BAB 1 Isla
BAB 1 Isla
PENDAHULUAN
Demikian rhinitis berarti radang hidung atau tepatnya radang selaput lendir (membran mukosa)
hidung.
Rhinitis adalah peradangan lapisan mukosa hidung Gejala rhinitis alergi berupa bersin (5-
10 kali berturut-turut), rasa gatal (pada mata, telinga, hidung, tenggorok, dan palatum), hidung
berair, mata berair, hidung tersumbat, post nasal drip, tekanan pada sinus, dan rasa lelah. Rhinitis
Rhinitis tergolong infeksi saluran napas yang dapat muncul akut atau kronik. Rhinitis akut
adalah radang akut pada mukosa hidung yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Selain
itu, rhinitis akut dapat juga timbul sebagai reaksi sekunder akibat iritasi lokal atau trauma.
Penyakit ini seringkali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Yang termasuk ke dalam rhinitis
akut diantaranya adalah rhinitis simpleks, rhinitis influenza, dan rhinitis bakteri akut supuratif.
Rhinitis disebut kronik bila radang berlangsung lebih dari 1 bulan. Pembagian rhinitis
kronis berdasarkan ada tidaknya peradangan sebagai penyebabnya. Rhinitis kronis yang
disebabkan oleh peradangan dapat kita temukan pada rhinitis hipertrofi, rhinitis sika (sicca), dan
rhinitis spesifik (difteri, atrofi, sifilis, tuberkulosa, dan jamur). Rhinitis kronis yang tidak
disebabkan oleh peradangan dapat kita jumpai pada rhinitis alergi, rhinitis vasomotor, dan
rhinitis medikamentosa.2
Dari data WHO tahun 2000 mengenai epidemiologi rhinitis alergi di Amerika Utara dan
Eropa Barat, terjadi peningkatan prevalensi rhinitis alergi dari 13-16% menjadi 23-28% dalam 10
tahun terakhir. Peningkatan prevalensi rhinitis alergi pada usia anak sekolah di Eropa Barat
menjadi dua kali lipat. Prevalensi rhinitis alergi seasonal dan perennial di USA meningkat
mencapai 14,2%, tertinggi pada usia 18-34 tahun dan 35-49 tahun. Menurut International Study
of Asthma and Allergies in Children (ISAAC, 2006), Indonesia bersama-sama dengan negara
Albania, Rumania, Georgia dan Yunani memiliki prevalensi rhinitis alergi yang rendah yaitu
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Poliklinik THT-KL Rumah Sakit Umum Daerah
Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2006-Desember 2006. terhadap 221 kasus rhinitis
alergi menunjukkan kasus rhinitis alergi terbanyak pada umur 15-24 tahun (22,3%) dan lebih
banyak pada perempuan 128 (57,92%). Gejala klinis rhinitis alergi pada kelompok umur 2-14
tahun adalah rinore sebanyak 29 kasus (50,88%), hidung tersumbat 14 kasus (24,56%).
Sedangkan gejala klinis pada penderita dengan kelompok umur 15-24 tahun hingga kelompok
1. Girish VV, Cleveland MM, Raghubir KM et al. Allergic rhinitis and asthma severity.
2. Settipane RA, Lieberman P. Update on nonallergic rhinitis. Annals of Allergy, Asthma &
3. Nugraha BW, 2007, Validitas Pemeriksaan Sitologi Eosinofil Mukosa Hidung Metode
Sikatan untuk Diagnosis Rhinitis Alergi, Tesis, Bagian Ilmu Penyakit Telinga, Hidung
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2006-Desember 2006,