Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KERJA PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN PH TANAH

Mata Kuliah : Penyehatan Tanah

Dosen : Budi Triyantoro S.T M. Kes

Disusun Oleh :

Wisnu Widi P. / P1337433115050 / 2B

Sanisa Eka S. / P1337433115051 / 2B

Adninda Huda N. / P1337433115052 / 2B

Vita Catelya / P1337433115053 / 2B

Brian Suryo H. / P1337433115054 / 2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

PRODI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2016 / 2017


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi tanah merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan
reaksi asam atau basa dalam tanah. Sejumlah proses dalam tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah
dan biokimia tanah yang berlangsung spesifik.
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan pH menunjukkan bahwa banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) didalam
tanah maka semakin masam tanah tersebut sedangkan jika didalam tanah ditemukan ion
OH- yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+ maka tanah tersebuttergolong
alkalis (OH- lebih banyak daripada H+).
Pentingnya pH adalah untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara di
serap tanaman. Terdapatnya beberapa hubungan komponen dalam tanah yang mempengaruhi
konsentrasi H+ dalam tanah, dimana keadaannya dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang lain.
Reaksi tanah dapat dikategorikan menjadi tiga kelas yaitu, masam, netral,
dan basa. Tanah yang masam jauh lebih luas masalahnya dari pada tanah yang memiliki sifat
alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat tingkat pelapukan yang lanjut dan curah hujan yang
tinggi serta akibat bahan induk yang masam pada tanah podsolik yang banyak terdapat di
Indonesia, mempunyai aspek kesuburan karacunan ion-ion terutama keracunan H+ (Nikymena,
2013).

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum untuk mengetahui nilai pH dari dalam contoh sampel tanah.
Kegunaan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui cara menetapkan nilai pH tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penetapan Reaksi Tanah (pH)


Reaksi tanah merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan
reaksi asam atau basa dalam tanah. Sejumlah proses dalam tanah dipengaruhi oleh reaksi
tanah dan biokimia tanah yang berlansung spesifik. Reaksi tanah secara umum dinyatakan
dengan pH tanah. Kemasaman tanah bersumber dari asam organik dan anorganik serta H+ dan
Al3+ dapat tukar pada misel tanah. Sedangkan tanah alkalis dapat bersumber dari hasil hidroksil
dari ion dapat tukar atau garam-garam alkalis seperti belerang dan sebagainya (Hakim dkk,
1986).
Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat penting sebab terdapat hubungan
pH dengan ketersediaan unsur hara juga terdapat beberapa hubungan antara pH dan semua
pembentukan serta sifat-sifat tanah. Pada umumnya pH tanah ditentukan oleh pencampuran satu
bagian air suling untuk mendapatkan tanah dan air samapai mendekati keseimbangan dan setelah
itu baru diukur pH suspensi tanah (Poerwowidodo, 1991).

pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman,


baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion Hidrogen
sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya
unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,510 atau lebih. Sebaliknya untuk
tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6.
Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai
persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Hakim dkk, 1986).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung


dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah, air hujan dan bahan induk. Bahan
induk tanah mempunyai nilai pH yang bervariasi bergantung jenis mineral penyusunnya dan
derajat pelapukannya, sehingga tanahtanah muda yang baru terbentuk mempunyai nilai pH
yang selaras dengan bahan induknya. Tanah-tanah berbahan induk batuan kapur karbonat ber-pH
di atas 8, sedangkan yang bergaram Na dapat mencapai pH 10 (Hanafiah, 2010).

Adapun untuk mengetahui kriteria dari reaksi tanah (pH) adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Kriteria penilaian pH.
Kriteria
Sangat Masam
Masam
Agak Masam
Netral
Agak Alkalis
Alkalis

BAB III

PROSEDUR
3.1 Alat :

Soil Tester

3.2 Bahan :

1. Tanah Basah

2. Tanah Kering

3.3 Cara Pengukuran PH Sampel Tanah Secara Fisika / Kimia

1. Tentukan lokasi pengukuran sampel.


2. Persiapkan alat dan bahan.
3. Ukur pH pada 2 titik lokasi tersebut menggunakan soil tester
4. Catat hasil pengukuran

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :


No pH Tanah
Perlakuan Hari, tanggal Waktu Lokasi
. Kering Basah
Sebelum tanah Depan Lab
10.00 WIB 6,1
dimasukkan kedalam K3
Rabu,
1. plastic sampel (langsung Depan
21 September 2016
pada lokasi Lab. 5,8

pengambilan) Mikro
Depan Lab
6,8
Seminggu setelah tanah
K3
Kamis, 13.30 WIB
Depan
2. sesudah dimasukkan
22 September 2016
Lab. 5,8
pada plastik sampel
Mikro
Depan Lab
Dua minggu setelah
6,9
K3
tanah sesudah Selasa,
Depan
3. 10.00 WIB
dimasukkan pada 27 September 2016
Lab. 6
plastik sampel
Mikro
BAB V

PEMBAHASAN

Pengukur pH tanah pada tempat yang berbeda yakni di depan laboratorium mikrobiologi

(tempat terbuka) dan di depan laboratorium K3 (tempat yang terhalang pohon). Setelah diukur

pH tertinggi terdapat pada tanah di bawah pohon, yaitu 6,8 saat pengukuran langsung dan saat

seminggu setelah tanah sesudah dimasukkan pada plastik sampel namun meningkat pada

pengukuran seminggu setelahnya yakni 6,9. Hal ini menunjukkan bahwa tanah di bawah pohon

cenderung bersifat netral, yaitu mendekati pH 7. Tanah di bawah pohon banyak mengandung air
dan garam-garam mineral lainnya yang diserap oleh akar pepohonan. Sehingga tanahnya agak

basah karena kandungan air di dalamnya. Sedangkan pada tempat terbuka dan areal terbuka, pH

tanahnya lebih rendah, yaitu 5,8 saat pengukuran langsung dan saat seminggu setelah tanah

sesudah dimasukkan pada plastik sampel namun meningkat pada pengukuran seminggu

setelahnya yakni 6. Hal ini menunjukkan bahwa tanahnya cenderung bersifat asam, karena pH-

nya dibawah 7. Selain itu, karena pengaruh penyinaran matahari secara langsung, suhu udara

menjadi panas. Hal ini menyebabkan tanah menjadi kering dan kekurangan air, sehingga tanah

cenderung bersifat asam.


BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut :

1. Pada percobaan reaksi tanah (pH), pH kelompok kami bersifat alkalis (basa) dan netral. Karena,

jika pH >7 bersifat basa, jika diantara 67 bersifat netral, dan <7 bersifat asam. Tanah yang baik

yaitu tanah yang bersifat netral.

2 Kadar pH tanah dipengaruhi oleh kandungan air dan garam-garam mineral di dalamnya. Dalam

hal ini, tanah yang basah dan mengandung banyak air pH-nya cenderung bersifat netral atau

basa, sedangkan tanah yang kering dan mengandung sedikit air cenderung bersifat asam

Anda mungkin juga menyukai