Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda-beda.Namun, Islam
memiliki aturan politik yang bisa membuat negara itu adil.Dalam Al-Quran memang
aturan politik tidak disebutkan, tetapi sistem politik pada jaman Rasullullah SAW
sangatlah baik.Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang mendorong masyarakatnya
menjalankan syariat Islam. Indonesia adalah salah satu negara Islam terbesar di dunia,
namun bila dikatakan negara Islam, dalam prakteknya islam kurang di aplikasikan dalam
sistem pemerintahan baik itu politik maupun demokrasinya. Hal itu berpengaruh besar
dalam berbagai aspek kehidupan manusia di Indonesia, terutama pada sistem yang
berlaku dalam pemerintahan Indonesia. Contoh kecil adalah banyaknya pelaku korupsi
yang dikarenakan kurang transparannya pemerintahan di indonesia. Hal tersebut di atas
membuat penulis membahas tentang sistem politik dalam islam.
Pada Saat ini banyak sekali Negara yang menganut Sistem Demokrasi sebagai
sistem pemerintahannya. Demokrasi sendiri artinya sistem yang berasal dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi sering diartikan sebagai penghargaan terhadap hak-
hak asasi manusia, partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan persamaan hukum.
Dalam tradisi Barat, demokrasi didasarkan pada penekanan bahwa rakyat seharusnya
menjadi pemerintah bagi dirinya sendiri dan wakil rakyat seharusnya menjadi pengendali
yang bertanggung jawab terhadap tugasnya. Oleh karena rakyat tidak mungkin rakyat
mengambil keputusan karena jumlah terlalu besar maka dibentuklah dewan perwakilan
rakyat. Sistem ini popular karena melibatkan masyarakat merupakan komponen
utamanya. Pemerintah dipilh langsung oleh rakyat yang berfungsi sebagai penyalur
aspirasi dan membuat kebijakan untuk kepentingan rakyat demi kesejahteraan rakyat.
Sistem Demokrasi juga digunakan di Indonesia dengan berdasarkan Pancasila. Indonesia
memiliki Badan Legislatif yang anggotanya merupakan wakil rakyat. Rakyat juga
berwenang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. Dalam Islam,
demokrasi sudah diajarkan oleh Rasulullah. Contohnya, pada saat Perang Badar beliau
mendengarkan saran sahabatnya mengenai lokasi perang walaupun itu bukan pilihan
yang diajukan olehnya. Pada saat ini, banyak Negara yang mengadaptasi sistem
Demokrasi yang berasal dari Negara Barat. Padahal, sistem demokrasi tersebut belum
tentu sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. Sistem Demokrasi di Barat memiliki tujuan-
tujuan yang sifatnya duniawi dan materialistis. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari
Sistem Demokrasi yang sejalan dengan aturan Islam.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem politik Islam?
2. Apa asas-asas yang digunakan dalam politik islam ?
3. Bagaimana nilai-nilai dasar sistem politik dalam Al-Quran?
4. Bagaimna Prinsip-prinsip Hukum Antar Agama atau Hukum Internasional?
5. Apa pengertian Demokrasi?
6. Apa persamaan dan perbedaan islam dan demokrasi?
7. Bagaimana pandangan ulama tentang demokrasi?
1.3. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui pengertian sistem politik islam
2. untuk mengetahui asas-asas yang digunakan dalam politik islam
3. untuk mengetahui nilai-nilai dasar sistem politik dalam Al-Quran
4. untuk mengetahui Prinsip-prinsip Hukum Antar Agama atau Hukum Internasional
5. untuk mengetahui pengertian Demokrasi
6. untuk mengetahui persamaan dan perbedaan islam dan demokrasi
7. untuk mengetahui pandangan ulama tentang demokrasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Politik Islam

Kata sistem berasal dari bahasa asing (Inggris), yaitu system, artinya perangkat unsur
yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk suatu totalitas atau susunan yang
teratur dengan pandangan, teori, dan asas. Sedangkan kata politik pada mulanya berasal dari
bahasa Yunani atau Latin, politicos atau politicus, yang berarti relating to citizen. Keduanya
berasal dari kata polis, yang berati kota. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata politik
diartikan sebagai segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat dan sebagainya) mengenai
pemerintahan. Kata Islam, adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,
berpedoman pada kitab suci al-Quran yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT.

2.2. Asas-asas yang Digunakan dalam Politik Islam

2.2.1. HAKIMIYAAH ILAHIYYAH

Hakimiyyah atau memberikan kuasa pengadilan dan kedaulatan hukum tertinggi


dalam sistem politik Islam hanyalah hak mutlak Allah. Hakimiyyah Ilahiyyah membawa
arti bahwa terasutama kepada sistem politik Islam ialah tauhid kepada Allah di segi
Rububiyyahdan Uluhiyyah.

