Disusun Oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
perkembangan organisme. Artinya, tanpa adanya lingkungan, suatu organisme tidak akan dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam hal ini, faktor lingkungan memegang peranan
Secara garis besar, faktor lingkungan terbagi atas dua, yaitu faktor biotik dan abiotik.
Faktor biotik terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Sedangkan faktor-
faktor abiotik contohnya adalah tanah, air, cahaya, udara, suhu, kelembaban, curah hujan, dan
lain-lain.
Baik faktor biotik maupun abiotik memberikan pengaruh yang sangat besar bagi suatu
organisme. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai faktor lingkungan sangat diperlukan.
Sehingga kita dapat mengetahui faktor-faktor lingkungan beserta peranannya bagi kehidupan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan Laporan Kerja Praktikum ini adalah untuk mengetahui
suhu, kelembaban dan pH. Selain itu tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makhluk hidup dapat melangsungkan hidupnya jika makhluk hidup tersebut mampu
suhu, cahaya, temperatur dan lain sebagainya. Faktor-faktor ini juga merupakan komponen
Faktor lingkungan abiotik secara garis besar dapat dibagi atas faktor fisika dan faktor
kimia. Faktor fisika antara lain ialah suhu, kadar air, porositas, dan tekstur tanah. Faktor kimia
antara lain adalah salinitas, pH, kadar organik tanah, dan unsur-unsur mineral tanah. Faktor
lingkungan abiotik sangat menentukan struktur komunitas hewan-hewan yang terdapat di suatu
Suatu kondisi diberi takrif sebagai suatu faktor lingkungan abiotik yang berbeda dalam
ruang dan waktu, dan terhadap kondisi ini makhluk memberi tanggapan secara berbeda-beda.
Contohnya meliputi suhu, lengas nisbi, pH, salinitas, kecepatan arus air sungai, dan kadar
pencemar. Suatu kondisi dapat dimodifikasi oleh hadirnya makhluk lain, misalnya pH tanah
dapat berubah oleh hadirnya tumbuhan, suhu dan lengas udara mungkin berubah di bawah tajuk
Tanah dapat didefinisikan sebagai medium alami untuk pertumbuhan tanaman yang
tersusun atas mineral, bahan organik, dan organisme hidup. Apabila pelapukan fisik batuan
3
disebabkan oleh perubahan temperatur dan dekomposisi kimia hasilnya memberikan sumbangan
yang cukup banyak dalam pembentukan tanah. Kegiatan biologis seperti pertumbuhan akar dan
metabolisme mikroba dalam tanah berperan dalam membentuk tekstur dan kesuburan tanah
(Subba, 1994:225).
Cahaya juga memainkan peranan penting dalam penyebaran, orientasi, dan pembungaan
tumbuhan. Di dalam hutan tropika, cahaya merupakan faktor pembatas dan jumlah cahaya yang
menembus melalui sudut hutan tampak menentukan lapisan atau tingkatan yang terbentuk oleh
antara temperatur dan kelembaban, seperti pada khususnya interaksi kebanyakan faktor,
tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak setiap faktor. Temperatur memberikan efek
membatasi yang lebih hebat lagi terhadap organisme apabila keadaan kelembaban adalah
ekstrim, yakni apabila keadaan tadi sangat tinggi atau sangat rendah daripada apabila keadaan
4
BAB III
PROSEDUR
3.1 Alat :
1. Cetok 5. Nampan
3. Thermometer 7. Penggaris
4. Soil Tester
3.2 Bahan :
1. Tanah Basah
2. Tanah Kering
5
3.3 Cara Pengambilan Sampel Tanah Secara Fisika / Kimia
tanah kering dan 500 gram tanah basah, lalu masukkan ke dalam kantong plastik masing
20 cm
20 cm
6. Ikatlah kantong kantong plastik yang telah terisi sampel tanah dengan baik.
7. Ukur kelembaban dan pH pada 2 titik lokasi tersebut menggunakan soil tester dan ukur
worksop.
9. Letakkan kedua sampel tanah dari 2 titik lokasi tersebut pada ember penampung sampel
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
6
4.1 Hasil Pemeriksaan Sampel Tanah
pada tanah
Diperoleh hasil :
7
( Pengambilan tanah basah )
4.3 Dari pengukuran yang dilakukan di plastik sampel yang berisi sampel tanah pada :
plastik sampel
Diperoleh hasil :
Dari pengukuran yang dilakukan di plastik sampel yang berisi sampel tanah pada :
Diperoleh hasil :
8
- Kelembaban : 92 %
- Suhu : 26 C
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini, kegiatan yang pertama dilakukan adalah mengukur suhu udara pada
tempat yang berbeda yakni di depan laboratorium mikrobiologi (tempat terbuka) dan di depan
laboratorium K3 (tempat yang terhalang pohon). Setelah diukur dengan selang waktu 5-10 menit,
ternyata suhu di tempat terbuka cenderung tinggi yaitu 32 C seminggu setelah tanah sesudah
dimasukkan pada plastik sampel pada lokasi pengambilan tempat terbuka dengan suhu
cenderung tinggi yaitu 29 C dan minggu selanjutnya suhunya 25o C. Sedangkan di bawah pohon
suhunya cenderung rendah yaitu 27 C begitu pun seminggu setelah tanah dimasukkan pada
plastik sampel pada lokasi pengambilan di bawah pohon suhunya cenderung rendah yaitu 28 C
dan minggu selanjutnya suhunya 25o C. Hal ini terjadi karena pada areal terbuka mendapatkan
pancaran sinar matahari secara langsung, sehingga menyebabkan makin lama suhunya semakin
meningkat. Hal yang sebaliknya terjadi di dalam ruangan yang tidak mendapatkan pancaran sinar
matahari secara langsung, sehingga suhunya lebih rendah. Sedangkan rata-rata suhu sedang
9
terjadi di tempat terbuka dan di bawah pohon, karena ada beberapa tempat yang terlindungi dari
cahaya matahari langsung, misalnya dengan adanya pohon-pohon ataupun atap bangunan,
sehingga suhunya tidak terlalu panas dan juga tidak terlalu dingin.
