampai andesitik-basaltik sampai andesitik, dengan tipe
subhedral, yang kadang-kadang dijumpai magmanya calc-alkalin (Paccerillo & Taylor,
sebagai agregat, berukuran sedang sampai kecil. 1976) terlihat dalam Gambar 2. Kandungan
Pada beberapa kristal dijumpai sebagai hasil TiO2 kurang dari 1 prosen (0,24-0,83%), hanya
ubahan dari piroksen. Mineral ini tidak terdapat ada satu contoh yang di atas 1% yaitu 1,02%
pada semua batuan. Dalam batuan mineral ini dari sampel P-10. Hasil analisis kimia
terdapat sekitar 1-2% dari total mineral. selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 di
bawah.

Tabel 1. Hasil Analisis Kimia Batuan G. Papandayan (Dalam satuan % berat)

Unsur P-O P-1 P-2 P-7 P-8 P-9 P-10 P-13 P-16 P-22 P-25
SiO2 53,20 53,40 60,13 57,62 57,61 55,11 56,97 57,57 58,39 62,48 57,88
Al2O3 18,85 24,77 16,61 18,71 17,61 18,85 18,49 17,94 18,27 15,79 17,36
Fe2O3 8,56 4,86 7,28 7,21 8,44 8,18 7,66 7,53 7,55 6,42 7,18
CaO 7,08 0,14 6,60 8,06 7,06 7,65 7,69 7,65 7,71 6,23 7,85
MgO 4,04 0,03 2,45 2,29 2,81 2,62 2,84 2,95 2,45 2,26 3,41
Na2O 2,33 0,13 3,01 2,97 3,26 3,14 3,06 3,12 3,07 3,00 2,67
K2O 0,81 0,10 1,68 1,45 0,77 1,28 1,13 1,24 1,08 2,11 1,60
MnO 0,15 0,01 0,12 0,12 0,15 0,12 0,15 0,15 0,14 0,11 0,14
TiO2 0,46 0,09 0,49 0,96 0,55 0,44 1,02 0,54 0,74 0,46 0,50
P2O5 0,09 0,15 0,44 0,22 0,21 0,24 0,19 0,37 0,14 0,17 0,25
H2O 1,06 1,15 0,19 0,18 0,37 0,49 0,12 0,20 0,09 0,17 0,20
HD 2,98 14,24 1,52 0,30 0,97 1,40 0,51 0,55 0,37 0,50 0,76

Hal :26 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 26-29
Geokimia unsur-unsur Utama Batuan Gunungapi Papandayan, Jawa Barat (Eka Kadarsetia)

Gambar 2. Diagram SiO2 terhadap K2O Batuan G. Papandayan ( Pacerillo & Taylor, 1976).

Gambar 3. Ploting SiO2 terhadap unsur-unsur utama.

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 27-29 Hal :27
Geokimia unsur-unsur Utama Batuan Gunungapi Papandayan, Jawa Barat (Eka Kadarsetia)

Gambar 4. Ploting MgO terhadap unsur-unsur utama.

Pembahasan olivin dan piroksen yang normal. Seperti


Kandungan K2O dalam lava-lava G. diketahui bahwa unsur-unsur di atas (Si, Fe dan
Papandayan sebagian besar relatif tinggi lebih Mg) terhadap merupakan penyusun utama dari
dari 1% menunjukan bahwa adanya pengaruh mineral-mineral tersebut.
proses asimilasi atau anateksis dengan material Ploting SiO2 terhadap TiO2
kerak kontinental atas. Hubungan SiO2 dengan menunjukkan pola yang tidak teratur. Hal ini
Na2O mempunyai pola pola yang cenderung menunjukkan bahwa kurang berperannya
menanjak, hal ini terjadi karena adanya proses fraksinasi kristalisasi mineral titanomagnetit
kristalisasi plagioklas secara normal. dalam pembentukan lava-lava G. Papandayan.
KandunganTiO2 yang rendah merupakan ciri Diagram CaO dengan MgO memperlihatkan
dari magma busur kepulauan. pola yang menjurus ke arah negatif, dengan
Ploting unsur-unsur FeO dan MgO bertambahnya MgO kandungan CaO
terhadap SiO2 menunjukkan hubungan yang menunjukkan penurunan. Hal ini disebabkan
negatif. Hal ini menunjukkan pola yang oleh adanya fraksinasi olivin dan piroksen yang
dipengaruhi oleh proses fraksinasi kristalisasi kaya Mg. Pada diagram MgO dengan Al2O3

