Anda di halaman 1dari 1

Mati klinis adalah henti napas (tidak ada geraka napas spontan) ditambah henti

sirkulasi (jantung) total dengan semua aktivitas otak terhenti, tetapi tidak
ireversibel. Pada masa dini kematian inilah, permulaan resusitasi dapat diikuti
dengan pemulijan semua fungsi organ vital termasuk fungsi otak nomal, asal
diberikan terapi yang optimal.

Mati biologis (kematian semua organ) selalu mengikuti mati klinis bila tidak
dilakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau bila upaya resusitasi dihentikan. Mati
biologis merupakan proses nekrotisasi semua jaringan, dimulai dengan neuron otak
yang menjadi nekrotik setelah kira-kira 1 jam tanpa sikulasi, diikuti oleh jantung,
ginjal, paru, dan hati yang menjadi nekrotik selama beberapa jam atau hari.
(Sunarto 2009, IDI 1990, )
Mati klinis adalah henti nafas (tidak ada gerak nafas spontan) ditambah henti
sirkulasi (jantung) total dengan semua aktivitas otak terhenti, tetapi tidak
ireversibel. Pada masa dini kematian inilah, pemulaian resusitasi dapat diikuti
dengan pemulihan semua fungsi sistem organ vital termasuk fungsi otak normal,
asalkan diberi terapi optimal.

Mati biologis (kematian semua organ) selalu mengikuti mati klinis bila tidak
dilakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau bila upaya resusitasi dihentikan. Mati
biologis merupakan proses nekrotisasi semua jaringan, dimulai dengan neuron otak
yang menjadi nekrotik setelah kira-kira 1 jam tanpa sirkulasi, diikuti oleh jantung,
ginjal, paru dan hati yang menjadi nekrotik selama beberapa jam atau hari.

Anda mungkin juga menyukai