Burning Mouth Syndrome Fix
Burning Mouth Syndrome Fix
PENDAHULUAN
Merupakan kumpulan gejala yang meliputi rasa terbakar, rasa sakit, rasa gatal ,
rasa kebas, rasa tajam dan atau bahkan mati rasa yang mengenai satu atau
orofasial kronis, ditandai dengan adanya gejala sensasi rasa terbakar terlokalisir di
lidah dan bibir atau mungkin melibatkan seluruh rongga mulut. Prevalensi
terbakar gejala mulut dilaporkan dari internasional Studi berkisar dari 0,6%
menjadi 15%. BMS adalah kondisi yang diartikan sebagai sensasi terbakar tanpa
dan 15%. Basker dan rekan kerja melaporkan prevalensi BMS menjadi antara
2,6% dan 11% dalam berbagai kelompok pasien. Dalam sebuah survei di antara
manusia yang dipilih secara acak dan wanita usia 20-69 tahun di Northern Swedia
prevalensi BMS meningkat dari 0,7% menjadi 3,6% pada laki-laki dan dari 0,6%
menjadi 12,2% pada wanita dengan bertambahnya usia. Dalam sebuah studi
1
Gejala klinis dari burning mouth syndrome yang sering terjadi yaitu
sensasi rasa terbakar pada rongga mulut dimana penyebabnya belum diketahui.
Kondisi ini jarang diketahui oleh masyarakat luas, sehingga mereka tidak
berikut.
1.2.1 Apakah penyebab dari burning mouth syndrome?
1.2.2 Bagaimana prevalensi dari burning mouth syndrome?
1.2.3 Bagaimana gejala yang di timbulkan dari burning mouth syndrome?
1.2.4 Bagaimana perawatan dari burning mouth syndrome?
syndrome.
perawatannya.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
3
Burning mouth syndrome atau stomatodynia atau stomatopyrosis atau oral
dysesthesia atau sore mouth atau sore tongue adalah suatu rasa nyeri yang
(IHS), burning mouth syndrome adalah suatu sensasi rasa terbakar pada rongga
mulut tanpa ditemukannya penyebab yang berasal dari dental ataupun sistemik.4
2.2 Epidemiologi
diperkirakan 2,5 sampai 5,1%. Dalam sebuah studi oleh Bergdahl dan Bergdahl
(1999), prevalensi diperkirakan 3,7% dari 1427 subyek yang berusia antara 20 dan
69 tahun. angka ini meningkat menjadi 14% dalam studi oleh Ferguson et al.
(1981) dan 26% dari mereka yang diambil oleh van der Waal (1990), di mana
dengan jenis kelamin, usia dan menopause karena adanya perubahan hormonal
yang terjadi dan memiliki peran patogenik. Namun, perempuan lebih berpengaruh
berusia 62 tahun, dengan kisaran antara 40 dan 85 tahun. Kondisi ini memiliki
prevalensi yang tinggi, yang bervariasi sesuai dengan penelitian dari 0,7%
2.3 Etiologi
4
a. Faktor lokal
Beberapa kondisi oral dapat mempengaruhi terjadinya burning mouth
alergi. Selain itu, peningkatan IgA di dalam saliva terjadi pada pasien burning
mouth syndrome yang disebabkan oleh alergi dan faktor immunologi. Kontak
saliva pada penderita yang mengalami tingkat stress yang lebih tinggi.
Namun, kecemasan dan depresi ini dianggap sebagai faktor yang dapat
5
Tes sensorik telah mengungkapkan bahwa adanya rasa panas dan rasa nyeri
antara fungsi sensorik dari chorda tympani dan nervus lingual baik di perifer
2.4 Klasifikasi
tipe klinis menurut gejala yang ditunjukan, 3 tipe klinis tersebut adalah sebagain
berikut.4,5
a. Tipe 1
Pada tipe 1 ini ditandai dengan rasa terbakar dan nyeri yang jelas. Pada
awalnya pasien tidak merasakan adanya rasa nyeri, namun secara bertahap
rasa nyeri dan rasa terbakar itu muncul. Tipe ini mungkin berhubungan
sepanjang hari dan pada malam hari saat tidur malam sehingga membuat
pasien sulit untuk tidur. Pada tipe ini biasanya berhubungan dengan gangguan
6
psikologis seperti kecemasan kronis akibat pola tidur berubah dan terkait
nyeri yang berbeda. Tipe ini, biasanya disebabkan oleh kontak alergi dan
kecemasan.
syndrome. Berikut ini adalah macam-macam gejala klinis yang terjadi pada
mulut.
4. Kriteria diagnostik untuk BMS adalah rasa nyeri secara terus menerus selama
minimal 4-6 bulan. BMS dapat berlangsung selama 12 tahun atau lebih
glossopyrosis.
6. Gejala dapat bervariasi dari nyeri ringan sampai berat tapi moderat sering
terlihat.
7. Gejala dapat muncul pagi atau berkembang di kemudian hari.
8. Terjadi perubahan sensasi rasa misalnya pahit atau rasa logam
9. Mukosa mulut muncul tampaknya normal tanpa perubahan yang terlihat.
10. Xerostomia
7
11. Geographic tongue dan fissured tongue
12. Biasanya bilateral, tetapi dapat unilateral
13. Gangguan emosional dan suasana hati
2.6 Diagnosis
melakukan anamnesis secara rinci terhadap adanya rasa terbakar yang dirasakan
pasien termasuk juga menanyakan kepada pasien mengenai riwayat dental dan
analisis sialometrik, dan biopsy lidah atau mukosa oral. Pemeriksaan darah
dilakukan untuk mengetahui jumlah sel darah lengkap, tingkat glukosa, fungsi
tiroid, faktor nutrisi dan fungsi imun. Kultur jaringan dilakukan untuk mengetahui
infeksi virus atau jamur atau bakteri. Patch test, untuk mengetahui alergi yang
dengan mengisi kuesioner untuk memeriksa adanya gejala dari depresi, anxiety,
8
Setelah pemeriksaan dilakukan secara keseluruhan, Scala mengemukakan
Adanya sensasi rasa terbakar yang dalam pada mukosa oral bilateral.
Sensasi rasa terbakar sudah dirasakan 4-6 bulan.
Sensasi rasa terbakar konstan dan intens selama siang hari.
Tidak ada gangguan tidur.
Xerostomia
Perubahan mood atau perubahan psikopatologis.
2.7 Penatalaksanaan
riwayat penyakit sistemik dan penyakit gigi dan mulut serta menganalisis hasil
tersebut penting untuk mengidentifikasi tipe dari burning mouth syndrome yang
terjadi (burning mouth syndrome primer atau sekunder). Tujuan utama dari
tersebut sudah dihilangkan atau dirawat tetapi gejala tersebut masih ada, maka
medikasi.4,5
dikonsumsi 3 kali sehari) digunakan pada pasien dengan burning mouth syndrome
9
(anxiety) dan ketegangan otot, serta menyebabkan sedasi. Capsaicin, dikonsumsi
dalam bentuk obat kumur berguna untuk pengobatan pasien dengan burning
mouth tipe primer dan telah dilaporkan bahwa 75% pasien merasakan
berkurangnya sensari rasa terbakar setelah 2 bulan penggunaan tanpa disertai efek
samping. Oral lidokain juga telah digunakan secara topikal untuk menghilangkan
terjadi gejala tersebut. Apabila terjadi karena kelainan endokrin (hormon), maka
dapat dilakukan terapi penggantian hormon. Jika terjadi karena defisiensi nutrisi
maka dapat diberikan suplemen nutrisi. Apabila terjadi karena adanya alergi,
maka dapat dihilangkan penyebab terjadinya alergi tersebut dan lain sebagainya.
Gejala dari burning mouth syndrome ini dapat berkurang dan dapat
10
BAB 3
PEMBAHASAN
stomatopyrosis, stomatodynia, sore mouth, dan sore tongue adalah suatu sensasi
rasa terbakar pada rongga mulut tanpa ditemukannya penyebab yang berasal dari
umum diperkirakan 2,5 sampai 5,1%.6 Burning mouth syndrome dapat terjadi
11
mempengaruhi keadaan tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah faktor lokal, faktor
sistemik, faktor nutrisi, alergi dan faktor immunologi, faktor psikologis, dan
kelainan endokrin.4,7
sebagai sensasi terbakar di mukosa mulut dengan tidak adanya perubahan klinis
yang jelas. Hal ini terjadi lebih sering pada wanita paruh baya dan lanjut usia,
dimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Massler menunjukan bahwa diantara
86 wanita dalam masa post menopause, 93% diantaranya mengeluhkan rasa panas
pada mulutnya. Masa transisi hormonal ditandai dengan adanya perubahan fisik
penelitian yang dilakukan para ahli, diantaranya penelitian Laura dkk, menyatakan
karakteristik hilangnya serat saraf dan degeneratif difus di epitel dan sub epitel
yang signifikan serta penurunan densitas serat saraf tidak bermielin di epitel yang
dalam sirkulasi mukosa penderita burning mouth syndrome, dengan kata lain
12
burning mouth syndrome dapat disebabkan oleh gangguan persyarafan sensasi
syndrome dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelainan oral dan yang
disebabkan oleh kelainan sistemik. Kelainan oral seperti keluhan rasa kering di
rongga mulut yang dapat pula disertai adanya keluhan perubahan pengecapan,
sekitar 50% kasus. Pada pemeriksaan klinis dapat ditemukan adanya rekahan atau
fisur pada dorsum lidah, mukosa mulut yang kering, papilla fungiformis pada
Defisiensi hematinik yaitu defisiensi zat besi, asam folat atau vitamin B,
dilaporkan pada sekitar 30% kasus burning mouth syndrome. Pemakaian obat-
mouth syndrome dan rasa sakit di daerah fasial yang atipikal. Literatur lainnya
13
etiologi dari burning mouth syndrome lebih banyak di sebabkan oleh faktor lokal
Faktor psikologik dan psikososial memiliki peranan penting pada rasa sakit
psikometrik yang obyektif untuk mendapatkan status psikologis pasien. Rojo dkk
Hamiltons Depression and Anxiety Scales.6 Hasilnya pada 51,35% pasien BMS
ditemukan kelainan psikiatrik. Menurut lamey dan lamb bms tipe 2 memiliki
prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bms tipe 1 dan 3 yaitu sekitar
55% dimana pasien merasakan gejala yang semakin nyata dan tetap sepanjang
hari dan pada malam hari saat tidur malam sehingga membuat pasien sulit untuk
tidur. Pada tipe ini biasanya berhubungan dengan gangguan psikologis.5,7 Peneliti
Hamiltons Depression and Anxiety Scales.6 Hasilnya pada 51,35% pasien BMS
ditemukan kelainan psikiatrik. Bms tipe 2 memiliki prevalensi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bms tipe 1 dan 3 yaitu sekitar 55% dimana pasien
merasakan gejala yang semakin nyata dan tetap sepanjang hari dan pada malam
hari saat tidur malam sehingga membuat pasien sulit untuk tidur. Pada tipe ini
burning mouth syndrome merupakan gejala klinis yang paling sering dirasakan
oleh pasien tetapi BMS juga dapat bermanifestasi sebagai sensasi gatal, mati rasa,
perubahan rasa (pasien BMS dilaporkan ageusia untuk pahit / asam / zat pedas
atau rasa logam), mulut kering, nyeri terbakar, dll dimana gejala-gejala ini hampir
14
selalu berada di lidah atau membran mukosa mulut, di lebih dari satu lokasi di
rongga mulut, anterior dua pertiga anterior lidah, anterior langit-langit keras dan
terjadi burning mouth syndrome adalah pada ujung lidah (71%) kemudian diikuti
BAB 4
KESIMPULAN
Burning mouth syndrome adalah suatu sensasi rasa terbakar pada rongga
mulut tanpa ditemukannya penyebab yang berasal dari dental ataupun sistemik.
15
satunya adalah adanya faktor lokal pada rongga mulut. Kemudian burning mouth
syndrome memiliki beberapa tipe berdasarkan etiologi dan gejala yang ditunjukan,
tetapi yang paling sering terjadi adalah burning mouth syndrome tipe 2.
Gejala klinis dari burning mouth syndrome yang paling umum terjadai
adalah rasa kering di rongga mulut yang dapat pula disertai adanya keluhan
pasien. Hal tersebut penting untuk mengidentifikasi tipe dari burning mouth
syndrome yang terjadi (burning mouth syndrome primer atau sekunder). Tujuan
faktor tersebut sudah dihilangkan atau dirawat tetapi gejala tersebut masih ada,
medikasi.
DAFTAR PUSTAKA
16
4. Ambaldhage dkk. Burning Mouth Syndrome: An Update. Indian Journal of
Pain. 2015: 29(1). 2-8.
5. Sun dkk. Burning Mouth Syndrome: A Review and Update. Journal of Oral
Pathology & Medicine. 2013: 42. 649-655.
8. Blasberg dkk. Orofacial Pain. In: Greenbreg dkk. Burkets Oral Medicine.
11thEd. India: BC Decker, 2008: 284-285.
10. Spanemberg dkk. Burning Mouth Syndrome: Update. OHDM. 2014; 13(2).
DAFTAR ISI
17
1.1................................................................................................L
1.2................................................................................................R
1.3................................................................................................T
1.4................................................................................................M
18
2.4 Klasifikasi ................................................................................
10
13
17
18
19
Disusun Oleh :
Dewi Tari Miranty 2015 16 135
Diana Ulfah Wijaya 2015 16 136
Dimas Noor Aditianto 2015 16 137
Pembimbing :
Prof.Dr. Hadi Soenartyo, drg, M.Sc, Sp. PM.
20