Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II


KESADAHAN AIR

I. JUDUL :
KESADAHAN AIR
II. TANGGAL PERCOBAAN : Selasa, 12 April 2016
Pukul 13.00 WIB
III. TANGGAL SELESAI : Selasa, 12 April 2016
Pukul 15.40 WIB
IV. TUJUAN :
1. Menentukan kesadahan Ca dalam sampel air
2. Menentukan kesadahan Mg dalam sampel air
V. DASAR TEORI
Kesadahan berasal dari kata sadah yang berarti mengandung kapur, jadi
kalau kesadahan air adalah adanya kandungan kapur yang berlebih yang terdapat
dalam air yang disebabkan oleh lapisan tanah kapur yang dilaluinya. Jenis sumber air
yang banyak mengandung sadah adalah air tanah khususnya air tanah dalam.
Pengertian Kesadahan
Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air.
Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau dapat
juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi
banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan
bikarbonat dalam jumlah kecil.
Kesadahan Air
Pengertian kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, dimana
sabun ini diendapkan oleh ion-ion yang telah sebutkan diatas. Karena penyebab
dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka arti
dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/karakteristik air yang menggambarkan
konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3.
Air sadah menyebabkan sabun sukar berbuih karena ion-ion Ca2+ dan
Mg2+ mengendapkan sabun. Contoh reaksinya yaitu:

Ca2+ + 2CH3(CH2)16COO-(aq) Ca(CH3(CH2)16COO)2(s)

1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi
dan lawannya biasanya disebut air lunak atau air yang memiliki kadar mineral sangat
rendah misalnya air hujan. melekat dalam benda yang hendak dibersihkan.
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air
sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion
kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ionlogam lain
maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk
menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan
menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan
busa atau menghasilkan sedikit sekali busa.
Kesadahan terutama disebabkan oleh keberadaan ion-ion kalsium (Ca2+) dan
magnesium (Mg2+) di dalam air. Keberadaannya di dalam air mengakibatkan sabun
akan mengendap sebagai garam kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat
membentuk emulsi secara efektif. Kation-kation polivalen lainnya juga dapat
mengendapkan sabun, tetapi karena kation polivalen umumnya berada dalam bentuk
kompleks yang lebih stabil dengan zat organik yang ada, maka peran kesadahannya
dapat diabaikan. Oleh karena itu penetapan kesadahan hanya diarahkan pada
penentuan kadar Ca2+ dan Mg2+. Kesadahan total didefinisikan sebagai jumlah
miliekivalen (mek) ion Ca2+ dan Mg2+ tiap liter sampel air. Kesadahan air total
dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.
Analisis Kesadahan Air
Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air
sadar atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah
air sadah, maka sabun akan sukar berbiuh, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit.
Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika
ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang
anda gunakan adalah air sadah tetap. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi
Baik kalsium atau magnesium dapat bereaksi dengan EDTA membentuk
senyawa kompleks. Apabila dalam suatu sampel air terdapat ion-ion magnesium saja
kemudian ditambahkan indikator EBT maka ion magnesium(II) akan mengikat
indikator EBT. (H3In) menghasilkan kompleks berwarna merah (Mg-In), apabila
larutan magnesium dititrasi dengan EDTA maka kompleks Mg-In akan terputus dan
2
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

membentuk kompleks Mg-EDTA yang lebih stabil daripada kompleks Mg-In,


sedangkan In berada dalam keadaan bebas berwarna biru. Titrasi dihentikan ketika
warna biru jelas telah terbentuk.
Mg2+ + HIn2-(biru) MgIn-(merah) + H+
MgIn-(merah) + H2Y2- MgY2- + HIn2- + H+
Ion kalsium(II) juga dapat bereaksi dengan EBT menghasilkan kompleks Ca-In,
tetapi kompleks ini kurang stabil jika dibandingkan dengan kompleks Mg-In.
Sebaliknya kompleks Ca-EDTA lebih stabil jika dibandingkan dengan kompleks
Mg-EDTA.
Ini berarti bahwa jika dalam larutan hanya terdapat ion kalsium (II), dan
kemudian dititrasi dengan EDTA maka perubahan warna akan terjadi jauh sebelum
titik akhir tercapai. Untuk mengatasi kekurangan ini maka pada analisis kalsium
ditambahkan sedikit magnesium yang akan mengikat indikator lebih stabil.

