Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia
PENDAHULUAN
1
khalifah (wakil Allah), manusia akan dituntut suatu pertanggung
jawaban amanah di akhirat kelak. Bagi mereka yang berbuat baik maka
mereka akan memetik kebaikan pula.
B. KAJIAN AL-QURAN
1. Ayat tentang SDI
a. Surah At-Tiin ayat 4
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya.(QS.95:4)
2
masukkan kedalam Neraka, maka sungguh telah engkau binarkan ia,
dan tidak ada lagi orang-orang yang zhalim seorang penolong-pun.
(QS.3:192). Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan)
yang menyeru kepada iman, (yaitu): Berimanlah kamu kepada Rabb-
mu; maka kamipun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami
dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami
dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.(QS. 3:193).
Ya Rabb kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada
kami dengan perantaraan Rasul-Rasul Engkau. Dan janganlah Engkau
binakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi
janji. (QS. 3:194)
2. Tafsir Ayat
(Tafsir diambil dari Tafsir Ibnu Katsiir, oleh DR. Abdullah bin
Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh, Cetakan 1, Th 1414
H 1994 M, Jilid II)
a. Tafsir surah At-Tiin ayat 4
Firman Allah Taala {
}
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya, dengan perawakan yang sempurna serta
beranggotakan badan yang normal
3
Terkadang ada malam yang lebih panjang dan siang yang pendek. Lalu
masing-masing menjadi seimbang. Setelah itu, salah satunya
mengambil masa dari yang lainnya sehingga yang terjadi pendek
menjadi lebih panjang, dan yang diambil menjadi pendek yang
sebelumnya panjang.
4
Maksudnya, mereka tidak putus-putus berdzikir dalam semua
keadaan, baik dengan hati maupun dengan lisan mereka.
Dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi. Maksudnya, mereka memahami apa yang terdapat
pada keduanya (langit dan bumi) dari kandungan hikmah yang
menunjukkan keagungan al-Khaliq (Allah), kekuasaan-Nya, keluasan
ilmu-Nya, hikmah-Nya, pilihan-Nya, juga rahmat-Nya.
5
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) dilangit dan
di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling
daripadanya. Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepda
Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan
sembahan-sembahan lain). (QS. Yusuf: 105-106)
6
yang zhalim seorang penolongpun. Yaitu pada hari kiamat kelak,
mereka tidak akan mendapatkan perlindungan dari-Mu dan mereka
tidak dapat menghindar dari apa yang Engkau kehendaki terhadap
mereka.
7
Maimunah, istri Nabi, sekaligus bibirnya (Ibnu Abbas) sendiri, ia
berkata, lalu aku membaringkan diri di bagian pinggir tempat tidur,
sedangkan Rasulullah SAW dan keluarganya membaringkan diri
dibagian tengahnya. Maka beliaupun tidur. Dan pada pertengahan
malam, tak lama sebelum atau sesudah pertengahan malam,
Rasulullah Saw bangun dari tidurnya, lalu beliau mengusap wajahnya
dengan tangan beliau. Kemudian beliau membaca sepuluh ayat
terakhir dari surat Ali Imran. Selanjutnya beliau menuju ke tempat air
yang tergantung di dinding dan beliau berwudhu dan
menyempurnakannya. Setelah itu beliau mengerjakan shalat.
8
Setelah itu beliau berdoa:
Kami pun menjawab : Ini Abdullah bin umar dan Ubaid bin
Umair.
9
yang mengagumkanmu dari apa yang pernah engkau saksikan dari
Rasulullah.
10
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda orang yang
berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ya Rabb kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa Neraka. Selanjutnya beliau bersabda:
Celaka bagi orang yang membaca ayat-ayat ini lalu ia tidak
memikirkan apa yang ada didalamnya.
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Hibban
dalam kitab Shahihnya.
C. KAJIAN HADITS
1. Hadits tentang SDI
Hadits yang digunakan adalah hadits muslim no 3084/1631, tentang
amal shalih.
2. Sanad Hadits
234
11
240
244
180
-
57
()
Kesimpulan sanad:
3. Matan Hadits
a. Terjemah hadits
Jika seorang manusia mati, terputus darinya amalnya kecuali
dari 3 (perkara) : Shodaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat,
atau anak sholeh yang berdoa baginya. (HR.Muslim)
b. Perbandingan hadits
12
Perbandingan :
perbandingan hadits riwayat diatas, yaitu HR.Muslim dan At-
Tirmidzi tidak terlalu jauh, bahkan dapat dikatakan sama. Karena yang
membedakan kedua hadits diatas hanya terletak pada hurufnya saja.
