Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Praktek kerja lapangan merupakan salah satu kewajiban mahasiswa


Politeknik Negeri Lhokseumawe dalam menyelesaikan studinya. Praktek Kerja
Lapangan ini bertujuan untuk mengenal lebih dekat suatu pabrik dan menerapkan
teori-teori yang didapat di bangku kuliah ke tempat kerja yang sebenarnya,
sehingga nantinya akan mampu menjadi seorang ahli yang potensial dalam
mengabdikan ilmunya di dalam kehidupan bermasyarakat.

Untuk dapat mempermudah pelaksanaan dari kerja praktek lapangan ini,


tentunya mahasiswa sendiri haruslah sudah menguasai materi penunjang yang
didapat diperkuliahan. Dan untuk mempermudah didalam menyelesaikan Praktek
Kerja Lapangan diperlukan keseriusan dan kesungguhan agar didapat hasil yang
semaksimal mungkin.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan ini antara lain adalah sebagai berikut:

1.2.1 Tujuan Umum

a. Menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama


perkuliahan dalam bentuk praktek kerja pada Industri/Instansi serta
menelaah bila terjadi perbedaan untuk penyesuaian.
b. Mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan Industri/Instansi.
c. Membina hubungan dan kerja sama yang baik antara jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe dengan PT. Pelabuhan Indonesia I
(persero) Cabang Belawan.

d. Mengetahui serta memahami peralatan yang digunakan dan permasalahan


yang terjadi di lapangan.

1
1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mempelajari serta memahami tentang mesin genset tersebut.


b. Mengetahui serta memahami peralatan yang digunakan untuk
merawat mesin genset tersebut.
c. Menerapkan dan membandingkan ilmu-ilmu teoritis yang didapat di
perguruaan tinggi kedalam pekerjaan nyata.
d. Mempelajari ilmu tentang cara merawat mesin genset yang ada di
PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan.

Disamping itu juga maksud dan tujuan dilaksanakanya praktek kerja


lapangan ini adalah untuk memberi pemahaman lebih lanjut kepada mahasiswa
mengenai teori-teori yang diproleh diperkuliahan yang selanjutnya dapat
diaplikasikan pada saat dilapangan dengan besar harapan menambah wawasan
dibidang pengeboran minyak dan gas bumi. praktek kerja lapangan ini juga
merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan
teknik mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe untuk menyelesaikan studinya di
Politeknik Negeri Lhokseumawe.

1.3 Profil Perusahaan

1.3.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan


Pemerintah No.56 Tahun 1991 dengan Akte Notaris Imas Fatimah SH No.1
tanggal 1 Desember 1992 sebagaimana dimuat dalam Tambahan Berita Negara RI
No. 8612 Tahun 1994, beserta perubahan terakhir sebagaimana telah diumumkan
dalam Tambahan Berita Negara RI tanggal 2 Januari 1999 No. 1
Nama lengkap Perusahaan adalah PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
disingkat PT Pelabuhan I (Persero), berkantor pusat di Jl. Krakatau Ujung No. 100
Medan 20241, Sumatera Utara, Indonesia. Telp. (061) 6610220, Fax. (061)
6610906, Website : http:/www.inaport1.co.id, E-mail : pelabuhan1@inaport.co.id.

2
Pada masa penjajahan Belanda Perusahaan ini diberi nama Haven Bedriff.
Selanjutnya setelah kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945 s.d 1950
perusahaan berstatus sebagai Jawatan Pelabuhan. Pada tahun 1960 s.d 1969
Jawatan Pelabuhan berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara dengan status
Perusahaan Negara Pelabuhan disingkat dengan nama PN Pelabuhan.
Pada periode 1969 s.d 1983 PN Pelabuhan berubah menjadi Lembaga
Penguasa Pelabuhan dengan nama Badan Pengusahaan Pelabuhan disingkat BPP.
Pada tahun 1983 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1983 Badan
Pengusahaan Pelabuhan dirubah menjadi Perusahaan Umum Pelabuhan I
disingkat Perumpel I.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 Perumpel I berubah
status menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I berkedudukan dan berkantor
pusat di Medan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tangan Departemen
Perhubungan dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

1.3.2 Sejarah Singkat PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang


Belawan
Pembinaan dan penyelenggaraan pemasaran jasa kepelabuhan, pelayanan
jasa kepelabuhan dan aneka usaha,seperti :
a. Penyediaan dan penyelenggaraan bangunan, fasilitas atau peralatan
kepelabuhan.
b. Pembinaan dan penyelenggraan akuntansi manajemen, akuntansi,
keuangan dan perbendaharaan.
c. Pembinaan dan penyelenggaraan sumber daya manusia, kegiatan hulu, dan
hubungan internasional serta administrasi.
d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perusahaan.
e. Penyiapan pembinaan dan penulisan program hubungan antar mitra dan
keprotokolan.
f. Penyiapan pembinaan dan penulisan jasa konsultasi, pendidikan, dan
pelatihan yang terkait dengan kepelabuhan.
g. Usaha-usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

1.3.3 Misi dan Visi

3
Penetapan misi perusahaan difokuskan kepada peningkatan kualitas
pelayanan dan keandalan alat produksi untuk mendukung peran pelabuhan sebagai
pusat logistik melalui aktivitas yang memberikan nilai tambah sehingga dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. Berdasarkan keyakinan yang
dimaksud, misi PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan ditetapkan
sebagai berikut :
Menyediakan jasa kepelabuhan berkualitas yang berperan sebagai pusat
logistik, memberikan nilai tambah serta mendorong pertumbuhan ekonomi
wilayah.
PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan telah merumuskan
visi yang merupakan gambaran organisasi yang ingin diwujudkan di masa depan
yaitu :
Mewujudkan pelayanan kepelabuhan berkualitas dan berada di dalam
jaringan transportasi laut global serta mampu memenuhi harapan stakeholders.
Dalam upaya mewujudkan visi tersebut diperlukan kemampuan untuk :
a. Mewujudkan keuntungan yang memadai dalam menjalankan bisnis
persero (profit).
b. Memproduksikan jasa yang menghasilkan nilai bagi pelanggan (product).
c. Menyempurnakan proses yang menghasilkan nilai bagi pelanggan secara
berkelanjutan (process).
d. Menciptakan SDM yang produktif dan berkomitmen (people).