Jenis Jenis Kesadahan


Pembagian Jenis Kesadahan Air sadah digolongkan menjadi dua jenis,
berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah
sementara dan air sadah tetap. Berdasarkan sifatnya, kesadahan dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
A. Kesadahan Sementara
Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat,
seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Kesadahan sementara ini dapat / mudah dieliminir
dengan pemanasan (pendidihan), sehingga terbentuk encapan CaCO3 atau MgCO3.
Reaksinya:
Ca(HCO3)2 dipanaskan CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)
Mg(HCO3)2 dipanaskan CO2 (gas) + H2O (cair) + MgCO3 (endapan)
B. Kesadahan Tetap
Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat
dan karbonat, misal CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Kesadahan tetap dapat
dikurangi dengan penambahan larutan soda kapur (terdiri dari larutan natrium
karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk endapan kaslium karbonat
(padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padatan/endapan) dalam air.
Reaksinya:
CaCl2 + Na2CO3 CaCO3 (padatan/endapan) + 2NaCl (larut)
3
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut)


MgCl2 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut)
MgSO4 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)
Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih besar dibandingkan penjumlahan dari
kadar alkali karbonat dan bikarbonat, yang kadar kesadahannya eqivalen dengan
total kadar alkali disebut kesadahan karbonat; apabila kadar kesadahan lebih dari
ini disebut kesadahan non-karbonat. Ketika kesadahan kadarnya sama atau
kurang dari penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, semua
kesadahan adalah kesadahan karbonat dan kesadahan noncarbonate tidak ada.
Kesadahan mungkin terbentang dari nol ke ratusan miligram per liter, bergantung
kepada sumber dan perlakuan dimana air telah subjeknya.

Larutan EDTA
EDTA adalah kependekan dari ethylene diamin tetra acetic. EDTA berupa
senyawa kompleks khelat dengan rumus molekul (HO2CCH2)2NCH2CH2N
(CH2CO2H)2. Merupakan suatu senyawa asam amino yang secara luas dipergunakan
untuk mengikat ion logam logam bervalensi dua dan tiga. EDTA mengikat logam
melalui empat karboksilat dan dua gugus amina. EDTA membentuk kompleks kuat
terutama dengan Mn (II), Cu (II), Fe (III), dan Co (III).
Etilendiamintetrasetat atau yang dikenal dengan EDTA, merupakan senyawa
yang mudah larut dalam air, serta dapat diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi
dalam penggunaannya, karena adanya sejumlah tidak tertentu dalam air, sebaiknya
distandardisasi terlebih dahulu.

Gambar 1 :Struktur EDTA


Terlihat dari strukturnya bahwa molekul tersebut mengandung baik donor
elektron dari atom oksigen maupun donor dari atom nitrogen sehingga dapat
menghasilkan khelat bercincin sampai dengan enam secara serempak (Khopkar,
1990).