2.2.2. RISALAH
Risalah bererti bahawa kerasulan beberapa orang lelaki di kalangan manusia sejak
Nabi Adam hingga kepada Nabi Muhammad saw adalah suatu asas yang penting dalam
sistem politik Islam. Melalui landasan risalah inilah maka para rasul mewakili kekuasaan
tertinggi Allah dalam bidang perundangan dalam kehidupan manusia. Para rasul
meyampaikan, mentafsir dan menterjemahkan segala wahyu Allah dengan ucapan dan
perbuatan.

2.2.3. KHILAFAH
Khilafah bererti perwakilan. Kedudukan manusia di atas muka bumi ini adalah
sebagai wakil Allah. Oleh itu, dengan kekuasaan yang telah diamanahkan ini, maka
manusia hendaklah melaksanakan undang-undang Allah dalam batas yang ditetapkan. Di
atas landasan ini, maka manusia bukanlah penguasa atau pemilik tetapi hanyalah khalifah
atau wakil Allah yang menjadi Pemilik yang sebenar.
2.3. Nilai-nilai Dasar Sistem Politik dalam Al-Quran

Al-Quran sebagai sumber ajaran utama dan pertama agama Islam mengandung ajaran
tentang nilai-nilai dasar yang harus diaplikasikan dan di implementasikan dalam pengembangan
sistem politik Islam. Nilai-nilai dasar tersebut adalah :

1. Keharusan mewujudkan persatuan dan kesatuan umat


2. Kemestian bemusyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah ijtihadiyah
3. Keharusan menunaikan amanat dan menetapkan hukum secara adil
4. Kemestian mentaati Allah dan Rasulullah serta Ulil Amri (pemegang kekuasaan)
5. Keniscayaan mendamaikan konflik antar kelompok dalam masyarakat Islam
6. Keharusan mempertahankan kedaulatan Negara dan larangan melakukan agresi
dan invasi
7. Kemestian mementingkan perdamaian daripada permusuhan
8. Keharusan menepati janji
9. Keharusan mengutamakan perdamaian bangsa-bangsa
10. Kemestian peredaran harta pada seluruh lapisan masyarakat

2.4. Prinsip-prinsip Hukum Antar Agama atau Hukum Internasional

Pada garis besar objek pembahasan islam meliputi:

1. Dusturiyah atau Siasah Hukum Tata Negara


Membahas hubungan pemimpin dengan rakyatnya serta industri-industri yang ada di
negara itu sesuai dengan kebutuhan rakyat untuk kemaslahatan dan pemenuhan kebutuhan rakyat
itu sendiri, yang biasanya meliputi :

Persoalan imamah, hak dan kewajibannya.


Persoalan rakyat, status, hak, dan kewajiban.
Persoalan baiat.
Persoalan Waliyatul Ahdi.
Persoalan perwakilan.
Persoalan ahlu al-halli wa al-aqdi.
Wizarah dan pembagiannya.

2. Siasah Dauliyah atau Hukum Internasional dalam Islam.

Dalam ajaran islam, siasah dauliyah (hubungan internasional) dalam islam berdasarkan
pada :

Kesatuan umat manusia


Keadilan (al-adalah)
Persamaan (al-musaawahukum)
Kehormatan manusia (karomah insyaniyyah
Toleransi (al-tasamuh)
Kerja sama kemanusiaan
Kebebasan, kemerdekaan (al-hurriyyah) :
Kebebasan berfikir
Kebebasan beragama
Kebebasan menyatakan pendapat
Kebebasan menuntut ilmu
Kebebasan memiliki harta benda
Prilaku moral yang baik (al-akhlak al-karimah)
3. Pembahasan siasah dauliyah dalam islam berorientasi pada permasalahan berikut:
1. Damai adalah asas hubungan Internasional
2. Memperlakukan tawanan perang secara manusiawi.
3. Kewajiban suatu negara terhadap negara lain.
4. Perjanjian-perjanjian Internasional. Dan syarat-syarat mengikuti perjanjian antara
lain:
Yang melakukan perjanjian memiliki kewenangan.
Memiliki kerelaan.
Isi perjanjian dan objeknya tidak dilarang oleh agama Islam.
Perjanjian penting harus ditulis.
Saling memberi dan menerima (take and give).
Perjanjian ada yang selamanya (muabbad) dan sementara (muaqqat).
Perjanjian terbuka dan tertutup.
Mentaati perjanjian dan
siasah dauliyah dan orang asing.

