Anda di halaman 1dari 12

1

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Pendekatan Kontekstual


(Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas VIII SMP Harapan Taruna, Bogor)

Siti Chodijah1

ABSTRAK

Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu proses pembelajaran dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Agar tujuan tersebut tercapai, guru hendaknya menerapkan variasi
pendekatan. Kurangnya variasi pendekatan mengakibatkan pembelajaran membosankan,
pembelajaran monoton, dan kurang termotivasi. Seperti dalam pembelajaran menulis puisi yang
biasa. Akhirnya, siswa kurang mengembangkan imajinasinya merangkai kata-kata indah dalam
sebuah puisi. Adapun tujuan dari penelitian tersebut, yaitu untuk mengetahui peningkatan
keterampilan menulis puisi melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas VIII di SMP Harapan
Taruna Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research).
Responden penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Harapan Taruna Bogor sebanyak 28 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan tes menulis.Tes tersebut ditujukan untuk mengetahui
peningkatan siswa dalam menulis puisi. Hasil penelitian menemukan bahwa terjadi peningkatan
keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Harapan Taruna Bogor. Tes awal menunjukkan
bahwa siswa berada pada interpretasi kurang berhasil dalam menulis puisi dengan ditunjukkan
pada angka 46%. Setelah dilakukan perlakuan pada siklus pertama, terjadi peningkatan menjadi
61% atau taraf cukup berhasil. Peningkatan terjadi sebesar 33% antara tes awal dan siklus pertama.
Berdasarkan perkembangan siklus pertama, peneliti melanjutkan perlakuan di siklus kedua. Hasil
siklus kedua mengalami peningkatan cukup signifikan, yaitu berada di tingkat berhasil pada angka
80%. Peningkatan terjadi sebesar 31,1% antara siklus pertama dan siklus kedua. Hasil pengamatan
melalui format ceklis guru untuk kegiatan belajar mengajar menunjukkan bahwa pada kegiatan
belajar mengajar siklus pertama sebesar 72,2%, sedangkan siklus kedua sebesar 84%. Hasil
pengamatan untuk jurnal riset pada siklus pertama sebesar 73%, sedangkan siklus kedua 89%.
Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menulis puisi
siswa kelas VIII SMP Harapan Taruna Bogor melalui pendekatan kontekstual. Dengan demikian
terbukti bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa
kelas VIII SMP Harapan Taruna Bogor.

Kata kunci: Menulis, Puisi, Pendekatan kontekstual

1 Dosen Program Studi PBS Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan, Bogor

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan, Maret 2013
2

PENDAHULUAN menyeluruh, membosankan, pembelajaran


monoton, serta kurangnya variasi
Pembelajaran adalah proses pendekatan pembelajaran menulis puisi.
komunikasi peserta didik dengan komponen Pendekatan yang digunakan selama ini
belajar dalam sebuah lingkungan belajar. masih pendekatan konvensional. Pendekatan
Pembelajaran sastra merupakan bagian dari ini lebih memperlihatkan siswa cenderung
sistem pendidikan yang berfungsi untuk pasif karena guru ceramah. Kondisi tersebut
mengembangkan kemampuan dan mengakibatkan siswa kurang termotivasi
meningkatkan kepekaan siswa terhadap untuk mengembangkan kreativitasnya dalam
kehidupan. Pembelajaran sastra adalah menulis puisi. Akhirnya, pembelajaran
pembelajaraan seni bersifat kreatif dan menulis puisi dirasakan apa adanya sehingga
ekspresif yang dituangkan dalam bahasa tidak menyenangkan dan kurang menarik.
sebagai medianya. Oleh karena itu, Pembelajaran menulis puisi tersebut
pembelajaran sastra merupakan pem- berdampak terhadap minat siswa dalam
belajaraan kreativitas dan pembelajaran mengikuti pembelajaran. Minat sangat
ekspresi. Proses belajar mengajar dalam mempengaruhi efektivitas pembelajaran
pembelajaran sastra harus menyenangkan, menulis puisi. Dengan demikian,
menarik, dan membuat siswa tertarik. berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran yang kurang memuaskan. Hasil belajar dari
sastra membawa kondisi menyenangkan pembelajaran puisi ditentukan pula oleh
dalam kegiatan belajarnya. Hal itu terjadi beberapa faktor, seperti sarana belajar,
karena siswa mampu mengonstruksi kurikulum, dan guru. Guru sebagai
pengetahuannya dengan kejadian yang perencana pembelajaran merupakan faktor
pernah dialami. Pengalaman siswa yang dominan. Rendahnya pengetahun dan
dikonstruksi itu akan menimbulkan kemampuan guru tentang cara mengajar
kreativitas pada siswa. Kreativitas itu dapat puisi menjadi kendala. Guru harus memiliki
ditunjukkan melalui untaian/tulisan kata tanggung jawab dan profesional dalam
indah yang mengandung banyak arti, baik mengajar. Guru profesional harus memenuhi
cerita berupa karangan maupun sebuah puisi. beberapa syarat, salah satunya memiliki
Di luar pembelajaran sastra, siswa mampu pemahaman dan kemampuan selektif dalam
menulis puisi tanpa memperhatikan syarat menentukan maupun menerapkan suatu
dalam menulis puisi agar indah. Namun, metode atau pendekatan pembelajaran,
dalam pembelajaran menulis puisi di kelas, khususnya pembelajaran sastra.
siswa tidak maksimal berkreativitas.
Pembelajaran menulis puisi dapat diajarkan Kondisi tersebut sangat mem-
di luar kelas dengan tujuan siswa mampu prihatinkan dan menjadi perhatian bersama,
berkreasi lebih tinggi. Dengan demikian, khususnya guru Bahasa dan Sastra
siswa mampu menghirup udara segar dan Indonesia. Kita harus mencari solusi,
dengan mudah menuangkan kata-kata indah termasuk pendekatan baru, agar pem-
yang bermakna. Akhirnya, siswa mampu belajaran puisi dapat memberi hasil yang
menulis sebuah puisi. Puisi merupakan diharapkan. Salah satu pendekatan yang
bentuk karya sastra yang mengungkapkan isi dapat digunakan dalam pembelajaran
hati, pikiran, dan pengalaman penyair secara menulis puisi, yaitu pendekatan kontekstual
imajinatif dan disusun dengan bahasa yang (Contextual Teaching and Learning/CTL).
indah dan penuh makna. Puisi dapat menjadi Pendekatan kontekstual merupakan konsep
sarana mencurahkan isi hati siswa. Dengan belajar yang membantu guru mengaitkan
dukungan hati dan konteksnya, siswa akan materi dengan situasi nyata siswa. Dalam
lebih mudah menuangkan pikirannya pembelajaran menulis puisi, pendekatan
melalui kata-kata. kontekstual lebih terfokus kepada siswa
belajar melalui mengalami, sedangkan
Berdasarkan observasi awal, peneliti guru memfasilitasi agar informasi baru
mendapatkan data bahwa pembelajaran bermakna. Pembelajaran bermakna dapat
menulis puisi kurang memberi perhatian dan dilakukan dengan mengaitkan materi dengan
kurang memotivasi siswa untuk berkreasi konteks siswa. Siswa akan merasakan makna
sesuai minat. Hal itu disebabkan oleh dari pembelajaran yang sedang dan akan
pembelajaran menulis puisi kurang dijalankan. Berdasarkan gambaran tersebut,

