Anda di halaman 1dari 2

Pariwisata

Pantai dapat dijadikan menjadi objek pariwisata menurut Yoeti (dalam


Santoso dkk, 2012) harus memiliki beberapa indikator antara lain:
1. Something to see. Artinya tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi
wisata yang berbeda dengan daerah lain.
2. Something to do. Artinya tempat tersebut selain memiliki objek wisata,
namun harus memiliki fasilitas yang membuat wisatawan betah tinggal di
tempat tersebut.
3. Something to buy. Artinya di tempat tersebut harus ada fasilitasuntuk
berbelanja, terutama barang khas dari daerah tersebut untuk dibawa pulang.

Kerusakan
Kerusakan pantai di Indonesia banyak sekali terjadi, bukan hanya karena
faktor alam seperti abrasi air laut ombak, tetapi juga dipengaruhi oleh aktivitas
manusia. Berdasarkan penelitian Zikra (2008) menunjukkan bahwa permasalah
pantai pada umumnya diakibatkan oleh proses alami dari oceanografi setempat
dan juga campur tangan manusia terhadap daerah pantai, seperti hilangnya
tumbuhan yang berfungsi sebagai pelindung alami pantai.
Hal lain yang menyebabkan kerusakan pantai di Indonesia menurut
Fadilah dkk (2013) menunjukkan bahwa pencemaran terjadi akibat limbah
pencucian batubara dari lima perusahaan batubara di Kabupaten Bengkulu Tengah
yang dialirkan ke arah sungai. Sehingga kondisi pantai Kabupaten Bengkulu
Tengah menunjjukkan kerusakan pantai yang cukup tinggi dan harus mendapatkan
penanganan dengan segera. Kerusakan pantai di Kabupaten Bengkulu Tengah juga
dipengaruhi pantai di daerah tersebut merupakan Jalan Lintas Barat yang
merupakan jalur antar provinsi di Sumatra, serta pantai tersebut merupakan lokasi
wisata yang merupakan sumber pendapatan bagi Kabupaten Bengkulu Tengah,
juga dapat meningkatkan ekonomi penduduk lokal.

Data Kuantitatif
Data terbaru (2012) Pusat Penelitian Oseanokarang Indonesia yang
tergolong sangat baik, sementara 27,18%-nya digolongkan dalam kondisi baik,
37,25% dalam kondisi cukup, dan 30,45% berada dalam kondisi buruk. Bahkan,
Burke, dkk. menyebutkan setengah abad terakhir ini degradasi terumbu karang di
Indonesia meningkat dari 10% menjadi 50%.
Kawasan pesisir dan laut Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan
menjadi kawasan pesisir utara, pesisir timur dan pesisir selatan. Kawasan pesisir
utara dan timur umumnya dimanfaatkan untuk transportasi laut, pelestarian alam,
budidaya laut, pariwisata dan pemukiman nelayan. Sedangkan kawasan pesisir
selatan, umumnya merupakan pantai terjal dan berhadapan langsung dengan
Samudera Hindia yang kondisi gelombang dan ombaknya besar, sehingga hanya
bagian tertentu saja yang dapat dikembangkan sebagai pemukiman nelayan dan
areal pariwisata (ESDM, 2016).
Kawasan laut dan pesisir Jawa Timur mempunyai luas hampir dua kali
luas daratannya (+ 47220 km persegi) atau mencapai + 75700 km persegi apabila
dihitung dengan 12 mil batas wilayah propinsi, sedang garis pantai Propinsi Jawa
Timur memiliki garis pantai sepanjang + 2128 km yang aktif dan potensial
Propinsi Jawa Timur tidak hanya luas dari segi wilayah, tetapi juga kaya akan
sumberdaya alam yang tentunya akan menjadi daya dukung pembangunan
wilayahnya. Di kawasan pesisir Jawa Timur yang sebagian besar terletak di
pesisir utara dan sebelah timur dapat dijumpai berbagai variasi kondisi fisik dan
memilikilingkungannya seperti hutan bakau, padang lamun, terumbu karang,
pantai berpasir putih dan pantai yang landai maupun terjal (ESDM, 2016).
Pantai di sisi selatan Kabupaten Malang merupakan salah satu faktor
potensi untuk dikembangkan menjadi objek pariwisata. Kabupaten Malang
meilikisekitar 13 pantai yang berderet dari Kecamatan Ampel Gading hingga
Kecamatan Donomulyo (Andayani dkk, 2012). Pantai Nganteb merupakan salah
satu potensi wisata di Kabupaten Malang

Anda mungkin juga menyukai