Anda di halaman 1dari 3

Memerangi Korupsi lewat Edukasi dan Kearifan Lokal

(Catatan Hari Antikorupsi tanggal 9 Desember 2016)

Seorang dosen asal Indonesia untuk pertama kalinya memberikan ujian kepada
mahasiswanya di Australia. Masing-masing mahasiswanya diarahkan untuk menggeser dan
memberi jarak pada mejanya agar tidak menyontek satu sama lain. Bukannya mengindahkan
perintah dosen, mahasiswa justru menolak dan merasa tersinggung. Mereka berkata Jangan
bawa budaya Anda kesini!

Oleh Andri Adi Mustika

Finalis Anti-Corruption Teacher Supercamp 2016


diselenggarakan oleh KPK

Demikian pengalaman yang disampaikan oleh wakil ketua KPK, Laode M. Syarif saat
menjadi dosen tamu di Australia sebelum menjadi petinggi KPK. Dialog tersebut
disampaikan saat membuka kegiatan Anti-Corruption Teacher Supercamp di Nusa Dua, Bali,
Senin (31/10/2016) yang lalu. Dialog yang bernada satir namun memiliki pesan bahwa krisis
kejujuran adalah masalah serius yang dihadapai oleh bangsa kita sekarang.
Degredasi integritas dalam bentuk pudarnya nilai kejujuran menjadi isu sentral
disamping isu terorisme, antikebhinekaan dan kasus narkoba beberapa tahun belakangan ini.
Degradasi integritas tersebut tidak hanya terjadi dalam level institusi tapi sampai pada level
personal. Korupsi sebagai kejahatan terorganisir merupakan bentuk degredasi integritas
paling nyata yang sedang menggerogoti bangsa kita.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, integritas adalah sinonim kata kejujuran.
Menurut Killinger (2010) Integritas adalah kualitas bersikap jujur dan memiliki prinsip-
prinsip moral yang kuat atau kejujuran moral. Jalur pendidikan merupakan upaya yang paling
efektif untuk membangun karakter bangsa yang berintegritas.
Pendidikan Antikorupsi (PAK)
PAK merupakan upaya memberikan pemahaman dan penanaman nilai-nilai kepada
peserta didik agar berperilaku anti korupsi. PAK merupakan strategi nasional jangka panjang
yang dicanangkan oleh KPK bekerjasama Kemdikbud. Sasaran PAK tidak hanya dibebankan
kepada pendidik saja, tetapi semua elemen bangsa mulai dari level eksekutif, yudikatif,
legislatif dan masyarakat pada umumnya. Semua elemen tersebut diharapkan bersinergi untuk
menanamkan nilai-nilai antikorupsi pada generasi muda bangsa Indonesia. Tujuan akhir dari
PAK tersebut adalah menumbuhkan karakter bangsa yang antikorupsi.
Nilai antikorupsi (NAK) atau yang disebut juga nilai integritas merupakan 9 dari 18
nilai-nilai pendidikan karakter yang disusun oleh KPK untuk menumbuhkan budaya
integritas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Program pendidikan
antikorupsi tersebut merupakan amanat UU nomor 30 tahun 2002 ayat 13 (c) tentang komisi
pemberantasan tindak pidana korupsi yang menjelaskan bahwa KPK berwenang
menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan.
Kesembilan nilai integritas tersebut adalah jujur, peduli, mandiri, disipilin, tanggung jawab,
kerja-keras, sederhana, berani dan adil.
Penumbuhan nilai integritas tersebut dapat ditempuh dengan berbagai langkah yaitu;
Explicit curriculum, melalui integrasi pada setiap mata pelajaran yang dirumuskan dalam
Kompetesi dasar/indikator pembelajaran. Kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki oleh
siswa yang terencana, dapat diukur dan dievaluasi oleh pendidik. Hidden curriculum, dimana
guru, masyarakat dan orang tua berperan sebagai panutan dan teladan yang dapat memberi
contoh yang nyata. Kokurikuler/ekstrakurikuler, NAK dimasukkan dalam kepramukaan,
kesenian, OSIS, olahraga, dll. Buku teks, cerita dan pengayaan yang menyisipkan NAK
sebagai tema dari conten bacaan. Ekosistem dan budaya sekolah dalam bentuk tata kelola
yang akuntabel, hubungan antar warga sekolah yang menjunjung tinggi kejujuran, harmonis
dan saling menghargai. Keselarasan antara pendidikan di sekolah/kampus dengan pendidikan
yang diperoleh di rumah dan lingkungan masyarakat.
Jika ditelusuri lebih dalam, nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sejak dulu kaya akan
kearifan lokal yang relevan dengan sikap integritas dengan tema kejujuran sebagai nilai
utamanya. Oleh sebab itu, dalam konteks penanaman nilai-nilai antikorupsi untuk
membangun integritas peserta didik, dibutuhkan pengenalan, pemahaman dan pengembangan
kearifan-kearifan lokal. Guru sebagai garda terdepan pembangun karakter bangsa perlu
menggali kembali kearifan-kearifan lokal Indonesia khususnya khususnya bugis-makassar
yang sarat akan nilai-nilai integritas/kejujuran.
Sikap Tepo Seliro dalam bahasa jawa yang berarti saling bertenggang rasa bermakna
bahwa seseorang tidak akan melakukan perbuatan yang merugikan orang lain apalagi
mencuri atau mengambil yang bukan haknya. Kearifan lokal masyarakat Gorontalo yaitu
Huyula yang merupakan suatu sistem gotong royong untuk memenuhi kebutuhan bersama
yang didasarkan pada solidaritas sosial. Sistem tersebut dapat menghindarkan seseorang dari
praktik memperkaya diri sendiri dengan cara yang curang sebab kesulitan ekonomi dapat
diatasi dengan cara gotong royong.
Dalam kearifan lokal bugis makassar dikenal jargon yang sangat familiar yaitu siri na
pacce/pesse. Siri dalam pengertiannya berarti: rasa malu (harga diri), sedangkan pacce atau
pesse (bugis) yang berarti: pedih/pedas (keras, kokoh pendirian). Siri dalam bugis makassar
tidak hanya menyangkut rasa malu saja, tetapi menyangkut harga diri, reputasi dan
kehormatan yang harus ditegakkan. Konsep pacce/passe yang merupakan wujud rasa
solidaritas terhadap penderitaan orang lain. Keinginan untuk membantu sesama manusia yang
memiliki kesulitan dan penderitaan. Nilai siri dan passe mengandung filosofi yang sangat
dalam untuk membuktikan seseorang tersebut berintegritas atau tidak dalam masyarakat.
Taro ada tau gau, dalam bahasa, taro berarti simpan, ada berarti kata dan gau berarti
perbuatan. Bermakna seia antara kata dan perbuatan. Juga bermakna apa yang kita ucapkan
(janjikan) haruslah ditepati atau konsistensi antara perkataan dan perbuatan. Peribahasa ini
memiliki nilai kejujuran dan tanggung jawab yang harus dipegang teguh dimana saja dan
kapan saja. Pendidikan dengan mengangkat kearifan lokal harusnya menjadi perhatian kita
bersama untuk menumbuhkan karakter bangsa yang berintegritas. Harus dimulai dari
sekarang, diawali dari rumah, diperkuat disekolah dan dipraktekkan dalam lingkungan
masyarakat.
HP: 085299756146

Anda mungkin juga menyukai