Indonesia merupakan negara yang terletak pada tiga lempeng raksasa yaitu Lempeng
Hindia-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Letak tersebut mengakibatkan
negeri ini kaya akan potensi bencana alam meliputi gempa bumi, vulkanisme, tsunami, dan
longsor. Bukan hanya itu saja, lokasi Indonesia yang berada pada wilayah tropis mendukung
munculnya bencana alam lain seperti kebakaran hutan, kekeringan, badai dan banjir.
1
teori barat dari pada kebudayan sendiri. Hal ini lah yang kemudian menjadi penyebab
hilangnya nilai-nilai kearifan lokal akibat tidak adanya manajemen yang terstruktur dalam
upaya pelestarian nilai-nilai kearifan lokal di Indonesia khususnya mengenai pendidikan.
Cara Pelestariannya?
Kearifan lokal merupakan suatu budaya yang tidak hanya sebatas untuk diketahui
melainkan perlu pemahaman mendalam dan tindakan untuk memaknai nilai-nilai tersebut,
sehingga perlu adanya pendidikan berkelanjutan (continuing education). Pendidikan
berkelanjutan dapat diartikan sebagai kesempatan belajar bagi setiap orang untuk
mengembangkan kemampuan berupa kognitif, psikomotorik, dan afektif. Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan berkelanjutan adalah sebuah upaya seseorang
untuk selalu mengembangkan dan mengaplikasikan kemampuan serta pengetahuan yang
dimiliki sampai batas hayatnya. Dengan pendidikan berkelanjutan maka nilai kearifan lokal
mampu dikenalkan secara intensif sejak dini terhadap generasi muda oleh keluarga dan
masyarakat melalui pendidikan informal, kemudian proses tersebut akan dikembangkan lagi
pada jenjang pendidikan formal sehingga konsep dari pendidikan berkelanjutan sendiri adalah
proses penyampaian nilai-nilai kearifan lokal secara berkesinambungan dengan tujuan agar
nilai-nilai tersebut mampu dipahami, diterapkan dan bahkan terinternalisasi (mendarah
daging) pada diri peserta didik akibat dari proses penyampian, praktek, dan kontrol yang
dilakukan secara terus menurus oleh pihak kelurga, pendidik dan masyarakat.
Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 bahwa jalur pendidikan teridiri atas
pendidikan formal, non formal, dan informal. Proses pelestarian nilai kearifan lokal pada
pendidikan informal (keluaraga dan masyarakat) dapat dilakukan dengan cara: 1). Penanaman
nilai-nilai kebudayaan sejak usia dini misalnya dengan memasukan unsur-unsur nilai kearifan
lokal saat bercerita atau mendongeng, 2). Pendirian organisasi masyarakat berbasis
kebudayaan sebagai penjaga, pelestari serta kontrol sosial mengenai nilai-nilai kearifan lokal,
3). Melakukan penerapan nilai-nilai kearifan lokal secara langsung seperti pemberlakuannya
larangan dalam penebangan pohon di pinggir sungai dan lain-lain, 4). Penyampaian nilai
kearifan lokal melalui hiburan rakyat seperti wayang kulit dan tari-tarian, 5). Pendirian sarana
seperti taman budaya sebagai tempat yang berfungsi sebagai pengembangan dan pelestarian
budaya. Sedangkan untuk pendidikan formal proses pelestariannya dapat berupa: 1).
Pemberian materi sesuai dengan kemampuan peserta didik contoh pada jenjang SD dan SMP
diberikan materi mengenai kearifan lokal masyarakat setempat sedangkan pada jenjang SMA
dan PT dapat diberikan materi mengenai kearifan lokal pada wilayah lain, 2). Memperkaya
2
materi berupa kearifan lokal khususnya pada mata pelajaran mulok, 3). Pemberian buku
mengenai manfaat kearifan lokal bagi wilayah setempat, 4). Penempelan nilai-nilai kearifan
lokal di dinding sekolah, 5). Penggunaan media seperti proyektor dan laptop untuk
menampilkan video atau animasi mengenai kearifan lokal, 6). Melakukan praktek mengenai
penerapan nilai kearifan lokal di sekolah seperti memetakan lokasi paling aman yang dapat
dijadikan lokasi berlindung saat terjadi bencana.
Nilai-nilai kearifan lokal yang berkembang dimasyarakat memiliki fungsi bukan sekedar
sebagai mitigasi bencana saja, melainkan memiliki peran lebih yaitu dapat berfungsi sebagai
penjaga ekosistem dan berpotensi menjadi daya tarik wisata. Pudarnya nilai-nilai kearifan
lokal ditengah kehidupan masyarakat mengakibatkan sebagaian besar masyarakat Indonesia
mulai kehilangan kemampuan untuk membaca berbagai pertanda alam khususnya gejala alam
yang dapat menimbulkan bencana, hilangnya kemampuan tersebut dapat diukur dengan
semakin tingginya angka korban jiwa akibat dari bencana alam. Dengan pentingnya peran
dari nilai-niali kearifan lokal ditengah kehidupan masyarakat, hal ini tentunya harus terus
dilestarikan oleh masyarakat Indonesia karena nilai-nilai tersebut masih relevan untuk
diterapkan walaupun keberadaannya telah ada sejak jaman dahulu. Selain itu, dengan kondisi
negara Indonesia yang kaya akan potensi bencana sehingga diperlukan sikap kewaspadaan
dan kemampuan dalam memprediksi bahaya yang akan terjadi dengan melihat gejala-gejala
alam sekitar maka pelestarian nilai-nilai kearifan lokal patut untuk selalu dilestariakan salah
satunya melalui upaya pendidikan berkelanjutan (continuing education).
Kesimpulan
Dalam pelestarian nilai kearifan lokal melalui pendidikan berkelanjutan tentunya
diperlukan ketekunan, keberanian dan kemauan politik pemerintah yang dapat menunjang
pelestarian nilai-nilai tersebut. Dunia pendidikan juga perlu mengubah mengenai muatan
materi pendidikan serta mau mengambil peran aktif dengan melakukan pengembangan
kurikulum muatan lokal tentang kearifan lokal. Selain itu, pelestarian nilai kearifan lokal
tidak akan dapat bertahan dan berkembang jika tidak didukung oleh masyarakat luas serta
upaya-upaya pelestarian budaya lokal juga memerlukan langkah-langkah sinergis dan saling
bekerja sama antara aktor-aktor pelaksana baik pelaku kebudayaan, pendidik, keluarga,
pemangku kebijakan maupun masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Juniarta, dkk. 2013. Kajian Profil Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pulau Gili Kecamatan
Sumberasih Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Jurnal ECSOFiM Vol. 1, 11-25.
3
FORMULIR PENDAFTARAN LOMBA MENULIS ESSAY
No. Hp : 085643413905
Email : antoncesarsaputra@gmail.com
Bersamaan pengiriman formulir ini, saya bersedia untuk mengikuti Lomba Menulis Essay
dan menyatakan bahwa dalam essay ini tidak pernah diajukan dan diterbitkan pada media
massa, jurnal, buku dan sejenisnya, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
dirujuk dalam naskah ini.
Bukti Pembayaran