4. Siasah Maaliyyah.

Hukum yang mengatur tentang pemasukan pengelolaan dan pengeluaran uang milik
Negara. Yang menjadi pembahasan dalam siasah maaliyyah adalah sekitar:

Prinsip-prinsip kepemilikan harta


Tanggung jawab sosial yang kokoh
Zakat, zakat hasil bumi (emas dan perak), ternak dan zakat fitrah
Harta karun
Kharaj (pajak bumi)

2.5. Pengertian Demokrasi

Demokrasi adalah sebuah tatanan Negara /pemerintahan yang bersumber dari rakyat, oleh
rakyat, untuk rakyat. (benyamin Franklin).

2.6. Persamaan dan Perbedaan Islam dan Demokrasi

2.6.1. Persamaan Islam & Demokrasi


Dr.Dhiyauddin ar Rais mengatakan, Ada beberapa persamaan yang
mempertemukan Islam dan demokrasi :
1. Jika demokrasi diartikan sebagai sistem yang diikuti asas pemisahan kekuasaan,
itu pun sudah ada di dalam Islam. Kekuasaan legislatif sebagai sistem
terpenting dalam sistem demokrasi diberikan penuh kepada rakyat sebagai satu
kesatuan dan terpisah dari kekuasaan Imam atau Presiden. Pembuatan Undang-
Undang atau hukum didasarkan pada alQuran dan Hadist, ijma, atau ijtihad.
Dengan demikian, pembuatan UU terpisah dari Imam, bahkan kedudukannya
lebih tinggi dari Imam. Adapun Imam harus menaatinya dan terikat UU. Pada
hakikatnya, Imamah (kepemimpinan) ada di kekuasaan eksekutif yang memiliki
kewenangan independen karena pengambilan keputusan tidak boleh didasarkan
pada pendapat atau keputusan penguasa atau presiden, jelainkan berdasarka
pada hukum-hukum syariat atau perintah Allah Swt.
2. Demokrasi seperti definisi Abraham Lincoln: dari rakyat dan untuk rakyat
pengertian itu pun ada di dalam sistem negara Islam dengan pengecualian
bahwa rakyat harus memahami Islam secara komprehensif.
3. Demokrasi adalah adanya dasar-dasar politik atau sosial tertentu (misalnya, asas
persamaan di hadapan undang-undang, kebebasan berpikir dan berkeyakinan,
realisasi keadilan sosial, atau memberikan jaminan hak-hak tertentu, seperti hak
hidup dan bebas mendapat pekerjaan). Semua hak tersebut dijamin dalam Islam.

2.6.2. Perbedaan Islam & Demokrasi


1. Demokrasi yang sudah populer di Barat, definisi bangsa atau umat dibatasi batas
wilayah, iklim, darah, suku-bangsa, bahasa dan adat-adat yang mengkristal.
Dengan kata lain, demokrasi selalu diiringi pemikiran nasionalisme atau
rasialisme yang digiring tendensi fanatisme. Adapun menurut Islam, umat tidak
terikat batas wilayah atau batasan lainnya. Ikatan yang hakiki di dalam Islam
adalah ikatan akidah, pemikiran dan perasaan. Siapa pun yang mengikuti Islam,
ia masuk salah satu negara Islam terlepas dari jenis, warna kulit, negara, bahasa
atau batasan lain. Dengan demikian, pandangan Islam sangat manusiawi dan
bersifat internasional
2. tujuan-tujuan demokrasi modern Barat atau demokrasi yang ada pada tiap masa
adalah tujuan-tujuan yang bersifat duniawi dan material. Jadi, demokrasi
ditujukan hanya untuk kesejahteraan umat (rakyat) atau bangsa dengan upaya
pemenuhan kebutuhan dunia yang ditempuh melalui pembangunan, peningkatan
kekayaan atau gaji. Adapun demokrasi Islam selain mencakup pemenuhan
kebutuhan duniawi (materi) mempunyai tujuan spiritual yang lebih utama dan
fundamental.
3. kedaulatan umat (rakyat) menurut demokrasi Barat adalah sebuah kemutlakan.
Jadi, rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi tanpa peduli kebodohan,
kezaliman atau kemaksiatannya. Namun dalam Islam, kedaulatan rakyat tidak
mutlak, melainkan terikat dengan ketentuan-ketentuan syariat sehingga rakyat
tidak dapat bertindak melebihi batasan-batasan syariat, alQuran dan asSunnah
tanpa mendapat sanksi.
2.7. Pandangan Ulama Tentang Demokrasi

