PENDAHULUAN
1
2
1.3.1 Maksud
Sumber :http://Geodesi10.blogspot.com/
Gambar 1.1
Poligon Terbuka
Sumber : http://metodeilmu.ukurtanah.com/
Gambar 1.2
Metode Polar
Input :
Pengambilan data surface
(benang atas, benang
bawah, dan benang
tengah, azimuth dan
zenith) dan data
underground ( VA, SD, HD,
HI)
Pembuatan SketsaLokasi
Proses
Pengolahan Data
Output :
Peta Situasi
Sumber :skema pembuatan peta kelompok 4
Gambar 1.2
Sketsa
Skema3 Dimensi
Pemetaan
Sketsa Penampang
Sumber : skema pembuatan peta kelompok 4
Gambar 1.3
Skema Pemetaan
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada pembuatan laporan akhirlubang bukaan
(underground) ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan pembuatan laporan,
rumusan masalah, ruang lingkup masalah, metoda penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM
Dalam bab ini menerangkan tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan keadaan dari laporan pengukuran situasi, seperti lokasi dan kesampaian.
Pada bagian ini berisi Keadaan Umum, Keadaan Geologi Daerah.
5
6
7
DjuandaDapat dicapai melalui Jalan Dago maupun melalui Jalan Cikutra. Semua
jenis kendaran bisa masuk hingga ke pintu gerbang utama. Bila menggunakan
kendaraan umum Angkutan Kota hanya sampai Terminal Dago, selanjutnya
perjalanan diteruskan dengan kendaraan umum lain jurusan Kampus Unisba dan
berhenti di Kordon. Dari Kordon perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki
sejauh 500 m.
2.1.2 Keadaan Geografi dan Administrasi Daerah
Desa Ciburial merupakan salah satu desa di Kecamatan Cimenyan
Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.Desa Ciburial terletak di ujung utara
Kabupaten Bandung dan sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan
Kotamadya Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.Desa Ciburial terletak di
Kawasan Bandung Utara (KBU).
Luas wilayah Desa Ciburial kurang lebih 599,216 Ha dengan elevasi
sangat tinggi dan tofografi yang berbukit dan lembah curam.Hal tersebut
menjadikan kawasan Desa Ciburial memiliki pemandangan yang sangat indah
terutama ke arah selatan yaitu ke Kota Bandung. Desa Ciburial terdiri dari 3
Dusun, 12 unit RW, dan 51 unit RT. Secara administratif wilayah Desa Ciburial
berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kecamatan Lembang
Sebelah Barat : Kecamatan Cidadap
Sebelah Selatan : Kecamatan Cibeunying Kaler
Sebelah Timur : Desa Mekarsaluyu
Table 2.1
Letak Wilayah Desa Ciburia
LETAK WILAYAH
Desa/Kelurahan Kawasan Perkantoran 7 Ha
Desa/Kelurahan Kawasan Hutan 1775 Ha
Desa/Kelurahan Perbatasan Dengan Kabupaten/Kota Lain 1775 Ha
Desa/Kelurahan Bebas Banjir 599 Ha
Sumber :http://ciburial.desa.id
Table 2.2
Orbitasi Desa Ciburia
ORBITASI
Jarak Ke Ibu Kota Kecamatan 12 KM
Lama Jarak Tempuh Ke Ibu Kota Kecamatan dengan Kendaraan 0,5
Bermotor Jam
Lama Jarak Tempuh Ke Ibu Kota Kecamatan dengan Berjalan Kaki 2 Jam
Kendaraan Umum Ke Ibu Kota Kecamatan 0 Unit
8
Table 2.3
Luas Wilayah Desa Ciburia
LUAS WILAYAH
9
Tegal/Ladang 92,6086 Ha
Pemukiman 262,9644 Ha
Pekarangan 12,225 Ha
Sawah Tadah Hujan 2,6013 Ha
Sumber :http://ciburial.desa.id
Table 2.4