4
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

Larutan EBT
Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator kompleksometri yang merupakan bagian
dari titrasi pengompleksian contohnya proses determinasi kesadahan air. Di dalamnya bentuk
protonated Eriochrome Black T berwarna biru. Lalu berubah menjadi merah ketika
membentuk komplek dengan kalsium, magnesium atau ion logam lain. Nama lain dari
Eriochrome Black T adalah,Solochrome Black T atau EBT.
Suatu kelemahan Eriochrome Black T adalah larutannya tidak stabil. Bila disimpan akan
terjadi penguraian secara lambat,sehingga setelah jangka waktu tertentu indikator tidak
berfungsi lagi. Sebagai gantinya dapat diganti dengan indikator Calmagite.Indikator ini stabil
dan dalam kebanyakan sifatnya sama dengan Erio T.
Metode Titrasi EDTA dan EBT
Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui titrasi dengan
EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation
tersebut. Kejadian total tersebut dapat dianalisis secara terpisah misalnya dengan
metode AAS (Automic Absorption Spectrophotometry).
Asam Ethylenediaminetetraacetic dan garam sodium ini (singkatan EDTA)
bentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan ke suatu larutan
yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil Eriochrome Hitam T
atau Calmagite ditambahkan ke suatu larutan mengandung kalsium dan ion-ion
magnesium pada satu pH dari 10,0 0,1, larutan menjadi berwarna merah muda.
Jika EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan magnesium akan menjadi
suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah manjadi kompleks,
larutan akan berubah dari berwarna merah muda menjadi berwarna biru yang
menandakan titik akhir dari titrasi. Ion magnesium harus muncul untuk
menghasilkan suatu titik akhir dari titrasi. Untuk mememastikankan ini, kompleks
garam magnesium netral dari EDTA ditambahkan ke larutan buffer.
Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH
untuk titrasi adalah 10 dengan indikator Eriochrom Black T (EBT). Pada pH lebih
tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh
Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya gangguan Cu bebas dari pipa-pipa saluran
air dapat di masking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat
kadangkala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun
hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkopresitasi dengan Mg, oleh karena itu
EDTA direkomendasikan.
5
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

Kejelasan dari titik- akhir banyak dengan pH peningkatan. Bagaimanapun, pH


tidak dapat ditingkat dengan tak terbatas karena akibat bahaya dengan kalsium
karbonat mengendap, CaCO3, atau hidroksida magnesium, Mg(OH)2 , dan karena
perubahan celup warnai di ketinggian pH hargai. Ditetapkan pH dari 10,0 0,1
adalah satu berkompromi kepuasan. Satu pembatas dari 5 min disetel untuk jangka
waktu titrasi untuk memperkecil kecenderungan ke arah CaCO3 pengendapan.
GH (General Hardness)
Kesadahan umum atau "General Hardness" merupakan ukuran yang
menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air.
Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya
diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan.
GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/
satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau
dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan Jerman atau
dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Di Amerika, kesadahan
pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian satu satuan
Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CacO3. Sedangkan satuan
konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm. Perlu diperhatikan
bahwa kebanyakan teskit pengukur kesadahan menggunakan satuan CaCO3. Untuk
lebih jelasnya bacalah petunjuk pembacaan pada teskit yang anda miliki untuk
mengetahui dengan pasti satuan pengukuran yang digunakan, untuk menghindari
terjadinya kesalahan pembacaan.
Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasa dipakai:
0 - 4 dH, 0 - 70 ppm : sangat rendah (sangat lunak)
4 - 8 dH, 70 - 140 ppm : rendah (lunak)
8 - 12 dH, 140 - 210 ppm : sedang
12 - 18 dH, 210 - 320 ppm : agak tinggi (agak keras)
18 - 30 dH, 320 - 530 ppm : tinggi (keras)
Dalam kaitannya dengan proses biologi, GH lebih penting peranananya
dibandingkan dengan KH ataupun kesadahan total Apabila ikan atau tanaman
dikatakan memerlukan air dengan kesadahan tinggi (keras) atau rendah (lunak), hal
ini pada dasarnya mengacu kepada GH. Ketidaksesuaian GH akan mempengaruhi
transfer hara/gizi dan hasil sekresi melalui membran dan dapat mempengaruhi