HR. Muslim menggunakan kata atau sedangkan At-Tirmidzi
menggunakan kata Dan. Yaitu pada:
1. HR. Muslim :
2. At Tirmidzi :
c. Syarah al - Hadits
Terjemah :
13
dan kejelasan cukup dengan memilih ilmu yang bermanfaat dan doa akan
sampai pada mayyit. Begitupula Shadaqoh. Keduanya berkumpul
begitupula dengan mengganti hutang seperti yang di jelaskan, adapun
haji dalam persetujuan syafii boleh diganti. Dan ini termasuk dalam
mengganti hutang jika haji wajib, jika sukarela atau ada wasiat. Itu dari
bab wasiyat. Adapun jika meninggal dan masih ada tanggungan puasa,
maka wali berpuasa atas namanya. Dan masalah ini dibahas di kitab
puasa. Adapun membaca al-Quran dan menjadikan pahala untuk mayit,
shalat dan sejenisnya, menurut madzhab syafii dan jumhur ulama, tidak
akan sampai kemayat. Dan itupun terdapat perbedaan. Seperti yang telah
dijelaskan diawal.
14
Yaitu Shodaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak
sholeh yang berdoa baginya.
15
Salah satu ajaran islam sesungguhnya adalah tentu
memanfaatkan akal pikiran yang Allah anugrahi tersebut untuk
berjihad yaitu berjuang untuk mencapai kemuliaan yang Allah
janjikan dengan cara berpikir dan berpikir tentang semua yang Allah
sediakan serta Allah berikan.
Dengan berpikir kita akan mendapatkan banyak ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang kita miliki sebaiknya
dibagikan kepada orang lain. Agar ilmu yang kita dapatkan
bermanfaat.
Ilmu merupakan kunci utama manusia dalam menjalani
kehidupan dibumi, sadar atau tidak, segala hal yang kita lakukan
dalam kehidupan sehari-hari pun tidak bisa lepas dari ilmu.
Dengan mengikat pada suatu ilmu, seseorang mampu
melakukan hal yang dianggap bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain dengan implementasi (penerapan) pengetahuan yang dimiliki.
Manfaat ilmu tidak hanya dirasakan oleh perorangan saja akan
tetapi lingkungan sekitar bahkan masyarakat luas dapat terkena
percikan manfaat dari ilmu yang dimiliki seseorang.
Ilmu akan bermanfaat jika kita sendiri terlebih dahulu
mengamalkannya. Kemudian kita ajarkan pada orang lain. Jika orang
yang kita ajarkan itu juga mengamalkan ilmunya, insyaAllah kita
akan mendapat pahala meski kita telah tiada. Sebagaimana hadits
berikut:
Jadi, kita sbagai sumberdaya insani seharusnya selalu berdzikir
dan berfikir akan kekuasaan Allah dengan cara mengamalkan ajaran
yang diperintahkan oleh Allah dan Rasulnya, untuk kehidupan kita
diakhirat sebelum kita meninggalkan dunia dan hidup di akhirat
terdapat 3 amal sholih yang bisa kita lakukan yaitu Shodaqoh
jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang berdoa
baginya.
SDM/SDI terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia.
Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan
daya fisiknya. SDI menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang
dilakukan.
16
Manusia mempunyai unsur yang lengkap, selain dibekali
dengan nafsu juga diberikan akal untuk berfikir, sehingga ia bebas
menentukan jalan mana yang akan dipilih, jalan taqwa atau jalan
fujur yang di haramkan kepadanya potensi lain yang ada pada
manusia rasio/pemikiran, kalbu/hati, ruh/jiwa dan jasmani/raga.
Manusia telah Allah istimewakan dengan akal, kesanggupan
membedakan dan menerima ilmu pengetahuan serta membuat
gagasan yang menjadikannya mampu menguasai alam, di samping
itu ia pun punya kemampuan dan jangkauan untuk meraih
segalanya.
SDI ialah manusia sebagai sumber daya penggerak suatu
proses produksi, harus mempunyai karakteristik atau sifat yang di
ilhami dari shifatul anbiya atau sifat sifat para nabi. Sifat sifat
tersebut yaitu: Shiddiq (benar), itqan (professional), Fathanah
(cerdas), amanah (terpercaya) dan Tabligh (menyampaikan).
Ibnu Arabi berkata bahwa tidak ada bagi Allah suatu makhluk
yang lebih indah dari pada manusia karena sesungguhnya Allah
menciptakan manusia yang hidup, berpengetahuan,
berkemampuan, berkehendak, berbicara, mendengar, melihat,
mengurusi dan bijaksana.
Kebanyakan manusia menganggurkan anugerah akal yang
dimilikinya, mempunyai mata hanya untuk melihat tetapi tidak
untuk memperhatikan. Mempunyai perasaan hanya untuk
merasakan tetapi tidak untuk menyadari, atau mempunyai telinga
hanya untuk mendengar tetapi tidak untuk mendengarkan. Kondisi
seperti ini tidak dianjurkan oleh islam terhadap umatnya. Justru
islam menceritakan manusia untuk menghargai akalnya. Salah
satunya dengan menggunakan akal dalam mengimani keberadaan
al-khalik, tidak dibangun atas dasar taklid (asal mengikuti saja).
Karena pentingnya aktivitas berfikir, para sahabat sampai
mengaitkannya dengan keimanan. Hal ini mendorong kaum
muslimin untuk mempelajari, memahami, dan mempraktikkan ilmu-
ilmu yang mereka tuntut. baik ilmu agama maupun pengetahuan
17
dan tekhnologi. Termasuk memahami hadits amal shalih dan surah
al Imraan diatas.
18