Hal :28 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 28-29
Geokimia unsur-unsur Utama Batuan Gunungapi Papandayan, Jawa Barat (Eka Kadarsetia)

tampak adanya suatu pola yang tidak teratur, DAFTAR PUSTAKA


mungkin disebabkan oleh sejarah fraksinasi Alzwar, M., 1992, Peta Geologi Lembar Garut
yang tidak sejalan antara olivin dengan Ca- Pameungpeuk, Jawa Barat, Skala 1 :
plagioklas. 100.000, Puslitbang Geologi Bandung.
Secara umum dapat dikatakan bahwa Anikouchine, W.A. & Ling, H., 1967. Evidence
variasi elemen mayor pada lava-lava G. for turbidiete accumulation in trenches in
Papandayan dihasilkan oleh fraksinasi fase the Indo-Pacific region. Marine Geology
olivin dan piroksen. Namun demikian 5, 141-154.
kandungan CaO yang tidak tinggi yaitu antara 6 Asmoro, P., dkk, 1989, Pemetaan Geologi
- 8% memberikan gambaran umum bahwa Gunungapi Papandayan - Garut, Jawa
pengaruh proses fraksinasi dalam magma G. Barat. Direktorat Vulkanologi, Direktorat
Papandayan cukup kuat. Jendral Geologi dan Sumberdaya
Mineral, Departemen Pertambangan dan
Energi.
Kesimpulan Hamilton, W., 1979. Tectonics of the
Mineral pembentuk batuan G. Indonesian region. U.S. Geol. Surv, Prof.
Papandayan terdiri dari plagioklas, ortho dan Paper 1078, 345 pp.
klino piroksen, hornblenda, dan mineral-mirelal Hutchinson, C.S., 1989. Geological evolution
bijih (kurang dari 2%). Asosiasi mineral- of South-East Asia. Oxford Monographs
mineral tersebut membentuk batuan berjenis on Geology and Geophysics no. 13,
basaltik-andesit sampai andesit. Data tersebut Oxford sciences publications, Oxford,
didukung oleh hasil analisis kimia batuan yang Clarendon Press, 368 pp.
memberikan informasi kandungan SiO2 berkisar Kadarsetia, E., Abdurachman, E.K., Effendi,
antara 53 - 63 wt%. W., Suherman, W., dan Ridwan, I.,
Berdasarkan komposisi kimia batuan- 2004. Inventarisasi Sifat Kimia Batuan
batuan G. Papandayan mempunyai seri calck- Gunungapi Papandayan, Jawa Barat.
alkaline. Tingginya K2O yang sebagian besar Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
lebih dari dari 1% menunjukkan bahwa Bencana Geologi. Tidak diterbitkan.
pengaruh kontaminasi material kerak kontinen Kusumadinata, K, 1979, Data Dasar Gunungapi
cukup berpengaruh pada pembentukan batuan Indonesia, Direktorat Vulkanologi,
G.Papandayan. Direktorat Jendral Pertambangan Umum,
Secara umum dapat dikatakan bahwa Departemen Pertambangan dan Energi.
variasi elemen mayor pada lava G. Papandayan Le Pichon, X., 1968, Seafloor spreading and
dihasilkan oleh fraksinasi fase olivin, piroksen, continental drift. J. Geophys. Res. 73,
dan Ca-plagioklas. Namun dari diagram MgO 3661-97.
dengan Al2O3 tampak adanya suatu pola yang Paccerillo, A. And Taylor, S.R., 1976.
tidak teratur, hal ini memberikan kemungkinan Geochemistry of Eocene calc-alkaline
bahwa sejarah fraksinasi antara olivin dengan volcanic rocks from the Kastamonu area,
Ca-plagioklas tidak begitu sejalan. Kandungan Nothern Turkey. Contrib. Mineral.
CaO yang tidak terlalu tinggi, yaitu antara 6% - Petrol., 58, 61-81.
8% memberikan gambaran bahwa proses Whitford, D.J., 1975, Geochemistry and
fraksinasi kristalisasi dalam magma G. Petrology of Volcanic Rocks From
Papandayan adalah cukup kuat. Sunda Arc, Indonesia. Ph.D Thesis
(unpubl). Australia National University.

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 29-29 Hal :29

Anda mungkin juga menyukai