Anda di halaman 1dari 4

LIMBAH MEDIS PUSKESMAS

A. Latar belakang
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Depkes RI, 2002).
Puskesmas merupakan sarana kesehatan terdepan yang berfungsi sebagai penggerak
pembangunaan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan pelayanaan langsung kepada
masyarakat.
Sebagai sarana pelayanan umum Puskesmas wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan
yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan (Kepmenkes RI, 2006).
Operasional pusat layanan kesehatan akan selalu menimbulkan sampah medis yang apabila
tidak didukung perencanaan dan pengelolaan yang matang akan berpotensi menimbulkan dampak
terhadap masyarakat dan lingkungan hidup. Sampah medis adalah suatu material yang sangat
berbahaya. Tanpa operasioanal yang layak dalam penanganan, perlakuan dan pengolahan/
pembuangan, sampah medis justru berpotensi menimbulkan bahaya seperti tersebarnya penyakit,
teracuninya penduduk sekitar, hewan piaraan dan hewan liar, tanaman bahkan seluruh ekosistem.
Limbah yang dihasilkan dalam bentuk padat, cair, dan gas. Limbah padat adalah semua
limbah yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan puskesmas yang terdiri dari limbah medis
padat (sampah medis) dan non-medis. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari
limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah
kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi (Kepmenkes RI, 2004).
Penyebaran penyakit melalui sampah yang terinfeksi merupakan tantangan terbesar
dalam penanganan sampah medis. Jika sampah medis tidak tertangani dengan baik dalam artian
organisme patogen dalam sampah tidak dihilangkan/dimatikan, berbagai vektor penyakit
mikrokopik seperti virus, bakteri, parasit maupun fungi akan tetap berada dalam sampah medis dan
berpotensi menyebarkan berbagai penyakit. Berbagai vektor ini dapat masuk kedalam tubuh
melalui luka di permukaan kulit maupun membran mukosa seperti rongga mulut. Dalam hal ini
orang orang yang berhubungan langsung dengan sampah medis seperti pekerja kesehatan, staf
kebersihan, pasien, pembesuk, petugas sampah, pemulung sampai dengan orang yang melakukan
daur ulang material medis akan berada dalam resiko yang lebih besar.
B. Pembahasan dan analisa data
1. Teori tentang sampah
a. Pengertian sampah
Limbah medis adalah hasil buangan dari suatu aktivitas medis. Limbah medis harus
sesegera mungkin diolah setelah dihasilkan dan penyimpanan menjadi pilihan terakhir jika
limbah tidak dapat langsung diolah. Faktor penting dalam penyimpanan limbah medis
adalah melengkapi tempat penyimpanan dengan penutup, menjaga areal penyimpanan
limbah medis tidak tercampur dengan limbah non-medis, membatasi akses lokasi, dan
pemilihan tempat yang tepat
b. Penggolongan sampah
Sampah layanan kesehatan mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalasi
kesehatan, fasilitas penelitian dan laboratorium. Klasifikasi limbah berbahaya yang
berasal dari layanan kesehatan ini terdiri dari :
1) Kategori sampah (limbah) infeksius
2) Kategori sampah patologis
3) Limbah yang mengandung bahan farmasi.
4) Kategori sampah genotoksik
5) Kategori sampah kimia
6) Sampah yang mengandung logam berat
7) Sampah kemasan bertekanan
8) Sampah radioaktif
Sumber Sampah Medis
Setiap unit di dalam puskesmas menghasilkan limbah dengan karakteristik berbeda sesuai
dengan jenis sumbernya. Pada dasarnya sumber limbah medis puskesmas berasal dari
Unit poliklinik, rawat inap, Unit layanan kesehatan lain, Laboratorium, Unit farmasi dan
penyimpanan bahan kimia, Unit Gawat Darurat, Unit penunjang berupa sampah umum
saja.
c. Dampak sampah
Sampah rumah sakit memiliki potensi dampak penting terhadap penurunan kualitas
maupun secara langsung memiliki potensi bahaya bagi kesehatan masyarakat. Dampak
yang dapat ditimbulkan bila tidak ditangani secara baik antara lain
1. Infeksi nosokomial
2. Gangguan kesehatan
3. Pencemaran lingkungan
4. Gangguan pekerjaan
5. Gangguan estetika dan kenyamanan
6. Gangguan ekonomi
2. Analisa masalah sampah puskesmas
a. Masalah penumpukan limbah medis
Penulis telah menguraikan diatas mulai dari pengertian Puskesmas, tentang limbah
medis dan dampaknya. Bila kita melihat pengertian puskesmas yang merupakan ujung
tombak dari pelayanan kesehatan ini berarti bahwa puskesmas mempunyai peran penting
dalampenangan penyakit mulai dari level promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
sehingga sangat aneh kita lihat kalau puskesmas yang seharusnya tempat yang aman dari
penyakit malah menjadi tempat timbulnya penyakit. Puskesma juga seharusnya menjadi
