Kesadahan Air 2 PDF
Kesadahan Air 2 PDF
I. JUDUL :
KESADAHAN AIR
II. TANGGAL PERCOBAAN : Selasa, 12 April 2016
Pukul 13.00 WIB
III. TANGGAL SELESAI : Selasa, 12 April 2016
Pukul 15.40 WIB
IV. TUJUAN :
1. Menentukan kesadahan Ca dalam sampel air
2. Menentukan kesadahan Mg dalam sampel air
V. DASAR TEORI
Kesadahan berasal dari kata sadah yang berarti mengandung kapur, jadi
kalau kesadahan air adalah adanya kandungan kapur yang berlebih yang terdapat
dalam air yang disebabkan oleh lapisan tanah kapur yang dilaluinya. Jenis sumber air
yang banyak mengandung sadah adalah air tanah khususnya air tanah dalam.
Pengertian Kesadahan
Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air.
Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau dapat
juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi
banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan
bikarbonat dalam jumlah kecil.
Kesadahan Air
Pengertian kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, dimana
sabun ini diendapkan oleh ion-ion yang telah sebutkan diatas. Karena penyebab
dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka arti
dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/karakteristik air yang menggambarkan
konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3.
Air sadah menyebabkan sabun sukar berbuih karena ion-ion Ca2+ dan
Mg2+ mengendapkan sabun. Contoh reaksinya yaitu:
1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi
dan lawannya biasanya disebut air lunak atau air yang memiliki kadar mineral sangat
rendah misalnya air hujan. melekat dalam benda yang hendak dibersihkan.
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air
sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion
kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ionlogam lain
maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk
menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan
menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan
busa atau menghasilkan sedikit sekali busa.
Kesadahan terutama disebabkan oleh keberadaan ion-ion kalsium (Ca2+) dan
magnesium (Mg2+) di dalam air. Keberadaannya di dalam air mengakibatkan sabun
akan mengendap sebagai garam kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat
membentuk emulsi secara efektif. Kation-kation polivalen lainnya juga dapat
mengendapkan sabun, tetapi karena kation polivalen umumnya berada dalam bentuk
kompleks yang lebih stabil dengan zat organik yang ada, maka peran kesadahannya
dapat diabaikan. Oleh karena itu penetapan kesadahan hanya diarahkan pada
penentuan kadar Ca2+ dan Mg2+. Kesadahan total didefinisikan sebagai jumlah
miliekivalen (mek) ion Ca2+ dan Mg2+ tiap liter sampel air. Kesadahan air total
dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.
Analisis Kesadahan Air
Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air
sadar atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah
air sadah, maka sabun akan sukar berbiuh, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit.
Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika
ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang
anda gunakan adalah air sadah tetap. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi
Baik kalsium atau magnesium dapat bereaksi dengan EDTA membentuk
senyawa kompleks. Apabila dalam suatu sampel air terdapat ion-ion magnesium saja
kemudian ditambahkan indikator EBT maka ion magnesium(II) akan mengikat
indikator EBT. (H3In) menghasilkan kompleks berwarna merah (Mg-In), apabila
larutan magnesium dititrasi dengan EDTA maka kompleks Mg-In akan terputus dan
2
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
Larutan EDTA
EDTA adalah kependekan dari ethylene diamin tetra acetic. EDTA berupa
senyawa kompleks khelat dengan rumus molekul (HO2CCH2)2NCH2CH2N
(CH2CO2H)2. Merupakan suatu senyawa asam amino yang secara luas dipergunakan
untuk mengikat ion logam logam bervalensi dua dan tiga. EDTA mengikat logam
melalui empat karboksilat dan dua gugus amina. EDTA membentuk kompleks kuat
terutama dengan Mn (II), Cu (II), Fe (III), dan Co (III).
Etilendiamintetrasetat atau yang dikenal dengan EDTA, merupakan senyawa
yang mudah larut dalam air, serta dapat diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi
dalam penggunaannya, karena adanya sejumlah tidak tertentu dalam air, sebaiknya
distandardisasi terlebih dahulu.
4
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
Larutan EBT
Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator kompleksometri yang merupakan bagian
dari titrasi pengompleksian contohnya proses determinasi kesadahan air. Di dalamnya bentuk
protonated Eriochrome Black T berwarna biru. Lalu berubah menjadi merah ketika
membentuk komplek dengan kalsium, magnesium atau ion logam lain. Nama lain dari
Eriochrome Black T adalah,Solochrome Black T atau EBT.
Suatu kelemahan Eriochrome Black T adalah larutannya tidak stabil. Bila disimpan akan
terjadi penguraian secara lambat,sehingga setelah jangka waktu tertentu indikator tidak
berfungsi lagi. Sebagai gantinya dapat diganti dengan indikator Calmagite.Indikator ini stabil
dan dalam kebanyakan sifatnya sama dengan Erio T.
Metode Titrasi EDTA dan EBT
Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui titrasi dengan
EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation
tersebut. Kejadian total tersebut dapat dianalisis secara terpisah misalnya dengan
metode AAS (Automic Absorption Spectrophotometry).
Asam Ethylenediaminetetraacetic dan garam sodium ini (singkatan EDTA)
bentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan ke suatu larutan
yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil Eriochrome Hitam T
atau Calmagite ditambahkan ke suatu larutan mengandung kalsium dan ion-ion
magnesium pada satu pH dari 10,0 0,1, larutan menjadi berwarna merah muda.
Jika EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan magnesium akan menjadi
suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah manjadi kompleks,
larutan akan berubah dari berwarna merah muda menjadi berwarna biru yang
menandakan titik akhir dari titrasi. Ion magnesium harus muncul untuk
menghasilkan suatu titik akhir dari titrasi. Untuk mememastikankan ini, kompleks
garam magnesium netral dari EDTA ditambahkan ke larutan buffer.
Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH
untuk titrasi adalah 10 dengan indikator Eriochrom Black T (EBT). Pada pH lebih
tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh
Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya gangguan Cu bebas dari pipa-pipa saluran
air dapat di masking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat
kadangkala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun
hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkopresitasi dengan Mg, oleh karena itu
EDTA direkomendasikan.
5
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
6
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
kesuburan, fungsi organ dalam (seperti ginjal), dan pertumbuhan. Setiap jenis ikan
memerlukan kisaran kesadahan (GH) tertentu untuk hidupnya. Pada umumnya,
hampir semua jenis ikan dan tanaman dapat beradaptasi dengan kondisi GH lokal,
meskipun demikian, tidak demikian halnya dengan proses pemijahan. Pemijahan
bisa gagal apabila dilakukan pada nilai GH yang tidak tepat.
Apabila nilai GH terlalu rendah bagi suatu jenis ikan, ia dapat dinaikan dengan
menambahkan kalsium sulfat, magnesium sulfat, atau kalsium karbonat. Akan
tetapi perlu diperhatikan bahwa penambahan garam-garam tersebut membawa
dampak lain yang perlu medapat perhatian. Pemberaian garam sulfat akan
memberikan tambahan sulfat kedalam air, sehingga perlu dilakukan dengan hati-
hati. Sedangkan penambahan garam karbonat akan menyumbangkan ion karbonat
kedalam air sehingga akan menaikkan KH. Untuk mendapat kondisi yang
diinginkan perlu dilakukan manipulasi dengan kombinasi pemberian yang sesuai.
Penurunan nilai GH dapat dilakukan dengan perlakuan-perlakuan yang mampu
menghilangkan kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dari dalam air.
KH (Kesadahan Karbonat)
Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukkan kandungan
ion bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO32-) di dalam air. Dalam akuarium air
tawar, pada kisaran pH netral, ion bikarbonat lebih dominan, sedangkan pada
akuarium laut, ion karbonat lebih berperan.
KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air
untuk mengikat kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+). Oleh karena itu,
dalam sistem air tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas
pem-bufferan asam, dan alkalinitas sering digunakan untuk menunjukkan hal yang
sama. Dalam hubungannya dengan kemampuan air mengikat kemasaman, KH
berperan sebagai agen pem-buffer-an yang berfungsi untuk menjaga kestabilan pH.
KH pada umumnya sering dinyatakan sebagai derajat kekerasan dan
diekspresikan dalam CaCO3 seperti halnya GH. Kesadahan karbonat dapat
diturunkan dengan merebus air yang bersangkutan, atau dengan melalukan air
melewati gambut. Perlakuan perebusan air tentu saja tidak praktis, kecuali untuk
akuarium ukuran kecil.
7
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
8
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
Bahan :
Indikator EDTA 0,01 M Secukupnya
Indikator EBT Secukupnya
Indikator Murexid Secukupnya
Larutan NaOH 0,1 N Secukupnya
Larutan HCl Secukupnya
Larutan buffer pH 10 Secukupnya
Aquades Secukupnya
Sampel air (air sumur) Secukupnya
2. ALUR KERJA
1. Kesadahan Ca
25 ml sampel air
9
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
2. Kesadahan Mg
25 ml sampel air
10
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
V. HASIL PENGAMATAN
No. Perc. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Kesadahan Ca Sebelum Reaksi: H2In + Ca2+ CaIn + 2H+ Berdasarkan percobaan,
1 Sampel air = Tak berwarna diperoleh kesadahan Ca
25 ml sampel air Larutan NaOH = Tidak CaIn + 2H+ +EDTA+ sebesar 164,8 mg/L.
berwarna CaEDTA+H2In Dengan kadar sebesar itu,
- Dimasukkan labu erlenmeyer 100 ml Indikator Murexid = hitam maka termasuk kesadahan
Larutan EDTA = Tidak Berdasarkan Permenkes tinggi.
- Ditambah 1-2 ml larutan NaOH 0,1 ml No 492 tahun 2010 tentang
berwarna
- Ditambah 1-2 ml indikator murexide Sesudah Reaksi : kelayakan/ kualitas air
25 ml sampel air + 1 ml minum ambang batas
Larutan warna merah muda NaOH ,1 N = larutan tidak kesadahan Ca adalah 500
berwarna mg/L.
- Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M 25 ml sampel air + 1 ml Jenis jenis kesadahan:
NaOH ,1 N + serbuk Kadar 0-75 mg/L CaCO3
- Diaduk menggunakan magnet sampai terjadi termasuk kesadahan
perubahan warna murexid = Merah muda
Dititrasi dengan larutan lunak.
- Dicatat volume EDTA yang digunakan EDTA 0,01 M = Ungu Kadar 75- 150 mg/L
Volume EDTA yang CaCO3 termasuk
Larutan warna ungu
digunakan: kesadahan sedang.
Volume Kadar 150-300 mg/L
Pengulangan CaCO3 termasuk
EDTA
1 10,2 ml kesadahan tinggi.
2 10,5 ml Kadar 300-700 mg/L
3 10,2 ml CaCO3 termasuk
Volume rata-rata= 10,4 ml kesadahan tinggi sekali.
Kesadahan Ca:
Kesadahan
Pengulangan
Ca (mg/L)
1 163,2
2 168
3 163,2
Kesadahan rata-rata=
164,8 mg/L
11
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
12
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
13
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
olume r a
Kesadahan Ca=
14
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
V3 :11,8 ml
Setelah didapatkan volume EDTA yang digunakan kemudian dihitung
kesadahan Mg menggunakan rumus:
olume r
Kesadahan Mg=
VII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
Pada uji kesadahan Ca pada sampel air diperoleh kesadahan Ca sebesar 164,8
mg/L. Ambang batas kesadahan Ca menurut PERMENKES RI No 492 tahun 2010
sebesar 500 mg/L.
Pada uji kesadahan Mg pada sampel air diperoleh kesadahan Mg sebesar 111,04
mg/L. Ambang batas kesadahan Mg menurut PERMENKES RI No 492 tahun 2010
sebesar 500 mg/L.
Kesadahan total dari sampel air yang kami uji adalah sebesar 275,84 mg/L,
berdasarkan aturan PERMENKES RI No No 492 tahun 2010 tentang kelayakan/kualitas
air maka sampel air ini masih layak untuk dikonsumsi. Karena tidak melebihi ambang
batas kesadahan sebesar 500 mg/L.
15
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
= = 163,2 mg/L
= = 115,2 mg/L
16
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
PERHITUNGAN
Kesadahan Ca:
Volume EDTA yang digunakan:
g. 10,2 ml
h. 10,5 ml Volume rata-rata sebesar = 10,4 ml
i. 10,2 ml
Kesadahan Ca :
olume r a
1. Kesadahan Ca =
= = 163,2 mg/L
Kesadahan Mg:
Volume EDTA yang digunakan:
j. 12 ml
k. 10,9 ml Volume rata-rata sebesar = 11,57 ml
l. 11,8 ml
Kesadahan Mg :
olume r
1. Kesadahan Mg =
= = 115,2 mg/L
17
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
Mengetahui,
Dosen/Asisten Pembimbing, Praktikan,
( ) ( )
18