PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan permukiman dan perumahan merupakan kebutuhan dasar
manusia dan juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Hal ini
disebabkan hampir separuh hidup manusia akan berada di rumah, sehingga
kualitas rumah akan sangat berdampak terhadap kondisi kesehatannya
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1999). Rumah seharusnya menjadi
tempat yang bebas dari gangguan, rasa kebersamaan. Rumah yang sehat mampu
melindungi dari panas dan dingin yang ekstrim, hujan dan matahari, angin, hama,
bencana seperti banjir dan gempa bumi, serta polusi dan penyakit (Wicaksono,
2009).
Rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005),
merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu
rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan
sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian
rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Berdasarkan
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012, diketahui bahwa pencapaian rumah
sehat di Indonesia yaitu sebesar 68,69%, lebih rendah jika dibandingkan dengan
target nasional yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. (Depkes RI, 2012). Di
Sulawesi Selatan, berdasarkan laporan Bidang P2&PL Dinkes Provinsi Sulsel
tahun 2004 persentase rumah sehat meningkat menjadi 63,34%, pada tahun 2005
meningkat lagi menjadi 64,29%, tahun 2006 mencapai 64,69% dan untuk tahun
2007 turun menjadi 55,49%, tahun 2008 meningkat lagi sebesar 68,54 %,
kemudian di tahun 2009 menurun lagi menjadi 61,48%. Bila dibandingkan
dengan target pencapaian IIS 2010 (80%) maka hal ini berarti masih terpaut 18,52
% dari target. Dengan demikian masih terus dibutuhkan upaya-upaya yang
mengarah kepada peningkatan pencapaian rumah sehat.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui kriteria rumah berdasarkan persyaratan rumah sehat
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi kriteria rumah sehat berdasarkan kebutuhan fisiologis
b. Mengidentifikasi kriteria rumah sehat berdasarkan kebutuhan psikologis
c. Mengidentifikasi kriteria rumah sehat dalam menghindarkan terjadinya
kecelakaan
d. Mengidentifikasi kriteria rumah sehat dalam menghindarkan terjadinya
penularan penyakit
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan khasanah
ilmu pengetahuan tentang kesehatan lingkungan, terutama yang berkaitan
dengan sanitasi lingkungan rumah tinggal.
2. Manfaat Praktis
a. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi Dinas Kesehatan dan Badan Pemberdayaan Masyarakat
dalam menentukan prioritas program yang berkaitan dengan sanitasi
lingkungan rumah tinggal.
b. Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya
c. Sebagai pengalaman menambah wawasan serta pengetahuan bagi peneliti
dalam mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh dari bangku
kuliah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Rumah
Menurut Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Pemukiman bahwa rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal
atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
Menurut Notoatmodjo (2003) rumah tinggal adalah tempat tinggal manusia
yang mengalami perkembangan dari jaman ke jaman. Mulai dari mereka yang
tinggal di hutan, di bawah pohon sampai sekarang yang sudah tinggal di rumah
bertingkat.
Sedangkan menurut Azwar (1995) rumah untuk manusia memiliki beberapa
arti, yakni: sebagai tempat untuk melepas lelah, beristirahat, bergaul dengan
anggota keluarga dan sebagai tempat untuk melindungi diri dari kemungkinan
bahaya yang datang mengancam.
B. Pengertian Sehat
Menurut WHO dalam Mukono (2006), yang dikatakan sehat adalah suatu
keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental dan sosial, bukan
sematamata bebas dari penyakit dan cacat atau kelemahan.
Dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 juga didefinisikan bahwa
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun social
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
Menurut Notoatmodjo (2003), masalah kesehatan adalah suatu masalah yang
sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar
kesehatan itu sendiri.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian observasional karena peneliti hanya
melakukan pengamatan langsung (observasi) dan wawancara tanpa memberikan
perlakuan pada objek penelitian.
C. Pelaksanaan Penelitian
a. Alat
1. Alat tulis
2. Lembar formulir penilaian
b. Pelaksanaan kegiatan
1. Lakukan pengamatan terhadap rumah
2. Memberikan penilaian berdasarkan kriteria rumah sehat
3. Mengisi formulir penilaian rumah sehat
BAB IV
A. Hasil
a. Kriteria rumah sehat berdasarkan kebutuhan fisiologis
Berdasarkan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2002) diperoleh hasil penilaian sebesar 905
dan dapat dikatakan bahwa Rumah (Kost Pinky) tersebut Tidak Memenuhi
Syarat Rumah Sehat(lihat lampiran 1).