6
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

kesuburan, fungsi organ dalam (seperti ginjal), dan pertumbuhan. Setiap jenis ikan
memerlukan kisaran kesadahan (GH) tertentu untuk hidupnya. Pada umumnya,
hampir semua jenis ikan dan tanaman dapat beradaptasi dengan kondisi GH lokal,
meskipun demikian, tidak demikian halnya dengan proses pemijahan. Pemijahan
bisa gagal apabila dilakukan pada nilai GH yang tidak tepat.
Apabila nilai GH terlalu rendah bagi suatu jenis ikan, ia dapat dinaikan dengan
menambahkan kalsium sulfat, magnesium sulfat, atau kalsium karbonat. Akan
tetapi perlu diperhatikan bahwa penambahan garam-garam tersebut membawa
dampak lain yang perlu medapat perhatian. Pemberaian garam sulfat akan
memberikan tambahan sulfat kedalam air, sehingga perlu dilakukan dengan hati-
hati. Sedangkan penambahan garam karbonat akan menyumbangkan ion karbonat
kedalam air sehingga akan menaikkan KH. Untuk mendapat kondisi yang
diinginkan perlu dilakukan manipulasi dengan kombinasi pemberian yang sesuai.
Penurunan nilai GH dapat dilakukan dengan perlakuan-perlakuan yang mampu
menghilangkan kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dari dalam air.
KH (Kesadahan Karbonat)
Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukkan kandungan
ion bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO32-) di dalam air. Dalam akuarium air
tawar, pada kisaran pH netral, ion bikarbonat lebih dominan, sedangkan pada
akuarium laut, ion karbonat lebih berperan.
KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air
untuk mengikat kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+). Oleh karena itu,
dalam sistem air tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas
pem-bufferan asam, dan alkalinitas sering digunakan untuk menunjukkan hal yang
sama. Dalam hubungannya dengan kemampuan air mengikat kemasaman, KH
berperan sebagai agen pem-buffer-an yang berfungsi untuk menjaga kestabilan pH.
KH pada umumnya sering dinyatakan sebagai derajat kekerasan dan
diekspresikan dalam CaCO3 seperti halnya GH. Kesadahan karbonat dapat
diturunkan dengan merebus air yang bersangkutan, atau dengan melalukan air
melewati gambut. Perlakuan perebusan air tentu saja tidak praktis, kecuali untuk
akuarium ukuran kecil.

7
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

Untuk menaikkan kesadahan karbonat dapat dilakukan dengan menambahkan


natrium bikarbonat (soda kue), atau kalsium karbonat. Penambahan kalsium
karbonat akan menaikan sekaligus baik KH maupun GH dengan proporsi yang sama.
Pemberian soda kue (NaHCO3) sebanyak satu sendok teh (sekitar 6 gram) pada
air sebanyak 50 liter akan meningkatkan KH sebanyak 4 satuan tanpa disertai
dengan kenaikan nilai GH. Sedangkan pemberian satu sendok teh kalsium karbonat
(CaCO3) (sekitar 4 gram) pada air sebanyak 50 liter akan menyebabkan kenaikan
KH dan GH secara bersama-sama, masing-masing sebanyak 4 satuan. Berpatokan
pada hal ini, maka pemberian secara kombinasi antara soda kue dan kalsium
karbonat akan dapat menghasilkan nilai KH dan GH yang diinginkan.
Mengingat pengukuran bahan kimia dalam jumlah sedikit relatif sulit dilakukan,
khususnya di rumah, maka sebaiknya gunakanlah test kit untuk memastikan nilai
KH dan GH yang telah dicapai.
Pembuferan karbonat diketahui efektif pada rasio 1:100 sampai 100:1. Hal ini
akan memberikan pH efektif pada selang 4.37 sampai dengan 8.37. Selang angka ini
secara kebetulan merupakan selang pH bagi hampir semua mahluk hidup
akuatik. Apabila ion bikarbonat ditambahkan, rasio basa terhadap asam akan
meningkat, akibatnya pH pun meningkat. Laju peningkatan pH ini akan ditentukan
oleh nilai pH awal. Sebagai contoh, kebutuhan jumlah ion karbonat yang perlu
ditambahkan untuk meningkatkan satu satuan pH akan jauh lebih banyak apabila pH
awalnya adalah 6.3, dibandingkan apabila hal yang sama dilakukan pada pH 7.5
Kenaikan pH yang terjadi pada saat KH ditambahkan akan diimbangi oleh kadar
CO2 terlarut dalam air. CO2 di dalam air akan membentuk sejumlah kecil asam
karbonat dan bikarbonat yang selanjutkan akan cenderung menurunkan
pH. Mekanisme ini setidaknya dapat memberikan gambaran cara mengatur dan
menyiasati pH dalam akuarium agar dapat memenuhi kriteria yang diinginkan.

