Adam 2012 PDF
Adam 2012 PDF
Adam Haryani*, Roffi Grandiosa**, Ibnu Dwi Buwono** dan Ayi Santika***
ABSTRAK
Kata kunci : Aeromonas hydrophila, daun pepaya, ikan mas koki, kualitas air.
ABSTRACT
This research was to study the effectiveness of papaya leaf (Carica papaya) for
treatment of Aeromonas hydrophila infection in goldfish (Carassius auratus). The method
used in this study was an experimental method with completely randomized design (CRD) of
five treatments and three replications. The treatment is 0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 1500
ppm and 2000 ppm. The parameters observed include survival rate, clinical symptoms,
histopathology test from liver and kidney organ, and water quality. The results showed that
the use of papaya leaf for treatment of Aeromonas hydrophila infected goldfish by immersion
method for 48 hours at a concentration of 1000 ppm was the best treatment with the survival
of 73.33%, while from the test results of linear regression was known that the optimum dose
of papaya leaf by immersion for 48 hours was 1245 ppm and the effect of the papaya leaf
concentration upon survival rate of goldfish was 99.31% with the value of R2 = 0.9863.
untuk penyakit yang disebabkan oleh sel tubuh. Hasilnya sel-sel tersebut
bakteri. Kandungan bahan kimia yang menjadi aktif dan terjadi perbaikan-
terkandung dalam daun pepaya seperti, perbaikan struktur maupun fungsi
senyawa polifenol, alkaloid karpain, (Anonim, 2007). Mekanisme kerja dari
flavonoid, dan lain lain. Selain itu, daun alkaloid dihubungkan dengan kemampuan
pepaya yang masih segar juga diketahui berinteraksi dengan DNA (Naim, 2004).
banyak menghasilkan getah berwarna Selain bermanfaat sebagai senyawa
putih yang mengandung suatu enzim antimikroba, daun pepaya memiliki sifat
pemecah protein atau proteolitik yang toksisitas (Duke, 1983).
disebut enzim papain, enzim ini diketahui Bahan antimikrobial dapat bersifat
sangat ampuh untuk menghambat laju bakteriostatik pada konsentrasi rendah,
pertumbuhan bakteri (Razak, 1996). namun bersifat bakterisidal pada
Pengobatan melalui sistem perendaman konsentrasi tinggi. Bahan kemoterapeutik
dalam larutan daun pepaya sangat efektif yang baik adalah mempunyai daya
karena senyawa anti bakteri yang larut mematikan mikroba, namun tidak
dalam air dapat diserap dengan baik oleh menyebabkan keracunan pada induk
kulit, insang, hati, dan ginjal (Sukamto, semang yang menggunakan bahan
2007). tersebut. Bahan yang demikian disebut
Flavonoid merupakan golongan memiliki toksisitas selektif (Waluyo, 2008).
terbesar dari senyawa fenol. Flavonoid Dari hasil uji toksisitas larutan daun
dan flavonol disintesis tanaman dalam pepaya pada ikan mas koki (LC50 48 jam)
responnya terhadap infeksi mikroba, diketahui bahwa batas toksisitas
sehingga secara in vitro efektif terhadap konsentrasi larutan sebesar 6039,866 ppm
mikroorganisme. Senyawa ini merupakan yang mematikan ikan sebesar 50%
antimikroba karena kemampuannya selama 48 jam dan LC1 48 jam didapat
membentuk senyawa kompleks dengan nilai toksisitas konsentrasi sebesar
protein ekstraseluler terlarut serta dinding 1306,234. Sedangkan untuk hasil
sel mikroba. Flavonoid yang bersifat pengujian zona hambat (In vitro) minimum
lipofilik akan merusak membran mikroba. yang dapat menghambat pertumbuhan
Flavonoid bersifat anti inflamasi sehingga bakteri Aeromonas hydrophila diketahui
dapat mengurangi peradangan serta pada konsentrasi 100 ppm, sementara
membantu mengurangi rasa sakit, bila untuk konsentrasi 500 ppm diketahui
terjadi pendarahan atau pembengkakan mampu menghambat laju pertumbuhan
pada luka. Selain itu, flavonoid bersifat bakteri Aeromonas hydrophila dengan
antibakteri dan antioksidan serta mampu baik yaitu dengan nilai rata rata 6,18
meningkatkan kerja sistem imun karena mm. Dari hasil analisis uji in vitro diketahui
leukosit sebagai pemakan antigen lebih bahwa semakin tinggi konsentrasi yang
cepat dihasilkan dan sistem limfoid lebih digunakan akan semakin besar zona
cepat diaktifkan (Anonim, 2007). Menurut hambat yang dihasilkan.
Harborne (1987), flavonoid merupakan Pengobatan terhadap ikan yang
senyawa yang larut dalam air. terserang Aeromonas hydrophila dapat
Senyawa fenol dari tumbuhan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu
memiliki kemampuan untuk membentuk melalui penyuntikan, pengusapan,
senyawa kompleks dengan protein melalui perendaman dan melalui pakan yang
ikatan hidrogen, sehingga dapat merusak dicampur dengan obat. Pengobatan
membran sel bakteri. Karpain merupakan dengan sistem perendaman merupakan
senyawa alkaloid yang khas dihasilkan cara paling aplikatif dibandingkan dengan
oleh tanaman pepaya. Alkaloid merupakan penyuntikan dan perendaman pakan
senyawa nitrogen heterosiklik. Alkaloid karena dapat mempermudah proses
bersifat toksik terhadap mikroba, sehingga pengobatan terutama untuk ikan yang
efektif membunuh bakteri dan virus, berukuran kecil dalam skala yang banyak
sebagai antiprotozoa dan antidiare, (Supriyadi dan Rukyani, 1990).
bersifat detoksifikasi yang mampu
menetralisir racun dalam tubuh (Naim,
2004). Alkaloid diketahui mampu
meningkatkan daya tahan tubuh. Zat ini
akan dibawa oleh aliran darah menuju sel-
216 Adam Haryani, Roffi Grandiosa, Ibnu Dwi Buwono dan Ayi Santika
Tabel 1. Hasil uji LC50 48 jam larutan daun pepaya pada ikan mas koki
Mortalitas pada jam
Perlakuan ke- Jumlah
24 48
A1 - - -
A2 - - -
B1 - - -
B2 - - -
C1 2 - 2
C2 2 - 2
D1 4 - 4
D2 3 - 3
E1 - - -
E2 - - -
Nilai LC50 48 jam dianalisis dengan Berdasarkan hasil uji in vitro dan
menggunakan software EPA Probhit uji LC50 48 jam, konsentrasi yang paling
Analisys dan didapatkan nilai 6039.866 efektif digunakan untuk pengobatan dalam
ppm . Nilai LC50 48 jam menunjukan menghambat pertumbuhan bakteri
bahwa pada konsentrasi 6039.866 ppm Aeromonas hydrophila berada di atas nilai
daun pepaya dapat mengakibatkan uji in vitro dengan diameter zona hambat
mortalitas benih lele sebesar 50% dalam minimal 6 mm dan di bawah nilai LC50 48
waktu 48 jam. jam, yaitu dengan menggunakan LC1 48
Uji Efektivitas Daun Pepaya (Carica papaya) untuk Pengobatan Infeksi Bakteri
217
Aeromonas hydrophila pada Ikan Mas Koki (Carassius auratus)
Dari ikan yang hidup pada secara total (tidak terlihat gejala klinis lagi)
perlakuan C menunjukan adanya maupun hanya sembuh parsial (masih
perubahan luka pada tubuh menuju ke terlihat gejala klinis). Gejala klinis yang
arah penyembuhan (Gambar 10), hal ini masih teramati pada ikan yang bertahan
semakin menguatkan efektivitas daun hidup (sembuh parsial) adalah berupa
pepaya dalam menghambat dan sisik yang rontok dan warna kemerahan
mengobati ikan mas koki yang terinfeksi pada kulit ikan tetapi menunjukan
bakteri Aeromonas hydrophila. Ikan yang perbaikan terutama respon terhadap
bertahan hidup pada akhirnya mengalami pakan yang sudah mulai kembali normal
proses penyembuhan, baik sembuh seperti ikan sehat.
Uji Histopatologi
1. Hati
Hepatosit
Pada organ hati ikan sehat dapat hepatosit, dan pada ikan pasca
dilihat strukturnya masih lengkap pengobatan pendarahan sudah mulai tidak
(Hepatosit), sementara pada ikan yang terlihat dalam arti lain sudah kembali
sakit terjadi pendarahan disekitar normal.
2. Ginjal
Tubulus Distal
Pada organ ginjal ikan sehat dapat kontrol.Dari hasil penelitian didapatkan
dilihat strukturnya masih lengkap terdapat konsentrasi terbaik sebesar 1000 ppm
tubulus distal, sementara pada ikan yang yaitu menghasilkan kelangsungan hidup
sakit inti sel (tubulus distal hancur), dan sebesar 73,33 % dan pada hasil analisis
pada ikan pasca pengobatan struktur sel regresi diketahui konsentrasi optimum
sudah mulai terlihat perbaikan dalam arti untuk pemberian konsentrasi sebesar
lain sudah kembali normal. 1245 ppm serta pengaruh perbedaan
Pengamatan kualitas air dilakukan konsentrasi daun pepaya terhadap tingkat
pada awal dan akhir penelitian. Dari hasil kelangsungan hidup ikan mas koki
pengamatan kisaran suhu adalah 24 25 sebesar 99,31 %.
0
C, dengan pH 7,00 8,00 dan DO 3,5
4,5 mg/L. DAFTAR PUSTAKA
Hasil pengukuran kualitas air Agus. 2001. Beberapa Metode
selama penelitian menunjukan bahwa nilai Pembenihan Ikan Air Tawar.
nilai kualitas air yang diperoleh berada Yogyakarta: Kanisius.
dalam kisaran yang optimum untuk
pemeliharaan ikan mas koki. Menurut Anderson, P.S. 1995. Patofisiologi Konsep
Agus (2001), menyatakan bahwa ikan mas Klinis Proses Proses Penyakit.
koki mampu berkembang dengan baik Alih bahasa: Peter Anugrah.
dengan kisaran suhu 20 25 0C dengan Jakarta: EGC. Penerbit Buku
pH 6,5 8,5 dan DO 3 5 mg/L. Dengan Kedokteran.
demikian, dapat dikemukakan bahwa
kualitas air selama penelitian memenuhi Anonim. 2007. Tahukah Anda Manfaat
persyaratan optimum untuk budidaya ikan Pepaya.http://ipathikmat.blogspot.c
mas koki sehingga kematian ikan mas koki om/2008/01/pepaya-carica-
selama penelitian bukan disebabkan oleh papaya.html (8 April 2008).
kondisi perairan melainkan karena
serangan bakteri Aeromonas hydrophila. Austin, B. dan Austin, D.A. 1993. Bacterial
Fish Pathogens, Disease in Farm
and Wild Fish. Ed ke-2. London:
KESIMPULAN Ellis Herwood.
Dari hasil pengamatan uji respon
ikan terhadap pakan dan uji histopatologi Dooley J.S.G, R. Lallier, D.H. Shaw, T.J.
diketahui bahwa pemberian larutan daun Trust. 1985. Electrophoretic and
pepaya dengan konsentrasi yang berbeda Immunochemical Analyses of the
menggunakan metode perendaman Lipopolycaccharides from Various
selama 48 jam memberikan pengaruh Strains of Aeromonas hydrophila. J
yang berbeda nyata dibandingkan dengan Bacteriol 164: 263-269.
220 Adam Haryani, Roffi Grandiosa, Ibnu Dwi Buwono dan Ayi Santika
Effendy. 1998. Memelihara Ikan Mas Koki Supriyadi, H. dan A. Rukyani. 1990.
Dalam Akuarium. Yogyakarta: Imunoprofilaksis Dengan Cara
Kanisius. Vaksinasi Pada Uasaha Budidaya
Ikan. Hal:64-70. Prosiding Seminar
Fauci A. 2001. Pengaruh Pemberian Nasional II Penyakit Ikan Dan
Levamisol dan Saccharomyces Udang. Balai Penelitian Perikanan
cereviceae Dosis 60 ppm terhadap Air Tawar. Bogor. 227hlm.
Gambaran Darah Ikan Mas
(Cyprinus carpio) yang Diinfeksi Sukamto. 2007. Cara Cara Pengobatan
Bakteri Aeromanas hydrophila Ikan Dengan Menggunakan
(skripsi). Bogor: Fakultas Ekstrak Tanaman Herbal. Warta
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Puslitbangbun. Vol. 13 No. 3.
Institut Pertanian Bogor.
Takashima, J. dan T. Hybia. 1995. An
Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Atlas of Fish Histology Normal and
Percobaan untuk Ilmuilmu Phatological Features. Kondansa
Pertanian dan Ilmuilmu Teknik Ltd. Tokyo. 186 hlm.
Biologi. CV Armico, Bandung. 472
hlm. Waluyo, L. 2008. Teknik dan Metode
Dasar Mikrobiologi. Cetakan
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Pertama. Malang: UMM Press.
Penuntun Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan. Edisi ke-
2. Penerjemah: Dr. Kosasih
Padmawinata dan Iwang Soediro.
Bandung: ITB.