Jumlah Wilayah Pada Desa Ciburial
No Dusun / Jumlah
Nama Kampung / Wilayah
. RW RT
10
Dusun I /
1 Babakan, Baribis, Lebaksiuh, Legokmindi, 5
01
Dusun I /
2 Cikurutug, Cihuni, Cibengang, Pasir Ipis, Cimenteng 5
02
Dusun I /
3 Ciburial, Singagati, Bukit Pakar Timur, Bewak 4
03
Dusun I /
4 Sekebuluh, Lembah Pakar Timur, Bukit Bintang 4
04
Dusun II / Sekepicung, Cibacang, Renggel, Cirahayu,
5 5
05 Rancakendal, Rancakalong, Dago Pakar
Dusun II /
6 Kordon, Cirapuhan, Cicau, Ciogong, Dago Pakar 4
06
Dusun II /
7 Pakar Kulon, Pakar Barat, Dago Pakar 4
07
Dusun II /
8 Pakar Barat, Pakar Utara 4
08
Dusun III /
9 Negla, Sekejolang 3
09
Dusun III /
10 Kordon II, Ciharegem, Ciharegem Puncak 4
10
Dusun III /
11 Pasanggrahan, Barutunggul, Gadog Muril 5
11
Dusun II /
12 Pakar Wetan, Bukit Pakar Timur, Pakar Timur, Ceger 4
12
Total 51
Sumber : https://id.wikipedia.org
Table 2.5
Data Iklim Desa Ciburia
11
IKLIM
Curah Hujan 1500 mm
Jumlah Bulan Hujan 5 Bulan
Kelembapan Udara 77%
Suhu Rata-Rata Harian 24C
Tinggi Diatas Permukaan Laut 1200 m
Sumber :http://ciburial.desa.id
Table 2.6
Data Jenis Dan Kesuburan Tanah Desa Ciburia
JENIS DAN KESUBURAN TANAH
Warna Tanah Merah
Tekstur Tanah Lempungan
Kemiringan Tanah 30
Lahan Kritis 0 Ha
Lahan Terlantar 100,2 Ha
Sumber :http://ciburial.desa.id
Table 2.7
Data Tingkat Rrosi Tanah Desa Ciburia
Tingkat Erosi Tanah
Barat 40198.
13
BAB III
LANDASAN TEORI
13
14
Penggunaan dan perlakuan seorang surveyor terhadap alat merupakan hal yang
penting dan harus diperhatikan.Penggunaan alat yang tidak tepat dapat
mengakibatkan hasil pengukuran yang salah.Cara perawatannya pun harus
diperhatikan agar alat ukur tanah tidak rusak.Alat ukur tanah merupakan alat-alat
yang harganya cukup mahal.
Pengukuran merupakan pengamatan terhadap suatu besaran yang
dilakukan dengan menggunakan peralatan dalam suatu lokasi dengan beberapa
keterbatasan tertentu.Menurut (Wongsotjitro, 1980) arti melakukan pengukuran
suatu daerah ialah menentukan unsur-unsur (jarak dan sudut) titik yang ada di
suatu daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga daerah tersebut dapat
digambar dengan skala tertentu. Pengukuran dengan alat sederhana dapat untuk
mengukur, jarak, beda tinggi, dan sudut. Pengukuran ini dapat dibedakan
menjadi pengukuran langsung dan tidak langsung.Pengukuran langsung adalah
pengukuran dengan langsung mendapatkan nilai pengukuran. Pengukuran tidak
langsung yaitu pengukuran yang tidak langsung didapat hasilnya tetapi harus
melalui proses perhitungan terlebih dahulu.
Pengukuran jarak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan seperti pita ukur, pita baja, dan pegas ukur.Pengukuran dengan alat-
alat ini biasanya digunakan untuk mengukur daerah yang tidak begitu
luas.Terbatasnya skala alat ukur seperti pita ukur menjadikan alat ini digunakan
untuk pengukuran langsung di daerah yang luas.Pengukuran tidak langsung
dapat menggunakan peralatan seperti theodolith dan waterpass.
14
15
15
16
16
17
1.2. Raise
Raise adalah lubang bukaan vertikal atau hampir vertikal yang dibuat pada
badan bijih untuk menghubungkan level bawah ke level di atasnya.
Penggaliannya dimulai dari level bawah menuju ke level yang lebih atas. Raise
letaknya pada level, termasuk secondary opening.
Fungsi dari raise ini adalah :
1. Sebagai manway (jalan untuk pekerja)
2. Sebagai sarana ventilasi
3. Sebagai jalur material yang akan dibawa ke stope
Metode pembuatan raise dapat dibedakan menjadi :
1. Timber Raise
Alat bor yang biasanya dipakai pada metode ini biasanya adalah stopper
driler.
Langkah kerja pembuatan raise ini adalah sebagai berikut :
1. Sebelum peledakan dimulai penyangga kayu dan papan penahan broken
ore hasil peledakan harus sudah terpasang, sehingga setelah peledakan
material hasil peledakan akan langsung jatuh ke dalam chute yang telah
disiapkan
2. Dilakukan pemboran dengan menggunakan stopper driller, dengan pola
pemboran yang umum adalah pola V cut
3. Persiapan untuk peledakan telah selesai, slides, chute dan lagging telah
terpasang dengan aman.
4. Scaling (perataan permukaan raise dari tonjolan hasil peledakan), dan
penyemprotan raise untuk mengurangi debu.
5. Pemasangan penyangga untuk persiapan siklus selanjutnya
6. Tempat kerja telah siap untuk siklus kerja berikutnya
2. Alimak Raise Machine (Alimak Methode)
Alat yang digunakan pada metode ini adalah alat khusus yang dapat
berjalan di track khusus yang melekat pada atap dan dinding raise.
Siklus kerja dari metode ini adalah sebagai berikut
1. Ketika mesin raise sudah diangkat dan berada pada posisi yang
memungkinkan untuk pekerja melakukan pekerjaan. Pekerja melakukan
pembersihan permukaan kerja dari sisa batuan hasil peledakan
sebelumnya (scaling).
2. Kemudian dilakukan pengeboran untuk persiapan peledakan
3. Setelah semua persiapan peledakan selesai, mesin raise diturunkan, dan
dilakukan peledakan
17
18
18
19
1. Adit
Adit adalah jalan masuk horizontal yang tidak menembus sampai ke sisi
lain dari bukit yang diterobos (lubang buntu). Adit hanya memiliki satu lubang
masuk yang berhubungan dengan udara luar. Adit merupakan juga lubang
bukaan primer dari suatu mekanisme penambangan bawah tanah.
A. Pembuatan adit
1. Pembuatan adit dengan menggunakan alat mekanis
Pembuatan bukaan dengan alat mekanis biasanya merupakan pekerjaan
yang dilakukan secara terus menerus tanpa ada waktu tunggu antar satu proses
dengan proses berikutnya. Alat yang biasa digunakan adalah TBM (Tunnel
Boring Machine) maupun Road header.
2. Pembuatan Adit dengan menggunakan metode pemboran dan
. peledakan
Pada cara ini selain digunakan alat bor juga dipakai bahan peledak yang
akan memecahkan batuan sehingga mudah untuk diangkut. Alat bor yang
digunakan antara lain horizontal boring machine, jack leg drill, hydra boom
jumbo.
2. Tunnel
Tunnel adalah lubang bukaan horizontal atau hampir horizontal yang bias
dibuat dekat atau pada badan bijih dan mempunyai 2 lubang yang keduanya
berhubungan dengan udara luar.Lubang bukaan ini pada dasarnya adalah adit.
Apabila adit merupakan lubang buntu, pada tunnel ditembuskan ke sisi lain dari
bukit yang ditembus.
Metode pembuatan dan pengerjaan tunnel ini sama dengan pembuatan adit.
3. Drift
Drift adalah lubang bukaan horizontal yang dibuat pada badan bijih atau
didekat badan bijih searah strike dari badan bijih. Kegunaan dari lubang bukaan
ini adalah :
1 Penghubung dari shaft ke stope
2 Sebagai lubang bukaan untuk transport pekerja
3 Sebagai lubang bukaan untuk udara ventilasi
4 Sebagai lubang bukaan untuk pengangkutan ore
4. Cross Cut
19
20
Cross cut adalah lubang bukaan yang dibuat menembus badan bijih.
Biasanya dibuat untuk menghubungkan shaft ataupun drift dengan badan bijih.
Pembuatan cross cut biasanya dilakukan untuk :
Keperluan prospecting
Sebagai jalan angkut untuk menghubungkan level/drift dengan badan bijih
atau badan bijih dengan shaft, ore pass.
Pembuatan cross cut ini mirip dengan pembuatan drift, alat-alat yang
dipakai pun hampir sama dengan alat yang digunakan pada pembuatan lubang
bukaan.
5. Service Area
Service area adalah lubang bukaan yang dibuat untuk berbagai
keperluan, yaitu :
1 Sebagai tempat manuver alat di dalam tambang
2 Sebagai tempat istirahat dan makan pekerja
3 Ruangan sanitasi di bawah tanah
4 Gudang peralatan
5 Gudang bahan peledak.
Teknis pembuatannya biasanya dimulai dengan membuat lubang bukaan
seperti horizontal lainnya, kemudian baru dilakukan pelebaran bukaan baik arah
lateral maupun vertikal.
3.2.3 Lubang Bukaan Miring
0
Kemiringan lubang bukaan ini biasanya dibawah 20 dimana kemajuan
dari penggalian jenis lubang bukaan ini masih dapat dikerjakan seperti
mengerjakan lubang bukaan horizontal.
1. Incline Shaft
Incline shaft adalah jalan masuk utama yang biasanya dibuat mengikuti
kemiringan dari badan bijih.
Siklus pembuatan dari incline shaft adalah sebagai berikut :
1 Pemboran dan peledakan
2 Mucking
Mucking adalah pemuatan dan pembersihan material hasil peledakan.
3 Supporting (penyanggaan)
20
21
Pada tambang bijih bawah tanah pekerjaan penyanggaan saat ini banyak
dilakukan dengan roof bolting saja.Untuk daerah jalan masuk utama
biasanya dengan menggunakan concrete. Tetapi pada beberapa bagian
masih dengan menggunakan kayu, seperti pada raise.
2. Decline
Decline adalah lubang bukaan miring yang sering juga disebut ramp.
Decline merupakan jalan yang miring seperti halnya incline, tetapi pada ujung
pertemuannya dibuat belokan sebagai tempat manuver dari peralatan.
Pengangkutan material dan broken ore pada decline umumnya
menggunakan truck melalui decline ini.Selain sebagai jalan masuk utama decline
juga dapat dibuat untuk menghubungkan antara level.
21
22
Sumber :http://alatukurtanah.com/
Gambar 3.1
Theodolite Digital dan Manual
Syarat syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap
dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah ;
1. Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical (dengan
menyetel nivo tabung dan nivo kotaknya).
2. Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I
3. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus
mendatar).
4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek
verticalsama dengan nol.)
5. Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong
6. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala
tegak
7. Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II
( Garis bidik tegak lurus sumbu kedua / mendatar).
Pengoperasian Theodolite
Penyiapan Alat Theodolite Cara kerja penyiapan alat theodolite antara lain :
1. Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
2. Tinggikan setinggi dada
3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan
4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
5. Kuatkan (injak) pedal kaki statif
6. Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar
7. Letakkan theodolite di tribar plat
8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite
22
23
3.4.2 Statif
Statif merupakan tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat seperti
waterpass dan theodolite. Alat ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang dan bisa
dirubah ukuran ketinggiannya.
Sumber :http://Jualalatukur.com/
Gambar 3.2
Statif
3.4.3 Rambu Ukur
Rambu ukur adalah alat yang terbuat dari kayu atau campuran alumunium
yang diberi skala pembacaan. Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar
ini mempunyai panjang 3, 4 bahkan ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat
dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih atau hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok
tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2 buah E menyatakan 1
dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih, hitam-putih, dll.
Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.
23
24
Sumber :http://Jualalatukur.com/
Gambar 3.3
Macam-Macam RambuUkur
Sumber :http://Jualalatukur.com/
Gambar 3.4
Unting - Unting
24
25
3.4.5 Meteran
Meteran atau disebut pita ukur karena umumnya bendanya berbentuk pita
dengan panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter karena umumnya pita
ukur ini pada keadaan tidak dipakai atau disimpan dalam bentuk gulungan
ataurol
Sumber :http://Jualalatukur.com
Gambar 3.5
Alat Ukur Panjang
Fungsi utama atau yang umum dari meteran ini adalah untuk mengukur jarak
atau panjang.
Yang perlu diperhatikan saat menggunakan meteran antara lain :
1. Satuan ukuran yang digunakan Ada dua satuan ukuran d yang
biasaDigunakan, yaitu satuan Inggris ( inch, feet, yard) dan satuan metrik
( mm,cm, m)
2. Satuan terkecil yang digunakan mm atau cm , inch atau feet.
3.4.6 Senter
Senter merupakan perlengkapan yang digunakan untuk penerangan dan
biasanya digunakan di system penambangan Underground. Senter adalah
sebuah alat listrik portabel yang merupakan sumber cahaya untuk menerangi
dan dioperasikan dengan baterai. Biasanya sumber cahayanya adalah dari
sebuah bola lampu pijar kecil atau lampu pendar yang dikenal dengan istilah
lampu LED.
25
26
Sumber :http://senter.led.com/
Gambar 3.6
Senter
3.4.7 Benang
Benang adalah sebuah serat yang panjang, digunakan untuk
pemroduksian tekstil, penjahitan, crocheting, knitting, penenunan, dan
pembuatan tambang.Benang dapat dibuat dari banyak fiber sintetik atau
alami.Benang dapat dibuat dari beragam fiber alami seperti wol, alpaca, wol
Angora, katun, sutra, bambu, hemp, dan soy.Pada pengukuran underground
benang digunakan untuk menggantung unting unting diatap goa dan di alat.
Sumber :http://Banahan.tekstil.com/
Gambar 3.7
Benang
BAB IV
KEGIATAN LAPANGAN
26
27
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40198, Pada pengukuran kali ini
digunakan Theodolite yang bertujuan untuk pengambilan data : azimuth,
zenith,Slope Distance, Vertical distance, Horizontal Distance.
Sebelum pengukuran digoa jepang, lakukan terlebih dahulu persiapan alat
yang dibutuhkan saat pengukuran dilakukan. Alat-alat yang dibutuhkan
diantaranya sebagai berikut :
1. Theodolite,
2. Statif,
3. Rambu ukur,
4. Unting unting,
5. Meteran,
6. Benang,
7. Senter,
8. Alat tulis.
Goa jepang terletak 600 meter dari pintu masuk 2 dan berada sebelum
goa belanda, jarak dari goa jepang ke goa belanda sekitar 500 meter. Banyak
sekali jenis flora dan fauna yang dapat ditemukan di Taman Hutan Raya Ir. H
Djuanda diantaranya ialah ; pohon Pinus (Pinus merkusii), Kaliandra (Calliandra
callothyrsus), Bambu (Bambusa sp.) dan berbagai jenis tumbuhan bawah seperti
tumbuhan Teklan (Euphatorium sp.), kayu Manis dan lain sebagainya. Selain itu
terdapat berbagai jenis binatang yang tinggal di dalamnya antara lain Musang
(Paradoxurus herma paproditus), Tupai (Callosciurus notatus), Kera (Macaca
insularis) serta berbagai jenis burung seperti Kepondang (Oriolus chinensis),
Kutilang (Pycnontus caferaurigaster), Ayam hutan (Gallus gallus bankiva) dan
beberapa spesies lainnya.
27
28
Kami memulai pengukuran pada pintu goa ke 4 yaitu pintu goa yang
memiliki lebar pintu yang paling besar diantara pintu goa lainnya, dapat dilihat
pada denah dibawah ini:
28
29
Foto 4.2
PerhitunganTitik Koordinat Menggunakan GPS
Titik 101
29
30
Foto 4.4
Titik 101
Titik 102
Titik 103
30
31
Titik 104
31
32
Titik 105
32
33
Titik 106
33
34
AR = FS BS
34
35
BAB V
35
36
ANALISA
36
37
permukaan tanahnya cenderung menurun dan tidak stabil. Begitupn dengan titik
ke lima dengan titik keenam yang evelasi atapnya lebih rendah. Pada titik
keenam menuju titik ketujuh lebih tinggi elevasi atapnya dikarena pada titik
ketujuh termasuk kedalam lubang bukaan adit.
BAB VI
37
38
6.1 Kesimpulan
Dari data yang di dapatkan hasil pengukuran dan pembuatan peta situasi,
sketsa 3 dimensi dan penampang Goa jepang yang terletak diKompleks Tahura
Ir. H. Djuanda No.99, Dago Pakar desa Ciburial, kecamatan Cimenyan
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40198, dapat disimpulkan bahwa :
Undergound surveying merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan
dalam pekerjaan tambang bawah tanah yang berfungsi untuk mengetahui
kemajuan lubang bukaan bawah tanah, menghitung berapa besar material yang
telah digali dan kemungkinan berapa banyak mineral yang akan digali.
Metode yang digunakan pada pengukuran lubang bukaan (underground)
ini adalah metode poligon terbuka, poligon terbuka itu sendiri adalah suatu
metode yang menggunakan setiap titik yang ada pada peta yang biasanya tidak
mencerminkan posisi yang sebenarnya ada di permukaan bumi dan poligon
tersebut tidak mempunyai sudut dalam seperti pada poligon tertutup.
Cara pengambilan data dilakukan dengan menaruh alat pada patok yang
telah ditentukan lalu menembak ke arah rambu ukur (FS dan BS) dengan
perputaran alat searah jarum jam.Koordinat X, Y, dan Z (elevasi) didapatkan
setelah mengolah data seperti azimuth, zenith, benang tengah, benang atas, dan
benang bawah yang telah didapatkan pada saat pengukurandan mengolahnya
dengan menggunakan rumus yang telah ada. Setelah selesai pengukuran dan
dilakukan pengolahan data output yang kita buat yaitu peta situasi,sketsa 3D dan
penampang. Pembuatan peta situasi bertujuan untuk menggambarkan dengan
jelas arah dari goa tersebut. Pembuatan sketsa 3D bertujuan memberikan
informasi secara mendetail tentang rupa goa. Pembuatan sketsa penampang
bertujuan untuk menguraikan bangun dinding, atap, dan lantai.
Salah satu tujuan pengukuran lubang bukaan yaitu untuk menentukan
asarh selanjutnya agar lurus, hal tersebut dapat dilakukan dengan cera Stakeout
yaitu dengan memutarkan 180 tropong Theodolite hingga menemukan titik
tengahnya.
6.2 Saran
38
39
Pada kesempatan kali ini ada beberapa saran untuk praktikum perpetaan,
sekiranya untuk kedepan dapat bermanfaat bagi seluruh rekan-rekan mahasiswa
jurusan teknik pertambangan Unisba. Beberapa saran itu antara lain:
1. Sebelum melakukan pengukuran dianjurkan untuk melakukan survey
lokasi terlebih dahulu agar dapat mengetahui keadaan sebenarnya di
lapangan.
2. Persiapkan alat-alat secara lengkap dan juga alat-alat tambahan seperti
payung dan senter untuk mengantisipasi keadaan yang tidak terduga di
lapangan.
3. Ketika pembuatan sketsa di lapangan diusahakan agar rapih dan mudah
dimengerti, agar nantinya dapat membantu kita dalam mengolah data
hingga menjadi peta.
4. Ketika dalam proses pengukuran komunikasi antara pembaca alat,
pemegang rambu ukur, pembuat sketsa, dan penulis data harus terjaga
dengan baik untuk meminimalisir terjadinya kesalahan.
39
40
LAMPIRAN
40