Anda di halaman 1dari 12

EKONOMI MAKRO

Angkatan Kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja


Indonesia
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro
Dosen Pembimbing : Eny Sulistyaningrum, S.E., M.A.,Ph.D.

Oleh :
LIA AKHSANUNISWATI
14/362665/EK/19759

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT, atas segala limpahan nikmat, rahmat dan karunia-Nya berupa ide,
kesehatan, waktu, serta kemudahan yang diberikan-Nya sehinga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Makro.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bantul, 7 Mei 2016

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Jumlah populasi sekitar 250 juta penduduk menjadikan Indonesia


sebagai negara berpenduduk terbesar nomor empat di dunia. Komposisi
etnis di Indonesia pun bervariasi karena Indonesia memiliki beragam suku
dan budaya. Jumlah penduduk yang besar tentu membawa dampak
tersendiri bagi Indonesia utamanya di bidang ketenagakerjaan yaitu
Indonesia memiliki jumlah angkatan kerja yang besar.

Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia karena besarnya


jumlah angkatan kerja adalah Indonesia dituntut untuk mampu
menciptakan lapangan kerja atau usaha yang layak. Namun pada
kenyataannya, pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan
ketersediaan lapangan pekerjaan. Kondisi demikian tentu berlawanan
dengan harapan pemerintah, di mana jumlah angkatan kerja yang besar
diharapkan mampu menjadi pendorong pembangunan ekonomi.

Pembangunan ekonomi diarahkan untuk membawa rakyat pada


peningkatan kesejahteraan yang lebih baik dan makmur. Pembangunan
memang ditujukan untuk rakyat namun tanpa partisipasi aktif dari rakyat
pembangunan tidak akan terlaksana dengan baik. Pembangunan suatu
negara tidak terbatas pada aspek ekonominya saja tetapi mencakup 3 hal
yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

Salah satu dari tujuan pembangunan Indonesia adalah


meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat dapat diukur
dari seberapa banyak rakyat yang hidup layak dan mampu memenuhi
kebutuhan pokok mereka dengan cara bekerja atau memproduksi
barang/jasa. Apabila penduduk tidak produktif maka jumlah angkatan
kerja yang besar akan menjadi beban dan menyebabkaan pengangguran
yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, makan dapat dirumuskan


beberapa masalah diantaranya :

a. Bagaimana hubungan antara angkatan kerja dengan kesempatan


kerja?
b. Bagaimana kondisi tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
menurut umur di Indonesia?
c. Bagaimana kondisi tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
menurut tingkat pendidikan di Indonesia?
d. Bagaimana strategi peningkatan kesempatan kerja?

BAB II

PEMBAHASAN
A. Hubungan antara Angkatan Kerja dengan Kesempatan Kerja
Penduduk adalah semua orang yang menetap dan berdomisili di
wilayah geografis suatu negara. Dari sisi ketenagakerjaan, penduduk dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu penduduk usia kerja (usia 15 65
tahun) dan penduduk bukan usia kerja (di bawah 15 tahun dan di atas 65
tahun). Penduduk usia kerja dapat dibagi lagi menjadi 2 kelompok yaitu
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk
usia produktif yang berusia 15-65 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan
tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari
pekerjaan. Sedangkan yang masuk kategori bukan angkata kerja ada 3
yaitu : pelajar dan mahasiswa, ibu rumah tangga dan pengangguran
sukarela (pensiunan).

Gambar 1. Karakteristik Dasar Ketenagakerjaan Indonesia (1997-2010)

( Sumber: https://www.academia.edu )

Kesempatan kerja adalah ketersediaan lapangan pekerjaan yang


dapat diisi oleh para pencari kerja. Tabel di atas menunjukkan angkatan
kerja Indonesia selama 1997 - 2010 tumbuh sebesar 26,13% dengan rata-
rata pertumbuhan 2,01% per tahun. Besarnya jumlah angkatan kerja
membutuhkan ketersediaan lapangan pekerjaan yang banyak. Namun pada
kenyataannya di negara berkembang seperti Indonesia, jumlah angkatan
kerja masih lebih besar daripada ketersediaan lapangan pekerjaan. Hal
tersebut memicu terjadinya ketimpangan karena ada penduduk yang
terpaksa tidak bekerja atau tidak memiliki pekerjaan sehingga mereka
disebut pengangguran. Pengangguran adalah salah satu indikator
kesejahteraan suatu negara, apabila kesempatan kerja rendah dan tingkat
pengangguran tinggi maka kesejahteraan negara tersebut akan menurun.

B. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Umur di


Indonesia
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah suatu indikator
ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif
secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu
dalam periode survei ( http://duniadinu.blogspot.co.id/2011/10/tingkat-
partisipasi-angkatan-kerja-tpak.html, diakses pada Sabtu 7 Mei 2016 ).

Gambar 2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Perhitungan TPAK dapat dilakukan dengan rumus di atas. Apabila


hasilnya 65% artinya terdapat 65 orang angkatan kerja yang bekerja dan
sedang mencari pekerjaan, di setiap 100 orang tenaga kerja. Berdasarkan
perhitungan TPAK maka dapat diperkirakan jumlah penduduk usia kerja
yang berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi.