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan, Maret 2013
3

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kepaduan makna. Penulis puisi harus banyak
tindakan agar diketahui peningkatan berlatih menulis puisi agar terbiasa dan
keterampilan menulis puisi melalui terampil menulis puisi dengan memuat ciri-
pendekatan kontekstual pada siswa kelas ciri puisi. Terampil menulis puisi dapat
VIII SMP Harapan Taruna Bogor. Atas dikatakan terampil mengolah emosinya. Hal
dasar itulah peneliti mengambil judul itu dikarenakan dalam menulis puisi tidak
penelitian Peningkatan Keterampilan hanya pikiran imajinatif saja yang turut
Menulis Puisi melalui Pendekatan mewarnai sebuah puisi, perasaan atau emosi
Kontekstual (Penelitian Tindakan pada penulis pun lebih menonjol dalam
Siswa Kelas VIII SMP Harapan Taruna pengungkapannya.
Bogor).
Puisi (Herman, 1987:25) adalah bentuk
Berdasarkan permasalahan tersebut, karya sastra yang mengungkapkan pikiran
dapat dirumuskan bahwa bagaimanakah dan perasaan penyair secara imajinatif dan
meningkatkan keterampilan menulis puisi disusun dengan mengonsentrasikan semua
dengan pendekatan kontekstual? dan apakah kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian
keterampilan menulis puisi dapat diting- struktur fisik dan struktur batinnya.
katkan melalui pendekatan kontekstual? Pengertian tersebut menjelaskan bahwa puisi
berasal dari pikiran. Hal itu sejalan dengan
Dalam kegiatan menulis, berbagai pendapat Watts Dunton (Kinayati, 2004:11)
gagasan tertuang. Gagasan itu diorga- bahwa puisi adalah ekspresi yang konkret
nisasikan sehingga menghasilkan tulisan dan bersifat artistik dari pikiran manusia
yang baik. Hal itu senada dengan menulis secara emosional dan berirama.
berarti mengorganisasikan gagasan secara
sistematis serta mengungkapkannya secara Keterampilan menulis puisi merupakan
tersurat. Menulis tidak mudah diperoleh. keterampilan yang memerlukan proses
Sebagaimana dikemukakan oleh Byrne pemikiran. Di dalamnya akan terdapat unsur
(Donn, 1988:1) bahwa menulis bukan puisi yang dapat membangun sebuah puisi.
sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi Unsur ini dapat memperindah sebuah puisi
memerlukan usaha sadar menuliskan dan melatih menulis puisi tertata rapi sesuai
kalimat dan mempertimbangkan cara unsurnya. Unsur puisi salah satunya adalah
mengomunikasikan dan mengatur. Dengan keindahan pilihan kata atau rima. Unsur itu
demikian, untuk mendapatkan tulisan yang terdapat dalam struktur fisik puisi. Struktur
baik harus melewati tahap karena menulis fisik puisi ialah unsur estetik yang
sebuah organisasi yang sistematis. membangun struktur luar dari puisi. Unsur
Kesistematisan sebuah tulisan memudahkan dalam struktur tersebut merupakan kesatuan
komunikasi antara pembaca dan penulis. yang utuh. Struktur fisik puisi, yaitu diksi,
pengimajian, kata konkret, bahasa figura-
Kegiatan menulis merupakan sarana tif/majas (pengiasan, pelambangan), versi-
komunikasi secara tidak langsung kepada fikasi (ritma, rima, metrum), dan tata wajah
orang lain. Pesan komunikasi yang puisi. Struktur fisik puisi yang akan dibahas,
disampaikan dapat berupa informasi, yaitu pengimajian, pengiasan, pelambangan,
gagasan, pemikiran, ajakan, dan sebagainya. rima, dan ritma.
Dengan demikian, menulis dapat diartikan
sebagai proses pemindahan pesan. Menulis Keterkaitan antara teori dan praktik
atau mengarang pada hakikatnya merupakan diciptakan dalam pembelajaran dengan
pemindahan pikiran atau perasaan ke pendekatan kontekstual. Pendekatan ini
lambang-lambang bahasa. Pendapat lain memadukan gagasan dan tindakan,
yang sejalan bahwa menulis merupakan mengetahui dan melakukan, berpikir dan
penyampai pesan dikemukakan oleh bertindak. Dengan demikian, aktivitas siswa
Suparno dan Yunus (2011:1.3), menulis tidak hanya duduk rapi mendengarkan
adalah suatu kegiatan penyampaian pesan pelajaran, siswa diajak untuk melibatkan diri
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa dalam pembelajaran. Hal itu sejalan dengan
tulis sebagai alat atau medianya. Sebuah pernyataan Elaine B. Johnson (2007:34)
puisi ditulis berdasarkan pikiran imajinatif bahwa CTL melibatkan para siswa
melalui bahasa yang indah dan memiliki pendekatan Contex-tual Teaching and

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan, Maret 2013
4

Learning (CTL) melibat-kan para siswa sangat penting dalam keterampilan


dalam aktivitas penting yang membantu berbahasa.
mereka mengaitkan pelajaran akademis
dengan konteks kehidupan nyata yang METODE PENELITIAN
mereka hadapi. Keaktifan siswa mengaitkan
teori dan pengetahuan yang dimilikinya Penelitian tindakan ini bertujuan untuk
diperlukan dalam pembelajaran dengan mengetahui peningkatkan keterampilan
pendekatan CTL. Pendekatan kontekstual menulis puisi melalui pendekatan
(CTL) merupakan pendekatan pembelajaran kontekstual dan untuk mengetahui apakah
yang memfokuskan pem-belajaran kepada menulis puisi dapat ditingkatkan melalui
siswa untuk aktif dan kreatif dalam pendekatan kontekstual. Penelitian
mengaitkan materi/penge-tahuan dengan dilaksanakan Penelitian tindakan ini dilak-
konteks (lingkungan) sehari-hari siswa sanakan di Sekolah Menengah Pertama
sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Harapan Taruna Bogor, yang beralamat di
Dalam pelaksanaannya, pem-belajaran Jalan N. V. Sidik No. 17 Bogor. Penelitian
pendekatan kontekstual (CTL) tindakan pada mata pelajaran Bahasa dan
mengedepankan pengaitan materi ajar Sastra Indonesia kelas VIII yang akan
dengan konteksnya sehingga makna berlangsung selama satu semester pada
pembelajaran akan didapatkan oleh siswa. semester genap tahun akademik 2011/2012.
Pendekatan kontekstual (CTL) mem- Penelitian tindakan ini dilakukan
punyai tujuh komponen. Ketujuh komponen melalui beberapa prosedur dengan
tersebut melandasi pelaksanaan proses menggunakan disain Kemmis dan
pembelajaran. Setiap komponen utama McTaggart mencakup empat langkah, yaitu
pendekatan kontekstual (CTL) mempunyai perencanaan, tindakan, observasi, dan
prinsip-prinsip dasar yang harus refleksi.
diperhatikan ketika akan menerapkannya
dalam pembelajaran. Banyak ahli yang
mengungkapkan tujuh komponen tersebut.
Tujuh komponen tersebut, yaitu 1)
konstruktivisme; 2) inkuiri; 3) bertanya; 4)
masyarakat belajar; 5) pemodelan; 6)
refleksi; dan 7) penilaian autentik (Sanjaya,
2007:262267; Sardiman, 2004:223229; Gambar 1 Model Tindakan Kemmis dan Mc. Taggart
Muslich, 2007:4447; Trianto, 2007:113) (Kemmis, 1982:10)
Dapat disimpulkan bahwa pem-
belajaran dengan pendekatan kontekstual Penelitian ini dimulai dengan
dimulai dengan pengaktifan pengetahuan penjajakan awal untuk mendapatkan
yang sudah ada, pemerolehan pengetahuan informasi tentang kondisi awal kebiasaan
baru, pemahaman pengetahuan, memprak- menulis puisi dan apresiasi peserta dalam
tikkan pengetahuan dan pengalaman, dan menulis puisi. Usaha untuk memperoleh
melakukan refleksi. Pembelajaran dikonsep informasi ditempuh dengan menyampaikan
dengan mengaitkan antara materi ajar kuesioner kebiasaan menulis puisi dan tes
dengan konteks yang sering dihadapi siswa. menulis puisi. Berdasarkan data yang
Pembelajaran dengan pendekatan konteks- diperoleh melalui tahap penjajakan awal,
tual menuntun siswa untuk aktif (student dilakukan identifikasi masalah untuk
centered) dan memberi pengalaman yang membuat perencanaan tindakan peningkatan
bermakna. Salah satu pembelajaran yang keterampilan menulis puisi melalui
dapat memberi pengalaman bermakna yaitu pendekatan kontekstual. Pelaksanaan
pembelajaran menulis. Menulis dikatakan tindakan dan pengamatan dilakukan secara
sebagai keterampilan berbahasa yang bersamaan. Pengamatan tindakan difokuskan
produktif artinya menghasilkan. Hasil dari pada penerapan pembelajaran melalui
menulis adalah tulisan. Tulisan yang baik pendekatan kontekstual dalam upaya
adalah tulisan yang sesuai dengan aturan meningkatkan keterampilan menulis puisi.
yang berlaku, dengan diksi yang tepat, dan Refleksi merupakan aktivitas perenungan
dapat menjadi alat komunikasi tulis. Menulis kembali dalam rangka mengevaluasi
pelaksanaan pembelajaran. Melalui kegiatan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan, Maret 2013
5

refleksi diharapkan dapat diidentifikasi untuk meningkatkan keketerampilan menulis


