TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sinar X
CT-Scan mempunyai 2 komponen utama yaitu scan unit dan operator konsul. Scan
unit biasanya berada di dalam ruang pemeriksaan sedangkan konsul letaknya
terpisah dalam ruang kontrol. Scan unit terdiri dari 2 bagian yaitu meja
pemeriksaan (couch) dan gantry (Bontrager, 2001).
Bagian bagian dari scan unit :
2.3.1.1 Gantry
Merupakan suatu tempat dimana di dalamnya terdiri dari x ray tube (pembangkit
sinar x), filter, collimator, lampu indicator, dan DAS (Data Acquistion System). Di
dalam CT-Scan, pasien berada di atas meja pemeriksaan dan meja tersebut
bergerak menuju gantry. Gantry ini terdiri dari beberapa perangkat yang
keberadaannya sangat diperlukan untuk menghasilkan suatu gambaran, perangkat
keras tersebut antara lain tabung sinar-X, kolimator, dan detektor.
2.3.1.3 Kolimator
Kolimator berfungsi untuk mengurangi radiasi hambur, membatasi jumlah
sinar yang sampai ke tubuh pasien serta untuk meningkatkan kualitas gambar.CT-
Scan menggunakan 2 buah kolimator yaitu pre pasien kolimator dan pre detektor
kolimator.
2.3.1.4 Detektor
Selama eksposi berkas sinar-X (foton) menembus pasien dan mengalami
perlemahan (atenuasi).Sisa-sisa foton yang telah teratenuasi kemudian ditangkap
oleh detektor.Ketika detektor-detektor menerima sisa-sisa foton tersebut, foton
berinteraksi dengan detektor dan memproduksi sinyal dengan arus yang kecil yang
disebut sinyal output analog.Sinyal ini besarnya sebanding dengan intensitas
radiasi yang diterima. Kemampuan penyerapan detektor yang tinggi akan
berakibat kualitas gambar lebih optimal. Ada 2 tipe detektor yaitu solid state dan
isian gas.
2.5 Dosimetri
Dosimetri radiasi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari besaran
dan satuan dosis radiasi, sedang pengertian dosis adalah kuantisasi dari proses
yang ditinjau sebagai akibat radiasi mengenai materi (Dwi Seno, 2008).
Besaran radiasi untuk pertana kali diperkenalkan adalah penyinaran
(terjemahan dari istilah exposure) dengan simbol X, yang pada Kongres Radiologi
pada tahun 1928 didefenisikan sebagai kemampuan radiasi sinar-X atau gamma
Universitas Sumatera Utara
untuk menimbulkan ionisasi di udara. Satuannya adalah roentgen atau R, di mana
1R adalah besarnya penyinaran yang dapat menyebabkan terbentuknya muatan
listrik sebesar 1 esu (electro-static-unit) pada suatu elemen volume udara sebesar
1cc, pada kondisi temperatur dan tekanan normal (Dwi Seno, 2008).
Apabila radiasi mengenai bahan, maka akan terjadi penyerapan energi di
dalam bahan tersebut melalui berbagai macam proses/interaksi. Dosis serap (D)
didefenisikan sebagai energi rata-rata yang diserap bahan per satuan massa bahan
tersebut. Satuan yang digunakan sebelumnya adalah rad yang didefenisikan
sebagai:
1 rad = 100 erg/g
Satuan baru yaitu gray (Gy) di mana:
1 gray (Gy) = 1 joule/kg
Dengan demikian dapat diperoleh hubungan:
1 gray (Gy) = 100 rad
Besaran dosis serap ini berlaku untuk semua jenis radiasi dan semua jenis
bahan yang dikenainya, namun bila menyangkut akibat penyinaran terhadap
mahluk hidup, maka informasi yang diperoleh tidak cukup. Jadi diperlukan
besaran lain yang sekaligus memperhitungkan efek radiasi untuk jenis radiasi
yang berbeda.
Dosis serap yang sama tetapi berasal dari jenis radiasi yang berbeda
ternyata memberikan akibat/efek yang berbeda pada sistem tubuh mahluk hidup.
Pengaruh interaksi yang terjadi sepanjang lintasan radiasi di dalam jaringan tubuh
yang terkena radiasi terutama berasal dari besaran proses yang disebut sebagai
alih energi linier. Yang paling berperan dalam hal ini adalah peristiwa ionisasi
yang terjadi sepanjang lintasan radiasi di dalam materi yang dilaluinya. Dengan
demikian, jenis radiasi yang memiliki daya ionisasi besar akan dapat
menyebabkan akibat/kerusakan biologik yang besar pula. Besaran yang
merupakan kuantisasi dari sifat tersebut dinamakan faktor kualitas (Q), maka
dosis serap (H) yang disebut dosis ekivalen, yaitu perkalian antara dosis serap dan
faktor kualitas radiasi Q atau faktor bobot radiasi Wr atau radiation weighting
factor dapat ditulis :
H = D . Q .N ( 2.1 )
2.6 Mandibula
Mandibula adalah tulang rahang bawah dan merupakan tulang muka yang paling
besar dan kuat.Mandibula merupakan satu satunya tulang pada tengkorak yang
dapat bergerak.Mandibula dapat ditekan dan diangkat pada waktu membuka dan
menutup mulut.Dapat ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit digoyangkan
dari kiri ke kanan dan sebaliknya sebagaimana terjadi pada waktu mengunyah
(Pearce, 2002). Pada perkembangannya tulang ini terdiri dari dua belahan tulang
yang bersendi di sebelah anterior pada simpisis mental, persatuan kedua belahan
tulang ini terjadi pada umur dua tahun membentuk sebuah korpus yang letaknya
horisontal dan berbentuk seperti tapal kuda, menjorok ke muka serta mempunyai
dua buah cabang yang menjorok ke atas dari ujung posterior korpus (Bajpai,
1991).
A. Korpus
1) Permukaan eksternus
Permukaan eksternus kasar dan cembung.Pada bagian ini terdapat suatu linea
oblikum yang meluas dari ujung bawah pinggir anterior ramus menuju ke bawah
dan ke muka serta berakhir pada tuberkumum mentale di dekat garis tengah. Dan
terdapat juga foramen montale yang terletak di atas linea oblikum dan simpisis
menti yang merupakan rigi di garis tengah yang tidak nyata di bagian atas pada
tengah pada tempat persatuan dari kedua belahan foetalis dari korpus mandibula.
2) Permukaan internus
Merupakan lekuk dari gigi geligi tetap. Terdapat delapan lekuk dari masing
masing belahan mandibula ( dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring, dua untuk
gigi premolar dan tiga untuk gigi molar). Pada orang tua setelah gigi gigi
tanggal lekuk lekuk ini tidak tampak karena atropi tulang yang mengakibatkan
berkurangnya lebar corpus mandibula.
Pinggir ini tebal dan melengkung yang melanjutkan diri ke posterior dengan
pinggir bawah ramus.Sambungan kedua pinggir bawah ini terletak pada batas gigi
molar ke tiga, di tempat ini basis disilang oleh arteri fasialis.Fossa digastrika yang
merupakan lekukan oval terletak pada masing masing sisi dari garis
tengah.Merupakan origo dari venter anterior muskulus digastrikus.Sepanjang
seluruh basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat di atasnya (superfasialis)
dilekatkan platisma.
B. Ramus
Permukaan ini kasar dan datar.Bagian posterior atas licin yang berhubungan
dengan glandula parotis.Sisa dari permukaan merupakan insersio dari muskulus
masseter.
Pada permukaan ini terletak foramen mandibulare yang merupakan awal dari
kanalis mandibularis serta dilalui oleh nervus dentalis dan pembuluh pembuluh
darahnya.
Pinggir posterior, tebal dan alur alur merupakan permukaan medialis dari
glandula parotis.
Pinggir inferior, melanjutkan diri dengan pinggir inferior korpus dan bersama
sama membentuk basis mandibular.
1. Fraktur traumatik
yang dapat dijumpai pada satu sisi mandibula dan bila hal ini terjadi, sering