b. Kriteria rumah sehat berdasarkan kebutuhan psikologis
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat dikatakan bahwa
kondisi rumah(Kost Pinky) dari segi kebutuhan psikologis memenuhi criteria
sehat. antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota
keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang
tidur) bagi masing-masing penghuni (Pedoman Teknis Penilaian Rumah
Sehat, Depkes RI, 2007)
c. Kriteria rumah sehat dalam menghindarkan terjadinya kecelakaan
Berdasarkan hasil pengamatan Memenuhi persyaratan pencegahan
terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena pengaruh luar dan dalam
rumah, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di
dalam rumah(Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2007)
d. Kriteria rumah sehat dalam menghindarkan terjadinya penularan penyakit
Berdasarkan kriteria menghindarkan terjadinya penularan penyakit,
rumah tersebut belum Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit
yang dapat ditinjau dari kondisi rumah yang tidak bebas vektor penyakit dan
tikus, kurang cukup sinar matahari pagi selain itu pencahayaan dan
penghawaan yang belum cukup(Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat,
Depkes RI, 2007)
B. Pembahasan
a. Kriteria rumah sehat berdasarkan kebutuhan fisiologis
Penilaian rumah sehat berdasarkan kebutuhan fisiologis dilakukan
dengan menggunakan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2002).
a. Berdasarkan aspek penilaian komponen rumah diperoleh :
1. Langit-langit
Pada rumah (kost pinky) terdapat langit-langit rumah akan
tetapi dalam kondisi yang kotor selain itu memungkinkan terjadinya
kecelakaan karena terdapat langit-langit yang mulai rapuh dan
berlubang.
2. Dinding
Dinding pada rumah (kost pinky) berupa tembok/ pasangan
batu bata yang diplester) dan papan kedap air
3. Lantai
Kondisi lantai pada rumah (kost pinky) Diplester dan diberi
ubin/keramik.
4. Jendela
Terdapat jendela kamar tidur yang dapat digunakan sebagai
penghawaan akan tetapi pada ruang keluarga tidak terdapat jendela
5. Ventilasi
Terdapat ventilasi akan tetapi hanya pada kamar dan luas
ventilasi permanen < 10% dari luas lantai
6. Lubang asap dapur
Terdapat lubang asap dapur akan tetapi lubang ventilasi dapur
< 10% dari luas lantai dapur sehingga asap belum optimal keluar.
7. Pencahayaan
Pada setiap ruangan terdapat lampu yang berfungsi sebagai
pencahayaan buatan selain itu terdapat jendela kamar yang dapat
dibuka sebagai pencahayaan alami. Pencahayaan cukup Terang dan
tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan
normal
b. Berdasarkan aspek penilaian sarana sanitasi diperoleh:
1. Sarana air bersih (SGL/ SPT/PP/KU/PAH)
Terdapat sarana air bersih yang berasal dari air PAM dan telah
memenuhi syarat kesehatan.
2. Jamban (sarana pembuangan kotoran)
Pembuangan kotoran yang digunakan adalah model leher angsa dan
kotoran dibuang ke septic tank
3. Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
Sarana pembuangan air limbah diresapkan ke dalam tanah dan
tidak mencemari sumber air (jarak dengan sumber air > 10 m) selain
itu air bersih yang digunakan dilengkapi dengan saluran perpipaan
yang dapat menghindari terjadinya pencemaran oleh air limbah
4. Sarana pembuangan sampah (tempat sampah)
Terdapat tempat pembuangan sampah yang kedap air akan
tetapi tidak dilengkapi dengan penutup
c. Berdasarkan aspek penilaian perilaku penghuni diperoleh:
1. Penghuni rumah yang kadang-kadang Membuka jendela kamar
2. Penghuni rumah kadang-kadang Membersihkan halaman rumah
3. Membuang tinja bayi dan balita ke jamban
4. Setiap hari membuang sampah ke tempat sampah
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kriteria rumah sehat berdasarkan kebutuhan fisiologis adalah Tidak
Memenuhi Syarat Rumah Sehat
2. Kriteria rumah sehat berdasarkan kebutuhan psikologis adalah memenuhi
kriteria sehat
3. Kriteria rumah sehat dalam menghindarkan terjadinya kecelakaan adalah
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan
4. Kriteria rumah sehat dalam menghindarkan terjadinya penularan penyakit
adalah belum Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit
B. Saran
Agar tercapai kriteria rumah sehat, penghuni rumah diharapkan lebih
memperhatikan kondisi sanitasi rumah baik di dalam maupun di luar rumah
sehingga dapat tehindar dari terjadinya penularan penyakit akibat dari vektor.
Selain itu harus memperhatikan kondisi psikologis sehingga tercipta suasana
dalam rumah yang nyaman dan harmonis. dapat selain itu memperhatikan kondisi
psikologis.
