PROPOFOL
Disusun Oleh :
NPM : 16360098
Pembimbing :
TAHUN 2016
PROPOFOL
PENDAHULUAN
Propofol merupakan suatu zat induksi yang paling sering digunakan dalam tindakan
anestesi umum. Lebih dari 50 negara menerima penggunaan propofol bahkan tersedia juga dalam
bentuk generik.1
Propofol merupakan obat anestesi intravena yang bekerja cepat dengan karakter recovery
anestesi yang cepat tanpa rasa pusing dan mual-mual. Propofol merupakan cairan emulsi
minyak-air yang berwarna putih yang bersifat isotonik dengan kepekatan 1% (1 ml/10mg) serta
mengandung 10% minyak kedele, 2,25% gliserol, dan 1,2% purified egg phosphatide yang
dimurnikan dan mudah larut dalam lemak. Propofol menghambat transmisi neuron yang
dihantarkan oleh GABA. Penggunaan propofol 1,5-2,5 mg/kgBB dengan penyuntikan cepat (<15
detik) menimbulkan turunnya kesadaran dalam waktu kurang dari 30 detik.1
Propofol lebih cepat dan sempurna mengembalikan kesadaran dibandingkan dengan obat
anestesi lain yang disuntikan secara cepat. Selain cepat mengembalikan kesadaran, propofol
memberikan gejala sisa yang minimal pada SSP. Nyeri pada tempat suntikan lebih sering apabila
obat disuntikkan pada pembuluh darah vena yang kecil. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan
pemilihan tempat masuk obat di daerah vena yang lebih besar dan penggunaan lidokain 1%.1,2,3
Propofol sedikit larut dalam air dengan pH sekitar 6-8,5. Propofol memiliki nama kimia
2,6-diisopropilfenol dan struktur kimia sebagai berikut :
FARMAKOLOGI
Propofol relatif bersifat selektif dalam mengatur reseptor gamma aminobutyric acid
(GABA) dan tampaknya tidak mengatur ligand-gate ion channel lainnya. Propofol dianggap
memiliki efek sedative hipnotik melalui interaksinya dengan reseptor GABA. GABA adalah
salah satu neurotransmitter penghambat di SSP. Ketika reseptor GABA diaktifasi, penghantar
klorida transmembaran meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran sel post sinaps
dan menghambat fungsi neuron post sinaps. Interaksi propofol dengan reseptor komponen
spesifik reseptor GABA menurunkan neurotransmitter penghambat. Ikatan GABA meningkatkan
durasi pembukaan GABA yang teraktifasi melalui chloride channel sehingga terjadi
hiperpolarisasi dari membran sel.1,3
FARMAKOKINETIK
Propofol dengan cepat diabsorbsi tubuh dan didistribusikan dari darah ke jaringan.
Distribusi propofol melalui 2 fase. Dengan fase kedua merupakan fase yang lebih lambat karena
terjadi metabolisme di hati yang signifikan (konjugasi) sebelum diekskresi lewat urin. Lebih
kurang 2% dari dosis yang diberikan diekskresi melalui feses. Propofol dapat menembus
plasenta dan diekskresi melalui susu.1
Meskipun metabolisme propofol cepat tidak ada bukti yang menunjukkan adanya
gangguan eliminasi pada pasien sirosis hepatis. Konsentrasi propofol di plasma sama antara
pasien yang meminum alkohol dan yang tidak. Disfungsi ginjal tidak mempengaruhi
metabolisme bersihan propofol dan selama pengamatan lebih dari 34 tahun metabolisme
propofol dimetabolisme di urin hanya 24 jam pertama. Kecepatan bersihan propofol
mengkonfirmasi bahwa obat ini dapat digunakan secara terus menerus intravena tanpa efek
kumulatif. Propofol mampu melewati sirkulasi plasenta namun secara cepat dibersihkan dari
sirkulasi fetus.1,3
FARMAKODINAMIK
Bradikardi dan asistol pernah dilaporkan pada pasien yang mendapatkan propofol
sehingga disarankan obat antikolinergik untuk mengatasi stimulasi ke nervus vagus.
Propofol sebenarnya juga meningkatkan respon syaraf simpatis dalam skala ringan
dibandingkan saraf parasimpatis sehingga terjadi dominasi saraf parasimpatis. Resiko
bradikardia related death selama anestesi propofol sebesar 1,4/100.000.1
4. Efek pada fungsi hepar dan ginjal
Propofol tidak mengganggu fungsi hepar dan ginjal yang dinilai dari enzim
transamin hati dan konsentrasi kreatinin. Infus propofol yang lama menimbulkan luka
pada sel hepar akibat asidosis laktat. Infus propofol yang lama menyebabkan urin
berwarna kehijauan akibat adanya rantai phenol. Namun perubahan warna urin ini tidak
mengganggu fungsi ginjal. Namun ekskresi asam urat meningkat pada pasien yang
mendapatkan propofol yang ditandai dengan urin yang keruh, terdapat kristal asam urat,
pH dan suhu urin yang rendah. Efek ini menandai gangguan ginjal akibat propofol.1,4
Propofol tidak mengganggu koagulasi dan fungsi trombosit. Namun ada laporan
yang menunjukkan bahwa emulsi propofol yang bersifat hidrofobil mempengaruhi
koagulasi darah dan menghambat agregasi trombosit melalui pengaruh mediator
tromboxan A2 dan faktor-faktor pengaktivasi platelet / platelet-activating factor (PAF).1
a. Efek antiemetik
Insiden mual dan muntah post operasi menurun pada pasien yang
diberikan propofol. Dosis subhipnotik propofol (10-15 mg iv) mungkin digunakan
untuk mengobati rasa mual dan muntah terutama jika bukan disebabkan
rangsangan nervus vagus. Selama masa postoperasi, keuntungan propofol adalah
onset kerja yang cepat dan tiada efek samping obat yang serius. Propofol
memiliki efek umum dalam menatalaksana mual dan muntah pada konsentrasi
yang tidak menimbukan efek sedasi. Dosis subhipnotik propofol efektif
menatalaksana rasa mual dan muntah akibat kemoterapi. Ketika induksi dan
mempertahankan anestesi, penggunaan propofol lebih efektif daripada pemberian
ondansentron.
c. Aktivitas antikonvulsan
d. Attenuation Bronkokonstriksi
INDIKASI KLINIS
Propofol menjadi pilihan obat induksi terutama karena cepat dan efek mengembalikan
kesadaran yang komplit. Infus intravena propofol dengan atau tanpa obat anestesi lain menjadi
metode yang sering digunakan sebagai sedasi atau penyeimbang atau anestesi total iv.
Penggunaan propofol melalui infus secara terus menerus sering digunakan di ruang ICU.
1. Induksi Anestesi
Dosis induksi propofol pada pasien dewasa adalah 1,5-2,5 mg/kgBB intravena
dengan kadar obat 2-5 g/ml menimbulkan turunnya kesadaran yang bergantung pada
usia pasien. Mirip seperti barbiturat, anak-anak membutuhkan dosis induksi yang lebih
besar tiap kilogram berat badannya yang mungkin disebabkan volum distribusi yang
besar dan kecepatan bersihan yang lebih. Pasien lansia membutuhkan dosis induksi yang
lebih kecil (25%-50%) sebagai akibat penurunan volume distribusi dan bersihan plasma.
Kesadaran kembali saat kadar propofol di plasma sebesar 1,0-1,5 g/ml. Kesadaran yang
komplit tanpa gejala sisa SSP merupakan karakter dari propofol dan telah menjadi alasan
menggantikan thiopental sebagai induksi anestesi pada banyak situasi klinis.1
2. Sedasi Intravena
Sensitive half-time dari propofol walau diberikan melalui infus yang terus
menerus, kombinasi efek singkat setara memberikan efek sedasi. Pengembalian
kesadaran yang cepat tanpa gejala sisa serta insidens rasa mual dan muntah yang rendah
membuat propofol diterima sebagai metode sedasi. Dosis sedasinya adalah 25-100
g/kgBB/menit. Pada beberapa pasien midazolam atau opioid dapat dikombinasikan
dengan propofol melalui infus. Sehingga intensitas nyeri dan rasa tidak nyaman
menurun.1,2,3
3. Pemeliharaan/Maintenance Anestesia
Propofol dikontraindikasikan bagi pasien dengan hipersensitivitas pada obat atau bahan
penyusun obat. Propofol tidak direkomendasikan untuk induksi anastesi pasien dibawah usia 3
tahun maupun pemeliharaan anastesi pada usia dibawah 2 bulan karena keamanan dan
efektifitasnya tidak dipastikan.5,6
EFEK SAMPING
Induksi anestesi dengan propofol dikaitkan dengan beberapa efek samping, termasuk
nyeri saat injeksi, myklonus, apneu, penurunan tekanan darah arterial dan yang jarang adalah
trombophlebitis pada vena lokasi injeksi propofol. Nyeri dapat direduksi dengan pemilihan vena
yang besar, mengindari vena di dorsum manus, dan menambahkan lidokain pada larutan
propofol. 1,5
Efek samping yang paling signifikan adalah penurunan tekanan darah sistemik.
Penambahan opioid sebelum induksi cenderung menambah penurunan tekanan darah. Mungkin
pemberian dengan dosis lebih kecil dan cara pemberian pelan serta rehidrasi yang adekuat akan
mengatasi penurunan tekanan darah. 5
Sindroma infus Propofol (Propofol infusion syndrome) jarang terjadi namun letal,
dikaitkan dengan infuse propofal 5 mg/kg/jam atau lebih dari 48 jam atau lebih. Gejala klinik
berupa kardiomiopati dengan gagal jantung akut, asidosis metabolic, miopati skeletal,
hiperkalemia, hepatomegali dan lipemia.5,6
Jika terjadi overdosis, pemberian injeksi harus segera dihentikan karena kemungkinan
besar dapat menyebabkan depresi kardiorespiratori harus ditangani dengan ventilasi
menggunakan oksigen. Depresi kardiovaskular mungkin memerlukan pengubahan posisi pasien
dengan menaikkan kaki asien, meningkatkan laju aliran infus, dan pemberian obat anti
kolinergik.5
DAFTAR PUSTAKA
1 McKeage Katty and Caroline M Perry. Propofol: A Review is use in Intesive Care
Sedation of Adults. New Zealand: Adis International Limited. 17 (4): 235-272; 2003.
2 Soenarjo dkk. Anestesiologi. Semarang: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran UNDIP/RSUP Kariadi; 2010.
3 Latief, Said dkk. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Propofol. Fakultas
Kedokteran UI. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2002.
4 Propofol. Available at: http://en.wikipedia.org/wiki/Propofol. Accessed on June 2010.
5 Handoko, Tony SK. Farmakologi dan Terapi. Edisi keempat. Anestesi Umum. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2004.
6 Marik PE. Propofol: therapeutic indications and side-effects. Curr Pharm
Des. 2004.