contoh bagi masyarakat mengenai pengelolaan lingkungan yang baik agar masyarakat
mempunyai indikator lingkungan yang sehat yang seharusnya seperti apa bukan malah
menjadi contoh yang buruk bagi masyarakat sehingga masyarakat menjadi punya alasan
untuk tidak berubah akibat pengelolaan lingkungan yang kurang baik di puskesmas.
Di atas juga telah diuraikan bahwa limbah medis merupakan limbah yang dihasilkan
dari tindakan medis yang tentunya apabila tidak di kelola dengan baik akan menimbulkan
dampak buruk bagi lingkungan maupun langsung keindividu. Diatas juga di sebutkan
beberapa dampak dari limbah medis mualai dari dampaknya bisa menimbulkan penyakit
dan juga mengganggu pemandangan puskesmas itu sendiri.
b. Dimana penumpukan limbah medis terjadi
Penumpukan limbah medis terjadi di Puskesmas Totoli yang merupakan salah satu
puskesmas yang ada di Kab. Majene, dimana Puskesmas Totoli juga merupakan salah satu
ujung tombak masalah kesehatan di Majene
c. Kapan penumpukan limbah medis terjadi
Masalah penumpukan sampah medis di Puskesmas seiring dengan peningkatan kunjungan
pasien ke Puskesmas, dimana samapah medis akan menumpuk jika pasien yang datang
banyak. Jadi mengenai waktu tidak menentu masalah penumpukan sampah medis ini.
d. Siapa yang bertanggung jawab
Masalah lingkungan yang dibahas di atas merupkan tanggung jawab setiap level struktur
dalam Puskesmas yang membutuhkan kerjasama yang baik agar masalah ini bisa
diselesaikan dengan baik. Mulai dari yang menduduki puncak organisasi Puskesmas
bagaimana mencari cara agar bisa merubah perilaku membuang sampah medis dengan
baik. Kemudian anggota dalam organisasi Puskesmas tersebut menyadari bahwa perilaku
membuang sampah medis yang kurang baik merupakan pencemaran lingkungan yang
akan berdampak pada timbulnya penyakit. Sehingga proses dalam organisasi berjalan
dengan baik dan hasinya juga baik serta dampak yang baik dari proses itu bisa dirasakan
oleh lingkungan sekitar puskesmas
e. Mengapa penumpukan bisa terjadi
Masalah penumpukan limbah medis ini selain pengolahan sampah medis yang masih
kurang namun juga perilaku petugas kesehatan yang mendukung terjadinya masalah ini,
dimana yang kami perhatikan selama ini bahwa petugas kesehatan membuang sampah
medis digabung dengan sampah non medis.
f. Bagaimana mengatasi masalah penumpukan limbah medis
Menurut penulis langkah yang seharusnya diambil Puskesmas adalah memberlakukan
reward anda punishment. Jadi pelaku pembuangan sampah medis yang tidak baik akan
mendapatkan punishment dan bagi yang mematuhi aturan pembuangan sampah medis
yang baik akan mendapatkan reward dengan kata lain hadiah. Karena dalam teori
perubahan perilaku bahkan telah dilakukan penelitian telah disebutkan bahwa salah satu
cara merubah perilaku adalha dengan memberikan hukuman dan penghargaan. Sehingga
masalah ini bisa terselesaikan dan berdampak pada lingkungan Puskesmas yang sehat dan
menyehatkan bagi pengunjung maupun petugas kesehatan itu sendiri.
Referensi pengelolaan limbah medis yang baik
1. Penimbulan
Penimbulan sampah medis merupakan unsur pertama dari pengelolaan sampah, karena
pada saat inilah aktivitas dihasilkannya sampah medis. Salah satu langkah pokok
pengelolaan sampah adalah menentukan jumlah sampah yang dihasilkan. Penentuan
jumlah sampah dapat menggunakan ukuran atau berat /volume
2. Penampungan sementara
Setiap unit di Puskesmas sebaiknya disediakan tempat penyimpanan dengan bentuk,
ukuran dan jumlah yang disesuaikan dengan jenis dan jumlah sampah serta kondisi
setempat. Hendaknya sampah tidak dibiarkan di tempat tersebut terlalu lama karena
bila terlalu lama atau lebih dari tiga hari akan dapat menimbulkan bau dan menjadi
tempat berkembangbiak lalat.
3. Pengumpulan
Pengumpulan sampah adalah upaya mengumpulkan sampah yang berasal dari berbagai
sumber penghasil sampah pada tempat tertentu yang selanjutnya disebut tempat
pengumpulan sementara, sebelum sampah diangkut dan dibuang ke tempat
pembuangan akhir.
4. Pengangkutan
Pengangkutan sampah dimulai dengan pengosongan bak sampah di setiap unit dan
diangkut ke pengumpul lokal atau tempat pemusnahan.
5. Pembuangan dan pemusnahan sampah
Pembuangan dan pemusnahan sampah dapat ditempuh melalui dua alternatif (Depkes
RI, 1997)yaitu :
a. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis dijadikan satu.
Dengan demikian pihak rumah sakit harus menyediakan sarana yang memadai.
b. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis secara terpisah.
Pemusnahan ini dimungkinkan apabila Dinas Kebersihan dapat diandalkan
sehingga beban Puskesmas tinggal memusnahkan sampah medis.

Anda mungkin juga menyukai