1. Yusuf al-Qardhawi
Menurut beliau, substasi demokrasi sejalan dengan Islam. Hal ini bisa dilihat
dari beberapa hal. Misalnya:
Dalam demokrasi proses pemilihan melibatkkan banyak orang untuk
mengangkat seorang kandidat yang berhak memimpin dan mengurus
keadaan mereka. Tentu saja, mereka tidak boleh akan memilih sesuatu
yang tidak mereka sukai. Demikian juga dengan Islam. Islam menolak
seseorang menjadi imam shalat yang tidak disukai oleh makmum di
belakangnya.
Usaha setiap rakyat untuk meluruskan penguasa yang tiran juga
sejalan dengan Islam. Bahkan amar makruf dan nahi mungkar serta
memberikan nasihat kepada pemimpin adalah bagian dari ajaran
Islam.
Pemilihan umum termasuk jenis pemberian saksi. Karena itu,
barangsiapa yang tidak menggunakan hak pilihnya sehingga kandidat
yang mestinya layak dipilih menjadi kalah dan suara mayoritas jatuh
kepada kandidat yang sebenarnya tidak layak, berarti ia telah
menyalahi perintah Allah untuk memberikan kesaksian pada saat
dibutuhkan.
Penetapan hukum yang berdasarkan suara mayoritas juga tidak
bertentangan dengan prinsip Islam. Contohnya dalam sikap Umar
yang tergabung dalam syura. Mereka ditunjuk Umar sebagai kandidat
khalifah dan sekaligus memilih salah seorang di antara mereka untuk
menjadi khalifah berdasarkan suara terbanyak. Sementara, lainnya
yang tidak terpilih harus tunduk dan patuh. Jika suara yang keluar tiga
lawan tiga, mereka harus memilih seseorang yang diunggulkan dari
luar mereka. Yaitu Abdullah ibn Umar. Contoh lain adalah
penggunaan pendapat jumhur ulama dalam masalah khilafiyah. Tentu
saja, suara mayoritas yang diambil ini adalah selama tidak
bertentangan dengan nash syariat secara tegas.
Juga kebebasan pers dan kebebasan mengeluarkan pendapat, serta
otoritas pengadilan merupakan sejumlah hal dalam demokrasi yang
sejalan dengan Islam.

2. Salim Ali al-Bahnasawi


Menurutnya, demokrasi mengandung sisi yang baik yang tidak bertentangan
dengan islam dan memuat sisi negatif yang bertentangan dengan Islam. Sisi baik
demokrasi adalah adanya kedaulatan rakyat selama tidak bertentangan dengan Islam.
Sementara, sisi buruknya adalah penggunaan hak legislatif secara bebas yang bisa
mengarah pada sikap menghalalkan yang haram dan menghalalkan yang haram. Karena
itu, ia menawarkan adanya islamisasi sebagai berikut:
Menetapkan tanggung jawab setiap individu di hadapan Allah.
Wakil rakyat harus berakhlak Islam dalam musyawarah dan tugas-
tugas lainnya.
Mayoritas bukan ukuran mutlak dalam kasus yang hukumnya tidak
ditemukan dalam Alquran dan Sunnah (al-Nisa 59) dan (al-Ahzab:
36).
Komitmen terhadap islam terkait dengan persyaratan jabatan
sehingga hanya yang bermoral yang duduk di parlemen.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kami kaji, kami dapat menyimpulkan bahwa definisi
politik dari sudut pandang Islam adalah sebuah aturan tentang pemerintahan yang
berdasarkan nilai-nilai Islam. Politik Islam sama dengan Fiqh Siyasah, Semua sumber
politik Islam yang kita pelajari adalah bersumber dari Al-Quran dan Hadist. Dalam fikih
siasah disebutkan bahwa garis besar fikih siasah meliputi :

Siasah Dusturiyyah (Tata Negara dalam Islam)


Siasah Dauliyyah (Politik yang mengatur Hubungan antara satu Negara
Islam dengan negara Islam lain atau dengan negara sekuler lainya)
Siasah Maaliyyah (Sistem Ekonomi Negara)
agar sistem demokrasi ini dapat terwujud diatas nilai nilai islam yang mulia, maka,
langkah yang harus dilakukan adalah :
Seluruh warga atau sebagian besarnya harus diberi pemahaman yang benar
tentang Islam sehingga aspirasi yang mereka sampaikan tidak keluar dari
ajarannya.
Parlemen atau lembaga perwakilan rakyat harus diisi oleh orang-orang
yang beriman dan beriman dan berilmu.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai