Anda di halaman 1dari 22

C.

Pembahasan

Percobaan kali ini adalah percobaan untuk menguji kerja motor bensin
dalam bentuk generator set.Dengan menggunakan bahan bakar bensin
Pengujian dilakukan untuk mengetahui perbandingan konsumsi bahan
bakar, konsumsi bahan bakar spesifik, dan efisiensi terhadap daya output
dari generator.Dengan menggunakan 10 buah lampu sebagai
pembebanan. Masing-masing lampu memiliki daya 40 watt dan tegangan
220 volt. Pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali supaya diperoleh
pengukuran yang lebih akurat.

Untuk perbandingan antara konsumsi bahan bakar tehadap daya


output dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik hubungan antara Debit Aliran (Qb) dengan daya out put (Pout)
2.2
2.1
2
1.9
1.8
1.7
1.6
Debit Aliran BB
99 9 9 0
99 99
99

35

35

35

35

35

35

35

35
99 9 9
99

10

10

10

10

10

10

10

10
99 9
.9 9 9
11 99
1 0 .9 9
11
10

Daya Output

G
ambar 4.1 Grafik hubungan antara Debit Aliran (Qb) dengan daya out
put (Pout)

Dari grafik diatas dapat dilihat pada kenaikan pertama nilai daya
output mendapatkan nilai debit tertinggi yang disebabkan oleh beban
pertama yang di alami oleh mesin, sehingga membutuhkan debit aliran
yang lebih tinggi. Adanya penurunan dan kenaikan pada grafik disebabkan
karena pada saat praktikum berjalan gelas ukur tidak rata karena
tersenggol dan mengakibatkan pengukuran menjadi tidak akurat.
Untuk perhitungan yang kedua yaitu perbandingan antara konsumsi
bahan bakar spesifik dengan daya output dan masih dengan campuran
bahan bakar yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik dibawah ini.

Grafik hubungan antara bahan bakar spesifik (SFC) dengan daya out put (Pout)
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Bahan Bakar Spesifik (SFC)

99

35

35

35

35
99

10

10

10

10
99
99
99
99
.9
11
10

Daya Output

Gamb
ar 4.2. Grafik hubungan antara bahan bakar spesifik (SFC) dengan daya
out put (Pout)

Dari grafik diatas telihat, semakinbesar daya outputnya maka


semakin menurun konsumsi bahan bakar spesifiknya, namun pada grafik
kenaikan bahan bakar tidak teratur karena pada saat jalannya praktikum
mengalami masalah pada alat pengukur arus listrik sehingga nilai
konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) tidak terdefinisikan.
Pada permasalahan yang terakhir adalah masalah efisiensi, pada
grafik dibawah ini, kita dapat melihat efisiensi generator terhadap daya
outputnya.

Grafik hubungan antara efisiensi (%) dengan daya out put (Pout)
25
20
15
10
5
0
Efiesiensi (%)
99 9 9 0
99 99
99

35

35

35

35

35

35

35

35
99 9 9
99

10

10

10

10

10

10

10

10
99 9
.9 9 9
11 99
1 0 .9 9
11
10

Daya Output

Gambar 4.3. Grafik hubungan antara efisiensi (%) dengan daya out
put (Pout)

Dari grafik diatas pada beban lampu 0-3 semakin tinggi daya
outputnya maka efisiensi mesinnya akan semakin tinggi juga artinya
keduanya berbanding lurus. Akan tetapi pada grafik terlihat datar
dikarenakan daya outputnya tidak mengalami kenaikan.
4.2 Motor Diesel
A. Data Hasil Pengujian
Tabel 4. Data Hasil Pengujian Mesin Diesel

Putaran W h hg T
No
(rpm) (newton) (m) (cc) (sekon)
0,01
1 4002 12 5 35,31
0
0,01
2 4871 14 5 33,57
2
0,01
3 5183 16 5 30,34
4
0,01
4 6134 18 5 27,44
6
0,01
5 6998 20 5 25,81
8
0,02
6 7351 22 5 23,63
0
0,02
7 7998 24 5 21,65
2
0,02
8 8150 26 5 20,42
4
0,02
9 8701 28 5 19,57
6
0,02
10 8977 30 5 18,83
8

B. Perhitungan Motor Diesel


1. Untuk putaran 4150 rpm
Torsi mesin:

T = W .R
T = 12 x 0,235
T = 2,82 Nm
Daya mesin:

P = T x dan
= 2n / 60
Sehingga:
P=T x
P= 2,82 x (2 x 3,14 x 4002 / 60)
= 1181,23 watt

Kecepatan aliran udara:

v = 2a .g . h
u

= 2 x1,774x9,8x0,0 1
995,8
= 0,018 m/s

Konsumsi udara:
Mu= .Av.v
Mu= 1,774 x 6,6052 . 10-4 x 0,015
= 1,18 . 10-5 kg/s

Konsumsi bahan bakar:

hg A g
Qf =
t
5 8,2958
= 35,31
=1,0838 cm3/s

Konsumsi bahan bakar spesifik:


SFC=Qf / P
= 1,0838 / 1181,23

= 0,00091752 cm3/J

2. Untuk putaran 4850 rpm


Torsi mesin:

T = W .R
T = 14 x 0,235
T = 3,29 Nm
Daya mesin:
P = T x dan
= 2n / 60

Sehingga:
P=T x
P = 3,29 x (2 x 3,14 x 4871 / 60)
= 1677,34 watt

Kecepatan aliran udara:

v = 2a .g . h
u

= 2 x1,774x9,8x 0,012
995,8
= 0,017 m/s

Konsumsi udara:
Mu= .Av.v
Mu= 1,774 x 6,6052 . 10-4 x 0,017
= 1,30 . 10-5 kg/s

Konsumsi bahan bakar:

hg Ag
Qf =
t
5 8,2958
= 33,57
=1,23cm3/s

Konsumsi bahan bakar spesifik:


SFC=Qf / P
= 1,23 / 1677,34

= 0,000737 cm3/J

3. Untuk putaran 5150 rpm


Torsi mesin:

T = W .R
T = 16 x 0,235
T = 3,76 Nm
Daya mesin:

P = T x dan
= 2n / 60
Sehingga:
P=T x
P=3,76 x (2 x 3,14 x 5183 / 60)
= 2039,75 watt

Kecepatan aliran udara:

v = 2a .g . h
u

= 2 x1,774x9,8x 0,014
995,8
= 0,018 m/s

Konsumsi udara:
Mu= .Av.v
Mu= 1,774 x 6,6052 . 10-4 x 0,018
= 1,40 . 10-5 kg/s

Konsumsi bahan bakar:

hg Ag
Qf =
t
5 8,2958
= 30,34
=0,820 cm3/s

Konsumsi bahan bakar spesifik:


SFC=Qf / P
= 0,820 / 2039,75

= 0,000402 cm3/J

4. Untuk putaran 5850 rpm


Torsi mesin:
T = W .R
T = 18x 0,235
T = 4,23 Nm
Daya mesin:

P = T x dan
= 2n / 60
Sehingga:
P=T x
P=4,23 x (2 x 3,14 x 6134 / 60)
= 2715,767watt

Kecepatan aliran udara:

v = 2a .g . h
u

= 2 x1,774x9,8x 0,016
995,8
= 0,019 m/s

Konsumsi udara:
Mu= .Av.v
Mu= 1,774 x 6,6052 . 10-4 x 0,019
= 1,49 . 10-5 kg/s

Konsumsi bahan bakar:

hg A g
Qf =
t
5 8,2958
= 27,44
=1,511cm3/s

Konsumsi bahan bakar spesifik:


SFC=Qf / P
= 1.511 / 2715,767

= 0,00056 cm3/J

5. Untuk putaran 6150 rpm


Torsi mesin:

T = W .R
T = 20 x 0,235
T = 4,7 Nm
Daya mesin:

P = T x dan
= 2n / 60
Sehingga:
P=T x
P=4,34 x (2 x 3,14 x 6998 / 60)
= 3178,86 watt

Kecepatan aliran udara:

v = 2a .g . h
u

= 2 x1,774x9,8x 0,018
995,8
= 0,020 m/s

Konsumsi udara:
Mu= .Av.v
Mu= 1,774 x 6,6052 . 10-4 x 0,020
= 1,58 . 10-5 kg/s

Konsumsi bahan bakar:

hg A g
Qf =
t
5 8,2958
= 25,81
=1,607 cm3/s

Konsumsi bahan bakar spesifik:


SFC=Qf / P
= 1,607 / 3178,86

= 0,00051 cm3/J

6. Untuk putaran 6850 rpm


Torsi mesin:
T = W .R
T = 22 x 0,235
T = 5,17 Nm
Daya mesin:

P = T x dan
= 2n / 60
Sehingga:
P=T x
P=5,17 x (2 x 3,14 x 7315/ 60)
= 3958,34 watt

Kecepatan aliran udara:

v = 2a .g . h
u

= 2 x1,774x9,8x 0,02
995,8
= 0,021 m/s

Konsumsi udara:
Mu= .Av.v
Mu= 1,774 x 6,6052 . 10-4 x 0,021
= 1,67 . 10-5 kg/s

Konsumsi bahan bakar:

hg A g
Qf =
t
5 8,2958
= 23,63
=1,756 cm3/s

Konsumsi bahan bakar spesifik:


SFC=Qf / P
= 1,756 / 3958,34

= 0,000443 cm3/J

7. Untuk putaran 7150 rpm


Torsi mesin:
T = W .R
T = 24 x 0,235
T = 5,64 Nm
Daya mesin:

P = T x dan
= 2n / 60
Sehingga:
P=T x
P=5,64 x (2 x 3,14 x 7998 / 60)
= 4721,37

Kecepatan aliran udara:

v = 2a .g . h
u

= 2 x1,774x9,8x 0,022
995,8
= 0,022 m/s

Konsumsi udara:
Mu= .Av.v
Mu= 1,774 x 6,6052 . 10-4 x 0,022
= 1,75 . 10-5 kg/s

Konsumsi bahan bakar:

hg A g
Qf =
t
5 8,2958
= 21,65
=1,916 cm3/s

Konsumsi bahan bakar spesifik:


SFC=Qf / P
= 1,916 / 4721,37

= 0,00041 cm3/J

8. Untuk putaran 7850 rpm


Torsi mesin:
T = W .R
T = 26 x 0,235
T = 6,11 Nm
Daya mesin:

P = T x dan
= 2n / 60
Sehingga:
P=T x
P=6,11 x (2 x 3,14 x 8105 / 60)
= 5183,26 watt

Kecepatan aliran udara:

v = 2a .g . h
u

= 2 x1,774x9,8x 0,024
995,8
= 0,023 m/s

Konsumsi udara:
Mu= .Av.v
Mu= 1,774 x 6,6052 . 10-4 x 0,023
= 1,83 . 10-5 kg/s

Konsumsi bahan bakar:

hg Ag
Qf =
t
5 8,2958
= 20,42
=2,031 cm3/s

Konsumsi bahan bakar spesifik:


SFC=Qf / P
= 2,031 / 5183,26

= 0,00039 cm3/J

9. Untuk putaran 8150 rpm


Torsi mesin:

T = W .R
T = 28x 0,235
T = 6,58 Nm
Daya mesin:

P = T x dan
= 2n / 60
Sehingga:
P=T x
P=6,58 x (2 x 3,14 x 8701 / 60)
= 5992,44 watt

Kecepatan aliran udara:

v = 2a .g . h
u

= 2 x1,774x9,8x 0,025
995,8
= 0,024 m/s

Konsumsi udara:
Mu= .Av.v
Mu= 1,774 x 6,6052 . 10-4 x 0,024
= 1,87 . 10-5 kg/s

Konsumsi bahan bakar:

hg A g
Qf =
t
5 8,2958
= 19,57
=2,12cm3/s

Konsumsi bahan bakar spesifik:


SFC=Qf / P
= 2,12 / 5992,44

= 0,00035 cm3/J

10. Untuk putaran 8850 rpm


Torsi mesin:

T = W .R
T = 30 x 0,235
T = 7,05 Nm
Daya mesin:

P = T x dan
= 2n / 60

Sehingga:
P=T x
P=7,05 x (2 x 3,14 x 8977 / 60)
= 6624,13 watt

Kecepatan aliran udara:

v = 2a .g . h
u

= 2 x1,774x9,8x 0,027
995,8
= 0,025 m/s

Konsumsi udara:
Mu= .Av.v
Mu= 1,774 x 6,6052 . 10-4 x 0,025
= 1,94 . 10-5 kg/s

Konsumsi bahan bakar:

hg A g
Qf =
t
5 8,2958
= 18,83
=2,203 cm3/s

Konsumsi bahan bakar spesifik:


SFC=Qf / P
= 2,203 / 6624,13

= 0,00033 cm3/J

Putaran Torsi Daya Konsumsi Konsumsi


(rpm) (Nm) (Watt) Bahan Bahan Bakar
Bakar Spesifik
(cm3/s) (cm3/J)
4002 2,82 1181,23 1,0838 0,00091752
4871 3,29 1677,34 1,23 0,000737
5183 3,76 2039,75 0,820 0,000402
6134 4,23 2715,767 1,511 0,00056
6998 4,7 3178,86 1,607 0,00051
7351 5,17 3958,34 1,756 0,000443
7998 5,64 4721,37 1,916 0,00041
8150 6,11 5183,26 2,031 0,00039
8701 6,58 5992,44 2,12 0,00035
8977 7,05 6624,13 2,203 0,00033

C. Pembahasan

Percobaan kali ini adalah percobaan untuk menguji kerja motor diesel.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui konsumsi bahan bakar, konsumsi bahan
bakar spesifik, daya output, dan torsi dari mesin diesel terhadap perubahan
putaran mesin (rpm). Pengujian dilakukan sebanyak sepuluh kali dari putaran
4002 rpm sampai 8977 rpm.
Untuk hubungan antara torsi dengan rpm dapat dilihat pada grafik dibawah
ini.

Grafik Hubungan Torsi dengan Putaran Mesin


8
7
6
5

Torsi (Nm) 4
3
2
1
0
4002 4871 5183 6134 6998 7351 7998 8150 8701 8977

Putaran Mesin (rpm)

Gambar 4.4. Grafik Hubungan AntaraTorsi (T) dengan Putaran (n)


Untuk hubungan antara torsi dengan putaran mesin yaitu torsinya terus
meningkat dari putaran 4002 rpm-8977 rpm.
Untuk selanjutnya kita akan melihat hubungan antara daya output terhadap
putaran mesin yaitu sebagai berikut

Grafik Hubungan Daya Output Dengan Putaran


7000
6000
5000
4000
Daya Output (Watt) 3000
2000
1000
0

Putaran Mesin (rpm)

Gambar 4.5 Grafik Hubungan AntaraDaya Output (Pout) dengan Putaran (n)

Dari hasil pehitungan untuk putaran mesin 4002 rpm, 4871 rpm, 5183 rpm
6134 rpm, 6998 rpm, 7351 rpm, 7998 rp, 8150 rpm, 8710 rpm, dan 8977 rpm
didapatkan daya output secara berturur-turut sebesar 1000 watt, 2000 watt, 3000
watt, 4000 watt, 5000 watt, 6000 watt,7000 watt, Jadi semakin besar rpmnya
semakin besar juga daya outputnya, dan juga sebaliknya semakin rendah rpm nya
semakin rendah pula daya outputnya.
Pada tujuan percobaan yang ketiga adalah mengetahui konsumsi bahan bakar
persatuan waktu terhadap putaran mesinnya, dan hasilnya adalah sebagai berikut.
Grafik Hubungan Konsumsi Bahan Bakar Dengan Putaran Mesin)
2.5

1.5

Konsumsi Bhan Bakar (cm3/s) 1

0.5

Putaran Mesin (rpm)

Gambar 4.6 Grafik Hubungan Antara konsumsi bahan bakar cm3/s) dengan
Putaran (n)

Untuk konsumsi bahan bakar terus meningkat seiring naiknya putaran mesin,
dan perubahannya mendekati linier, kecuali pada saat putaran 5183 rpm, terjadi
penurunan konsumsi bahan bakar yang cukup signifikan, dengan kata lain
semakin tinggi putaran mesinya maka akan semakin boros pemakaian bahan
bakarnya dan juga sebaliknya semakin pelan putaran mesin semakin irit
pemakaian bahan bakarnya.
Dan yang terakhir yaitu hubungan antara konsumsi bahan bakar spesifik
terhadap putaran mesin. Konsumsi bahan bakar spesifik adalah berapa centimeter
kubik bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi sebesar satu
joule.,dan hasilnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik Hubungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Dengan Putaran Mesin
0
0
0
0
0
0
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (cm3/J) 0
0
0
0
0

Putaran Mesin (rpm)

Gambar 4.5 Grafik Hubungan AntaraKonsumsi Bahan Bakar Spesifik (cm3/J)


dengan Putaran (n)

