Tuberculosis atau TBC adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. TBC bukan penyakit keturunan dan bukan disebabkan oleh
kutukan atau guna-guna. TBC bisa menyerang siapa saja, dari golongan sosial apapun. TB
biasanya menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang bagian tubuh lainnya, seperti
otak, tulang, sendi, selaput otak, kulit, alat kelamin dan lain-lain. TBC dapat disembuhkan
dengan berobat teratur sampai selesai dalam waktu 6-8 bulan.
1. Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas.
2. Tidak ada nafsu makan.
3. Demam lama dan berulang.
4. Muncul benjolan di leher, ketiak, dan lipat paha.
5. Batuk lama lebih dari 30 hari dan nyeri dada.
6. Diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare.
Ingat, TBC mudah menular kepada anak, tetapi TBC pada anak tidak menular karena bagian
tubuh yang terserang bukan paru-paru tapi kelenjar. Bila ada kasus TBC anak maka harus
dicari sumber penular di sekitarnya.
Pada saat berbicara, meludah, batuk, atau bersin, penderita TBC akan mengeluarkan
kuman-kuman TBC yang ada di paru-parunya ke udara dalam bentuk percikan dahak. Kuman
TBC tersebut dapat terhirup orang di sekitarnya dan menular pada orang-orang yang secara
tdak sengaja menghirupnya. Setelah kuman TBC masuk ke dalam tubuh manusia melalui
pernafasan, kuman tersebut dapat menyebar dari paru-paru ke bagian tubuh lain.
TBC dapat dicegah dengan memutuskan rantai penularan yaitu dengan mengobati
penderita TBC sampai benar-benarsembuh serta dengan melaksanakan Pola Hidup Bersih
dan Sehat.
Seseorang yang menderita penyakit TBC bila berobat di unit pelayanan kesehatan
(Puskesmas, Rumah Sakit dan BP4) akan mendapat obat TBC yang disebut Kombipak atau
paket obat FDC yang semuanya diberikan secara gratis. Meskipun gratis, obat tersebut
kualitasnya dijamin oleh pemerintah dan khasiatnya sama dengan obat paten/ bermerek.
Obat TBC harus diminum secara teratur sampai penderita dinyatakan sembuh. Lama
pengobatan berkisar 6 sampai 8 bulan. Jika tidak teratur minum obat:
1. Penyakit akan lebih sukar diobati karena kuman menjadi kebal terhadap obat TBC.
2. Kuman TBC dalam tubuh akan berkembang menjadi lebih banyak dan menyerang
organ tubuh yang lain.
3. Akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat sembuh.
4. Biaya pengobatan akan sangat besar dan tidak ditanggung oleh pemerintah karena
penderita harus membiayai sendiri pengobatannya.
5. Masa produktif yang hilang akan semakin banyak.
Ada kemungkinan obat TBC dapat menimbulkan efek samping ringan misalnya:
Efek samping tersebut adalah hal yang wajar, namun apabila ada keluhan setelah
minum obat, segeralah menghubungi petugas kesehatan terdekat.
1. Bagi penderita TBC diharapkan menutupi mulut bila batuk atau bersin sehingga
keluarga dan orang di sekelilingnya tidak tertular TBC, terutama bila ada anak kecil di
sekitarnya.
2. Jangan meludah di sembarang tempat.
3. Untuk menampung dahak, gunakan tempat tertutup (pot kecil, tempolong atau kaleng)
4. Jangan membuang pot dahak di sembarang tempat.
5. Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti:
a. Jangan merokok
b. Jemurlah kasur dan tikar secara teratur
c. Ventilasi udara yang cukup dengan membuka jendela korden, dll.
d. Usahakan ruangan di dalam rumah cukup mendapatkan sinar matahari
e. Tingkatkan kebersihan lingkungan.
1. Pasien dengan kecurigaan TBC dan penderita TBC merasa malu untuk berobat.
2. Persepsi yang ada di masyarakat bahwa penyakit TBC adalah penyakit memalukan,
tidak bisa sembuh dan tidak bisa diobati
3. Penderita dan tersangka TBC sering dikucilkan dalam masyarakat.
4. Bila telah menjalani pengobatan, penderita sering merasa jenuh karena harus minum
obat yang jumlahnya banyak dan dalam jangka waktu yang lama.
5. Kadang muncul efek samping yang tidak mengenakkan
6. Penderita yang merasa sudah membaik, sering malas melanjutkan pengobatan karena
merasa sudah sembuh.
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. 2013. Buku Saku TBC Bagi Masyarakat