1.3.4 Tujuan Perusahaan


Tujuan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I adalah sebagai berikut :
Peningkatan efisiensi usaha.
Memperluas pangsa pasar.
Meningkatkan kepuasan pengguna pasar.
Mewujudkan organisasi yang dapat menunjang pengembangan usaha
dan terwujudnya masyarakat kepelabuhan.
Meningkatkan profesionalisme usaha.
Membina sumber daya manusia profesional yang penuh dedikasi.

1.3.5 Struktur Organisasi Perusahaan

4
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam struktur organisasi terdapat kerangka yang menggambarkan
wewenang, tanggung jawab, dan hubungan tiap bagian yang ada didalamnya.
Struktur organisasi akan memudahkan dalam menentukan dan mengarahkan serta
mengawasi kegiatan operasi perusahaan. Oleh karena itu penting struktur
organisasi dalam suatu perusahaan. Maka setiap perusahaan membuat struktur
organisasi sendiri. Dalam menyusun struktur organisasi harus disesuaikan dengan
keadaan dan kebutuhan serta sifat perusahaan agar dapat mengefisienkan dan
suatu pekerjaan untuk mencapai suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan yang
maksimal.
Adapun tipe struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Cabang Belawan ini adalah bentuk organisasi garis. Dalam
organisasi ini tugas-tugas perencanaan, pengendalian, pengawasan berada di satu
tangan dan garis kewenangan (line authority) pimpinan langsung ke bawah.
Secara sistematik struktur organisasi PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Cabang Belawan dapat digambarkan sebagai berikut :

5
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber : http://www.inaport1.co.id

1.4 Ruang Lingkup Kerja Perusahaan


Kegiatan usaha yang dilaksanakan dalam menyelenggarakan pelayanan
jasa kepelabuhan dan usaha lainnya yang menunjang pencapaian tujuan
perusahaan meliputi :
1) Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas atau tempat-tempat
berlabuhnya kapal.
2) Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan penundaan
kapal.
3) Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat, bongkar muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang.
4) Gudang-gudang dan tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar,
alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan.

6
5) Tanah unutk berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung-
gedung/bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran
angkutan laut.
6) Penyediaan listrik, bahan bakar, minyak, air minum, instalasi limbah
pembuangan.
7) Jasa terminal, kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk hewan;
8) Jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan;
9) Jasa pelayanan kesehatan;
10) Jasa transportasi di laut;
11) Jasa persewaan fasilitas dan peralatan;
12) Jasa perbaikan fasilitas dan peralatan di bidang pelabuhan;
13) Properti di daerah lingkungan pelabuhan;
14) Kawasan industri di daerah lingkungan pelabuhan;
15) Kawasan wisata di daerah lingkungan pelabuhan;
16) Depo peti kemas;
17) Jasa konsultan di bidang pelabuhan;
18) Jasa komunikasi dan informasi di bidang kepelabuhan;
19) Jasa konstruksi di bidang kepelabuhan.

1.5 Penerapan Keselamatan Kerja


Adanya komitmen manajemen PT. Pelabuhan Indonesia 1 (persero)
Cabang Belawan terhadap aspek Health and Safety Executive (HSE) adalah bukti
kepedulian pimpinan perusahaan dan diperkuat lagi untuk mengimplementasikan
kebijakan baru tentang HSE yang dikeluarkan oleh Direktur PT. Pelabuhan
Indonesia I (persero). Materi kebijakan itu adalah :
1 Menerapkan prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan serta mematuhi peraturan perundangan dan standar K3LL yang
berlaku.
2 Mencegah dan menanggulangi terjadinya kecelakaan kerja, kabakaran,
ledakan, kebocoran pipa, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan,
melalui upaya pembinaan serta pengintegrasian aspek K3LL dalam teknologi
dan kesisteman sejak rancang bangun, konstruksi, operasi sampai tahap pasca
operasi secara berkelanjutan.
3 Menerapkan system manajemen K3LL dan pengelolaan aspek K3LL di
seluruh kegiatan operasi, secara konsisten dan konsekuen guna mendukung

7
kondisi operasi yang aman, nyaman handal dan efisien.
4 Menjadikan aspek K3LL sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ukuran
kinerja individu, pembinaan SDM dan budaya perusahaan.
5 Bersikap tanggap dalam mengantisipasi apabila timbul masalah yang
berkaitan dengan dampak yang diakibatkan oleh kegiatan operasi hulu.
6 Menggalang kemampuan untuk melaksanakan penanggulangan keadaan
darurat dalam rangka pengamanan asset, pencegahan korban jiwa serta
peningkatan citra perusahaan.

Menciptakan, membina dan memelihara hubungan yang harmonis dengan


intansi pemerintah, lembaga/institusi terkait dan lingkungan masyarakat disekitar
kegiatan operasi untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan
Kebijakan ini menjadi tanggung jawab seluruh jajaran manajemen, pekerja dan
mitra kerja PT. Pelabuhan Indonesia I (persero) Cabang Belawan serta menjadi
kewajiban manajemen untuk memantau pelaksanaannya secara konsisten.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar


Setiap instansi baik perhotelan, industri, rumah sakit atau gelanggang olah
raga memerlukan satu listrik yang handal. Pemicu listrik yang utama adalah dari
PLN. Jika terjadi aliran listrik mati maka akan merugikan produksi, pelanggan
dan keselamatan jiwa. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan power plant
cadanganyang disebut dengan generator set ( Genset ). Besar kecilnya daya listrik
cadangan disesuaikan dengan kebutuhan.
Genset terdiri dari dua bagian utama yaitu penggerak yang berasal dari
Mesin Diesel, bagian utama yang lain dalah generator atau dynamo listrik. Jika
penggerak utamanya Diesel maka maka disebut Diesel Genset.

Gambar 2.1 Genset Diesel Jenis Caterpillar

2.2 Prinsip Kerja Mesin Diesel

9
Prinsip kerja mesin diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi
mekanis. Energi kimia didapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran) dari
bahan bakar (solar) dan oksigen (udara) di dalam silinder atau ruang bakar.

Mesin diesel merupakan 4 langkah dari piston atau 4 tak, dalam satu proses
kerja/ pembakalan memerlukan empat langkah dari piston atau torak. Bahan
bakar yang digunakan adalah solar.
Empat langkah tersebut antara lain :
Langkah hisap
Langkah kompresi
Langkah usaha
Langkah pembuangan

1. silinder mesin dengan


udara segar.
2. Penekanan isi udara
yang menaikan tekanan
dan suhu sehingga
kalau bahan bakar
diinjeksikan, akan
segera Mengisi
menyala dan terbakar
secara efisien.
3. Pembakaran bahan
bakar dan
pengembangan gas
panas.
4. Mengosongkan hasil
pembakaran dari
silinder.

Gambar 2.2 prinsip kerja mesin diesel


Sumber : http://www.google.com/ Perawatan Engine Genset

Langkah kerja pada mesin diesel ditunjukkan seperi pada gambar.

10
Gambar 2.3 Langkah kerja mesin diesel

Sumber : http://www.google.com/ Perawatan Engine Genset

Pada langkah pertama yaitu langkah hisap, piston bergerak dari TMA
(titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah), katup masuk terbuka dan
katup buang tertutup, udara terhisap ke dalam silinder.
Langkah ke dua adalah langkah kompresi atau tekan, piston bergerak
dari TMB ke TMA, katup masuk dan katup buang tertutup, udara
terkompresi sehingga udara memiliki tekanan dan temperatur yang
tinggi.
Langkah ke tiga yaitu usaha atau kerja. Pada temperatur udara yang
tinggi ini, bahan bakar/solar disemprotkan melalui injector sehingga
solar terbakar dan menghasilkan tenaga,. Piston penggerak dari TMA ke
TMB memutar poros melalui poros engkol atau crankshaft.
Langkah keempat adalah langkah buang, yaitu piston bergerak dari
TMB ke TMA, katup masuk tertutup dan katup buang terbuka sehingga
gas sisa pembakaran dibuang ke luar.

2.3 Komponen-Komponen System Mekanis


Pada system bahan bakar mekanis terdapat:
Fuel injection pump
Timing advance
Governor dan
Fuel ratio control
Keempat komponen ini bekerja sama untuk mengontrol system
penyemprotan bahan bakar. Komponen-komponen tersebut berpengaruh langsung

11
terhadap performa engine. Saat beban dan kecepatan ngine berubah, sejumlah
bahan bakar tertentu harus disemprotkanpada waktu tertentu pula untuk menjaga
burn window yang tepat. Timing advance unit mengontrol kapan bahan bakar
mulai di semprotkan dan governor mengontrol beberapa lama dan eberapa banyak
bahan bakar yang harus dikirim keruang bakar engine .

2.4 Sistem Pelumasan


Tujuan sistem pelumasan adalah mengalirkan oli keseluruh bagian engine,
oli harus bersih, dingin dan mampu melindungi dan mampu melindungi
komponen komponen engine dari keausan.
System pelimasan pada mesin diesel sangat penting karna tuntutan untuk
menciptakan tenaga engine yang besar dan kebutuhan emisi yang rendah,
sitempelumas tidak hanya diperlukan untuk menyediakan oli yang bersih
kebebrapa tempat yang ada pada engine, tetapi oli sendiri harus mampu bertahan
pada suhu yang lebih tinggi dan interval pergantian yang lama disamping menjaga
konsumsi oli yang rendah.
System pelumas terdiri atas:
Oil pun atau sump
Suction bell
Oil pump
Pressure relief
Oil filter

2.5 Sistem Pendingin


Sistem pendingin pada engine bertanggung jawap untuk mempertahankan
suhu engine yang sesuai. Jika system pendingin gagal kerusakan berat bisa terjadi.
System pendingin mensirkulasikan coolant keseluruh bagian engine untuk
menyerap panas yang dihasilkan oleh pembakaran dan gesekan dengan
memamfaatkan prinsip perpindahab panas. Air pendingin menerima panas yang
dilepaskan oleh komponen-komponen besi pada engine seperti engine block,
cylinder heat dan lain-lain. Air pendingin kemudian dialirkan oleh water pump
dari engine menuju radiator, energi panas dipindahkan secara konveksike udara
yang melintas ke fins radiator.

12
2

4
1

Gambar 2.4 Komponen System Pendingin


Sumber : http://www.google.com/ Perawatan Engine Genset

Komponen utama dari system pendingin adalah:


1) Water pump
2) Oil cooler
3) Saluran di sepanjang engine block dan cylinder head
4) Temperature regulator dan regulator housing
5) Radiator
6) Pressure cap
7) House dan pipa penghubung
2.6 Sistem Pemasukan Udara (Intake) Dan Pengeluaran Gas Buang
(Exhaust)
Diesel engine membutuhkan udara untuk membakar bahan bakar, system
pemasukan udara harus mampu menyediakan udara bersih yang cukup untuk
pembakaran, sementara system pembuangannya harus membuang panas dan gas
hasil pembakaran. Aliran udara yang tidak mencukupi pada system akan dapat
mengurangi performa engine.
Umumnya system pemasukan dan pembuangan udara meliputi :
1) Precleaner
2) Air filter
3) Turbo charger
4) Intake manifolt
5) Aftercooler
6) Exhaust manifold

13
7) Exhaust stack
8) Muffler

2.7 Komponen-Komponen System Performa Mesin

2.7.1 Oil Filter


Oil filter merupakan suatu komponen engine yang berfungsi untuk
penyaringan oli, oli yang digunakan untuk melumasi bagian dalam mesin untuk
mengurangi gesekan akan menimbulkan serbuk besi akibat gesekan yang terjadi
di dalam engine, jika oli tidak di saring maka akan merusak komponen mesin.
Pergantian filter dilakukan setelah mesin bekerja selama 150 jam, cara
mengetahui kandungan mentalan dalam oli dari pressure filter, cara sederhan
dapat diketahui oleh bram disaat ganti oli atau di saat over houl, cek didalam filter
dengan cara di belah, lapisan dalam Mentalan akibat gesekan dari putaran mesin,
misalkan timah (berbentuk bulat dan berwaena putih) berarti mesin masih dalam
keadaan normal, dan misalkan aluminium berwarna putih dan berbentuk
serpihan, berarti mesin siap di over houl.

Gambar 2.5 Oil Filter

2.7.2 Turbo Charge

Untuk mendapatkan tenaga lebih besar pada mesin diesel, maka


dibutuhkan komponen tambahan untuk mendongkrak tenaga. Turbocharger
adalah sebuah kompresor yang digunakan dalam mesin pembakaran dalam untuk
meningkatkan keluaran tenaga mesin dengan meningkatkan massa oksigen yang
memasuki mesin. Komponen utama dari turbocharge adalah kompressor dan
turbin, seperti yang terlihat pada gambar, gabungan kedua komponen tersebut

14
sering juga disebut sebagai turboblower. Turbocharger terdiri dari unit turbin dan
unit kompresor. Kompresor yang berfungsi untuk memampatkan udara
digerakkan oleh unit turbin. Unit turbin digerakkan oleh ekspansi udara yang
mempunyai kecepatan, temperatur dan tekanan tinggi yang merupakan udara hasil
pembakaran dari motor. Penggunaan turbocharger dapat meningkatkan tenaga
mesin sampai 30%

Gambar 2.6 Turbo Charge

2.7.3 Oil Cooler


Coolant merupakan suatu komponen engine yang berfungsi untuk
menyerap panas dari oli engine yang menyelubungi tube, cooler menyerap panas
pada oli pelumas untuk menjaga suhu oli agar kekentalannya, permasalahan yang
terjadi pada coolant adalah kerusakan pada seal, kerusakan oring dan korosi.

Gambar 2.7 Coolant

2.7.4 Radiator
System pendingin pada engine bertanggung jawap untuk mempertahankan
suhu engine yang sesuai. Jika system pendingin gagal kerusakan berat bisa terjadi.

15
Radiator adalah komponen engine untuk untuk sistem pendinginan pada mesin
dan menjaga mesin tetap dalam suhu normal agr tidak terjadi over heating,
permasalahan yang dapat terjadi pada radiator adalah kebocoran pada tube
radiator.

Gambar 2.8 Radiator

2.7.5 Air filter


Air filter adalah tempat penyaringan udara untuk meperoleh udara yang
bersihyang akan di injeksikan kedalam silinder, jika udara yang masuk tidak di
saring maka akan berpengaruh besar terhadap proses pembakaran pada engine,
dan akan mengakibatkan kerusakan pada komponen piston dan silinder berupa
goresan.

Gambar 2.9 Air filter

2.8 Alat Pengukur Pada Engine Genset

16
Untuk mengetahui perfomance Genset diperlukan beberapa alat ukur, antar
lain alat ukur volume bahan bakar, tekanan bahan bakar, ammeter, technometer,
tekanan oli dan temperatur pendingin.
Untuk mengetahui volume bahan bakar yang ada pada tangki ditunjukkan
oleh fuel meter, ditunjukkan seperi pada gambar.

Gambar 2.10 Fuel level meter

Sumber : http://streetperformance.com

Untuk mengetahui tekanan bahan bakar,tekanan harus dalam posisi


normal. Jika tidak normal periksa fuel filter dan ganti atau bersihkan. Pengukur
tekanan bahan bakar ditunjukkan seperti pada gambar berikut.

Gamar 2.11 Barometer


Sumber : http://streetperformance.com

Untuk mengetahui arus yang dihasilkkan oleh generator dapat dilihat dari
ammeter. Ditunjukkan seperti pada gambar.

17
Gambar 2.12 Amperemeter
Sumber : http://streetperformance.com

Untuk mengetahui putaran mesin dapat dilihat dari alat pengukur putaran
yang disebut dengan tachometer. Ditunjukkan seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.13 Tachometer


Sumber : http://streetperformance.com

Tekanan pelumas sangat penting,sehingga perlu di monitor setaip waktu.


Jika tekanan rendah maka tidak akan terjadi pelumasan. Pada saat mulai tekanan
akan tinggi berangsur-angsur akan turun dan mencapai normal opeerasi.
Ditunjukkan seperti pada gambar.

Gambar 2.14 Oil pressure gauge


Sumber : http://streetperformance.com

Untuk mengetahui air pendingin dapat dilihat dari termometer yang diseut
water temperatur indicator. Ditunjukkan seperti pada gambar.

Gambar 2.15 Temperatur cooling water indicator

18
Sumber : http://streetperformance.com

2.9 Sistem Bahan Bakar


Jumlah bahan bakar yang dibakar oleh engine berhubungan langsung
dengan jumlah hourse power dan torque yang dihasilkan. Secara umum, semakin
banyak bahan bakar yang diterima engine, makin besar pula torque yang tersedia
pada flywheel. Sistem bahan bakarmengirimkan bahan bakar yang bersih pada
saat dan jumlah yang tepat, untuk memenuhi kebutuhan hourse power dari engine.
Komponen-komponen pada sistem bahan bakar akan menyesuaikan pengiriman
bahan bakar dengan kebutuhan tenaga dengan cara merubah berapa banyak dan
kapan bahan bakar yang harus disemprotkan. Fungsi ini ditangani oleh jantung
dari sistem bahan bakar tersebut, yaitu fuel injection pump.
Ada dua sistem yang digunakan oleh Caterpillar dalam hal ini, yaitu:
1. Pump And Lines System
Komponen pump and line fuel system meliputi:
a. Fuel Tank (Tangki Bahan Bakar)
b. Fuel Filter (Saringan Bahan Bakar)
c. Fuel Transfer Pump
d. Fuel Injection Pump
e. Governor
f. Timing Advance
g. Fuel Ratio Control
h. High Preassure Fuel Lines (saluran bahan bakar bertekanan tinggi)
i. Low Pressure Fuel Lines (saluran bahan bakar bertekanan rendah)
j. Nozzle
k. Return Line

2. Electronic Unit Injection Sistem.


Sistem Elektronic Unit Injection (EUI) menggunakan beberapa komponen
yang sama seperti yang dipakai oleh sistem pump and line.
Sistem EUI menggunakan:
a. Fuel Tank,
b. Primary Fuel Filter,
c. Fuel Transfer Pump,

19
d. Secondary Fuel Filter, dan
e. Return line.

BAB III
METODOLOGI PRATEK KERJA LAPANGAN

3.1 Tempat dan Waktu PKL

Praktek Kerja Lapangan di PT. Pelabuhan Indonesia I (persero) Cabang


Belawan ini dilaksanakan selama satu bulan. Terhitung mulai tanggal 18 juli s/d
18 Agustus 2012 dengan pembagian jadwal setiap kegiatan ditentukan oleh
pembimbing selama Praktek Kerja Lapangan berlangsung.

3.2 Jam Praktek Kerja Lapangan


Jam Praktek Kerja Lapangan disesuaikan dengan jam kerja karyawan
regular PT. Pertamina Drilling Services Indonesia sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jam Praktek kerja Lapangan

No Hari Jam kerja praktek Istirahat

1 Senin s/d Kamis 07.00 s/d 16.00 12.00 s/d 13.00

2 Jumat 07.00 s/d 16.00 11.45s/d 14.00

3.3 Rangkuman Pekerjaan Yang Dilakukan Selama PKL

20
Dalam pengumpulan data sebagai masukan untuk menyusun laporan
praktek kerja lapangan ini, maka penulis telah merangkum beberapa kegiatan
antara lain:
Masa orientasi, yaitu pengenalan dengan karyawan dan senior-senior serta
pengarahan secara umum dari PJS Manager tentang keselamatan kerja,
dan pengambilan safety.
Penyampaain program kerja dan safety setiap pagi.
Pengenalan tentang mesin-mesin yang ada di PT.Pelabuhan Indonesia I
(persero) Cabang Belawan serta fungsinya.
Melakukan kunjungan ke lokasi praktek kerja lapangan.
Penyelesaian tugas khusus, materi dan judul tugas khusus ini dilakukan
dengan pengambilan data dari PT.Pelabuhan Indonesia I (persero) Cabang
Belawan dan kunjungan ke perpustakaan yang bertujuan untuk
mendapatkan literature yang diperlukan.

21
BAB IV
PERAWATAN BERKALA ENGINE GENSET

4.1 Perawatan Berkala Engine Genset


Perawatan bertujuan agar mesin selalu siap operasi, memiliki keandalan
tinggi, mencegah terjadinya kerusakan tiba-tiba dan mendeteksi gejala kerusakan
sedini mungkin serta mengembalikan pada kondisi seperti semula.
Salah satu teknik perawatan yang digunakan untuk merawat Genset adalah
perawatan berkala atau scheduled maintenance.
Daily inspeksi pada genset dilakukan setiap 10, 50, 125 jam. Lubrication
service (peraawatan berkala) dilakukan setiap 250 jam. Dan overhoul dilakukan
seiap 2000 jam.
Kegiatan perawatan berkala pada genset antara lain :
Pemeriksaan
Pembersihan
Penggantian
Pengencangan
Penyetelan
Pengisian
Pelumasan

4.2 Metode Perawatan

22
Sistem perawatan yang dilakukan untuk memelihara mesin atau generator
agar selalu baik menggunakan metode sebagai berikut :

1. Preventive Maintenance
Pemeliharaan pencegahan yang meliputi lubrikasi (pelumasan,
pembersihan, inspeksi, check-up dan perbaikan) kegiatan dilakukan secara
berkala.

2. Prediktive Maintenance
Pemeliharaan terhadap apa yang diduga. Kegiatan ini merupakan
mengamati segala fisik melalui panca indera atau alat khusus tujuan tidak
terjadi pembongkaran lebih besar. Kegiatan ini dilakukan secara berkala,
contohnya menyelidiki keadaan atau kecepatan putar,tekanan
bantalan,temperatur dan lain-lain.

3. Repair maintenance
Perawatan dengan melakukan perbaikan setelah adanya kerusakan
atau penggantian pada waktunya atau menservis.

4. Corective maintenance
Pemeliharaan corective merupakan peningkatan sedemikian rupa
seperti perubahan-perubahan minor pada perancangan dan subtitusikan
dari komponen yang lebih cocok atau materi-materi kontruksi yang
ditingkatkan untuk menghapus suatu masalah.

5. Daily Inspection
Daily inspection dilakukan untuk memeriksa seluruh komponen
mesin sebelum pengoperasian untuk mengetahui masalah yang tedapat
pada engine.

23
PELABUHAN INDONESIA I
INDUSTRIAL & ELEKTRIC POWER GENERATION ENGINE
DAILY INSPECTION RECORD
Tabel 4.1 Daily Inspection

RIG MODEL/ NO ENGINE NO


DSI AREA ENGINE MODEL: CAD D3408 DITA
LOCATION : BENGKEL PEMELIHARAAN ENGINE S/N
DATE ENGINE SMH
ITE JOB DESCRIPTION STATUS REMARKS/KETERANGAN
M YES NO
GENERAL ENGINE

1 WALK AROUND INSPECTION (inspect


leaks fluid & connection)
2 ENGINE CRANKCASE (check oil level)

3 COOLING SYSTEM (check coolant level)

4 ENGINE GOVERNOR UG-8 & 3168


(check oil level)
5 AIR STATOR MOTOR (check oil
lubricator)
6 AIR TANK/ACCUMULATOR (drain water
sediment)
7 ALTERNATOR/CHARGING ( charging
function)
8 AIR CLEANER/ELEMENT (check
indicator)
9 FUEL FILTER DIFERENTIAL PRESSURE
(check indicator)
10 OIL FILTER DIFERENTIAL PRESSURE
(check indicator)

POWER TAKE OFF & TORQUE


CONVERTER

1 CLUCHT SHIFT COLLAR ( lubricate)


2 TORQUE CONVERTER (check oil level)

GENERATOR AC
1 GENERATOR AC (check temperature &
vibration)
2 GENERATOR AC (check automatic voltage

24
reg)
3 GENERATOR AC (coupling)

6. Over houl
Perawatan dengan melakukan pergantian sperpart yang tidak
mungkin bisa dipakai dan dipergunakan lagi.

PREVENTIVE MAINTENANCE PART LIST REQUIRET


INDUSTRIAL ENGINE & EPG
Tabel 4.2 SMP (Setandar Maintenance Prosedure)

PARTS NUMBER QTY PRICE.Rp


ITE
DESCRIPTION
M CURRENT CHANGE UNIT
EST ACT EXT.PRICE
P/N TO PRICE

EVERY 250 Hours

1 OIL FILTER 1R0716 - 2 Pcs


2 COOLANT INHIBITOR 3P2044 - 1 Pcs

3 BOTLE SOS HP427 - 1 Pcs


SAEW20/40-
4
ENGINE OIL LUB CF.4 - 61 ltr
AQUADEST ( AIR
5 ACCU ) - - 1 ltr

EVERY 1000 Hours

1 OIL FILTER 1R0716 - 2 Pcs

2 FUEL FILTER 1R0749 - 2 Pcs


3 SEAL 8H2778 - 1 Pcs

4 COOLANT INHIBITOR 3P2044 - 1 Pcs


5 FILTER SHOOT 4N7808 - 2 Pcs

6 BOTLE SOS HP427 - 1 Pcs


SAEW20/40-
7 OIL ENGINE CF.4 - 61 ltr
8 OIL LUB. T.CONVERTER - - -
OIL FILTER
9 T.CONVERTER - - 1 Pcs

EVERY 2000 Hours

1 OIL FILTER 1R0716 - 2 Pcs

25
2 FUEL FILTER 1R0749 - 2 Pcs
3 SEAL 8H2778 - 1 Pcs

4 FILTER SHOOT 4N7808 - 2 Pcs


5 AIR FILTER 3R0493 - 1 Pcs

6 COOLANT INHIBITOR 3P2044 - 4 Pcs


7 BOTLE SOS HP427 - 1 Pcs
SAEW 20/40-
8 OIL ENGINE CF.4 - 61 ltr
9 LUBRICANT 2S3230 - 1 Pcs

EVERY 4000 Hours

1 OIL FILTER 1R0716 - 2 Pcs


2 FUEL FILTER 1R0749 - 2 Pcs

3 SEAL 8H2778 - 1 Pcs


4 FILTER SHOOT 4N7808 - 2 Pcs

5 AIR FILTER 3R0493 - 1 Pcs


6 COOLANT INHIBITOR 3P2044 - 4 Pcs

7 REGULATOR 4W4794 - 2 Pcs


8 GASKET REGULATOR - - 2 Pcs

9 BOTLE SOS HP427 - 1 Pcs


10 SEAL NOZZLE - - 12 Pcs
SAEW20/40-
11 OIL ENGINE CF.4 - 61 ltr

12 LUBRICANT 2S3030 - 1 Pcs

4.3 Pemeriksaan Secara Visual Pada Engine Genset Jenis Caterpillar


Perawatan secara visual akan meberitahu anda mengenai kondisi secara
umum dari engine. Ini akan membantu mengidentifikasi masalah pada engine
sebelum terjadi kerusakan pada engine. Tujuan dari pemeriksaan secara visual ini
adalah untuk mengidentifikasi kerusakan sebelum menjadi kerusakan yang lebih
parah.
Adapun yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan secara visual yaitu:
1. Kebocoran
Kebocoran akan dapat dikenali dari basahnya area yang seharusnya kering,
adanya noda karatan atau kotor. Pada tingkat kebocoran yang lebih besar
akan kelihatan cairan yang menetes atau mengalir.

2. Battery
Periksa battery dan tempatnya terhadap korosi, keretakan, kebocoran pada
penutupnya dan kondisi dari terminalnya, sambungannya dan harness-nya.
Tumpukan kapur juga merupakan indikasi terdapatnya masalah.

3. Elektrolit dan Harness

26
Periksa elektrolit pada battery jenis konvensional dan low maintenance
kecuali pada battery jenis free maintenance. Periksa kabel dan
sambungannya untuk memastikan battery tersebut tidak rusak dan
ukurannya tepat.
Bersihkan sambungan dan gunakan heavy protective grease pada
sambungan untuk menghentikan proses korosi. Periksa juga harness
elektriknya. Pastikan sambungan tidak kendor, dan perhatikan pula apakah
terdapat kabel yang terkelupas yang daapt menimbulkan hubungan pendek
arus listrik.
4. Pemeriksaan Operasional
Memeriksa tekanan oli, suhu, alternator dan alat ukur lain dan memastikan
semuanya bekerja dengan baik dan tidak ada yang rusak.

5. Sistem Pelumasan
Periksa selalu level oli dan kondisinya.

6. Hose Saluran Sistem Pendingin


Periksa semua hose dan clamp pada saluran sistem pendingin. Bila hose
terasa atau keras dan getas, maka ganti hose tersebut. Puntir, tekan dan
remas hose untuk memastikan hose tersebut tidak terlalu lembek atau tidak
terlalu keras. Goyang hose pada sambungannya untuk memastikan clamp-
nya tidak kendor.

7. Radiator
Periksa kondisi rariator fins. Bila terdapat fins yang bengkok atau kotor, hal
ini akan mengurangi effesiensi pendinginan. Periksa semua bagian dari
kebocoran dan kerusakan.

8. Air Pendingin
Periksa level air pendingin dan pastikan pula tidak terdapat kotoran atau
perubahan warna.

9. Sistem Air Intake


Periksa air intake system dari kebocoran, hambatan dan kerusakan
komponen.

10. Fuel Sistem


Periksa fuel system terhadap kebocoran, bengkok atau penyok pada fuel
lines dan kondisi clamp-nya.

11. Belt
Bila engine dilengkapi dengan belt sebagai bagian dari komponen
penggerak, periksalah kondisi belt dan pulley-nya. Bila terdapat keretakan

27
walaupun kecil, akan menyebabkan terganggunya engine saat bekerja. Bila
belt aus atau kendur, fan tidak akan berputar dengan kecepatan yang tetap
sehingga kapasitas pendinginan akan berkurang.
Untuk memeriksa kekencangan belt pada saat engine mati, puntir atau
bengkokkan belt menggunakan tangan. Bila kondisinya bagus, belt tidak
akan membengkok lebih dari lebar belt itu sendiri, atau sekitar satu inchi.
Atau gunakan alat belt tension tool untuk mendapatkan hasil pengukuran
yang akurat.

12. Pulley
Saat anda memeriksa belt, periksa juga pulley dari keausan, retak atau
tanda kerusakan lainnya. Gantikan pulley bila terdapat kerusakan, keausan,
retak atau lainnya.

4.4 Pembahasan Perawatan Engine Genset Jenis Caterpillar

4.4.1 Penggantian Oli

Gambar 4.1 Pemeriksaan ketinggian pelumas

Penggantian oli, coolant dan fuel filter secara teratur dapat mengurangi
keausan dan memperpanjang usia engine. Penggantian oli dan filter secara tetap
dalam jangka waktu tertentu yang tepat akan membantu mempertahankan kualitas
oli.
Sevice interval

28
Jangka waktu penggantian oli antara satu engine dengan engine lainnya
dapat saja berbeda. Periksa Operation and Maintanance Manual untuk
engine yangakan dikerjakan.
Schedule Oil Sampling (S.O.S)
Pada engine juga perlu dilakukan pengambilan oli secara berkala
(Scheduled Oil Sampling). SOS memberikan informasi penting mengenai
pola keausan komponen yang akan memberi tahu enginer (teknisi)
sebelum engine mengalami kerusakan yang lebih parah.
SOS dilakukan setiap kali penggantian oli. Pada saat penggantian oli,
engine harus cukup panas untuk memastikan partikel-partikel keausan
bercampur dengan oli.
Ada dua cara prosedur pengambilan oli yang dianjurkan, yaitu:

Melalui saluran dipstick dan


Melalui sample port yang telah disediakan
Gunakan peralatan pengambilan oli yang bersih. Penggunaan peralatan
yang kotor akan menyebabkan kontaminasi pada contoh oli dan hasil
pemeriksaan menjadi tidak akurat.
Pemeriksaan Filter
Saat mengganti filter, potong filter bekasnya dan periksa partikel-partikel
kotoran yang tertangkap pada filter. Bila pada filter terdapat partikel-
partikel metal, maka hal ini menandakan bahwa terjadi keausan yang cepat
dan tidak normal pada komponen-komponen engine.
Bila partikel-partikelnya cukup banyak, maka hal ini menujukan bahwa
terjadi keausan yang tidak normal atau terdapat kerusakan yang tertunda
(akan terjadi kerusakan yang parah dikemudian hari).

Prosedur Penggantian Oli


Berikut ini langkah-langkah prosedur penggantian oli:
Parkirdan stabilkan machine
Hidupkan engine sampai suhunya cukup panas
Matikan engine
Buang oli ke penampungan oli bekas
Pasang kembali drain plug (lubang pembuangan olinya)
Buka filter
Potong filter dan periksa bagian dalam filternya
Pasang filter baru
Isi sistem dengan oli baru

29
Periksa tingkat permukaan oli dan pastikan tidak terdapat
kebocoran oli

4.4.2 Air Pendingin

Gambar 4.2 Pemeriksaan ketinggian air pendingin


Perawatan pada cooling system ( sistem pendingin) meliputi:
Flushing (menguras)
Pengetesan regulator
Membersihkan cooling system
Pengisian ulang dan pengetesan
A. Pemeriksaan Rutin Pada Sistem Pendingin
Sistem pendingin memiliki jadwal perawatan yang berbeda dibandingkan
dengan udara, fuel dan oli. Ada empat pemeriksaan yang perlu dilakukan
pada sistem pendingin, yaitu:
Pemeriksaan level air
Pemeriksaan kondisi air
Pemeriksaan konsentrasi antifreezer
Pemeriksaan konsentrasi coolant conditioner

B. Pemeriksaan Tutup Radiator


Setelah memeriksa coolant, periksalah radiator cap. Gantilah tutup radiator
bila sealnya telah aus.

C. Prosedur Perawatan Pada Sistem Pendingin


Perawatan yang diperlukan pada sistem pendingin antara lain:
Prosedur menguras

30
Untuk menguras coolant:
Matikan engine
Lepaskan kabel battery
Buka drain plug (penutup saluran buangan)
Buka heater valve
Buka drain pada water pump
Periksa filter water pump
Pasang kembali drain plug

Pengetesan regulator
Untuk pengetesan regulator:
Buka regulator
Tes regulator
Pasang seal baru
Pasang rebulator
Ganti gasket dan pasang kembali housing-nya

Membersihkan sistem pendingin


Untuk membersihkan sistem pendingin:
Isisitem dengan cleaner (cairan pendingin)
Pasang tutup radiator
Hidupkan engine
Matikan engine dan biarkan sampai dingin
Buang cairan pembersih
Bilas sistem dengan air
Pasang drain plug

Ganti coolant dan tes engine


Untuk mengganti coolant dan mengetes engine:
Isi radiator dengan debit air tidak boleh lebih dari 5 gpm untuk
menghindari udara terperangkap dalam sistem
Periksa level coolant
Periksa tutup radiator
Periksa bila terdapat kebocoran

4.4.3 Perawatan Pada Air Intake

31
Gambar 4.3 filter air cleaner

Perawatan dasar pada air intake termasuk memeriksa dan


membersihkan precleaner pipa-pipa air inlet. Air filter harus diganti bila
diperlukan.Banyak masalh yang berhubungan dengan unjuk kerja engine
berawal dari air filter yang kotor. Gejala seperti asap hitam, kurang tenaga
atau konsumsi fuel yang berlebihan merupakan petunjuk adanya masalah
padaair filter.
Berikut ini langkah-langkah dalam perawatan air system:
Persiapkan engine
Bersihkan precleaner
Ganti air filter
Periksa air filter yang baru (dari kebocoran)
Set ulang indicator

4.4.4 Perawatan Pada Fuel System

32
Gambar 4.4 fuel filter

Fuel system memerlukan perawatan yang teratur untuk memastikan


fuel yang masuk ke sistem benar-banar bersih. Untuk melakukan perawatan
pada fuel system diperlukan beberapa langkah yaitu:

Periksa kandungan air pada fuel


Untuk mengeluarkan air dari water separator dan fuel tank:
Matikan engine dan tutup katup supply pada fuel tank
Lepaskan kabel battery
Buka valve pada water separator
Buang air dari water separator
Tutup valve-nya
Buka drain valve pada fuel tank
Buang air dari fuel tank
Tutup kembali valve-nya

Penggantian fuel filter


Setelah membuang air dari fuel filter, bersihkan primary fuel filter dan
gantilah secondary fuel filter-nya
Primary fuel filter biasanya terletak antara fuel tank dan fuel transfer
pump.
Secondary fuel filter biasanya terletak didekat priming pump.

33
Primary fuel filter ada yang bisa diganti dan ada pula yang bisa
dibersihkan. Sedangkan secondary fuel filter harus selalu diganti.
a. Membersihkan Canister Primary Filter
Untuk membersihkan canister primary filter:

Matikan engine dan tutup fuel supply valve

Kendurkan bolt pada housing dan bukalah filter case-nya

Keluarkan filter element dari rumahnya

Bersihkan filter menggunakan non-flammable solvent sesuai


dengan spesifikasi

Bersihkan filter case

Pasangkan filter yang sudah dibersihkan dan keringkan (atau


pasang filter baru)

Pasangkan case-nya

Kencangkan bolt-nya

b. Mengganti Spin-On Filter


Untuk mengganti spin-on primary atau secondary fuel filter:
Matikan engine dan tutup fuel supply valve-nya
Buka dan buang filter-nya
Bersihkan permukaan filter base-nya
Ganti filter dengan ukuran dan tipe yang sesuai dengan
recomendasi dari pabrik
Lumasi gasket atau seal pada filter yang baru dengan fuel yang
bersih. Jangan isikan fuel pada filter
Pasangkan filter sampai filter menyentuh base-nya, lalu putar
menggunakan tangan sejauh putaran
Buka fuel supply valve. Bila engine memiliki fuel shutoff
solenoid, langkah ini tidak perlu dilakukan.
Pemompaan fuel system

34
Pompa fuel system untuk membuang udara dalam saluran fuel. Gunakan
priming pump untuk memompakan fuel dan udaranya disaat engine
hidup.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Generator adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanikal.
Mengetahui cara merawat dan menggunakan alat untuk mesin genset
tersebut.
Perawatan secara visual akan memberitahu penulis mengenai kondisi
secara umum dari engine dan sama seperti ilmu-ilmu teoritis yang di dapat
diperguruan tinggi.

35
Perlu kebijakan-kebijakan yang di ambil dalam melaksanakan perawatan
pada suatu mesin , seperti penggantian oli, coolant dan fuel filter secara
teratur agar dapat mengurangi keausan dan memperpanjang usia engine.

5.2 Saran
Sebelum melakukan perawatan,sebaiknya setiap gejala kerusakan harus
diperhatikan dengan cermat. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Lakukan perawatan yang teratur dan menyeluruh untuk mencegah
terjadinya kerusakan yang lebih parah.
Penggantian komponen mesin dilakukan sesuai petunjuk yang berlaku.
Gunakan pelumas yang sesuai dengan petunjuk penggunaan mesin,supaya
mesin dapat menjaga kestabilannya.
Utamakan kesehatan dan keselamatan kerja, selalu gunakan safety disaat
memulai pekerjaan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Soeparno dan Drs. Bambang, Mesin Listrik 2, (Surabaya, 1979),p,88

Daryanto. 1987. Teknik pesawat tenaga. Jakarta : PT. Bina Aksara

Sugiona Bambang. 2000. Manajemen Pemeliharaan. Malang : Institut Teknologi

Malang

Sularso. 1991. Elemen Mesin. Jakarta : PT. Praditya paramita

Hand-book Trakindo. Diesel Engine Maintenance. Pelabuhan Indonesia I

(persero)

Perawatan Dasar Generator terdapat di http://www.google.com

http://streetperformance.com

37

Anda mungkin juga menyukai