VI. RANCANGAN PERCOBAAN


1. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Pipet Tetes 3 buah
Gelas kimia 50 ml 2 buah
Gelas Ukur 10 ml 1 buah

8
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

Labu ukur 100 ml 1 buah


Statif 1 buah
Pipet ukur 10 ml 1 buah
Neraca analitik 1 buah
Buret 50 ml 1 buah
Spatula 1 buah
Labu Erlenmeyer 10 ml 3 buah

Bahan :
Indikator EDTA 0,01 M Secukupnya
Indikator EBT Secukupnya
Indikator Murexid Secukupnya
Larutan NaOH 0,1 N Secukupnya
Larutan HCl Secukupnya
Larutan buffer pH 10 Secukupnya
Aquades Secukupnya
Sampel air (air sumur) Secukupnya

2. ALUR KERJA
1. Kesadahan Ca
25 ml sampel air

- Dimasukkan labu erlenmeyer 100 ml


- Ditambah 1-2 ml larutan NaOH 0,1 ml
- Ditambah 1-2 ml indikator murexide

Larutan warna merah muda

- Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M


- Diaduk menggunakan magnet sampai terjadi
perubahan warna
- Dicatat volume EDTA yang digunakan

Larutan warna ungu

9
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

2. Kesadahan Mg

25 ml sampel air

- Dimasukkan labu erlenmeyer 100 ml


- Ditambah 1-2 ml larutan buffer pH 10
- Ditambah 1-2 ml indikator EBT

Larutan warna ungu pekat

- Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M


- Diaduk menggunakan magnet sampai
terjadi perubahan warna
- Dicatat volume EDTA yang digunakan
Larutan warna biru

10
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

V. HASIL PENGAMATAN
No. Perc. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Kesadahan Ca Sebelum Reaksi: H2In + Ca2+ CaIn + 2H+ Berdasarkan percobaan,
1 Sampel air = Tak berwarna diperoleh kesadahan Ca
25 ml sampel air Larutan NaOH = Tidak CaIn + 2H+ +EDTA+ sebesar 164,8 mg/L.
berwarna CaEDTA+H2In Dengan kadar sebesar itu,
- Dimasukkan labu erlenmeyer 100 ml Indikator Murexid = hitam maka termasuk kesadahan
Larutan EDTA = Tidak Berdasarkan Permenkes tinggi.
- Ditambah 1-2 ml larutan NaOH 0,1 ml No 492 tahun 2010 tentang
berwarna
- Ditambah 1-2 ml indikator murexide Sesudah Reaksi : kelayakan/ kualitas air
25 ml sampel air + 1 ml minum ambang batas
Larutan warna merah muda NaOH ,1 N = larutan tidak kesadahan Ca adalah 500
berwarna mg/L.
- Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M 25 ml sampel air + 1 ml Jenis jenis kesadahan:
NaOH ,1 N + serbuk Kadar 0-75 mg/L CaCO3
- Diaduk menggunakan magnet sampai terjadi termasuk kesadahan
perubahan warna murexid = Merah muda
Dititrasi dengan larutan lunak.
- Dicatat volume EDTA yang digunakan EDTA 0,01 M = Ungu Kadar 75- 150 mg/L
Volume EDTA yang CaCO3 termasuk
Larutan warna ungu
digunakan: kesadahan sedang.
Volume Kadar 150-300 mg/L
Pengulangan CaCO3 termasuk
EDTA
1 10,2 ml kesadahan tinggi.
2 10,5 ml Kadar 300-700 mg/L
3 10,2 ml CaCO3 termasuk
Volume rata-rata= 10,4 ml kesadahan tinggi sekali.
Kesadahan Ca:
Kesadahan
Pengulangan
Ca (mg/L)
1 163,2
2 168
3 163,2
Kesadahan rata-rata=
164,8 mg/L
11
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

Kesadahan Mg Sebelum Reaksi: H2In + Mg2+ MgIn + Berdasarkan percobaan,


2 Sampel air = Tak berwarna 2H+ diperoleh kesadahan Mg
25 ml sampel air
Larutan buffer pH 10 = sebesar 111,04 mg/L.
Tidak berwarna MgIn + 2H+ +EDTA+
- Dimasukkan labu erlenmeyer 100 ml Indikator EBT = hitam MgEDTA+H2In Kesadahan total =
- Ditambah 1-2 ml larutan buffer pH 10 Larutan EDTA = Tidak 164,8 mg/L+ 111,04 mg/L
berwarna Berdasarkan Permenkes = 275,84 mg/L
- Ditambah 1-2 ml indikator EBT Sesudah Reaksi : No 492 tahun 2010 tentang
25 ml sampel air + 1 ml kelayakan/ kualitas air Sampel air yang kami uji,
Larutan warna ungu pekat buffer pH 10 = ungu minum ambang batas masih diperbolehkan oleh
Dititrasi dengan larutan kesadahan Mg adalah 500 pemerintah, karena tidak
- Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M EDTA 0,01 M = Biru mg/L. melebihi ambang batas
pudar kesadahan menurut aturan
- Diaduk menggunakan magnet sampai terjadi
pemerintah.
perubahan warna Volume EDTA yang
Sampel air termasuk
digunakan:
- Dicatat volume EDTA yang digunakan Volume
tingkat kesadahan tinggi.
Pengulangan
Larutan warna biru EDTA
1 12 ml
2 10,9 ml
3 11,8 ml
Volume rata-rata=11,57 ml
Kesadahan Mg:
Kesadahan
Pengulangan
Mg (mg/L)
1 115,2
2 104,64
3 113,28
Kesadahan rata-rata=
111,04 mg/L

12
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


1. Percobaan 1
Reaksi:
H2In + Ca2+ CaIn + 2H+
CaIn + 2H+ +EDTA+ CaEDTA+H2In
Pada percobaan pertama, dimasukkan ke dalam 3 labu erlenmeyer masing-
masing 25 ml sampel air. Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 0,1 N tiap labu
erlenmeyer dan serbuk murexid kemudian ditutup dengan tisu. Warna campuran
yang semula jernih tak berwarna, menjadi merah muda. Lalu labu erlenmeyer satu
dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari merah
muda menjadi ungu. Mengulangi langkah tersebut untuk 2 labu Erlenmeyer yang
lain. Dicatat volume EDTA 0,01 M yang digunakan.
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan agar kita dapat menetukan kesadahan
suatu sampel air dari kawasan Ketintang Barat. Yang menyebabkan kesadahan
suatu air adalah karena adanya garam kalsium dan magnesium serta besi pada
suatu larutan. Dalam percobaan kali ini mengunakan metode titrasi, yaitu cara
penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan
menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan mengukur
volumenya secara pasti. Titran yang digunakan adalah EDTA. Pada percobaan
ini akan dilakukan 3 kali pengulangan.
Dalam percobaan ini setelah 25 ml sampel air dimasukkan ke dalam sampel air,
maka selanjutnya ditambahkan 1 ml larutan NaOH dan indicator murexid yang
menyebabkan terjadinya perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda.
Ditambahkan NaOH karena Ca hanya bisa diikat pada keadaan pH yang tinggi,
sedangkan fungsi penambahan indicator murexid adalah untuk mengidentifikasi adanya
Ca karena indicator murexid sangant peka terhadap kehadiran Ca. Setelah itu larutan
dititrasi menggunakan larutan EDTA yang sudah berada pada buret. Fungsi EDTA
adalah untuk mengikat ion logam-logam bervalensi dua dan tiga. Dihitung volume
EDTA yang digunakan. Dari percobaan dengan 3 kali pengulangan diperoleh
volume penggunaan EDTA:
V1 : 10,2 ml Volume rata-rata : 10,4 ml
V2 :10,5 ml
V3 :10,2 ml
Setelah didapatkan volume EDTA yang digunakan kemudian dihitung
kesadahan Ca menggunakan rumus:

13
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

olume r a
Kesadahan Ca=

Dari perhitungan yang kami lakukan didapatkan kesadahan Ca sebesar:


Kesadahan 1 : 163,2 mg/L
Kesadahan 2 : 168 mg/L
Kesadahan 3 : 163,2 mg/L
Kesadahan rata-rata Ca sebesar 164,8 mg/L
Sesuai Permenkes No 492 tahun 2010 bahwa ambang batas kesadahan Ca adalah
500 mg/L. Maka sampel yang kami uji dengan kesadahan Ca sebesar 164,8 mg/L masih
diperbolehkan oleh pemerintah. Dengan kesadahan sebesar 164,8 mg/L, sampel air ini
termasuk ke dalam tingkat kesadahan tinggi.
2. Percobaan 2
Reaksi:
H2In + Mg2+ MgIn + 2H+
MgIn + 2H+ +EDTA+ MgEDTA+H2In
Pada percobaan kedua, dimasukkan ke dalam 3 labu erlenmeyer masing-
masing 25 ml sampel air. Ditambahkan 1 ml larutan buffer pH 10 tiap labu
erlenmeyer dan 1 tetes indikator EBT. Warna campuran yang semula jernih tak
berwarna, menjadi merah muda. Kemudian labu erlenmeyer 1 dititrasi dengan
larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi
biru . Mengulangi langkah tersebut untuk 2 labu erlenmeyer yang lain. Dicatat
volume EDTA 0,01 yang digunakan.
Dalam percobaan ini setelah 25 ml sampel air dimasukkan ke dalam sampel air,
maka selanjutnya ditambahkan 1 ml larutan buffer pH 10 dan indicator EBT yang
menyebabkan terjadinya perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda.
Ditambahkan larutan buffer pH 10 karena logam Mg bisa terikat pada pH 10, jika lebih
dari pH 10 maka akan mengendap menjadi Mg(OH)2. Sedangkan fungsi penambahan
indicator EBT adalah untuk mereaksikan kation-kation penyebab kesadahan menjadi
kompleks yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda. Setelah itu
larutan dititrasi menggunakan larutan EDTA yang sudah berada pada buret. Fungsi
EDTA adalah untuk mengikat ion logam-logam bervalensi dua dan tiga. Dihitung
volume EDTA yang digunakan. Dari percobaan dengan 3 kali pengulangan
diperoleh volume penggunaan EDTA:
V1 : 12 ml Volume rata-rata : 11,57 ml
V2 :10,9 ml

14
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

V3 :11,8 ml
Setelah didapatkan volume EDTA yang digunakan kemudian dihitung
kesadahan Mg menggunakan rumus:
olume r
Kesadahan Mg=

Dari perhitungan yang kami lakukan didapatkan kesadahan Mg sebesar:


Kesadahan 1 : 115,2 mg/L
Kesadahan 2 : 104,64 mg/L
Kesadahan 3 : 113,28 mg/L
Kesadahan rata-rata Mg sebesar 111,04 mg/L
Sesuai Permenkes No 492 tahun 2010 bahwa ambang batas kesadahan Mg adalah
500 mg/L. Maka sampel yang kami uji dengan kesadahan Mg sebesar 111,04 mg/L
masih diperbolehkan oleh pemerintah.
Dari kedua percobaan diatas diperoleh kesadahan total sebesar:
Kesadahan total = Kesaddahan Ca+Kesadahan Mg
=164,8 mg/L + 111,04 mg/L
= 275,84 mg/L
Dengan Kesadahan total sebesar 275,84 mg/L, menurut PERMENKES RI No 492
tahun 2010 tentang kelayakan/kualitas air , maka sampel air masih layak untuk
dikonsumsi.

VII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
Pada uji kesadahan Ca pada sampel air diperoleh kesadahan Ca sebesar 164,8
mg/L. Ambang batas kesadahan Ca menurut PERMENKES RI No 492 tahun 2010
sebesar 500 mg/L.
Pada uji kesadahan Mg pada sampel air diperoleh kesadahan Mg sebesar 111,04
mg/L. Ambang batas kesadahan Mg menurut PERMENKES RI No 492 tahun 2010
sebesar 500 mg/L.
Kesadahan total dari sampel air yang kami uji adalah sebesar 275,84 mg/L,
berdasarkan aturan PERMENKES RI No No 492 tahun 2010 tentang kelayakan/kualitas
air maka sampel air ini masih layak untuk dikonsumsi. Karena tidak melebihi ambang
batas kesadahan sebesar 500 mg/L.

15
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

VIII. JAWABAN PERTANYAAN


1. Hitung kesadahan Ca sampel air!
Jawab:
Volume EDTA yang digunakan:
a. 10,2 ml
b. 10,5 ml Volume rata-rata sebesar = 10,4 ml
c. 10,2 ml
Kesadahan Ca :
olume r a
1. Kesadahan Ca =

= = 163,2 mg/L

2. Kesadahan Ca = = 168 mg/L

3. Kesadahan Ca = =163,2 mg/L

Total kesadahan Ca = 494,4 mg/L

Rata-rata kesadahan Ca = = 164,8 mg/L

2. Hitung kesadahan Mg sampel air!


Jawab:
Volume EDTA yang digunakan:
d. 12 ml
e. 10,9 ml Volume rata-rata sebesar = 11,57 ml
f. 11,8 ml
Kesadahan Mg :
olume r
1. Kesadahan Mg =

= = 115,2 mg/L

2. Kesadahan Mg = = 104,64 mg/L

3. Kesadahan Mg = =113,28 mg/L

Total kesadahan Mg = 333,12 mg/L

Rata-rata kesadahan Mg = = 111,04 mg/L

16
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

PERHITUNGAN

Kesadahan Ca:
Volume EDTA yang digunakan:
g. 10,2 ml
h. 10,5 ml Volume rata-rata sebesar = 10,4 ml
i. 10,2 ml
Kesadahan Ca :
olume r a
1. Kesadahan Ca =

= = 163,2 mg/L

2. Kesadahan Ca = = 168 mg/L

3. Kesadahan Ca = =163,2 mg/L

Total kesadahan Ca = 494,4 mg/L

Rata-rata kesadahan Ca = = 164,8 mg/L

Kesadahan Mg:
Volume EDTA yang digunakan:
j. 12 ml
k. 10,9 ml Volume rata-rata sebesar = 11,57 ml
l. 11,8 ml
Kesadahan Mg :
olume r
1. Kesadahan Mg =

= = 115,2 mg/L

2. Kesadahan Mg = = 104,64 mg/L

3. Kesadahan Mg = =113,28 mg/L

Total kesadahan Mg = 333,12 mg/L

Rata-rata kesadahan Mg = = 111,04 mg/L

17
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

IX. DAFTAR PUSTAKA


Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia.
Khopkar.1990.Konsep Dasar Kimia Analitik, Terj. A. Saptorahardjo. Jakarta: UI-
Press.
Rodwell, Victor, dkk.2006.Biokimia Harper.Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Sugiarto, Bambang, dkk. 2014. Kimia Dasar. Surabaya : Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.
Tim Kimia Dasar. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Surabaya:Universitas
Negeri Surabaya.

Surabaya, 16 April 2016

Mengetahui,
Dosen/Asisten Pembimbing, Praktikan,

( ) ( )

18

Anda mungkin juga menyukai