Gambar 3. TPAK Menurut Kelompok Umur di Pedesaan dan


Perkotaan Indonesia (2004)

( Sumber : BPS 2005, hasil Sakernas 2004 )

Gambar 2 menunjukkan bahwa TPAK di pedesaan lebih


tinggi daripada di perkotaan. Hal tersebut bisa kita artikan dalam
dua sisi :

a. Pertama dilihat dari etos kerja, mungkin masyarakat desa


memiliki etos kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan
penduduk perkotaan sehingga mereka banyak yang
berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi utamanya sektor
agraris.
b. Kedua, ada beberapa masyarakat desa yang bekerja karena
terpaksa. Misalnya karena himpitan ekonomi sehingga
setamat SMA/sederajat mereka lebih memilih untuk bekerja
daripada melanjutkan pendidikan. Masyarakat di semua
umur baik remaja, dewasa maupun orang tua akan mencari
pekerjaan apa saja untuk memenuhi kebutuhn hidup merka.
C. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Pendidikan di
Indonesia

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dapat juga menurut


pendidikan menunjukkan penduduk dengan berbagai tingkatan pendidikan
yang aktif bekerja. Gambar 4 di bawah ini menunjukkan bahwa ternyata
tingkat partisipasi angkatan kerja menurut umur di pedesaan lebih besar
dibadingkan di perkotaan meskipun selisihnya tidak terlalu banyak.

Gambar 4. TPAK Menurut Tingkat Pendidikan di Pedesaan dan


Perkotaan Indonesia (2004)

( Sumber : BPS 2005, hasil Sakernas 2004 )

Terlihat dalam grafik bahwa penduduk yang tidak menempuh


pendidikan di daerah pedesaan lebih tinggi daripada di daerah perkotaan
namun justru tingkat partisipasi angkatan kerjanya lenih tinggi. Hal
tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa masyarakat pedesaan mau
mengerjakan jenis pekerjaan apapun demi untuk bisa memenuhi
kebutuhan sehari hari mereka. Mungkin apabila ditunjau dari jenis
pekerjaannya, masyarakat pedesaan lebih banyak yang bekerja pada sektor
agraris untuk menggarap lahan milik mereka sendiri daripada bekerja pada
sektor manufaktur atau sektor formal (pemerintahan).
D. Strategi Peningkatan Kesempatan Kerja
Kesenjangan antara besarnya angkatan kerja dengan jumlah
angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan harus dikendalikan.
Beberapa strategi yang bisa dilakukan diantaranya :
a. Pengendalian jumlah penduduk Indonesia dalam jangka panjang
harus tetap dilakukan dan dipertahankan, misalnya melalui
program keluarga berencana (KB).
b. Pengendalian angkata kerja melalui peningkatan pendidikan secara
kuantitatif ( perbaikan fasilitas pendidikan, peningkatan usia
sekolah dengan wajib belajar 12 tahun ) dan kualitatif yaitu
( perbaikan kualitas pendidikan serta produktivitas tenaga kerja ).
c. Pemerataan pembangunan dan infrastruktur yang mampu
menyerap banyak tenaga kerja untuk mencegah migrasi dari desa
ke kota, agar kesempatan kerja di desa tidak melulu hanya dalam
sektor agraris.
d. Perluasan dan penciptaan kesempatan kerja melalui kebijakan
makro seperti penyederhanaan mekanisme investasi,
pengembangan sistem pajak yang bersahabat dan sistem kredit
yang mampu menggerakkan sektor riil. Di sektor pertanian dapat
dilakukan melalui pemaksimalan keberadaan koperasi,
memaksimalkan kelompok kelompok usaha kecil (UKM) untuk
mengolah hasil pertanian hingga perbaikan teknik pertanian. Di
sektor industri, dapat dilakukan melaui sistem regulasi dan
perizinan usaha yang lebih sederhana dan program perluasan
kesempatan kerja bagi lulusan SLTA ke daerah perdesaan.
e. Menumbuhkan jiwa entrepreneur kepada setiap masyarakat
Indonesia, sehingga diharapkan masyarakat Indonesia tidak hanya
menggantungkan nasibnya pada lapangan pekerjaan dari
pemerintah.
BAB III

KESIMPULAN

Besarnya jumlah penduduk Indonesia otomatis memberikan dampak


terhadap besarnya angkatan kerja di Indonesia. Jumlah angkatan kerja yang besar
perlu diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang besar pula agar
tidak terjadi ketimpangan yang mengakibatkan munculnya banyak pengangguran.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk memperluas kesempatan
kerja diantaranya adalah pengendalian jumlah penduduk, peningkatan kualitas
pendidikan dan produktivitas angkatan kerja serta perluasan kesempatan kerja
melalui pemerataan pembangunan dan infrastruktur. Menumbuhkan jiwa
entrepreneur kepada setiap masyarakat Indonesia juga hal yang perlu dilakukan.
Apabila mayarakat memiliki jiwa entrepreneur, harapannya masyarakat dapat
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan tidak hanya bergantung pada
lapangan pekerjaan dari pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Ketenagakerjaan, dalam http://seshakri-ariezuya.blogspot.co.id, diakses


tanggal 7 Mei 2016

Jumlah Angkatan Kerja, Pengangguran dan TPAK, dalam http://www.bps.go.id/,


diakses tanggal 7 Mei 2016
Ketenagakerjaan, Pembangunan Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi dan Dampak
Pengangguran, dalam https://www.scribd.com, diaakses tanggal 7 Mei 2016

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), dalam


http://duniadinu.blogspot.co.id/2011/10/tingkat-partisipasi-angkatan-kerja-
tpak.html, diakses pada Sabtu 7 Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai