Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FARMAKOLOGI I

Hipertensi

OLEH :
Muhammad Idris
159193
Tingkat IIA
Dosen :Sulastri Herdaningsih, M.Farm., Apt

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK


2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan. Melalui makalah
ini, kita dapat mengetahui tentang penyakit hipertensi beserta pengobatannya.
Pembuatan makalah ini menggunakan metode kepustakaan, serta data-data yang
diperoleh dari beberapa sumber dan pemikiran yang digabungkan sehingga
menjadi sebuah makalah yang semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari makalah ini.Oleh
sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar
makalah ini akan semakin baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.
Pontianak, Januari 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
BAB 3 PENUTUP..................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Didalam tubuh kita, darah ibarat angkutan umum yang kesana kemari lewat
jaringan pembuluh darah. Darah ini mengangkut zat makanan (nutrisi) dan
oksigen untuk dikirim keseluruh bagian tubuh. Adapun fungsi penggerak darah
hingga dapat mengalir terus menerus adalah jantung.
Ketika jantung memompa darah, timbul tekanan aliran terhadap dinding
pembuluh darah. Dalam keadaan normal tekanan pada saat jantung
berkontraksi( sistolik) berada dibawah 120 MmHg, sedangkan ketika jantung
bereaksi (diastolik) dibawah 20 MmHg. Namun, ada juga yang memberi ancer-
ancer, tekanan darah yang ideal itu (golb standar) 115/75 MmHg.
Orang dikatakan menderita penyakit darah tinggi kalo tekanan darahnya
140/90 MmHg atau lebih tinggi yang diukur di kedua lengan penderita sebanyak
tiga kali dalam jangka waktu beberapa minggu.satu dari tiga orang yakit darah
tinggi tidak menunjukakan tanda gejala apapun. Celakanya, bila hipertensi ini
tidak dikendalikan bisa merusak jantung dan pembulu darah sehingga megarah
pada timbulnya beberapa kondisi lain seperti stroke, serangan jantung, gagal
ginjal, atau gangguan pada mata.

B. Tujuan dan manfaat makalah


A. Tujuan
Sebelum mengetahui tujuan masalah ini,terlebih dulu mengetahui dari tujuan
pembuatan makalah adalah untuk mencari, menemukan
menhimpun,mengembangkan,dan menguji kebenaran dari suatu
pengetahuan.Adapun yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian Hipertensi.
2. Mengetahui Jenis Obat Antihipertensi .
3. Mengetahui Pengobatan dan penanganan hipertensi.
4. Mengetahui komplikasi hipertensi
5. Mengetahui hipertensi pada kehamilan dan obat yang aman bagi ibu hamil.
B. Manfaat
Hasil pembuatan makalah ini tentu penulis berharap dapat berguna bagi
penulis sendiri dan pihak-pihak yang membaca agar dapat mengetahui obat-obat
antihipertensi.

1
C. Rumusan masalah
Sebelum merumuskan tentang masalah yang dihadapi dalam penulisan
makalah ini, terlebih dahulu mengetahui pengertian dari masalah itu
sendiri.masalah adalah merupakan suatu kejadian dimana kejadian tersebut
memerlukan pemecahan atau masalah adalah kejadian yang menimbulkan
pertanyaan kenapa dan bagaimana.
Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam penulisan makalah ini
sesuai dengan latar belakang diatas,maka yang menjadi masalah adalah :
1. Bagaimana pengertian Hipertensi.
2. Bagaimana Jenis Obat Antihipertensi .
3. Bagaimana Pengobatan dan penanganan hipertensi.
4. Bagaimanana komplikasi hipertensi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).
Penderita yangmempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang

2
melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah
tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk
stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab
utama gagal jantung kronis. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka.
Angka yang lebihtinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi ( sistolik ),
angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik ).
Tekanan darah kurang dari 120/80mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada
tekanan darah tinggi, biasanya terjadikenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

B. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa berdasarkan tingginya TD (menurut
The Joint National Committee on prevention,detection, evaluation and treatment
of high blood pressure (JNC) VII, 2003).

Kategori Tek Darah Sistolik Tek Darah Diastolik


Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi:
Tingkat 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Tingkat 2 > 160 mmHg > 100 mmHg

Klasifikasi Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :


Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi,
diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary :
C. Hipertensi Primary
Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah
tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor
lingkungan.Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan
kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk
terkena penyakit tekanandarah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam
lingkungan atau kondisistressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan
darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami
tekanan darah tinggi.

3
D. Hipertensi Secondary
Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan
tekanandarah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit
lainnya sepertigagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh.
Sedangkan pada Ibuhamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan
berusia 20 minggu.Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau
gemuk (gendut).Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam
istilah kesehatan(medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi.Kondisi
Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolang parah/berbahaya,
Seorang ibu hamil dengan tekanan darahtinggi bisa mengalami Preeclampsia
dimasa kehamilannya itu. Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang
mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala,
gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual
bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka
disebut Eclamsia.

C. Patofisiologi hipertensi
Mekanisme yang mengkontrol kontruksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jarak saraf simpatis yang berlanjut kebawah korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis keganglia simpatis ditoraks dan
abdomen.rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam benmtuk implus yang
bergerak kebawah melalui saraf simpatis keganglia simpatis.pada titiook ini
neuron preganglion,melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut otot
pasca ganglion kepembuluh darah,dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap vasokonstruktor.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin. Meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal itu bisa terjadi.
Pada saat bersaman dimana saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi.kelewnjar adrenal juga terangsang juga
mengakibatkan tambah aktifitas vaso kontriksi.medula adrenal juga

4
mengekresikan epinefrin yang menyebabkan vaso kontriksi. Semua faktor
tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi.

D. Gejala hipertensi
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,
wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisasaja terjadi baik pada penderita
hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darahyang normal.Jika
hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
sakit kepala
kelelahan
mual
muntah
sesak napas
gelisah
pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif , yangmemerlukan penanganan segera (Anonim, 2009)

E. Penyebab Hipertensi
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison)
dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi)
secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang.
Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan
tekanan darah tinggidikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang
mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan
terjadinya tekanan darah tinggi(Wikipedia, 2010).
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
Penyakit Ginjal
Tumor-tumor ginjal
Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
Kelainan Hormonal
Hiperaldosteronisme
Feokromositoma (tumor medulla adrenal)
Hipertiroidisme
Obat-obatan

5
Pil KB
Kortikosteroid
Simpatomimetik amin (efedrin, fenilpropanolamin, fenilerin, amfetamin)
Siklosporin
Eritropoietin
Kokain
Penyalahgunaan alkohol
Penyebab Lainnya
Kelainan neurologik (mis: tumor otak)
Preeklampsia pada kehamilan

Untuk mencegah komplikasi kardiovaskuler perlu dilakukan Pengendalian


berbagai faktor risiko pada Hipertensi.
Faktor Risiko yang dapat dimodifikasi ialah:
Tekanan darah
Kelainan metabolik (DM, lipid darah, asam urat dan obesitas)
Merokok
Alkohol
Inaktivitas
Faktor Risiko yang tidak dapat dimodifikasi ialah:
Usia
Jenis kelamin
Faktor genetic

F. Hipertensi Gestasional (Hipertensi pada kehamilan)


Sering disebut sebagai hipertensi transient. Hipertensi pada kehamilan
merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan janin. Pada ibu hamil, hipertensi
yang sudah ada sebelumnya mungkin tidak dapat terdeteksi pada pertengahan
awal kehamilan karena tekanan darah biasanya menurun. Hipertensi dengan
tekanan darah >140/90 mmHg sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan 20
minggu termasuk dalam kualifikasi hipertensi kronis.
Berbeda dengan hipertensi esensial yang kronis, hipertensi akibat kehamilan
akan sembuh sendiri setelah waktu enam minggu postpartum. Hipertensi dapat
terjadi sekunder akibat keadaan lain yang tidak berhubungan dengan kehamilan
misalnya penyakit renal.

Tekanan darah pada kehamilan

6
Normalnya tekanan darah sistolik dan diastolik akan turun sebanyak 10-15 mmHg
selama pertengahan masa kehamilan. Keadaan ini akan berbalik yang
menyebabkan tekanan darah mencapai puncaknya 3-4 hari postpartum.Pada
kehamilan, TD diastolik normalnya harus dibawah:

75 mmHg dalam trimester kedua


85 mmHg dalam trimester ketiga
Kehamilan membuat sirkulasi serebral ibu menjadi rentan terhadap setiap episode
hipertensi, sementara pada saat yang bersamaan, sirkulasi uterus dan plasenta
tidak mampu melakukan autoregulasi untuk megimbangi keadaan hipotensi dan
penurunan tekanan perfusi yang menyertainya.

G. Resiko ibu hamil dengan hipertensi


Hipertensi yang terjadi saat hamil dalam bahasa medis dikenal dengan
preeclampsia. Kondisi ini bisa memicu beberapa resiko yang berbahaya bagi sang
ibu, maupun juga bayi dalam kandungan. Berikut adalah beberapa risiko
kesehatan yang bisa terjadi jika hamil dengan kondisi hipertensi :
1. Ibu mengalami kebutaan
Ini terjadi karena tingginya tekanan darah yang terjadi dipembuluh darah
mata dan retina. Kebutaan terjadi jika pembuluh darah mata pecah. Namun jika
kondisinya ringan, semisal terjadi pembengkakan di otak dan mengenai saraf
mata, maka kebutaan yang terjadi hanya sementara.
2. Plasenta kurang mendapat pasokan darah
Akibatnya pertumbuhan bayi tidak maksimal dan berat badan bayi rendah
karena pasokan oksigen dan nutrisi kurang.
3. Resiko terkena penyakit kardiovaskular
Walau setelah melahirkan tekanan darah penderita preeklampsia akan normal
kembali, namun dimasa depan si ibu memungkinkan akan menderita penyakit
kardiovaskular.
4. Plasenta lepas sebelum waktunya
Resiko terjadinya lepas plasenta dari dinding rahim sangat berbahaya.
Pasokan nutrisi dan oksigen bayi otomatis terhenti, dan ibu hamil akan mengalami
pendarahan berat.

7
5. Bayi premature
Karena banyaknya resiko kesehatan yang terjadi pada kehamilan dengan
preeklampsia, maka sering terjadi kehamilan dipercepat dengan induksi dan bayi
lahir premature.

H. Pengobatan Hipertensi
Terdapat hubungan yang nyata antara Tekanan Darah dengan kejadian
kardiovaskular. Untuk individu berusia diatas 40 th, tiap peningkatan TD sebesar
20/10 mmHg meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular dua kali lipat.
Strategi Pengobatan:

1. Terapi tanpa obat (Non-farmakoterapi)


Semua pasien, sebaiknya dipertimbangkan untuk terapi tanpa obat dengan
merubah gaya hidup, yaitu:
Mengurangi stress
Perubahan pola makan dengan mengurangi asupan daging merah dan lemak
jenuh serta menambah lebih banyak serat dan buah-buahan serta sayuran
segar.
Mengurangi asupan garam
Berolah raga secara teratur.
Mengendalikan bobot badan,
Mengurangi minum alkohol dan tidak merokok.

Kandungan garam (Sodium/Natrium)


Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri
dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips yang bisa dilakukan
untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini :
1. Jangan meletakkan garam diatas meja makan.
2. Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan.
3. Batasi konsumsi daging dan keju.
4. Hindari cemilan yang asin-asin.
5. Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium.

Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi,sesuai dengan keadaan penyakit


dapat diberikan berbagai tingkat diet garam rendah.
Diet garam rendah I(200-400 Mg Na)

8
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema,asites atau hipertensi
berat.pada pengolahan makanannya tidak timbahkan garam dapur. Dihindari
bahan makan yang tinggi kadar natriumnya.
Diet garam rendah II( 600-800 mg Na)
Diet ini diberikan pada pasien dengan edema,asites, dan hipertensi tidak
terlalu berat.pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I.pada
pengolahan makanannya boleh menggunakan sendok garam
dapur(2g).dihindari bahan makan tinggi kadar natrium.

Diet garam rendah III(100-1200 mg Na)


Diet ini diberikan pada pasien dengan edema dan hipertensi ringan.
Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I.pada pengolahan
makanannya boleh menggunakan 1 sendok garam dapur (4 g).

Mengatur menu makan


Mengatur menu makan sangat penting bagi penderita hipertensi.makanan
yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi:otak,paru,minyak
kelapa,gajih.
2. Makanan yang diolah menggunakan garam
3. natrium:biscuit,crakers,keripik,dan makanan kering yang asin.
4. Makanan dan minuman dalam kaleng:sarden,sosis,kornet, sayur serta buah
dalam kaleng.
5. Makanan yang diawetkan:dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan asin
telur asin.
6. Sumber protein hewani yang tinggi koles terol:mentega,margarin, keju,
mayonnaise.
7. Alcohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian dan tyape.

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memberikan


rasa tawar dengan pemberian gula merah/putih, bawang merah/putih, jahe kencur
dan bumbu lain yang tidak asin.
Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori, kalsium dan natrium
yang dihubungkan, dengan rendahnya kejadian hipertensi karena kehamilan.
Namun pada ibu hamil yang hipertensi apalagi yang disertai dengan bengkak dan

9
protein urin selain dengan obat-obatan dianjurkan untuk mengurangi konsumsi
garam dapur serta meningkatkan makanan sumber Mg(sayur dan buah-buahan).

Kandungan Potasium/Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan
tekanandarah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan
dansayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk
dikonsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat,
melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya,
seledri, bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur
omega-3 sangat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah
(hipertensi).

2. Terapi dengan obat (farmakoterapi)


Diuretik
Penghambat Adrenergik:
- Bloker -adrenoseptor
- Bloker -adrenoseptor
- Agonis 2 sentral
- Penghambat saraf adrenergic
Vasodilator
Penghambat Angiotensin- Converting Enzyme (ACE-Inhibitor) dan
Antagonis Reseptor Angiotensin II
Antagonis Kalsium

Diuretik
Diuretik tiazid merupakan terapi dasar antihipertensi pada sebagian besar
penelitian. Pada penelitian-penelitian tersebut, termasuk Antihypertensive And
Lipid Lowering Treatment To Prevent Heart Attack Trial, diuretik lebih baik
dalam mencegah komplikasi kardiovaskular akibat penyakit hipertensi. Diuretik
menambah keampuhan obat-obat hipertensi, berguna untuk mengontrol tekanan
darah dan lebih terjangkau dari pada obat-obat antihipertensi lain. Diuretik
seharusnya dipakai sebagai pengobatan awal terapi hipertensi untuk semua pasien,
baik secara sendiri maupun kombinasi dengan 1 dari golongan obat antihipertensi
lain (ACE inhibitor, ARBs, -Blocker, CCB), karena memberikan manfaat pada

10
beberapa penelitian. Namun jika obat ini tidak ditoleransi secara baik atau
merupakan kontraindikasi, sedangkan obat dari golongan lain tidak, maka
pemberian obat dari golongan lain tersebut harus dilakukan (Curb JD et al 1999).

Gol Tiazid: Hidroklorotiazid (HCT), Indapamid,


Diuretik kuat: Furosemid,torasemid, bumetamid, asam etakrinat
Diuretik Hemat Kalium: Amilorid, triamteren dan spironolakton

Mekanisme: Bekerja meningkatkan eksresi natrium, air dan klorida sehingga


menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan
curah jantung dan tekanan darah.Selain mekanisme tsb, beberapa diuretik juga:
Menurunkan resistensi perifer sehingga menambah efek hipotensinya. Efek ini
diduga akibat penurunan natrium diruang interstisial dan di dalam sel otot polos
pembuluh darah yang selanjutnya menghambat influks kalsium.

Penggunaan: Diuretik Tiazid merupakan obat utama dalam terapi hipertensi.


Paling efektif dalam menurunkan risiko kardiovaskular.
Diuretik dianjurkan untuk kasus hipertensi ringan dan sedang.Sebagai
monoterapeutika pada penderita hipertensi usia tua.

Efek samping:Tiazid dalam dosis tinggi dapat menyebabkan:


hipokalemia
hiponatremia dan hipomagnesemia serta hiperkalsemia.
Dapat menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan mencetuskan serangan
gout akut.
Dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida.
Pada penderita DM, dapat menyebabkan hiperglikemia krn mengurangi
sekresi insulin.
Pada pasien pria, gangguan fungsi seksual.

Dosis:
Hidroklorotiazid (HCT) 1 x 12,5-25 mg sehari
Furosemid: 2-3 x 20 80 mg sehari
Spironolakton : 1 x 25 -100 mg sehari

11
Penghambat Adrenergik
Yang digunakan sebagai Antihipertensi adalah:
- Bloker -adrenoseptor (Atenolol, Metoprolol,Labetalol,
karvedilol,propanolol)
- Bloker -adrenoseptor (Prazosin, Terazosin, Bunazosin,Doksazosin)
- Adrenolitik Sentral (Metildopa,Klonidin,Guanfasin,Guanabenz,Moksinidin,
Rilmedin)
- Penghambat Saraf Adrenergik (Reserpin, Guanetidin, Guanadrel)

-blocker berguna pada penatalaksanaan takiaritmia arteri/fibrilasi,


migraine, tirotoksikosis (jangka pendek), tremor esensial, atau hipertensi
perioperatif. -blocker biasanya dihindari pada pasien yang memiliki riwayat
asma, penyakit saluran pernafasan reaktif atau blok jantung derajat dua atau tiga
(Curb JD et al 1999).
-blocker mengantagonis katekolamin pada reseptor 1 dan 2 yang dapat
mengakibatkan penurunan curah jantung hingga timbul kemungkinan bradikardi
sekaligus menurunkan tahanan vascular perifer sehingga bermanfaat untuk terapi
antihipertensi dan infark miokard akut. Obat-obat golongan -blocker juga
menghasilkan suatu penurunan tekanan darah yang cukup tanpa timbul hipotensi
postural yang nyata.
Efek samping penggunaan beta blocker adalah terjadi manifestasi
kegugupan, takikardi, peningkatan intensitas angina, atau peningkatan tekanan
darah sehingga penghentian penggunaan beta blocker sebaiknya dilakukan secara
bertahap. -blocker juga meningkatkan trigliserida plasma dan menurunkan HDL
sehingga dapat menimbulkan aterogenesis.

Bloker adrenoseptor
(Atenolol, Metoprolol,Labetalol, karvedilol,propanolol)
Mekanisme:
1. Penurunan frekuensi denyut jantung.
2. Memperkecil pembebasan renin dalam ginjal dengan akibat menurunkan
produksi angiotensin II.
3. Blokade reseptor prasinaptik dan dg demikian terjadi pengurangan nor
adrenalin.
4. Bekerja sentral mengurangi impuls simpatikus.

12
Penggunaan:
Digunakan sebagai obat tahap pertama pada hipertensi ringan sampai sedang
terutama pada pasien dengan penyakit jantung koroner. Gol ini lebih efektif pada
pasien usia muda dan kurang efektif pada pasien usia lanjut.

Efek samping:
Menyebabkan bradikardia,
gagal jantung.
Bronkospasme pada pasien dg riwayat asma bronkial atau penyakit paru.
Efek sentral: depresi,mimpi buruk, halusinasi.
Gangguan fungsi seksual

Dosis:
- Atenolol : 1 x 25-100 mg sehari
- Bisoprolol: 1 x 2,5 -10 mg sehari
- Propanolol: 2-3 x 40-160 mg sehari

Bloker -adrenoseptor (Prazosin,Terazosin, Bunazosin,Doksazosin)


Mekanisme:
Hambatan reseptor 1 menyebabkan vasodilastasi di arteriol dan venula
sehingga menurunkan resistensi perifer.
Venodilatasi menyebabkan aliran balik vena berkurang dan selanjutnya
menurunkan curah jantung
Penggunaan: Sangat baik untuk pasien hipertensi dengan dislipidemia dan /atau
Diabetes Mellitus (Krn efek positifnya terhadap lipid darah (menurunkan LDL
dan trigliserida dan meningkatkan HDL)
Efek samping:
Hipotensi
Sakit kepala
Palpitasi
Hidung tersumbat
Mual dll

Dosis:
Prazosin: 1-2 x 0,5-4 mg sehari
Terazosin: 1 x 1-4 mg sehari
Bunazosin: 3 x 1,5-3 mg sehari
Doksazosin: 1 x 1-4 mg sehari

13
Agonis 2 sentral
(Metildopa,klonidin, guanfasin, guanabenz, moksinidin, rilmedin)
Metildopa
Mekanisme: Efek antihipertensinya diduga lebih disebabkan karena stimulasi
reseptor -2 di sentral sehingga mengurangi sinyal simpatis ke perifer. Metildopa
menurunkan resistensi vaskular tanpa banyak mempengaruhi frekuensi dan curah
jantung.
Penggunaan: Obat ini efektif bila dikombinasikan dengan diuretik..Merupakan
pilihan utama untuk pengobatan hipertensi pada kehamilan karena terbukti aman
untuk janin.

Efek samping:
- Sedasi
- Hipotensi postural
- Pusing
- Mulut kering
- Sakit kepala
- Depresi
- Gangguan tidur
- Impotensi
- Kecemasan
- Penglihatan kabur
Dosis:
- Dosis efektif minimal : 2 x 125 mg per harI.
- Dosis maksimal : 3 g perhari
- Untuk hipertensi pasca bedah:infus intermiten 250- 1000 mg tiap 6 jam.

Penghambat saraf adrenergik


(Reserpin, Guanetidin, guanadrel)
Mekanisme: Pemberian reserpin mengakibatkan penurunan curah jantung dan
resistensi perifer. Frekuensi denyut jantung dan sekresi renin berkurang.
Penggunaan: Pemakaian reserpin dibatasi oleh sering timbulnya efek samping
sentral, namun dalam dosis rendah dan dalam kombinasi dengan diuretic
merupakan obat yang efektif dengan efek samping yang relatif jarang.

Efek samping:

14
- Mimpi buruk
- depresi mental
- bradikardi
- hipotensi ortostatik
- Kongesti nasal
- Hiperasiditas lambung
- Muntah
- Diare ( pada pemberian Guanetidin)
- penurunan libido, impotensi dan gangguan ejakulasi
Dosis:
- Reserpin,: 1 x 0,25 mh sehari
- Guanetidin: 1 x 10-50 mg sehari

3. Vasodilator(Hidralazin, minoksidil dan diazoksid)


Vasodilator yang bekerja langsung adalah obat yang bekerja dengan
merelaksasi otot otot polos dari pembuluh darah, terutama arteri, sehingga
menyebabkan vasodilatasi.
Dengan terjadinya vasodilatasi tekanan darah akan turun dan natrium serta air
tertahan, sehingga terjadi edema perifer. Diuretik dapat diberikan bersama-sama
dengan vasodilator yang bekerja langsung untuk mengurangi edema. Refleks
takikardia disebabkan oleh vasodilatasi dan menurunnya tekanan darah.
Penghambat beta seringkali diberikan bersama-sama dengan vasodilator
arteriola untuk menurunkan denyut jantung;

Hidralazin
Mekanisme kerja: Terutama dengan bekerja pada arteri kecil dan arteriol, tahanan
perifer akan berkurang sehingga tekanan darah turun.

Penggunaan:Senyawa ini dapat dikombinasi dengan antihipertensi lain. Dosis


tunggal yang biasanya 25 mg dapat diturunkan menjadi 10 mg.
Efek samping:
- Peningkatan frekuensi jantung
- Sakit kepala
- Pusing
- Rasa lemah
- Mual
- Gangguan saluran cerna dan diare
- Udem lokalisasi

15
- Reaksi alergi
- Pada penggunaan dosis tinggi dalam jangka panjang: reumatoid artritis

Obat ini di Kontraindikasikan pada hipertensi dengan PJK dan tidak dianjurkan
pada pasien usia diatas 40 thn.
Dosis:
- Oral: 25-100 mg dua kali sehari. Dosis maksimal 200 mg/hari
- IM atau IV : 20-40 mg

4. Penghambat Angiotensin- Converting Enzyme (ACE-Inhibitor) dan


Antagonis Reseptor Angiotensin II
Kaptopril dan Enalapril
Mekanisme: Kerjanya terutrama dengan menghambat enzim pengkonversi
angiotensin, yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Dengan
demikian, angiotensin II, salah satu senyawa yang menaikkan tekanan darah
dengan hebat, akan ditekan pembentukannya sehingga tahanan perifer akan turun.

Penggunaan: Efektif untuk hipertensi ringan, sedang,maupun berat. ACE inhibitor


terpilih untuk hipertensi dengan gagal jantung kongestif. Juga sangat berefek
positif terhadap lipid darah dan mengurangi resistensi insulin sehingga baik untuk
hipertensi pada diabetes, dislipidemia dan obesitas.

Efek samping:
- Hipotensi
- Batuk kering
- Hiperkalemia
- Rash
- Edema angioneurotik
- Gagal ginjal akut
- Proteinuria
- Efek teratogenik, terutama terjadi pada pemberian selama trimester 2 dan 3
kehamilan. Dapat menimbulkan gagal ginjal fetus atau kematian fetus.

Dosis:
Kaptopril 2-3 x 25-100 mg sehari

16
Penghambat Reseptor angiotensin II (ARB)
Losartan
Mekanisme: Pemberian obat ini akan menghambat semua efek Angiotensin II
seperti : Vasokontriksi,sekresi aldosteron, Rangsangan saraf simpatis, stimulasi
jantung, efek renal.
Penggunaan: Sangat efektif pada pasien hipertensi dengan kadar renin yang tinggi
seperti hipertensi renovaskular dan hipertensi genetik.

Efek samping:
- Hipotensi
- Hiperkalsemia
- Fetotoksik
Kontraindikasi:
- Kontra indikasi pada kehamilan kehamilan trimester 2 dan 3, harus
dihentikan bila pemakainya ternyata Hamil.
- Wanita menyusui
- Stenosis arteri renalis.
Dosis: Losartan : 1-2 X 25-100 MG perhari

5. Antagonis Kalsium (Nipedipin, verapamil, Diltiazem)


Mekanisme: Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos
pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, menimbulkan relaksasi
arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi.
Penggunaan: Antagonis kalsium telah menjadi salah satu golongan AH tahap
pertama. Terbukti efektif pada hipertensi dg kadar renin yang rendah seperti pada
usia lajut. Tidak dianjurkan untuk hipertensi dengan Penyakit Jantung Koroner.
Efek samping:
- Hipotensi
- Iskemia miokard atau serebral
- Sakit kepala
- Muka merah
- Edema perifer
- Bradiaritmia
- Konstipasi dan retensi urin
Dosis: Nipedipin: 1 x 30-60 mg per hari
Amlodipin: 1 x 2,5-20 mg per hari

17
.Macam-macam Obat Antihipertensi Oral dan Cara Pemberiannya, (JNC, 1997)

Obat-Obat Antihipertensi Oral


Golongan Obat Dosis Lazim Frekuensi per hari
Diuretik Tiazid Klorotiazide 125-500 1
Klortalidon 12.5-25 1
Hidroklorotiazide 12.5-50 1
Politiazide 2-4 1
Indapamide 12.5-2.5 1
Metolazone 0.5-1 1
Loop diuretic Bumetanide 0.5-2 2
Furosemide 20-80 2
Torsemide 0.5-10 1
Kalium sparing Amiloride 5-10 1-2
diuretic Triamterene 50-100 1-2
Aldosterone-receptor Eplerenon 50-100 1-2
blocker Spironolactone 25-50 1-2
-Blocker Atenolol 25-100 1
Betaxolol 5-20 1
Bisoprolol 2.5-10 1
Metoprolol 50-100 1-2
Nadolol 40-120 1
Propanolol 40-160 2
Timolol 20-40 2
-Blocker dengan Acebutolol 200-800 2
aktivitas simpato- Penbutolol 10-40 1
mimetik intrinsik Pindolol 10-40 2
Kombinasi dan Carvedilol 12.5-50 2
blocker Labetalol 200-800 2
ACE inhibitor Benazepril 10-40 1-2
Captopril 25-100 2

18
Enalapril 2.5-40 1-2
Fosinopril 10-40 1
Lisinopril 10-40 1
Antagonis Losartan 25-100 1-2
Angiotensin II Candesartan 8-32 1
Eprosartan 400-800 1-2
Irbesartan 150-300 1
Olmesartan 20-40 1
Calcium channel Diltiazem extended 180-420 1
blocker non release
Verapamil immediate 80-320 2
dihidropiridin
release
Verapamil long acting 120-360 1-2
Calcium channel Amlodipine 2.5-10 1
blocker Felodipine 2.5-20 1
dihidropiridin Isradipine 2.5-10 2
Nicardipine sustained 60-120 2
release
Nifedipine long-acting 30-60 1
1 Blocker Doxazosin 1-16 1
Prazosin 2-20 2-3
Terazosin 1-20 1-2
2 agonis sentral dan Clonidine 0.1-0.8 2
obat lain yang Metildopa 250-1000 1
bekerja sentral Reserpin 0.05-0.25 1
Guanfacine 0.5-2 1
Vasodilator langsung Hidralazine 25-100 2
Minoxidil 2.5-80 1-2

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orang dikatakan menderita penyakit darah tinggi kalo tekanan darahnya
140/90 MmHg atau lebih tinggi yang diukur di kedua lengan penderita sebanyak
tiga kali dalam jangka waktu beberapa minggu.
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan :
- Terapi tanpa obat( non- farmakoterapi):dengan diet garam dan mengatur menu
makanan.
- Terapi dengan obat(farmakoterapi):
1. Diuretik
2. Penghambat Adrenergik
- Bloker -adrenoseptor
- Bloker -adrenoseptor
- Agonis 2 sentral
- Penghambat saraf adrenergic
3. Vasodilator
4. Penghambat Angiotensin- Converting Enzyme (ACE-Inhibitor) dan Antagonis
Reseptor Angiotensin II
5. Antagonis Kalsium

20
DAFTAR PUSTAKA

Bruner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.2.
Jakarta: EGC.

Copstead C., Lee-Ellen dan Jacquelyn L. Banasik. 2005. Pathophysiology Vol. 1.


Elsevier :St. Louis Missouri 63146.

Diklat PJTRSCM. 2008. Buku Ajar Keperawatan Kardiologi Dasar Edisi 4.


Jakarta: RSCM.

Doenges, Marilynn E., dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Gangguan


Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Sofyan, Andy. 2012. Hipertensi. Kudus.


Corwin, J Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC

21

Anda mungkin juga menyukai