pengaruh pendekatan kontekstual terhadap puisi pada siswa kelas VIII-B SMP Harapan
peningkatan keterampilan menulis puisi. Taruna Bogor. Oleh karena itu, peneliti
Atas dasar refleksi yang dilakukan oleh melakukan tindakan pada siklus pertama.
peneliti dan kolaborator dengan memper- Untuk memberikan gambaran yang jelas
timbangkan berbagai hal dari peserta mengenai data rekapitulasi hasil tes awal,
kemudian dilakukan perencanaan kembali berikut ini disajikan data berupa grafik.
untuk mengoptimalkan tindakan pada siklus
berikutnya. Kriteria keberhasilan dapat 40
dilihat dari aspek penggunaan struktur fisik
20
atau struktur lahir puisi, yaitu pengimajian,
pengiasan, pelambangan, ritma, dan rima. 0
Tidak Kurang Cukup Berhasil Berhasil
berhasil berhasil berhasil sekali
HASIL PENELITIAN
Grafik 1: Rekapitulasi Hasil Prates
Tes Awal
Salah satu tujuan diadakannya tes Siklus 1
awal ini yaitu untuk mengetahui tingkat Hasil siswa dalam menulis puisi
kemampuan awal siswa kelas VIII-B SMP dengan struktur fisik puisi belum
Harapan Taruna Bogor dalam menulis puisi. menunjukkan peningkatan pada siklus
Hasil tes awal menunjukkan bahwa dari 28 pertama ini. Peningkatan dalam setiap
siswa hanya ada satu siswa yang tuntas tindakan pada siklus pertama hanya sedikit.
KKM. Dengan demikian hanya 4% yang Ketuntasan pada tindakan kesatu hanya 7%,
dapat melewati standar KKM yang telah kedua 11%, dan ketiga 29%. Berikut
ditentukan atau siswa yang tuntas dan 96% peningkatan ketuntasan siswa dalam menulis
belum tuntas. Berdasarkan data tes awal, puisi.
dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
pada saat tes awal menulis puisi hanya
sebesar 4,6 atau berada pada tingkat
penguasaan 46% dengan interpretasi kurang
berhasil. Hal ini dapat dilihat secara
terperinci dalam tabel data rekapitulasi hasil 93% 89%
100% 71%
tes awal di bawah ini.
29%
Tabel 1 50% 7% 11%
DATA REKAPITULASI HASIL PRATES 0%
Kriteria
No. Tingkat Frekuensi Persentase
Penguasaan Tuntas Belum tuntas
1 Tidak Berhasil 10 35,7%
2 Kurang 10 35,7%
Berhasil Grafik 2: Ketuntasan Siswa Menulis Puisi
3 Cukup Berhasil 7 25% Siklus 1
4 Berhasil 1 3,6%
5 Berhasil Sekali 0 0% Hasil yang diperoleh siswa memberi-
Jumlah 28 100% kan gambaran bahwa nilai rata-rata kelas
pada siklus pertama yakni sebesar 6,05
Data tabel di atas menggambarkan (dibulatkan menjadi 6,1) atau mencapai
bahwa siswa yang mengikuti tes awal tingkat penguasaan 61%. Jadi, dapat
berjumlah 28 siswa. Dalam tes awal dikatakan bahwa kelas tersebut cukup
tersebut, hanya ada satu siswa yang berhasil berhasil dalam menulis puisi, namun
dan tidak ada satu pun siswa yang berhasil perolehan nilai rata-rata pada siklus pertama
sekali dalam menulis puisi. Terdapat 7 siswa belum sepenuhnya mencapai KKM. Dengan
atau 25% siswa yang cukup berhasil, 10 demikian perlu dilakukan tindakan pada
siswa atau 35,7% siswa kurang berhasil, siklus kedua agar nilai rata-rata kelas dapat
serta 10 siswa atau 35,7% siswa yang tidak meningkat. Hasil evaluasi siklus pertama
berhasil menulis puisi. Pencapaian nilai rata- terlampir.
rata yang hanya 46% mendorong peneliti

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan, Maret 2013
6

Nilai rata-rata kelas pada siklus hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar
pertama yakni sebesar 6,05 (dibulatkan pada siklus pertama adalah 72,2 atau 72%
menjadi 6,1) atau berada pada tingkat dengan interpretasi baik.
penguasaan 61%. Dengan demikian dapat Hasil pengamatan yang kedua yaitu
dinyatakan bahwa kelas VIII-B SMP berupa log atau jurnal riset. Berdasarkan
Harapan Taruna Bogor cukup berhasil hasil pengamatan kolaborator pada tindakan
menulis puisi. Kriteria keberhasilan tersebut ke-1 bernilai 60; tindakan ke-2 bernilai 77,5;
menunjukkan bahwa adanya peningkatan dan pada tindakan ke-3 sebesar 82,5. Jadi,
kemampuan menulis puisi setelah diberikan hasil pengamatan log atau jurnal riset pada
tindakan dengan menggunakan pendekatan siklus pertama adalah 73,3 atau 73,3%
kontekstual. Peningkatan tersebut yakni dengan interpretasi baik. Berikut ini peneliti
sebesar 33%. Untuk memberikan gambaran sajikan grafik sebagai gambaran atas
yang efektif mengenai hasil postes pada pemaparan data di atas.
siklus pertama, maka peneliti menyajikan
data rekapitulasi sebagai berikut. 84,09 77,5
82,5
70,4
100 67,04 60
Tabel 2
DATA REKAPITULASI HASIL 50
POSTES SIKLUS I
Kriteria 0 Tindakan ke-1
No. Tingkat Frekuensi Persentase KBM Jurnal
Tindakan ke-2
Penguasaan Riset
Tindakan ke-3
1 Tidak Berhasil 0 0%
2 Kurang 13 46,4%
Grafik 4: Hasil Pengamatan Siklus I
Berhasil
3 Cukup Berhasil 10 35,7% Simpulan yang diperoleh berdasarkan
4 Berhasil 5 17,9%
5 Berhasil sekali 0 0%
hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar
Jumlah 28 100% pada siklus pertama antara lain pada
kegiatan awal ketika guru memberikan
Tabel di atas menyatakan bahwa siswa motivasi, siswa terlihat antusias untuk
yang mengikuti postes pada siklus pertama mendengarkannya begitu pun saat guru
yaitu berjumlah 28 siswa. Data di atas menyampaikan apersepsi dengan memberi-
menjelaskan bahwa terdapat 13 siswa atau kan sejumlah pertanyaan. Pada kegiatan
46,4% siswa yang kurang berhasil dalam tersebut siswa terlihat senang karena mereka
menulis puisi, siswa yang cukup berhasil 10 berebut untuk menemukan jawaban yang
siswa atau 35,7% dan siswa yang berhasil tepat.
berjumlah 5 siswa atau 17,9%. Dengan
melihat perolehan nilai rata-rata kelas pada Siklus 2
siklus pertama ini yakni 61%, membuat Hasil siswa dalam menulis puisi deng-
peneliti harus melanjutkan penelitian pada an struktur fisik puisi sudah menunjukkan
siklus berikutnya agar KKM dapat tercapai. peningkatan pada siklus kedua ini. Pening-
Untuk memberikan gambaran yang lebih katan dalam setiap tindakan pada siklus
jelas, maka peneliti menyajikan data tersebut kedua sangat terlihat. Ketuntasan pada tin-
ke dalam sebuah grafik. dakan kesatu mencapai 75%, kedua 79%,
dan ketiga 100%. Berikut peningkatan ke-
60
tuntasan siswa dalam menulis puisi.
40
20 100%
75% 79%
0 100%
25% 21%
Tidak Kurang Cukup Berhasil Berhasil 50% 0%
berhasil berhasil berhasil sekali 0%

