Anda di halaman 1dari 7

ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN

Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan organisasi adalah struktur pembagian


kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi
yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Definisi rumah sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor
983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan bahwa :
Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
yang bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan.
Definisi menurut di WHO menyebutkan bahwa rumah sakit oleh WHO (1957) diberikan
batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh dari organisasi dan medis, berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun
rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan
lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta
untuk penelitian biososial.
Sementara itu menurut Siregar (2003) menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu
organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan ilmiah khusus dan rumit, dan
difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi
dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam
maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
Fungsi Rumah Sakit Dalam Abdullah (2007) memaparkan bahwa fungsi rumah sakit
adalah sebagai berikut : a. Memberikan pelayanan medis. b. Menyelenggarakan
pelayanan penunjang medis dan non medis. c. Menyelenggarakan pelayanan dan
asuhan keperawatan. d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan. e. Menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan. f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan. g.
Menyelenggarakan administrasi umum. h. Menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan
Sementara itu dalam Sunaryo (1998) menyatakan bahwa fungsi rumah sakit sangat
banyak dipengaruhi faktor internal maupun eksternal. Adapun faktor internal dan
eksternal rumah sakit adalah sebagai berikut: a. Faktor internal organisasi rumah
sakit: - Fungsi operasional dan pemasaran. - Fungsi organisasi, manajemen dan
sumber daya manusia. - Fungsi keuangan, biaya, anggaran dan permodalan. b.
Faktor eksternal rumah sakit : - Lingkungan umum usaha yang dimaksud adalah faktor
1
sosial, budaya, kultur, ekonomi, politik dan demografi. - Lingkungan khusus rumah
sakit yakni adanya persaingan dengan rumah sakit baru disebabkan antara lain
karena deregulasi perumahsakitan, perawat, dokter spesialis yang mana tenaga kerja
ini sangat mempengaruhi keberhasilan rumah sakit. Oleh karena melalui jalur
pendidikan yang panjang, maka dapat mengakibatkan tenaga tersebut rentan
terhadap persaingan.
Lebih lanjut tentang: Pengertian Organisasi
Kepemimpinan: perilaku dari individu yang memimpin aktifitas suatu kelompok untuk
mencapai tujuan bersama (Shared Goal)
Pemimpin:
# unsur kekuatan diri,
# wewenang yang dimiliki
# ciri kepribadian
# kemampuan sosial
1. Kepemimpinan dalam konteks teori Trait
Teori Sifat (Trait Theory, Miftah Thoha (1995:34)
Menurut teori ini untuk mengetahui tentang kepemimpinan harus dimulai dengan
memusatkan perhatian pada pemimpin itu sendiri.
kesimpulan dari teori sifat ini diketahui bahwa tidak ada korelasi sebab akibat antara
sifat dan keberhasilan manajer, sehingga mendorong Keith Davis yang disarikan oleh
Miftah Thoha (1995:33) untuk merumuskan empat sifat umum yang mempengaruhi
terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu:
a) Kecerdasan, Hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa pemimpin
mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin.
Namun demikian, yang sangat menarik dari penelitian tersebut ialah pemimpin tidak bisa
melampaui terlalu banyak dari kecerdasan pengikutnya.
b) Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial. Pemimpin cenderung menjadi matang
dan mempunyai emosi yang stabil, serta mempunyai perhatian yang luas terhadap akitivitas-
aktivitas sosial. Dia mempunyai keinginan menghargai dan dihargai.
ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan
organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama Definisi secara sakit tertentu menurut
untuk bersama-sama Menteri mencapai Republik tujuan Indonesia tertentu. nomor rumah
Keputusan 983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan bahwa
: Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang
bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan . Definisi menurut
di WHO menyebutkan bahwa rumah sakit oleh WHO (1957) diberikan batasan yaitu suatu
bahagian menyeluruh dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan
lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya
menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan
tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Sementara itu menurut Siregar (2003)
menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan
gabungan ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih
dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya
terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan
kesehatan yang baik. Fungsi Rumah Sakit Dalam Abdullah (2007) memaparkan bahwa fungsi
rumah sakit adalah sebagai berikut : a. Memberikan pelayanan medis. b. Menyelenggarakan
pelayanan penunjang medis dan non medis. c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan
keperawatan. d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan. e. Menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan. f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan. g. Menyelenggarakan
administrasi umum. h. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Sementara itu dalam
Sunaryo (1998) menyatakan bahwa fungsi rumah sakit sangat banyak dipengaruhi faktor
internal maupun eksternal. Adapun faktor internal dan eksternal rumah sakit adalah sebagai
berikut: a. Faktor internal organisasi rumah sakit: - Fungsi operasional dan pemasaran. -
Fungsi organisasi, manajemen dan sumber daya manusia. - Fungsi keuangan, biaya, anggaran
dan permodalan. b. Faktor eksternal rumah sakit : - Lingkungan 1 umum usaha yang
dimaksud adalah faktor sosial, budaya, kultur, ekonomi, politik dan demografi. - Lingkungan
khusus rumah sakit yakni adanya persaingan dengan rumah sakit baru disebabkan antara lain
karena deregulasi perumahsakitan, perawat, dokter spesialis yang mana tenaga kerja ini
sangat mempengaruhi keberhasilan rumah sakit. Oleh karena melalui jalur pendidikan yang
panjang, maka dapat mengakibatkan tenaga tersebut rentan terhadap persaingan. Lebih lanjut
tentang: Pengertian Organisasi y Kepemimpinan: perilaku dari individu yang memimpin
aktifitas suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama (Shared Goal) y Pemimpin: # unsur
kekuatan diri, # wewenang yang dimiliki # ciri kepribadian # kemampuan sosial 1.
Kepemimpinan dalam konteks teori Trait Teori Sifat (Trait Theory, Miftah Thoha (1995:34)
Menurut teori ini untuk mengetahui tentang kepemimpinan harus dimulai dengan
memusatkan perhatian pada pemimpin itu sendiri. kesimpulan dari teori sifat ini diketahui
bahwa tidak ada korelasi sebab akibat antara sifat dan keberhasilan manajer, sehingga
mendorong Keith Davis yang disarikan oleh Miftah Thoha (1995:33) untuk merumuskan
empat sifat umum yang mempengaruhi terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi,
yaitu: a) Kecerdasan, Hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa pemimpin
mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin.
Namun demikian, yang sangat menarik dari penelitian tersebut ialah pemimpin tidak bisa
melampaui terlalu banyak dari kecerdasan pengikutnya. b) Kedewasaan dan keluasan
hubungan sosial. Pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil,
serta mempunyai perhatian yang luas terhadap akitivitasaktivitas sosial. Dia mempunyai
keinginan menghargai dan dihargai. 2 c) Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Para
pemimpin secara realatif mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi. Mereka
bekerja berusaha mendapatkan penghargaan yang intrinsik dibandingkan dari yang ekstrinsik.
d) Sikap sikap hubungan kemanusiaan. Pemimpin-pemimpin yang berhasil mau mengakui
harga diri dan kehormatan pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya. Dalam istilah
penelitian Universitas Ohio pemimpin itu mempunyai perhatian dan kalau mengikuti istilah
penemuan michigan pemimpin itu berorientasi pada karyawan bukanya beorientasi pada
produksi. APLIKASI DI RUMAH SAKIT Untuk menerapkan teori ini pada kondisi sekarang
mesti dibarengi dengan pembekalan di bidang kesehatan yang menyangkut rumah sakit serta
modal pendidikan managerial bagi yang bersangkutan bila di promosikan sebagai pemimpin
di kemudian hari. Karena seorang pemimpin bukanlah yang dilahirkan namun seorang
pemimpin selain secara fisik mencerminkan wibawa dan karisma namun tingkat intelektual
mesti diatas tenaga kerja yang dipimpin.menurut pendapat saya sulit menerapkan teori ini
untuk diaplikasikan secara murni di sebuah rumah sakit. 2. LEADERSHIP DALAM
KONTEKS STYLES APPROACH DI RUMAH SAKIT STYLES APPROACH Berbeda
dengan traits approach, styles approach memandang pemimpin dari perilakunya (behavior).
Ada 5 styles kepemimpinan: 1. Impoverished style (Gaya kepemimpinan yang tidak
bermutu): memiliki perhatian yang rendah baik terhadap karyawan maupun produksi. 3 2.
Country club style (Gaya klub rakyat): memiliki perhatian yang tinggi terhadap karyawan,
tetapi perhatian yang rendah terhadap produksi. 3. Produced or perish style (Gaya
berproduksi atau binasa): memiliki perhatian yang tinggi terhadap produksi, tetapi perhatian
yang rendah terhadap karyawan. Model ini disebut juga sweat shop 4. Team style (Gaya tim):
memiliki perhatian yang tinggi baik terhadap karyawan maupun produksi 5. Middle-of-the
road style (Gaya jalan tengah): memiliki perhatian yang cukup baik terhadap karyawan
maupun terhadap produksi Aplikasi di rumah sakit Direktur rumah sakit dengan
impoverished style biasanya adalah direktur yang ditempatkan di rumah sakit atau daerah
yang tidak diminatinya, tetapi ia tidak bisa menolak karena kewajiban. Direktur dengan gaya
ini hanya berminat untuk menghabiskan masa kerjanya di rumah sakit tersebut. Ia tidak
berminat untuk mengembangkan pelayanan di rumah sakit. Ia juga tidak berminat
mengembangkan sumber daya manusia di rumah sakit. Datang ke kantor sering terlambat,
bahkan sering tidak masuk kantor dengan berbagai alasan, seperti menengok keluarga di luar
kota. Dengan gaya kepemimpinan seperti ini hampir dipastikan rumah sakit tidak akan
mengalami perkembangan, bahkan akan mengalami kemunduran. Direktur rumah sakit
dengan country club style adalah direktur yang humanis. Biasanya direktur yang ditempatkan
di daerah terpencil . Ia menyukai keberadaannya di daerah tersebut. Direktur seperti ini
sangat perhatian terhadap sumber daya manusia di rumah sakit, namun tidak terlalu
memperhatikan perkembangan rumah sakit. Ia seorang permisif dan toleran. Ia tidak
memiliki minat yang tinggi untuk menambah wawasan keilmuan sumber daya manusia di
rumah sakit yang dipimpinnya. Direktur rumah sakit dengan produced or perish style
biasanya adalah direktur yang ditempatkan di kota besar. Ia berambisi untuk memenuhi
target. Biasanya ia adalah orang yang sangat disiplin dan menuntut kedisiplinan yang tinggi
dari bawahannya. Ia tidak terlalu memikirkan proses, tetapi berorientasi pada hasil. Ia
mengembangkan rumah sakit dan sumber daya manusia yang bekerja di dalamnya, tetapi
tidak terlalu memperdulikan kesejahteraan bawahannya. Direktur dengan team style adalah
direktur yang ideal. Ia berambisi untuk memenuhi target tanpa mengabaikan kesejahteraan
bawahannya. Ia orang yang disiplin sekaligus toleran (bukan permisif). Pengembangan rumah
sakit yang dibarengi dengan pengembangan sumber daya manusia, termasuk dirinya sendiri
menjadi prioritas. 4
3. KEPEMIMPINAN DALAM KONTEKS SITUATIONAL APPROACH DI RUMAH
SAKIT SITUATIONAL APPROACH (HERSEY-BLANCHARD SITUATIONAL THEORY)
Dasar dari teori kepemimpianan situasional adalah bahwa tidak ada gaya kepemimpinan
tunggal yang terbaik. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan sesuai tugas, dan
pemimpin yang paling berhasil adalah mereka yang menyesuaikan gaya kepemimpinan
mereka dengan kedewasaan dari orang-orang yang dipimpinnya.. Gaya kepemimpinan
dibedakan menjadi 4 tipe perilaku, yang disebut dengan istilah S1 sampai dengan S4 y S1:
Telling (memberitahu) ditandai oleh komunikasi satu arah dimana pemimpin menguraikan
tugas dari masing-masing individu atau kelompok dan menjelaskan apa, bagaimana, kapan,
dan dimana tugas dikerjakan. y S2: Selling (menawarkan) dimana pemimpin masih
memberikan arahan, ia sekarang menggunakan komunikasi dua arah dan memberikan