Dari grafik diatas konsumsi bahan bakar terhadap putaran mesin relatif linier
menurun, meskipun pada putara 5183 rpm grafik nya menurun secara drastis,
namun secara umum grafik nya dapat dikatakan linier, sehingga hubungan antara
bahan bakar spesifik dengan putaran mesin adalah berbanding terbalik.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
A. Motor bensin
1. Daya output berbanding lurus dengan konsumsi bahan bakar
persatuan waktu, artinya semakin besar daya outputnya maka
semakin besar konsumsi bahan bakarnya. Namun dalam
praktikum kali ini terjadi kesalahan pada pengukuran waktu
yang disebabkan gelas ukur miring dan tersenggol sehingga
mempengaruhi pehitungan nilai konsumsi bahan bakarnya.
2. Daya output berbanding terbalik dengan konsumsi bahan
bakar spesifik. Artinya semakin besar daya output yang
digunakan maka konsumsi bahan bakar spesifiknya akan
semakin kecil dan juga sebaliknya.Namun dalam praktikum
kali ini terjadi kesalahan padaalat pengukur arus listrik
sehingga mempengaruhi nilai konsumsi bahan bakar spesifik
dan daya outputnya.
3. Daya output berbanding lurus dengan efisiensi mesin. Artinya
semakin besar daya output yang dapat dikeluarkan mesin
maka semakin tinggi efisiensi mesin tersebut.
4. Semakin banyak lampu atau beban yang digunakan maka
putaran mesin akan semakin lambat.
5. Jumlah beban berbanding lurus dengan konsumsi bahan
bakar pesatuan waktu. Artinya dengan beban yang lebih
banyak konsumsi bahan bakar persatuan waktu akan semakin
besar juga.
6. Tetapi jumlah beban berbanding terbalik dengan konsumsi
bahan bakar spesifik. Berarti semakin besar jumlah bebanya
maka jumlah konsumsi bahan bakar spesifiknya akan semakin
rendah

7. Jumlah beban berbanding lurus dengan efisiesi mesin. Artinya


semakin banyak beban pada generator maka akan lebih
efisien
B. Motor diesel
1. Putaran mesin berbanding lurus dengan torsi, artinya semakin
tinggi rpm suatu mesin maka torsinya juga akan semakin
besar.
2. Putaran mesin berbanding lurus dengan daya otput, jadi
semakin tinggi putaran mesin maka daya outputnya juga akan
semakin besar.
3. Putaran mesin berbanding lurus dengan konsumsi bahan
bakar persatuan waktu. Artinya semakin tinggi putaran mesin
maka konsumsi bahan bakarnya juga semakin meningkat.
4. Putaran mesin berbanding terbalik dengan konsumsi bahan
bakar spesifik.
5. Pada grafik hubungan antara putaran mesin dengan konsumsi
bahan bakar dan konsumsi bahan bakar spesifik terjadi
ketidakstabilan pada putaran 5183 rpm.

6. Konsumsi bahan bakar spesifik menurun seiring dengan


bertambahnya putaran mesin, ini menunjukan bahwa
efesiensi penggunaan bahan bakar mengalami peningkatan
berbanding lurus dengan hasil daya output yang lebih besar.

5.2 Saran
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan harus
menguasai materi praktikum.
2. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya alat diperiksa terlebih
dahulu. Karena alat sangat mempengaruhi data dalam
perhitungan
3. Praktikan harus teliti dalam pengambilan data agar dalam
perhitungan diperoleh data yang lebih akurat.
4. Sebaiknya diameter gelas ukur diperkecil lagi, agar penurunan
bahan bakar lebih cepat sehingga penentuan waktunya dapat
lebih akurat.
5. Sebaiknya dalam praktikum disediakan alat yang baik dan akurat
sehingga memudahkan hasil pengukuran serta mendapatkan hasil
yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2003. Motor Bakar Untuk Mobil. Jakarta : Trineka Cipta

Subagyo Rachmat, MT. Panduan Praktikum Dasar Mesin. 2013.


Universitas Lambung Mangkurat: Banjarbaru.

http://www.scribd.com/doc/6904693/Mesin-2-langkah
http://okasatria.blogspot.com/2007/11/otomotive-info-mengenal-motor-
bakar.html

http://id.shvoong.com/tags/motor-bensin-dan-motor-diesel

http://blogneforfree.blogspot.com/2010/04/cara-kerja-mesin-diesel-
terlengkap.html

Anda mungkin juga menyukai