Kegiatan yang kedua adalah mengukur kelembaban tanah pada tempat yang berbeda
(tempat yang terhalang pohon). Setelah diukur, ternyata kelembaban tertinggi terdapat pada
tanah di bawah pohon, yaitu dari pengukuran langsung diperoleh 65 % dan 95% menjadi 98%
saat seminggu berturut-turut diperiksa setelah tanah sesudah dimasukkan pada plastik sampel
sedangkan kelembaban terendah terdapat pada tempat terbuka, yaitu dari pengukuran langsung
diperoleh 55 % dan 90% menjadi 92% saat seminggu berturut-turut diperiksa setelah tanah
sesudah dimasukkan pada plastik sampel. Tanah di bawah pohon kelembaban tanah lebih tinggi
dibandingkan di tempat terbuka karena, tanah di bawah pohon banyak mengandung air dan
garam-garam mineral. Karena kandungan airnya tinggi, berarti kelembabannya juga tinggi.
Sedangkan pada tanah di tempat terbuka tanahnya kering karena mengandung sedikit air, jadi
kelembabannya rendah.
Kegiatan yang ketiga adalah mengukur pH tanah pada tempat yang berbeda yakni di
depan laboratorium mikrobiologi (tempat terbuka) dan di depan laboratorium K3 (tempat yang
terhalang pohon). Setelah diukur pH tertinggi terdapat pada tanah di bawah pohon, yaitu 6,8 saat
pengukuran langsung dan saat seminggu setelah tanah sesudah dimasukkan pada plastik sampel
namun meningkat pada pengukuran seminggu setelahnya yakni 6,9. Hal ini menunjukkan bahwa
tanah di bawah pohon cenderung bersifat netral, yaitu mendekati pH 7. Tanah di bawah pohon
10
banyak mengandung air dan garam-garam mineral lainnya yang diserap oleh akar pepohonan.
Sehingga tanahnya agak basah karena kandungan air di dalamnya. Sedangkan pada tempat
terbuka dan areal terbuka, pH tanahnya lebih rendah, yaitu 5,8 saat pengukuran langsung dan
saat seminggu setelah tanah sesudah dimasukkan pada plastik sampel namun meningkat pada
pengukuran seminggu setelahnya yakni 6. Hal ini menunjukkan bahwa tanahnya cenderung
bersifat asam, karena pH-nya dibawah 7. Selain itu, karena pengaruh penyinaran matahari secara
langsung, suhu udara menjadi panas. Hal ini menyebabkan tanah menjadi kering dan kekurangan
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan pada praktikum ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Suhu tanah suatu daerah sangat dipengaruhi oleh pancaran sinar matahari. Daerah yang
menerima pancaran sinar matahari secara langsung suhu udaranya lebih tinggi atau lebih
panas dibandingkan dengan daerah yang tidak menerima pancaran sinar matahari secara
langsung.
2. Kadar pH tanah dipengaruhi oleh kandungan air dan garam-garam mineral di dalamnya.
Dalam hal ini, tanah yang basah dan mengandung banyak air pH-nya cenderung bersifat
netral atau basa, sedangkan tanah yang kering dan mengandung sedikit air cenderung
bersifat asam.
11
3. Tinggi rendahnya kelembaban tanah dipengaruhi oleh kandungan air yang terdapat di
dalam tanah. Tanah yang banyak mengandung air memiliki kelembaban yang lebih
tinggi. Sedangkan tanah yang kering dan mengandung sedikit air memiliki kelembaban
yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA
http://riskirana.blogspot.co.id/2011/10/teknik-pengambilan-sampel-tanah.html
http://youda.wordpress.com/2008/11/13/teknik-pengambilan-sampel/
http://www.batan.go.id/datalingkungan/index.php?id=9.
http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=138:cara-pengambilan-contoh-tanah-untuk-
analisis-uji-tanah-&catid=48:panduanpetunjuk-teknis-leaflet&Itemid=53
12
LAMPIRAN
( Cetok ) ( Saringan )
13
( Penggaris ) (Seperangkat alat yang digunakan )
14