Untuk masyarakat yang sedang merenovasi rumah agar lebih memperhatikan
aspek lingkungan rumah yang sesuai dengan syarat rumah sehat, misalnya
merancang konstruksi bangunan rumah dan bahan-bahan bangunan kuat sehingga
tidak mudah runtuh dan dapat terhindar dari terjadinya kecelakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. -.http://www.slideshare.net/chenkalieaminudin/form-untuk-penilaian-
rumah-subkelompok-c . Diakses 27 September 2015
Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: PT. Mutiara
Mukono, H.J. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan: Edisi Kedua. Surabaya:
Airlangga University Press
ASPEK HASIL
NO KRITERIA NILAI BOBOT
PENILAIAN PENILAIAN
I KOMPONEN RUMAH 31
1. Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit
dibersihkan dan 1 31
rawan kecelakaan
c. Ada, bersih, dan tidak
2
rawan kecelakaan
a. Bukan tembok (terbuat
2. Dinding dari anyaman 1
bambu/ilalang)
b. Semi
permanen/setengah
tembok/pasangan bata
2
atau batu yang tidak
diplester/papan tidak
kedap air
c. Permanen(tembok/ 3 93
pasangan batu bata
yang diplester), papan
kedap air
3. Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu
dekat dengan
1
tanah/plesteran yang
retak dan berdebu
c. Diplester/ubin/kerami
k/papan (rumah 2 62
panggung)
Jendela kamar
4. a. Tidak ada 0
tidur
b. Ada 1 31
Jendela ruang
5. a. Tidak ada 0 -
keluarga
b. Ada 1
6. Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, luas ventilasi
permanen < 10% dari 1 31
luas lantai
c. Ada, luas ventilasi
permanen > 10% dari 2
luas lantai
Lubang asap
7. a. Tidak ada 0
dapur
b. Ada, lubang ventilasi
dapur < 10% dari 1 31
luas lantai dapur
c. Ada, lubang ventilasi
dapur > 10% dari luas
lantai dapur (asap
keluar dengan
2
sempurna) atau ada
exhaust fan/ada
peralatan lain yang
sejenis
a. Tidak terang (tidak
8. Pencahayaan dapat digunakan untuk 0
membaca)
b. Kurang terang, 1
sehingga kurang jelas
untuk dipergunakan
membaca dengan
normal
c. Terang dan tidak
silau sehingga dapat
dipergunakan untuk 2 62
membaca dengan
normal
II SARANA SANITASI 25
Sarana air
bersih (SGL/
1. a. Tidak ada 0
SPT/PP/KU/P
AH)
b. Ada, bukan milik
sendiri dan tidak
1
memenuhi syarat
kesehatan
c. Ada, milik sendiri dan
tidak memenuhi syarat 2
kesehatan
d. Ada, bukan milik
sendiri dan memenuhi 3 75
syarat kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan
memenuhi syarat 4
kesehatan
Jamban
(sarana
2. a. Tidak ada 0
pembuangan
kotoran)
b. Ada, bukan leher
angsa, tidak ada tutup,
1
disalurkan ke
sungai/kolam
c. Ada, bukan leher angsa
ada ditutup (leher
2
angsa), disalurkan ke
sungai/kolam
d. Ada, bukan leher angsa
3
ada tutup, septic tank
e. Ada, leher angsa,
4 100
septic tank
3. Sarana a. Tidak ada, sehingga 0
pembuangan tergenang tidak teratur
air limbah di halaman rumah
(SPAL)
b. Ada, diresapkan tetapi
mencemari sumber air
1
(jarak dengan sumber
air < 10 m)
c. Ada, dialirkan ke
2
selokan terbuka
KESIMPULAN = TMS
Cat:
Dari semua item penilaian diatas apabila diambil nilai tertinggi lalu dikalikan
dengan bobot maka akan didapat hasil
-Komponen rumah : 15 x 31 = 465
-Sarana sanitasi : 15 x 25 = 375
-Perilaku penghuni : 10 x 44 = 440
keseluruhan nilai menjadi: 465 + 375 + 440 = 1280.
Sedangkan untuk rumah yang dapat dikatakan sehat setidaknya memiliki prentase
_ 80% dari total penilaian, yakni:
1280 x 80% = 1024.
Jadi, rumah dapat dikatakan sehat jika memiliki nilai 1024. (Depkes RI, 2002)
LAMPIRAN 2
LAPORAN PERSYARATAN
RUMAH SEHAT
Oleh:
NITA NIRMALA.Y
PO.71.3.221.13.1.081
TINGKAT III B
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada ALLAH SWT karena atas segala
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai kriteria
rumah sehat.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan
Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI i
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
A Pengertian Rumah3
B Pengertian Sehat 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN