Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

JATI DIRI SEBAGAI KUNCI PERADABAN

TUGAS: PKN

DISUSUN OLEH :

WAHYU PRIANGGARA SAPUTRA (0416103137)

KELAS INTENSIF VII


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS MAARIF HASYIM LATIF (UMAHA) SIDOARJO
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Mojokerto, 13 Januari 2017

Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1


1.2 Permasalahan .................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 4

2.1 Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia.................................................. 4

2.2 Faktor Penyebab Memudarnya Jati Diri Bangsa............................................. 7

BAB III PENUTUP.............................................................................................10

3.1 Kesimpulan......................................................................................................10

3.2 Saran................................................................................................................10

Daftar Pustaka.......................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jatidiri yang sempurna atau dalam filosofi Cina digambarkan sebagai Si Mental
Baja, Pantang Menyerah melukiskan rahasia hukum alam yang mendominasi sikap atau
tingkah laku yang membawa sukses dalam setiap segi kehidupan. Sejak jaman kuno
hingga era sekarang ini, segenap orang sukses telah memanfaatkan rahasianya. Jatidiri
yang sempurna adalah kearifan hati, dan ia tak mengenal kebhinekaan bangsa, ras, atau
agama. Pelaksanaan hukum ini terbukti telah membawa manfaat bagi banyak orang,
baik dalam praktik-praktik bisnis maupun dalam kehidupan pribadi mereka. Kesetiaan
terhadap hukum alam dalam menghadapi keseharian kita akan mengisi penuh potensi
tertinggi, baik di dalam maupun di sekeliling kita, dan mampu menuntun kita ke
pengungkapan nasib kita secara layak. Dengan memanfaatkan kekuatan jatidirinya,
orang akan menemukan nasibnya, dan kita harus setia menjalaninya.

Jatidiri bangsa adalah identitas suatu bangsa yang menjadi pemicu semangat
kesinambungan hidup bangsa yang bersangkutan. Demikian pula dengan istilah jatidiri bangsa
Indonesia adalah identitas bangsa Indonesia yang menjadi pemberi semangat demi
kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Jatidiri bangsa Indonesia dapat diidentifikasikan melalui
citra budaya dan peradaban bangsa Indonesia yang telah ada sebelum bangsa ini ada dan
merdeka. Jatidiri bangsa akan tampak dalam karakter bangsa yang merupakan perwujudan dari
nilai-nilai luhur bangsa. Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai luhur bangsa terdapat dalam dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Pancasila, yang merupakan pengejawantahan dari
konsep religiositas, humanitas, nasionalitas, sove-reinitas dan sosialitas. Membangun jatidiri
bangsa Indonesia berarti membangun jatidiri setiap manusia Indonesia, yang tidak lain adalah
membangun manusia pancasila. Jatidiri akan menampakkan wajahnya dalam bentuk sikap dan
perilaku subyek, individu atau entitas terhadap tantangan yang dihadapinya.

Jatidiri bangsa merupakan hal ihwal atau perkara yang sangat esensial dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kehilangan jatidiri bangsa sama saja dengan kehilangan segalanya,

1
bahkan berakibat terleminasi dari bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, bila kita tetap
menghendaki berdaulat dan dihargai sebagai negara oleh bangsa-bangsa dalam peraturan
internasional, perlu menjaga eksistensi dan kokohnya jatidiri bangsa. Pengalaman sejarah
menunjukkan bahwa hanya bangsa yang memiliki karakter yang kokoh dan tangguh mampu
mengatasi krisis yang dihadapi oleh negara dengan berhasil baik. Membangun jatidiri bangsa
Indonesia berarti membangun jatidiri setiap manusia Indonesia, yang tiada lain adalah
membangun karakter manusia Indonesia. Sasaran utama dalam - 237 - pembangunan jatidiri
bangsa dan karakter adalah para pendidik, tenaga kependidikan dan para pemimpin masyarakat.
Bila para pendidik, tenaga kependidikan dan para pimpinan masyarakat telah memiliki karakter
dan jatidiri seperti yang diharapkan maka masyarakat luas akan segera mengikutinya. Suatu
realitas menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih bersifat ikutan.

Dalam setiap kegiatan selalu ada dua aspek yaitu Batiniah dan Lahiriah. Aspek
batiniah adalah kekuatan yang memotivasi tindakan seseorang. Aspek ini tidak tampak
oleh orang lain. Aspek lahiriah adalah ungkapan dari kondisi batiniah. Aspek ini akan
tampak dengan jelas di mata orang lain. Berlawanan dengan pengertian umum, tindakan
baik seseorang tidak selamanya lembut. Bisa saja kejam, dingin, dan tidak
menyenangkan. Cara alami dari kekuatan Jatidiri yang sempurna berada di luar
kemampuan manusia, di luar batasan sempit pemikiran manusia. Bila seseorang
bertindak sesuai dengan hukum alam, maka semua tindakan yang dilakukannya akan
sesuai dengan kebaikan dan bermanfaat untuk semua. Dengan selalu berhubungan
dengan kekuatan ini di dalam diri seseorang, maka akan memperoleh kejelasan dan
fokus yang tak tergoyahkan yang akan membantu seseorang menemukan dan mencapai
apa yang diinginkan dalam suratan takdir.
Pencarian jatidiri itu merupakan proses spiritual. Kita tidak mungkin secara jujur
memanfaatkan diri sejati kita tanpa menyinggung sisi spiritual dari kehidupan, karena
aspek ini ikut mewarnai kenyataan-kenyataan dari seganap kegiatan usaha dan tingkah
laku pribadi dalam diri. Rahasia meraih kondisi jatidiri yang sempurna adalah tak ada
yang harus di raih, karena jatidiri adalah kondisi alami diri sendiri. Seseorang tidak akan
bisa meraih apa yang sudah dia miliki, namun hanya perlu menghapus rintangan-
rintangan untuk mendapatkan kembali apa yang menjadi milik kita. Adanya jatidiri

2
pada suatu individu, khususnya manusia, memang merupakan karunia Tuhan. Suatu
bukti menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki ciri khusus secara fisik dalam
bentuk sidik jari, dan DNA . Demikian halnya dalam segi mental, manusia juga
memiliki ciri khusus yang membedakan manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Di samping itu manusia juga dapat dibedakan dengan makhluk yang lain, yang
manggambarkan jatidiri manusia. Berbagai predikat dilimpahkan pada manusia yang
menggambarkan jatidiri manusia dalam hubungannya dengan makhluk yang lain.
Predikat tersebut di antaranya political animal, rational being, homo sapiens, homo
economicus, homo socius, khalifah Tuhan di bumi, dan masih banyak lagi. Dengan
memiliki jatidiri dan menerapkannya secara konsisten, seseorang tidak akan mudah
terombang-ambing oleh berbagai gejolak yang menerpanya. Seseorang akan memiliki
keyakinan diri, harga diri, dan kepercayaan diri, sehingga tidak mudah tergiur oleh
rayuan yang menyesatkan. Dari uraian tersebut jelas bahwa jatidiri sangat diperlukan
bagi seseorang untuk mencapai sukses dalam membawakan dirinya. Kesempurnaan
hidup, kesuksesan, bukan sekedar cara pintar memanipulasi dunia untuk kepentingan
pribadi anda sendiri. Ini adalah kondisi alami dari keberadaan kita. Kondisi ini hilang
dari kita karena citra batin yang terlanjur kita ciptakan tentang diri kita sendiri dari
harapan-harapan dan keyakinan orang lain. Meraih kesempurnaan hidup, kesuksesan,
berarti mengakui kembali jatidiri alami dalam diri kita sendiri.

1.2 Permasalahan

Masyarakat Indonesia yang sudah terkenal dengan sikap ramah tamahnya kini
hampir kehilangan jati dirinya sendiri. Berbagai peristiwa kekerasan mulai dari
maraknya bentrok antar kampong, tawuran antar pelajar hingga aksi kekerasan lain yang
terjadi diantara kita sendiri seolah menjadi hal yang sudah biasa terjadi di sekitar
kita.Faktor apakah yang menyebabkan pudarnya jati diri ? Lalu bagaimana upaya untuk
mencegah pudarnya jati diri bangsa?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia


Jati diri bangsa merupakan suatu pilihan, dan Jati Diri Bangsa Indonesia
merupakan pencerminan atau tampilan dari karakter Bangsa Indonesia. Karakter
bangsa merupakan akumulasi atau sinergi dari karakter individu anak bangsa yang
mengelompok menjadi bangsa Indonesia. Karakter bangsa akan ditampilkan sebagai
nilai-nilai luhur yang digali dari kehidupan nyata oleh founding fathers dan
dirumuskan dalam suatu tata nilai yang kita kenal sebagai pancasila. Denhan
demikian Jati Diri Bangsa Indonesia adalah Pancasila. Sesungguhnya kalau
dicermati lebih dalam pada jati diri bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila,
ternyata memiliki makna yang sangat luar biasa bahkan melebihi prinsip-prinsip
dasar, yang membuat bangsa bisa menjadi maju.

Dengan kata lain, apabila Bangsa Indonesia mengamalkan Jati Diri


bangsanya, maka bangsa Indonesia pun dapat maju seperti bangsa-bangsa lainnya di
dunia. Pancasila dan Jati Diri tidak boleh dipisahkan dan tidak terpisahkan.
Pancasila sebagai landasan idiil, landasan filosofis bangsa, sumber dari segala
hukum di negeri Indonesia ini, sedangkan jati diri adalah implementasi sehari-hari,
sebagai perilaku insane Indonesia, seperti dengan jelas diuraikan di bawah ini:

1. Ke Tuhanan Yang Maha Esa

Sebagai wujud Jati Diri bahwa Indonesia adalah bangsa yang Agamis.
Jati Diri ini jelas bahwa Indonesia adalah bangsa yang Agamis serta jelas artinya
dan jelas konsekuensinya, jelas bentuknya. Sebagai bangsa yang Agamis, bangsa
yang beragama, bangsa yang percaya akan adanya Tuhan, bangsa yang beriman.
Maka jelas bahwa Indonesia memang bukan murni negara sekuler. Namun
demikian, untuk konteks negara Muslim, Indonesia menjadi negara yang sangat
ideal dalam kerukunan antar umat beragama karena memiliki satu falsafah hidup
bernegara, yaitu Pancasila. Negara-negara Muslim lainnya tidak mempunyai

4
model seperti Indonesia. Potensi dan modal yang dimiliki Indonesia dalam
menciptakan kerukunan hidup antarumat beragama harus dikelola dan dijaga
dengan baik sehingga keragaman agama menjadi nilai yang hidup di tengah
masyarakat. Hasil yang dapat dipetik: umat minoritas dapat menikmati
kenyamanan ekonomi, sosial, intelektual, dan spiritual dari umat mayoritas
(Islam) tanpa lenyap sebagai minoritas.

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab


Wujud Jati Diri dari sila kedua Pancasila bahwa bangsa Indonesia adalah
Bangsa yang menghormati Hak Azasi Manusia. Indonesia adalah negara hukum.
Di dalam negara hukum kekuasaan negara/pemerintah dilaksanakan sesuai
dengan dasar dan prinsip keadilan, sehingga terikat pada undang-undang (rule of
law). Prinsip negara hukum adalah adanya pembagian kekuasaan dan ada
jaminan atas hak asasi manusia untuk rakyatnya. Pancasila adalah ideologi
bangsa dan dasar negara Indonesia, oleh karenanya merupakan landasan idiil
bagi sistem pemerintahan dan landasan etis-moral bagi kehidupan berbangsa,
bernegara serta bermasyarakat. Nilai - nilai yang terkandung secara tersirat
maupun yang tersurat tidak ada yang bertentangan dengan nilai-nilai
penegakkan HAM.

3. Persatuan Indonesia
Sebagai wujud Jati Diri sila ketiga adalah Bangsa yang cinta Tanah Air.
Rasa cinta tanah air atau nasionalisme dalam tulisan ini adalah rasa kebanggaan,
rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki
oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku
membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban
demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada
dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.

5
Individu yang memiliki rasa cinta pada tanah airnya akan berusaha
dengan segala daya upaya yang dimilikinya untuk melindungi, menjaga
kedaulatan, kehormatan dan segala apa yang dimiliki oleh negaranya. Rasa cinta
tanah air inilah yang mendorong perilaku individu untuk membangun negaranya
dengan penuh dedikasi. Oleh karena itu, rasa cinta tanah air perlu
ditumbuhkembangkan dalam jiwa setiap individu yang menjadi warga dari
sebuah negara atau bangsa agar tujuan hidup bersama dapat tercapai.

Salah satu cara untuk menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air adalah
dengan menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah airnya melalui proses
pendidikan. Rasa bangga terhadap tanah air dapat ditumbuhkan dengan
memberikan pengetahuan dan dengan membagi dan berbagi nilai-nilai budaya
yang kita miliki bersama. Oleh karena itu, pendidikan berbasis nilai-nilai budaya
dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif untuk menumbuhkembangkan rasa
bangga yang akan melandasi munculnya rasa cinta tanah air.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan / Perwakilan
Sebagai wujud sila keempat yaitu Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang
Demokratis. Demokrasi, sebuah kata sakti dalam beberapa tahun terakhir.
Sebuah kata yang setiap Negara/ bangsa selalu mengagungkannya. Saking
saktinya kata tersebut sampai memiliki pengaruh yang luar biasa hebatnya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa Demokrasi adalah sistem politik yang
memungkinkan semua warga bangsa mempunyai kesempatan mewujudkan
aspirasinya. Dalam sejarah umat manusia tampak bahwa demokrasi berkembang
sesuai dengan kondisi bangsa yang bersangkutan, termasuk nilai budayanya,
pandangan hidupnya serta adat-istiadatnya. Dengan begitu tiap-tiap bangsa
mempunyai caranya sendiri mewujudkan demokrasi.

Karena Pancasila telah diakui dan terima sebagai Filsafah dan Pandangan
Hidup Bangsa serta Dasar Negara RI, maka Pancasila harus menjadi landasan
pelaksanaan demokrasi Indonesia. Di Indonesia berdasarkan Pancasila

6
demokrasi dilaksanakan melalui Musyawarah untuk Mufakat. Itu berarti bahwa
demokrasi Indonesia pada prinsipnya mengusahakan Win-Win Solution dan
bukan karena faktor manfaat semata-mata. Namun demikian, kalau musyawarah
tidak kunjung mencapai mufakat sedangkan keadaan memerlukan keputusan
saat itu, tidak tertutup kemungkinan penyelesaian didasarkan jumlah suara.
Maka dalam hal ini voting dilakukan karena faktor Manfaat.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Bangsa Indonesia

Sebagai Wujud sila kelima adalah Kebersamaan, atau bangsa yang


menghormati kebersamaan. Menurut Bung Karno Keadilan Sosial adalah
Jembatan emas menuju terwujudnya kesejahteraan rakyat bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sebagai pencetus Pancasila, cita-cita keadilan sosial pada Sukarno
amat eksplisit. Paham keadilan sosial Bung Karno harus dimengerti sebagai
paham seorang nasionalis yang dipengaruhi pemikiran Marxisme. Isi keadilan
sosial yang dicita-citakan, dan cara merealisasikannya sebenarnya tidak bias
dipisah, dan bagi Sukarno hal itu terangkum dalam satu pengertian atau konsep
yaitu Marhaenisme. Dalam Marhaenisme terkandung dua asas: sosio-
nasionalisme dan sosio-demokrasi.

2. 2 Faktor Penyebab Memudarnya Jati Diri Bangsa


Perkembangan zaman dapat merubah segalanya termasuk kepribadian suatu
bangsa yang telah tertanam setelah bertahun tahun bahkan berabad abad lamanya.
Perubahan itu berasal dari berbagai penyebab, salah satunya yaitu dari efek
globalisasi yang telah berkembang pesat di seluruh mancanegara. Globalisasi adalah
lunturnya batas-batas antar negara, batas wilayah bukan lagi sebagai penghalang.
Yang menyebabkan akses masuk atau keluarnya budaya suatu bangsa dapat dengan
mudah diketahui oleh suatu negara. Ditandai dengan perkembangan teknologi yang
sangat pesat. Pengaruh globalisasi yang mendunia memberikan dampak positif
sekaligus dampak negatif bagi bangsa ini. Di suatu sisi dampak globalisasi

7
memberikan keuntungan bagi bangsa ini, yaitu dengan globalisasi bangsa ini dapat
tampil dengan segala keunikan ciri khas dan budaya yang dimilikinya di hadapan
negara negara yang ada di dunia ini dan menjadi dikenal. Di suatu sisi globalisasi
memberikan dampak yang buruk bagi bangsa ini, yaitu negara lain dapat dengan
mudah mengakses mengenai segala sesuatunya mengenai negara ini tanpa adanya
penyaringan dan kebenarannya belum tentu benar. Adanya globalisasi suka atau tidak
suka akan mempengaruhi nilai nilai yang telah ada sebelumnya, nilai itu bisa berubah
menjadi lebih baik atau sebaliknya menjadi lebih buruk. Semua itu tergantung
dengan bagaimana suatu negara menyikapi hal itu. Hal ini merupakan suatu
tantangan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi di dalam
berbagai aspek kehidupan. Pergaulan antar bangsa yang semakin ketat dan kental
akan menghasilkan beberapa proses yaitu akulturasi, saling meniru, saling
mempengaruhi, bahkan dapat menimbulkan primodialisme (beranggapan bahwa
bangsanya yang terbaik diantara bangsa lain). Yang menjadi pertanyaan, apakah
globalisasi dapat menyebabkan jati diri /kepribadian suatu bangsa menjadi luntur?

Tentu saja globalisasi dapat mempengaruhi bahkan dapat merubah


kepribadian suatu bangsa. Bagaimana tidak, globalisasi mempengaruhi segalanya
dengan cakupan yang luas yaitu mendunia yang menyebabkan perubahan-perubahan
di segala aspek kehidupan. Globalisasi juga dapat mempengaruhi jati diri bangsa
indonesia. Tidak dapat dipungkiri masyarakat indonesia telah banyak mengadopsi
budaya barat sebagai gaya kehidupan mereka. Budaya barat sudah menjadi gaya
(trend) bagi kehidupan mereka, karena itu kebudayaan kebudayaan Indonesia mulai
terkikis secara pelahan. Westernisasi merupakan hasil (produk) dari adanya
globaliasi. Westernisasi adalah gaya hidup kebarat baratan. Westernisasi sudah
mewabah khususnya di kalangan remaja Indonesia. Hal ini sangat membahayakan
bagi keutuhan jati diri bangsa ini. Kalangan remaja yang masih rentan dan masih
mencari jati diri mereka, telah terkontaminasi dengan budaya westernisasi.
Contohnya saja dari gaya berpakaian mereka yang terbuka, gaya/ tingkah laku
mereka yang lebih bersifat hendonisme dan sekularisme, dan itu sangat tidak sesuai

8
dengan adat ketimuran kita yang masih menjunjung tinggi nilai dan norma sopan
santun. Sehingga norma norma yang telah dibangun begitu sulit dengan mudah
dipatahkan begitu saja. Akibatnya secara tidak langsung rasa nasionalisme kita
terhadap negara telah memudar.

Kenyataannya kita telah mengalami krisis identitas yang dapat menyebabkan


disintergasi. bagaimanapun juga karakteristik pada suatu bangsa sangat diperlukan
karena jika tidak maka nasib suatu bangsa akan terombang ambing dan tidak
memiliki pendirian yang kuat. Mengetahui budaya dari luar memang tidak dilarang
karena kita mendapatkan manfaat yaitu menambah wawasan dan ilmu yang kita
miliki. Namun kita juga harus memfilter semua budaya yang berasal dari luar karena
belum tentu budaya luar dapat memberikan manfaat bagi kehidupan kita. Karena
telah jelas terlihat bahwa budaya kita tidak sesuai dengan budaya barat. Globalisasi
hanya merupakan salah satu dari sekian banyak yang menyebabkan krisis jati diri
bangsa (identitas nasional). Yang terpenting adalah kita sebagai generasi muda
bagaimana cara memerangi pengikisan krisis identitas nasional? Yaitu dengan cara
memupuk sifat sifat dan menanamkannya ke dalam pribadi manusia itu agar timbul
pemahaman identitas nasional suatu bangsa.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jatidiri bangsa dapat saja luntur oleh guyuran gagasan yang datang dari
luar baik dengan sengaja atau tidak. Oleh karena itu perlu adanya usaha terus
menerus untuk mempertahankan jatidiri bangsa. Tuhan mengaruniai manusia
dengan berbagai potensi untuk dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga
selalu tercipta keseimbangan dalam menghadapi berbagai gejolak Manusia
selalu menghadapi perubahan yang tidak mungkin dihindarinya. Dengan potensi
fisik dan psikisnya yang berupa kemampuan rasional, emosional dan spiritual,
manusia mampu membawa diri sesuai dengan jatidirinya dengan mengadakan
adaptasi terhadap perubahan tersebut.

Untuk merealisasikan pikiran tersebut hanya dengan jalan


mengimplementasikan Pancasila secara nyata dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Hanya dengan cara ini, maka Pancasila sebagai jatidiri bangsa akan
tetap kokoh dan lestari, yang sekaligus berarti tetap tegaknya integritas bangsa
Indonesia yang sejahtera dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3.2 Saran

Pancasila sebagai jatidiri bangsa Indonesia artinya Pancasila tersebut


mrupakan ciri khas bangsa kita , yang membedakan kita dengan negara lain dan
kita tahu bahwa saat ini kita sedang krisis identitas. Sebaiknya kita sebagai
bangsa Indonesia , khususnya generasi muda lebih menjaga jatidiri bangsa
Indonesia. Karna jika kita tidak menjaganya atau memeliharanya mungkin
beberapa tahun kedepan jatidiri bangsa kita akan memudar dan mungkin

10
tergantikan oleh pengaruh dari luar mungkin juga hilang. Mari kita bersama-
sama mencintai dan mengembangkan kakayaan jatidiri bangsa kita dimulai dari
jatidiri kita terlebih dahulu.

11
Daftar Pustaka

Bambang, Purwanto. 2012. Tempatkan Kebudayaan sebagai Panglima. Kompas 13 Desember


2012. Dalam Seminar Budaya UGM. Boediyono. 2009. Kami Tidak Ingin Berjanji Berlebih.
Dalam debat Capres Visi dan Misi untuk Indonesia 2014. http://membangunjatidiribangsa.com
Furqon, Hidayatullah. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Peradaban Bangsa. Yuma
Pustaka : UNS Press. Hermawan, Kertajaya. 2010. Grow With Character : The Model
Marketing. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Hornby,A.S. dan Parnwell,E. 1972.
Learners Dictionary. Kuala Lumpur : Oxford University Press. Ibrahim, Abd. Syukur. 1993.
Kajian Tindak Tutur. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional. Masnur, Muslich. 2010. Sopan
Santun Berbahasa Kiprah dan Idealisme. 06 Maret 2010. Praptomo, Baryadi. 2011. Teori-teori
Sopan Santun dalam Berbahasa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Vol.4.
nomor 1. Hal 1-2. Selo Sumardjan, Soelaiman Soemardi. 2009. Budaya dan Kebudayaan.
Yudilatif. 2012. Benang kusut yang Sulit Terurai. Lokakarya Prahara Tawuran. Probolem dan
Solusi. Kompas 22 Desember 2012.

12

Anda mungkin juga menyukai