dukungan sosioemosional. y S3: Participating (mengikutsertakan) pada kepemimpinan ini,
keputusan dibuat dengan mengikuitsertakan anggota tentang bagaimana tugas akan
dikerjakan y S4: Delegating (mendelegasikan) pemimpin masih terlibat dalam pengambilan
keputusan, namun, proses dan tanggung jawab telah dilimpahkan kepada individu atau
kelompok. Pemimpin hanya memonitor perkembangannya. Dari empat gaya ini, tidak satu
pun yang dianggap paling baik untuk semua pemimpin pada setiap situasi. Pemimpin yang
efektif harus fleksibel, dan harus beradaptasi dengan situasi. Aplikasi di rumah sakit: Model
ini bisa digunakan di RS pada unit pelayanan terkecil dan di ujung tombak yaitu pada
instalasi. Perbedaan fungsi dan karakteristik instalasi serta perbedaan kedewasaan organisasi
instalasi menentukan pola kepemimpinan yang akan dipilih untuk mengatur perubahan yg
akan dibangun. Pada keadaan dimana keragaman ini spektrumnya sangat lebar maka model
kepemimpinan ini sangat tepat digunakan. Hanya saja memerlukan kemampuan berperan
multiple model pendekatan untuk masing-masing ciri dan karakter instalasi. Di sini
diperlukan pemimpin yg sangat mampu berperan multi peran dan penampilan. Diperlukan
pribadi pemimpin yg dewasa dan matang. 4. Kepemimpinan dari aspek leader follower-
exchange 5
Salah satu teori yang menekankan suatu perubahan dan yang paling komprehensif berkaitan
dengan kepemimpinan adalah teori kepemimpinan transformasional dan transaksional (Bass,
1990). Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin untuk
memotivasi bawahan untuk bekerja demi tercapai sasaran organisasi dan memuaskan
kebutuhan mereka pada tingkat lebih tinggi, sehingga bawahan merasa percaya, kagum, loyal
& respek dan mereka termotivasi untuk berbuat lebih banyak daripada biasa yang dilakukan&
diharapkan. Sejauhmana pemimpin dikatakan sebagai pemimpin transformasional, Oleh
karena itu, Bass (1990) mengemukakan ada tiga cara seorang pemimpin transformasional
memotivasi karyawannya, yaitu dengan: 1) mendorong karyawan untuk lebih menyadari arti
penting hasil usaha; 2) mendorong karyawan untuk mendahulukan kepentingan kelompok;
dan 3) meningkatkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti harga diri dan aktualisasi
diri. Berkaitan dengan kepemimpinan transformasional, Bass mengemukakan adanya empat
karakteristik kepemimpinan transformasional, yaitu: 1. PERILAKU KHARISMATIK: y y
Muncul dari perubahan situasi yang cepat, krisis& tekanan Menggunakan pengaruh untuk
mendukung imajinasi mereka 2. INSPIRASIONAL: y Membangkitkan kualitas emosi,
perasaan bersemangat, mendorong instuisi, kebaikan pada diri oranglain 3. STIMULASI
INTELEKTUAL: y Tujuan: Meningkatkan kemampuan bawahan, menekankan logika,
analisa, rasionalitas untuk menimbulkan inovasi, cara baru menyelesaikan masalah,
memahami konsep, berpikir 4. KONSIDERASI INDIVIDUAL: y y y y Mengekspresikan
penghargaan pekerjaan untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik Mengkritik kelemahan
bawahan secara konstruktif Memberikan pekerjaan khusus sehingga percaya diri bawahan
naik Mempergunakan bakat khusus bawahan dan memberikan kesempatan untuk belajar
Kondisi yang mempengaruhi kepemimpinan transformasional : y Kondisi eksternal: y
Struktur lingkungan luar (ada tekanan terhadap situasi, ketidakpuasan masyarakat) 6
y y y Kondisi perubahan (berubah cepat, bergejolak, ketidakpastian) Kondisi pasar (turbulen)
Pola hubungan kepemimpinan (orangtua:pemimpin) sebagai penolong untuk mencapai
tujuan, kasihsayang, tidak ada jarak) y Kondisi internal: y y y Struktur Organisasi organik,
prosedur adaptif, otoritas tidak jelas, desentralisasi) Teknologi Organisasi (teknologibatch)
Sumber kekuasan & pola hubungan anggota organisas (sumber kekuasaan penguasaan
informasi, hubungan informal) y Tipe kelompok kerja (kerja tim-variatif, sifat pekerjaan
umumnya yang memerlukan kreativitas tinggi, craft:keahlian, heuristic: tidak terstruktur)
Tujuh prinsip kepemimpinan transformasional bersinergi satu sama lain seperti gambar
dibawah ini : Salah satu contoh aplikasi kepemimpinan trasformasional : Suatu contoh
kepemimpinan transformational yang baik adalah ketika Bossidy, yang dulunya adalah
seorang CEO Alliedsignal, suatu raksasa penyalur industri, permobilan dan produk kimia,
membangun dan memimpin suatu organisasi kompetitif mampu meraih kesuksesan dalam
jangka panjang ( Tichy Dan Charam, 1996). Pengalamannya mengungkapkan bahwa peranan
baru dari seorang pemimpin bukanlah untuk memastikan kendali pada semua bawahannya,
tetapi lebih untuk melatih bawahannya kepada proses perubahan. Tindakan yang pertama
yang ia lakukan adalah untuk mempersatukan bawahan dan karyawannya dengan visi yang
menjadi tujuan utama dari organisasi. 5. Kepemimpinan dalam Konteks Learning
Organization. Peter F.Senge, dalam bukunya The Fifth Discipline, memperlihatkan bahwa
systems thinking adalah kunci menuju organisasi belajar.Systems thinking adalah kerangka
kerja untuk melihat 7
keterkaitan atau hubungan timbalbalik daripada sekedar sebuah gambaran singkat dan kaku
sepertihalnya jepretan foto. Systems Thinking tersebut adalah disiplin kelima yang
didalamnya terdapat 4 disiplin inti yaitu personal mastery, mental model, shared visions dan
team learning.Esensi dari systems thinking itu sendiri terletak pada pergeseran pikiran(shift
of mind) yaitu melihat keterkaitan dan keterhubungan, dan bukannya melihat suatu rantai
sebab akibat yang satu arah atau linear saja, serta melihat perubahan lebih daripada sebuah
bentuk yang kaku seperti halnya gambar foto (Senge,1994). Maka dapat dipahami bahwa
kepemimpinan dalam sebuah organisasi belajar adalah kepemimpinan yang menekankan pada
bagaimana mengasuh sebuah proses perubahan melalui personal mastery, mental model,
shared vision, team learning dan systems thinking pada organisasi belajar tersebut.
Kepemimpinan tersebut semestinya adalah kepemimpinan yang dikembangkan secara lebih
transformasional. Sebuah kepemimpinan yang meliputi usaha pembentukan kepercayaan
seluruh orang serta nilai-nilai didalam sebuah organisasi dan mempertahankan konsistensi
dalam usaha tersebut; menentukan prinsip perubahan menuju masa depan dengan
mengartikulasikannya sebagai sebuah visi; mendukung dan menstimulasi rekan kerja dan diri
sendiri untuk menantang kemapanan berpikir; dan mengembangkan diri sendiri dan orang
lain ketingkatan potensi tertinggi dari setiap orang (Kellog Leadership Studies Project, 1997)
FedEx sebuah perusahan ekspedisi skala global telah menetukan 9 karakter pribadi yang
harus dimiliki dari setiap pemimpin pada unit organisasi mereka.Karakter tersebut adalah : 1.
Karisma: Kemampuan menanamkan keyakinan, kehormatan, dan kepercayaan. Menanamkan
rasa kepekaan yang kuat akan kepentingan sebuah misi bagi setiapi ndividu atau tim 2.
Pertimbangan Individual: Kemampuan sebagai pelatih, menasihati, dan mengajar orang yang
membutuhkannya. 3. Stimulasi Intelektual: Mendorong setiaporang untuk menggunakan
penalaran dan pembuktian, bukan hanya opini yang tidakberdasar. 4. Keberanian: Kemauan
memperjuangkan ide-ide, bahkan jika ide tersebut tidak populer. 5. Keterikatan: Mengikuti
dan menjaga komitmen terhadap visi organisasi. 6. Fleksibilitas: Berfungsi efektif dalam
mengubah lingkungan. Perubahan tentu ketika keadaan memerlukannya. 7. Integritas: Apa
yang secara moral dan etika yang benar. 8. Penilaian: Evaluasi objektif terhadap segala
alternative dari program melalui kemampuan dalam logika, analisis, dan perbandingan. 8
9. Menghormati Lainnya: Menghormati kolega dan tidak meremehkan pendapat atau karya
orang lain, terlepas dari status mereka atau posisi. Aplikasi di RumahSakit. Mengaplikasikan
kepemimpinan dalam konteks organisasi belajar dirumah sakit berarti dibutuhkan perspektif
melihat rumahsakit sebagai sebuah organisasi belajar.Untuk itu kelima disiplin, personal
mastery, mental model, shared vision, team learning dan systems thinking harus dapat selalu
ditanamkan dalam setiap komponen rumahsakit sebagai sebuah keseluruhan sistem dan juga
bagi setiap sub sistem - sub sistem didalam rumahsakit yang saling berhubungan. Sebagai
organisasi yang sangat kompleks, memulai kepemimpinan dengan membentuk organisasi
belajar adalah sebuah kerja besar yang memerlukan waktu, biaya, dan sumber daya manusia
yang adekuat.Dalam tahap yang sangat awal, pembentukan organisasi belajar mungkin dapat
dimulai pada manajemen level menengah hingga atas. Level dasar kemungkinan
membutuhkan waktu yang lebih lama KONDISI EXISTING APOTIK DAN KLINIK LIMUS
PRATAMA MEDIKA Limus Pratama Medika yang merupakan suatu organisasi pelayanan
medis yang telah melayani masyarakat selama lebih dari 10 tahun. Manajemen intern
organisasi selama ini dijalankan dengan system sederhana, dengan seorang penanggung
jawab klinik sebagai pimpinan dan owner sebagai badan supervise. Manajemen yang
dilaksanakan secara harian, baik dalam konteks besar maupun kecilnya, belum berjalan
sebagaimana mestinya sebuah organisasi yang sehat, karena selama ini peran pemimpin
hanya atau baru sebatas memimpin dalam segi pelayanan medis. Manajemen logistic, SDM,
marketing dan pengelolaan keuangan masih tersentral di Apotik Prapatan Cileungsi yang juga
berffungsi sebagai head office. Praktis Apotik dan Klinik Kenari Graha Medika hanya
mejalankan fungsi pelayanan saja, tanpa ada pihak pengelola khusus yang menganalisa
kemajuan atau bahkan mungkin kemundurannya, memikirkan strategi memenangkan
pasarnya (marketing), mengelola system supplai chain obat dan barang habis pakai yang
digunakan untuk pelayanan, dan memantau kinerja SDM atau pengembangannya. Seiring
dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan
kemampuan ekonomi social masyarakat di wilayah Cileungsi, ditambah dengan semakin
menjamurnya industry manufaktur, membuat demand akan pelayanan kesehatan semakin
meningkat. Hal ini ternyata direspon secara positif oleh para penyedia layanan kesehatan
dengan meningkatkan kualitas 9
dan kuantitas pelayanan. Tak hanya itu, peluang ini ternyata juga ditangkap oleh pemain yang
lebih besar yang mendirikan Rumah Sakit di sekitar wilayah Cilengsi dan Alternatif Cibubur,
yang tentu saja berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk customer mereka.
Kondisi ini merupakan sebuah stimulus positif dimana akan terjadi sebuah kompetisi antar
penyedia jasa layanan kesehatan, yang akan mendorong bagi pelayanan terbaik mereka.
Disatu sisi, kondisi ini juga merupakan ancaman bagi mereka yang tidak siap dengan
pergeseran kondisi eksternal tersebut. Perubahan dan pergeseran kondisi eksternal, tentu akan
menuntut penyesuaian internal manajerial penyedia layanan kesehatan yang ingin survive.
Manajemen yang solid dan sehat akan lebih responsive menjawab berbagai permasalahan,
kendala (constraint), ancaman dan peluang, sehingga akan lebih mampu mengantisipasi
berbagai kondisi dan mencari solusi terbaik. Tanpa kondisi tersebut, akan sulit diharapkan
suatu organisasi (dalam hal ini klinik atau RS) akan dapat berkembang optimal untuk
MEMENANGKAN pasar. Rekomendasi: 1.Memisahkan manajemen AKLPM dari Apotik
Prapatan 2. Membuat team manajemen yang ringkas, tapi solid dan responsive 3. Manajemen
yang terbentuk segera membuat asesmen terhadap kondisi internal khususnya keuangan dan
logistic, serta membentuk team pemasaran 4. Mengadakan tindak lanjut dari study kelayakan
dengan membuat Plan of Action yang relevan 10

Anda mungkin juga menyukai