Grafik 3: Rekapitulasi Hasil Postes Siklus I Tuntas Belum tuntas

Hasil pengamatan kolaborator terhadap Grafik 5: Ketuntasan Siswa Menulis Puisi Siklus 2
kegiatan belajar mengajar pada tindakan ke-
1 sebesar 67,04; tindakan ke-2 sebesar 70,4; Hasil evaluasi siklus kedua
dan pada tindakan ke-3 sebesar 84,09. Jadi, memberikan gambaran bahwa nilai rata-rata

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan, Maret 2013
7

kelas pada postes siklus pertama yakni Hasil pengamatan kolaborator terhadap
sebesar 8,1 atau mencapai tingkat kegiatan belajar mengajar pada tindakan ke-
penguasaan 81%. Jadi, dapat dikatakan 1 sebesar 78,4; tindakan ke-2 sebesar 80,6;
bahwa kelas tersebut berhasil dalam menulis dan pada tindakan ke-3 sebesar 97,7. Jadi,
puisi. Dengan demikian perolehan nilai rata- hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar
rata pada siklus kedua sudah tercapai. pada siklus pertama adalah 85,6 atau 85,6%
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan interpretasi sangat baik. Hasil
siswa mengalami peningkatan dalam pengamatan yang kedua yaitu berupa log
menulis puisi melalui pendekatan konteks- atau jurnal riset. Berdasarkan hasil
tual. Peningkatan tersebut yakni sebesar pengamatan kolaborator pada tindakan ke-1
33%. Untuk memberikan gambaran yang bernilai 75; tindakan ke-2 bernilai 95; dan
efektif mengenai hasil postes pada siklus pada tindakan ke-3 sebesar 98. Jadi, hasil
pertama, maka peneliti menyajikan data pengamatan log atau jurnal riset pada siklus
rekapitulasi sebagai berikut. pertama adalah 89 atau 89% dengan
Tabel 3 interpretasi sangat baik. Berikut ini peneliti
DATA REKAPITULASI HASIL sajikan grafik sebagai gambaran atas
POSTES SIKLUS 2 pemaparan data di atas.
Kriteria Tingkat
No. Frekuensi Persentase
Penguasaan 95,6 9598
78,9 75
1 Tidak Berhasil 0 0% 100 76,7
2 Kurang Berhasil 0 0%
3 Cukup Berhasil 5 18% 50
4 Berhasil 8 29%
5 Berhasil sekali 15 54% 0 Tindakan ke-1
Jumlah 28 100% KBM Jurnal
Tindakan ke-2
Riset
Tindakan ke-3
Tabel di atas menyatakan bahwa siswa
yang mengikuti postes pada siklus kedua Grafik 7: Hasil Pengamatan Siklus II
yaitu berjumlah 28 siswa. Data di atas
menjelaskan bahwa terdapat 5 siswa atau Simpulan yang diperoleh berdasarkan
18% siswa yang cukup berhasil dalam hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar
menulis puisi, siswa yang berhasil 8 siswa pada siklus kedua antara lain pada kegiatan
atau 29% dan siswa yang berhasil sekali awal ketika guru memberikan motivasi,
berjumlah 15 siswa atau 54%. siswa semakin terlihat sangat antusias untuk
Pencapaian nilai rata-rata kelas pada mendengarkannya, begitu pun saat guru
postes kedua yakni sebesar 81%. Nilai menyampaikan apersepsi dengan memberi-
tersebut menyatakan bahwa siswa kelas kan sejumlah pertanyaan. Pada kegiatan
VIII-B telah berhasil dalam menulis puisi tersebut siswa terlihat senang karena mereka
sehingga KKM yang telah ditetapkan berebut untuk menemukan jawaban yang
akhirnya tercapai dengan baik. Oleh karena benar.
itu, pada siklus kedua ini penelitian
dipandang sudah berhasil sehingga peneliti
tidak melanjutkan pada siklus berikutnya. PEMBAHASAN
Untuk memberikan gambaran yang jelas
mengenai data rekapitulasi hasil postes Pada saat pelaksanaan siklus pertama,
siklus kedua, berikut ini disajikan data pengelompokan siswa dibagi menjadi enam
dalam bentuk grafik. kelompok. Pembagian tersebut kurang
optimal karena dalam kelompok sering
60 terjadi saling mengandalkan satu sama lain
40 dalam mengerjakan tugas. Oleh karena itu,
20 pembelajaran di siklus kedua siswa dibagi ke
0 dalam delapan kelompok. Pembagian
Tidak Kurang Cukup Berhasil Berhasil kelompok tersebut cukup efektif jika diban-
berhasil berhasil berhasil sekali
dingkan pada siklus pertama. Pemberian
Grafik 6: Rekapitulasi Hasil Postes Siklus II motivasi di awal pembelajaran serta kegiatan
guru dalam memberikan instruksi permainan
membuat siswa lebih bersemangat selama

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan, Maret 2013
8

pembelajaran berlangsung. Walaupun sedikit menulis puisi sedangkan di siklus kedua


gaduh dengan permainan, siswa antusias hanya lima yang cukup berhasil karena pada
untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, siklus pertama dan kedua nilai siswa
dengan berkelompok siswa memperlihatkan meningkat sehingga tak ada satu pun siswa
kerja sama antaranggotanya serta bertukar yang tidak berhasil dan siswa yang kurang
pikiran dalam materi. Siswa pun dituntut berhasil. Siswa yang berhasil pada prates
untuk berani tampil sebagai model di akhir hanya satu siswa, pada siklus pertama lima
pembelajaran serta memberi penilaian ke- siswa sedangkan pada siklus kedua mening-
pada teman kelompok dalam pem-belajaran. kat menjadi delapan siswa atau 28,6%. Pada
Pembahasan temuan tersebut memberikan prates dan siklus pertama tidak ada satu pun
gambaran bahwa karakteristik pendekatan yang berhasil sekali, namun pada siklus
kontekstual dengan ketujuh komponennya kedua mengalami peningkatan yang signifi-
dapat terbukti dalam penelitian ini. kan menjadi 15 siswa yang berhasil sekali
atau 53,6%.

1. Perbandingan Data Rekapitulasi 2. Analisis Tes Berdasarkan Aspek


Prates dan Postes Penilaian Menulis Puisi
Hasil prates dan postes siswa
2.1 Aspek Imajinasi
dikategorikan pada tabel interval persentase
Penilaian aspek imajinasi dipusatkan
tingkat penguasaan keterampilan menulis
pada penggunaan diksi atau pilihan kata dan
puisi. Setelah hasil tersebut dikategori-
kata konkret. Selain itu, pengimajian juga
sasikan, maka diperoleh data rekapitulasi
dapat dikatakan sebagai pengungkapan
prates serta postes siklus pertama dan kedua.
pengalaman sensoris, seperti penglihatan,
Perbandingan data rekapitulasi hasil prates
pendengaran, dan perasaan. Berikut salah
dan postes tersebut dapat dilihat pada grafik
satu contoh puisi yang dibuat oleh siswa.
di bawah ini.
Hasil penilaian pada aspek imajinasi menulis
puisi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
60 46,4 53,6
50 35,7 35,7 Tabel 4
35,7
40
25 28,6
DATA KESELURUHAN JUMLAH SKOR
30 17,917,9 ASPEK IMAJINASI DALAM MENULIS
20
10 00 0 3,6 PUISI
0 00 Tindakan
No. Keterangan Prates
Siklus I Siklus II
1 Jumlah skor 58 90 107
2 Nilai rata-rata 2,1 3,2 3,8
3 Persentase kenaikan 52,4% 18,8%
Prates Siklus 1 Siklus 2

Tabel di atas menyatakan bahwa


Grafik 8: Perbandingan Data Rekapitulasi
jumlah skor prates pada aspek imajinasi
Prates dan Postes
adalah 58. Berdasarkan jumlah tersebut
Grafik di atas menunjukkan bahwa maka diperoleh nilai rata-rata prates yakni
pada saat prates terdapat 10 siswa atau sebesar 2,1. Pada siklus pertama jumlah skor
35,7% siswa tidak berhasil menulis puisi postes yang didapatkan yaitu 90 dengan nilai
sedangkan pada siklus pertama dan kedua rata-rata 3,2 sedangkan pada siklus kedua
tidak ada satu pun siswa yang tidak berhasil. jumlah skor yakni sebesar 107 dengan nilai
Siswa yang kurang berhasil pada prates rata-rata 3,8. Setelah dilakukan tindakan
tersebut sebanyak 10 siswa atau 35,7% dan pada siklus pertama ternyata terjadi
pada siklus pertama terjadi peningkatan peningkatan hasil belajar yakni sebesar
sebanyak 13 siswa atau 46,4% sedangkan 52,4%. Untuk aspek imajinasi pada siklus
pada siklus kedua tidak ada siswa yang kedua terjadi peningkatan sebesar 18,8%
kurang berhasil. Kemudian terdapat 7 siswa dengan jumlah skor yang didapatkan yaitu
atau 25% siswa yang dinyatakan cukup 107. Berdasarkan data tersebut maka dapat
berhasil saat prates. Di siklus pertama terjadi disimpulkan bahwa siswa telah memahami
peningkatan yang signifikan hingga 10 siswa penggunaan aspek imajinasi dalam menulis
atau 35,7% siswa sudah cukup berhasil puisi. Hal ini terbukti dengan terjadinya

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan, Maret 2013
9

peningkatan jumlah skor, nilai rata-rata tiap Data yang ditunjukkan dalam tabel
siklus seperti yang digambarkan dalam tabel. tersebut menggambarkan bahwa jumlah skor
prates pada aspek lambang adalah 39 dengan
2.2 Aspek Kiasan nilai rata-rata 1,4, jumlah skor postes siklus
Pada aspek kiasan sebuah puisi, pertama sebesar 43 dengan nilai rata-rata
penilaiannya dipusatkan pada penggunaan 1,5, dan jumlah skor postes siklus kedua
makna kias atau gaya bahasa (baik dikiaskan yakni 76 dengan nilai rata-rata 2,7. Dengan
atau dibandingkan). Hasil penilaian pada meningkatnya jumlah skor yang diperoleh,
aspek kiasan dalam puisi dapat dilihat pada maka berpengaruh pada nilai rata-rata tiap
tabel berikut ini. siklus. Pada siklus pertama terjadi
Tabel 5 peningkatan sebesar 7,1% sedangkan pada
DATA KESELURUHAN JUMLAH SKOR siklus kedua persentase kenaikannya sangat
ASPEK KIASAN DALAM MENULIS PUISI signifikan sebesar 80%. Berdasarkan data di
Tindakan
No. Keterangan Prates Siklus I Siklus
atas dapat disimpulkan bahwa siswa telah
II lebih memahami penggunaan lambang
1 Jumlah skor 42 56 78 dalam menulis puisi. Hal ini terbukti dengan
2 Nilai rata-rata 1,5 2,0 2,8 terjadinya peningkatan jumlah skor, nilai
3 Persentase kenaikan 33,3% 40% rata-rata, dan persentase kenaikan tiap siklus
seperti yang digambarkan dalam tabel.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh
data bahwa jumlah skor prates aspek kiasan 2.4 Aspek Ritma
dalam menulis puisi yakni sebesar 42 Penilaian aspek ritma dipusatkan
dengan nilai rata-rata 1,5, jumlah skor postes pengulangan baris berupa kata atau frasa
siklus pertama sebesar 56 dengan nilai rata- yang dapat memperindah puisi. Hasil
rata 2,0. Jika dilihat jumlah perolehan skor penilaian pada aspek ritma dapat dilihat pada
pada aspek tersebut, maka terdapat tabel berikut ini.
persentase kenaikan di siklus pertama
sebesar 33,3%. Di siklus kedua jumlah skor Tabel 7
yakni sebesar 78 dengan nilai rata-rata 2,8 DATA KESELURUHAN JUMLAH SKOR
sehingga persentase kenaikan dari siklus ASPEK RITMA
pertama ke siklus kedua sebesar 40%. Tindakan
No. Keterangan Prates
Siklus I Siklus II
Analisis data di atas dapat disimpulkan 1 Jumlah skor 45 62 103
bahwa siswa telah paham tentang peng- 2 Nilai rata-rata 1,6 2,2 2,9
gunaan makna kiasan dalam menulis puisi. 3 Persentase kenaikan 37,5% 31,8%
Hal ini terbukti dengan terjadinya pening-
katan jumlah skor, nilai rata-rata, dan Berdasarkan tabel di atas diperoleh
persentase kenaikan tiap siklus seperti yang data bahwa jumlah skor prates pada aspek
digambarkan dalam tabel. ritma adalah 45 dengan nilai rata-rata 1,6.
Karena nilai rata-rata yang diperoleh masih
2.3 Aspek Lambang rendah, maka dilaksankanlah tindakan dan
Aspek penilaian yang ketiga yaitu postes pada siklus pertama. Dari postes
aspek lambang. Penilaian aspek ini tersebut diperoleh jumlah skor aspek ritma
dipusatkan pada penggunaan lambang sebesar 62 dengan nilai rata-rata 2,2.
auditif, lambang visual, lambang gerak, Sedangkan postes siklus kedua jumlah skor
lambang warna, dan sebagainya. Hasil yang didapatkan sebesar 103 dengan nilai
penilaian pada aspek lambang dapat dilihat rata-rata 2,9. Dengan demikian terjadi
pada tabel di bawah ini. persentase kenaikan pada siklus pertama
Tabel 6 yakni 37,5% dan kenaikan siklus kedua
DATA KESELURUHAN JUMLAH SKOR sebesar 31,8%. Dari data tersebut dapat
ASPEK LAMBANG disimpulkan bahwa siswa telah paham
Tindakan
No. Keterangan Prates Siklus I Siklus tentang penggunaan ritma dalam menulis
II puisi. Hal ini terbukti dengan terjadinya
1 Jumlah skor 39 43 76 peningkatan jumlah skor, nilai rata-rata, dan
2 Nilai rata-rata 1,4 1,5 2,7 persentase kenaikan tiap siklus seperti yang
3 Persentase kenaikan 7,1% 80% digambarkan dalam tabel.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan, Maret 2013
10

2.5 Aspek Rima 3. Perbandingan Data Keseluruhan


Pada aspek rima, penilaiannya Hasil Belajar
dipusatkan pada penggunaan pengulangan Perbandingan jumlah seluruh nilai,
bunyi atau persajakan. Hasil penilaian pada nilai rata-rata kelas, serta persentase
aspek rima dapat dilihat pada tabel di bawah kenaikan hasil belajar siswa kelas VIII-B
ini. SMP Harapan Taruna Bogor dalam menulis
Tabel 7 puisi dapat dilihat pada tabel berikut.
DATA KESELURUHAN JUMLAH SKOR
ASPEK RIMA Tabel 8
Tindakan DATA KESELURUHAN
No. Keterangan Prates
Siklus I Siklus II HASIL BELAJAR
1 Jumlah skor 71 88 103 Tindakan
2 Nilai rata-rata 2,5 3,1 3,7 No. Keterangan Prates
Siklus I Siklus II
3 Persentase kenaikan 24% 19,4% 1 Jumlah seluruh nilai 127,5 169,5 225
2 Nilai rata-rata kelas 4,6 6,05 8,1
Tabel di atas menyatakan bahwa 3 Rata-rata persentase 46% 61% 81%
jumlah skor prates pada aspek rima adalah 4 Persentase kenaikan 32,6% 33%
71. Berdasarkan jumlah tersebut maka 5 Interpretasi kelas Kurang Cukup
Berhasil
Berhasil Berhasil
diperoleh nilai rata-rata prates yakni sebesar
2,5. Pada siklus pertama jumlah skor postes
Agar sajian tabel di atas lebih terlihat
yang didapatkan pada aspek tersebut yaitu
jelas, maka peneliti menyajikan grafik data
88 dengan nilai rata-rata 3,1 sehingga
keseluruhan hasil belajar yang mencakup
persentase kenaikannya 24% sedangkan
nilai rata-rata kelas saat tes (prates serta
pada siklus kedua jumlah skor yakni sebesar
postes siklus pertama dan kedua) dan
103 dengan nilai rata-rata 3,7 sehingga
persentase kenaikan tiap siklus.
persentase kenaikannya 19,4%. Berdasarkan
data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
siswa telah memahami penggunaan rima
dalam menulis puisi. Hal ini terbukti dengan
terjadinya peningkatan jumlah skor, nilai 81
100 61
rata-rata, dan persentase kenaikan tiap siklus 46
32,633
seperti yang digambarkan dalam tabel. 50
Nilai rata-rata pada setiap aspek
0
menulis puisi seperti yang telah dianalisis Nilai Rata- Persentasi
pada bagian terdahulu dapat dilihat pada rata Kelas Kenaikan
grafik di bawah ini. Prates Tiap
Siklus 1
Siklus Siklus 2
3,8
4 3,2 3,7 Grafik 10: Perbandingan Nilai Rata-rata Prates,
2,8 2,7 2,9 3,1 Postes, serta Persentase Kenaikan Tiap Siklus
3 2,1
2 2,2 2,5
2 1,5 1,4
1,5 1,6
Data yang terdapat dalam tabel dan
1
grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah
0 nilai keseluruhan prates yang diperoleh
siswa kelas VIII-B adalah 127,5. Jumlah
nilai yang didapatkan kemudian dihitung
Prates Siklus 1 Siklus 2 untuk memperoleh nilai rata-rata prates.
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka
Grafik 9: Perbandingan Nilai Rata-rata Aspek diperoleh nilai rata-rata pates yakni sebesar
Menulis Puisi 4,6 atau berada pada tingkat penguasaan
46% dengan interpretasi siswa kelas VIII-B
Grafik di atas menunjukkan bahwa kurang berhasil. Jumlah seluruh nilai postes
nilai rata-rata tiap aspek menulis puisi siklus pertama berjumlah 169,5 dengan nilai
dengan struktur fisik puisi mengalami rata-rata 6,1 atau 61% dengan interpretasi
peningkatan. Hal tersebut berpengaruh pada kelas cukup berhasil.
nilai rata-rata kelas, baik pada siklus Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata
pertama maupun siklus kedua. prates dan nilai rata-rata postes pada siklus

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan, Maret 2013
11

pertama, maka persentase kenaikan siklus Pada siklus pertama, hasil pengamatan
pertama yaitu 32,6%. Persentase kenaikan kegiatan belajar mengajar yaitu 72,2%
pada siklus pertama cukup tinggi namun dengan interpretasi cukup baik. Hasil
nilai rata-rata kelas belum mencapai standar, pengamatan yang kedua berupa log atau
yakni 80%. Oleh karena itu, diadakan jurnal riset, memperoleh nilai 73% dengan
tindakan dan postes pada siklus kedua. Hasil interpretasi cukup baik. Adanya kegiatan
yang diperoleh yakni sebesar 225 sehingga refleksi di akhir siklus pertama, memberikan
nilai rata-rata kelas sebesar 8,1 atau 81% pengaruh positif pada kegiatan pembelajaran
dengan interpretasi kelas berhasil. Nilai rata- di siklus kedua sehingga hasil pengamatan
rata postes siklus pertama dan kedua mengalami peningkatan.
dihitung sehingga diperoleh persentase Hasil pengamatan siklus kedua yang
kenaikan siklus kedua yaitu 33%. berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
84% dengan interpretasi baik, Hasil
4. Perbandingan Data Hasil Peng- pengamatan log atau jurnal riset
amatan Siklus 1 dan Siklus 2 memperoleh nilai 89% dengan interpretasi
sangat baik.
Hasil pengamatan siklus pertama dan
kedua menunjukkan terjadinya peningkatan. SIMPULAN
Peningkatan tersebut berpengaruh pada nilai Peningkatan keterampilan menulis
rata-rata yang diperoleh tiap siklus. Dengan dapat dilakukan melalui langkah menulis
meningkatnya hasil pengamatan kegiatan seperti mendata objek yang akan dijadikan
belajar mengajar berarti menunjukkan bahan menulis puisi, merangkai kata demi
kualitas pembelajaran semakin baik. Di kata agar terjalin kalimat yang bermakna,
bawah ini data keseluruhan hasil menyunting kata yang telah dirangkaikan,
pengamatan selama penelitian berlangsung. menuangkan dalam sebuah tulisan (khusus-
nya puisi). Selain itu, konteks yang dijadikan
objek menulis puisi diarahkan kepada
Tabel 9
lingkungan yang dekat dengan mereka, di
DATA KESELURUHAN
HASIL PENGAMATAN antaranya lingkungan sekolah, lingkungan
Jenis Pengamatan sekitar sekolah, lingkungan sekitar rumah,
Siklus Hasil lingkungan keluarga, dan barang kesukaan.
ke- Pengamatan Ceklis Log atau
Guru Jurnal Riset Melalui pendekatan tersebut, siswa lebih
Tindakan I 65,6 60 mudah menuangkan kata-kata karena
I
Tindakan II 68,9 77,5 konteksnya berkaitan dengan keseharian dan
Tindakan III 82,2 82,5 pengalaman mereka. Dengan demikian,
Nilai 72,2 73 terjadi peningkatan keterampilan menulis
Tindakan I 76,7 75
Tindakan II 78,9 95 puisi siswa. Pendekatan kontekstual dengan
II tujuh komponen dalam pembelajarannya
Tindakan III 95,6 98
Nilai 84 89 terbukti dapat meningkatkan keterampilan
menulis puisi siswa, khususnya dengan
Agar sajian tabel di atas terlihat jelas, penggunaan struktur fisik puisi.
maka peneliti menyajikan data di atas ke
dalam bentuk grafik.
DAFTAR PUSTAKA
84 89
100 72,2 73 Akhadiah, Sabarti; Arsjad, Maidar G.; dan
Ridwan, Sakura H. 1999. Pembinaan
50 Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga
0
KBM Log atau
Jurnal Byrne, Donn. 1988. Teaching Writting
SiklusRiset
1 Siklus 2 Skills. London and New York:
Longman
Grafik 11: Perbandingan Data Hasil Pengamatan
Siklus I dan II Djojosuroto, Kinayati; Sumaryati, M. L. A.
2004. Prinsip-prinsip Dasar dalam

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan, Maret 2013
12

Penelitian Bahasa dan Sastra. sampai sekarang, tahun 2009 guru SMP
Bandung: Nuansa. Harapan Taruna Bogor, tahun 2009 sampai
tahun 2010 guru MTs PUI Bogor, dan
Johnson. Elaine B. 2007. Contextual berkesempatan menjadi tutor di Universitas
Teaching and Learning: Menjadikan Terbuka Bogor.
Kegiatan Belajar-Mengajar Meng-
asyikkan dan Bermakna. Cet. 3.
Bandung: Mizan Learning Center
(MLC).

Kemmis, Stephen dan Mc Taggart, Robin.


1982. The Action Reseacrh Planner.
Geelong, Victoria: Deakin University
Press

Muslich, Mansur. 2007. KTSP:


Pembelajaran Berbasis Kompetensi
dan Kontekstual. Ed. 1. cet. 2. Jakarta:
PT Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pem-


belajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif.


Padang: Angkasa Raya

Suparno dan Yunus, Mohamad. 2011.


Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Universitas Terbuka

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran


Inovatif Berorientasi Konstruktivistik:
Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan
Implementasinya. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.

Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan


Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

BIODATA PENULIS

Siti Chodijah, lahir di Bogor pada


tanggal 4 September 1984, merupakan putri
keenam dari Bapak Jumli dan Ibu Cicih.
Menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar
Negeri Batutulis 2 tahun 1998, SMP Negeri
10 tahun 2002, dan MA PUI Bogor tahun
2004. Menyelesaikan S-1 di Universitas
Pakuan Bogor tahun 2008 dan S-2 di
Universitas Negeri Jakarta tahun 2012.
Sejak akhir tahun 2008, menjadi tenaga
pengajar di FKIP, Universitas Pakuan Bogor

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan, Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai