Anda di halaman 1dari 10
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PROPOSAL UNTUK PROVINSI PILOT REDUCING EMISSIONS FROM DEFORESTATION AND FOREST DEGRADATION {REDD +) A. LATAR BELAKANG Sejak diadopsi sebagai salah satu keputusan Conference of Parties (COP) ke-13. UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) di Bali tahun 2007, isu reduksi emisi dari kegiatan deforestasi dan degradasi hutan (REDD) menjadi pusat pethatian dan topik diskusi hangat oleh berbagai pemangku kepentingan dari strata lokal, nasional, regional dan global. Kehadiran konsep REDD+ dipandang sebagai salah satu alternatif untuk memperbaild tata kelola pemerintahan yang baik sekaligus berkontribusi terhadap reduksi emisi karbon, Disadari bahwa skema REDD+ itu sendiri belum terbentuk, oleh karenanya, mandat keputusan COP-13 Bali mengamanatkan perlunya pengembangan dan pembuatan kegiatan demonstrasi (demonstration activities) REDD+ sebagai sarana pembelajaran dan pengalaman guna membentuk skema REDD+ yang kredibel untuk mencapai pengurangan emisi karbon dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, Provinsi Kalimantan Tengah dengan luas 153,564 km? (15,356.700 ha) merupakan Provinsi terbesar ketiga di Indonesia dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 2.212.000 jiwa dan memiliki kepadatan sebanyak 13 jiwa/km?, terdiri dari 13 Kabupaten dan 1 Kota, 129 Kecamatan, 136 Kelurahan dan 1.344 Desa serta 67 Kademangan. Kalimantan Tengah memiliki lahan gambut diwilayah selatan dengan luas mencapai 3.010.640 ha dengan kedalaman 0-2 meter seluas 1.496.875 ha dan kedalaman di atas 2 m seluas 1.513.765 ha Dalam rangka menyongsong rencana implementasi skema REDD+, Provinsi Kalimantan Tengah telah mempersiapkan diri sebagai Provinsi Pilot REDD+ dalam berbagai aspek seperti Tata Kelola Pemerintahan, Biofisik, Sosial dan Ekonomi, serta Data dan MRV. Sejak tahun 2006, program Provinsi Kalimantan Tengah telah sejalan dengan konsep dan isu Reduksi Emisi dari kegiatan Deforestasi dan Degradasi (REDD+). Hal inj ditunjukkan melalui : Propose Reducing Enisions From Defoiaton And Foret Depadaton EDD) Ea 1. Perbaikan Kinerja Lembaga * MoU Gubernur Kalimantan Tengah dengan KPK Republik Indonesia Nomor 002/PemProv Kalteng-KPK/III/2006 dan Nomor 790/447/ORG. 2, Tata Kelola Pemerintahan a. Pemberantasan Korupsi = Peningkatan kapasitas Sumberdaya Manusia Aparatur dalam sistem pengawasan internal. + Penyelenggaraan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) b. Mlegal Logging = Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah nomor 188.44/256/2008 tanggal 8 Agustus Tahun 2008 Tentang Pembentukan Tim Gabungan Penertiban/Pengamanan hutan Provinsi Kalimantan Tengah © Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan * Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan + Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah nomor 77 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Kebakaran Hutan dan atau Lahan Provinsi Kalimantan Tengah. * Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah nomor 78 Tahun 2005 tentang Petunjuk Teknis Pengendalian Kebakaran Hutan dan atau Lahan Provinsi Kalimantan Tengah. * Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah nomor 52 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembukaan Lahan bagi Masyarakat di Kalimantan Tengah * Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009 Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (BPBD). 3. Komitment a. Nota Kesepahaman Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dengan Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintah di Indonesia Nomor 01/MoU-KSD/KTG/2010 dan Nomor 005/MoU/FEB 2010 tentang Dukungan Pengembangan Program Untuk Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan Daerah di Kalimantan Tengah. b. Perjanjian Kerjasama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOSF) Nomor 04/SP- KSD/KTG/2009 dan Nomor 16/SPK/BOS-MAWAS/PM/XII/2009 tentang Program Konservasi Orangutan dan Habitatnya di Provinsi Kalimantan Tengah. ¢. Kemitraan Karbon Hutan Indonesia Australia (‘The Indonesia Australia Forest Carbon Partnership, [AFCP), yang disepakati oleh Presiden Republik Indonsia dan Perdana Menteri Australia tanggal 13 Juli 2008 dalam upaya membangun dan membentuk kerjasama praktis jangka panjang antara Indonesia dan rapa ecng Enso Fem Osoeiton And Fact Deadaton REDD 7) 2] Australia. mengenai REDD. Sebagai demonstration activity nya adalah Kalimantan Forest Carbon Partnership (KFCP) berlokasi di Kalimantan Tengah d. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2007 Tanggal 16 Maret 2007 tentang Rehabilitasi dan Revitalisasi Lahan eks PLG di Kalimantan Tengah B, Skema REDD+ di Provinsi Kalimantan Tengah Sektor primer (pertanian secara umum termasuk sub sektor kehutanan) masih tetap merupakan sektor paling dominan dalam ekonomi Kalimantan Tengah walaupun kontribusinya terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terus menurun dari 34,56% pada tahun 2005 menjadi 28,20% pada tahun 2009. Pergeseran didalam sektor pertanian menunjukkan terjadinya penurunan sangat drastis dari kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB yakni dari 14,25% pada tahun 2000 menjadi hanya 2% pada tahun 2009. Hal ini merupakan suatu hal yang seat ls, konto dan kontraproduktif mengingat luas status kawasan hutan Kalimantan Tengah baik menurut RTRWP maupun TGHK mencapai lebih dari dua pertiga luas wilayah provinsi. Penurunan kontribusi sektor pertanian tertahan oleh adanya peningkatan kontribusi sub sektor perkebunan tetapi secara konkrit hal ini didominasi oleh perkembangan perkebunan kelapa sawit sementara perkebunan rakyat yang umumnya karet dapat dikatakan kontribusinya tidak berubah atau linier. Ditengah adanya berbagai krisis ekonomi dan finansial termasuk adanya masalah mengenai paduserasi antara RTRWP. dengan TGHK, secara agregat kinerja quarter track strategy (pro growth, pro poor, pro job and pro environment ) Kalimantan Tengah selama lima tahun terakhir di atas pencapaian nasional, Kalimantan Tengah akan dapat memberikan sumbangsih yang lebih besar lagi bagi pembangunan NKRI bilamana pengelolaan sumberdaya hutan ini dapat diperbaharui dan direvitalisasi. Hal ini terkait dengan semangat clean and green government dimana perkembangan terakhir proses paduserasi TGHK dan RTRWP akan menghasilkan arahan status kawasan hutan diatas 80% sementara disisi lain fokus pembangunan daerah 2010-2015 adalah pengembangan ekonomi rakyat. Angka BPS per Pebruari 2010 menunjukkan sektor pertanian menyerap 634.174 tenaga kerja dari total 1.058.281 tenaga kerja hal mana menunjukkan pertanian sebagai sektor primer masih memiliki beban yang berat sebagai penyedia lapangan kerja utama sementara dari historis kita menyadari bahwa keberhasilan pembangunan pertanian non kehutanan akan mengurangi tekanan terhadap eksploitasi dan eksporasi sumberdaya hutan secara berlebihan. Karena itu Provinsi Kalimantan Tengah berusaha memacu percepatan pelaksanaan program revitalisasi perkebunan dimana telah masuk aspirasi dari bawah yang mencakup 116.661 Kepala Keluarga untuk mengembangkan 158.176 Ha kebun karet rakyat serta 49.267 Kepala Keluarga untuk mengembangkan 188.783 Ha kebun kelapa sawit rakyat yang bilamana berhasil diwujudkan berarti akan ada investasi melebihi 14 triliun rupiah atau lebih besar dari 1,4 miliar US dollar. Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kelembagaan Adat dimana Peraturan Gubernur Nomor 13 Tahun 2009 tentang Tanah Adat dan Hak-Hak Adat Proposal Reducny Enissons Fem Deforestation And Forest Degradation (REDO) di atas Tanah merupakan upaya untuk melindungi sostal ekonomi dan budaya masyarakat lokal berkenaan dengan sumberdaya hutan dan lahan mrngingat hutan bukan sekedar gerombolahan pohon atau sumberdaya ekonomi tetapi merupakan bagian dari budaya, kearifan lokal (falsafah Batang Garing atau Tree of Life), rumah, tempat usaha atau tempat sakral keagamaan bagi sebagian masyarakat lokal, Secara spasial, lebih dari 97% dari seluruh desa yang ada di Kalimantan Tengah berada didalam atau disekitar kawasan hutan. Selain hal-hal tersebut di atas, perlindungan dan pelibatan masyarakat yang telah diupayakan adalah: 1, Komitmen Provinsi Kalimantan Tengah untuk mewujudkan green and clean province melalui pembangunan yang berlandaskan pada green goverment policy. 2, Surat Keputusan Gubernur Nomor 188.44/335/2010 tanggal 4 Nopember 2010 tentang Pembentukan Tim Pencegahan, Penertiban, Penanganan dan Penyelesaian Gangguan Usaha Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah yang merupakan payung regulasi untuk penyelesaian sengketa lahan lahan antara masyarakat dengan perusahaan perkebunan, 3. Kewajiban pembuatan Surat Pernyataan Kesediaan melaksanakan program Community Development bagi seluruh perusahaan HPH, kelapa sawit dan pertambangan yang dituangkan dalam dokumen AMDAL. 4, Sinergitas dan harmonisasi kegiatan CSR atau PKBL dengan kegiatan pembangunan pemerintah daerah melalu SKPD. 5. Pengembangan rencana dan pemetaan tata guna lahan secara partisipatif (participatory land use planning and mapping) tingkat desa sebagai langkah implementasi regulasi mengenai tanah adat, adanya kepastian hukum dan berusaha, minimalisir konflik atas sumberdaya lahan, percepatan proses revitalisasi perkebunan dan perhutanan rakyat serta akses terhadap insentif finansial (skema kredit). MRV DAN RENCANA AKSI Kalimantan Tengah memandan, EDD+ sebagai suatu peluang yang memberikan semangat untuk te erbaiki Kinerja pembangunan daerah secara bersih (act locally) yang memberikan kontribusi dan mendapatkan apresiasi secara global (think globaily). Contoh-contoh nyata upaya untuk itu sebagian telah diuraikan dibagian depan. Dalam tatanan pembangunan tata pemerintahan yang baik selain berbagai upaya peningkatan manajemen dan kapasitas birokrasi dengan Kemitraan (Partnership), Kalimantan Tengah juga menjalin kerjasama resmi dengan lembaga pengawasan seperti BPKP dan BPK. Untuk pengendalian dan monitoring Kalimantan Tengah telah bekerjasama dengan UKP4 dimana Gubernur telah mengirim surat kepada Kepala UKP4 nomor.050/746/VI/Bapp. Tertanggal 22 Mei 2010 untuk insiasi kerjasama, mengirimkan beberapa orang staf dan Kepala-Kepala SKPD strategis untuk pembelajaran ke Kantor UKP4 i 2010 serta’merintis -upaya yang telah dilakukan dan didukung referensi Studi Low ‘arbon Growth Strategies (bekerjasama dengan DNPI) menunjukkan keyakinan Kalimantan Tengah untuk memenuhi porsi kontribusinya terhadap pembangunan nasional sebagaimana termuat dalam RPJMN 2010-2015 (growth 6,1-6,7, poor 3,61 Proposal Reducing Emissions From Deforestation And Forest Degradation (REDD +) | 4 | ~ 3.57%, jobless 2,9 ~ 3,3%) dengan menggerakkan sektor riil yang community resource based economy (pengembangan ekonomi kerakyatan) sekaligus berkontribusi terhadap komitmen penurunan emisi karbon nasional secara signifikan. Kajian Strategi Nasional REDD+ maupun Studi Low Carbon Growth Strategies sama-sama menyakini bahwa Kalimantan Tengah berpotensi sangat signifikan untuk mendukung penurunan emisi karbon 26% atau bahkan 41% dari BAU pada tahun 2020 sesuai dengan komitmen pemerintah Indonesia (data terlampir). Untuk itu, diperlukan kerjasama membangun skema REDD+ melalui rencana aksi yang sinergi dan harmonis dengan Satgas REDD+ yang meliputi tapi tidak terbatas pada a. Meneruskan rencana kerjasama dengan UKP4 dimana rencana awal adalah pilot project semacam institusi UKP4 tingkat provinsi pada tahun 2011 menjadi kajian bersama dengan UKP4/Satgas REDD+ menyusun kelembagaan yang sinergi dengan rencana pendirian Lembaga REDD+ di tingkat pusat sekaligus mengkaji bagaimana kaitannya dengan Komda REDD Kalimantan Tengah (Desember 2010 ~ Pebruari 2011). b, Menyusun Skema Insentif Finansial Program Mitigasi Sektor Kehutanan (HTR, HTI, Kemitraan) dengan filosofi nilai karbon sebagai insentif kelayakan usaha yang dibayarkan di depan sehingga program mitigasi tersebut merupakan investasi yang dikembangkan dengan skala ekonomi untuk menghasilkan green business and green industry yang lebih menarik atau minimal setara dan dapat disinergikan dengan skema insentif Revitalisasi Perkebunan, KUR (Kredit Usaha Rakyat), KUPS (Kredit Usaha Pembibitan Sap!) menggunakan pendekatan dasar yang sama (penjaminan, subsidi suku bunga dan gearing ratio) tetapi dikembangkan lebih lanjut dengan Kerjasama daerah, Bank Indonesia, Bank Pembangunan Daerah, Kementerian Keuangan, Kementerian Kehutanan, BUMN, Badan Layanan Umum (BLU), HPH/HTI (pendirian lembaga penjaminan kredit, dana wali amanah, sistem bapak angkat sebagai penjamin tambahan/avalis). Diharapkan kerangka dasar (basic framework) dapat tersusun pada tahun 2010 ini sedangkan penyempurnaan diharapkan selesai dalam satu semester (Juli 2011) ¢. Penyusunan MRV System didasarkan pada Enhanced Tier 2 Plus (BTier+). Sebagai suatu sistem secara nasional, MRV provinsi didekati dengan pendekatan nested dimana wall to wall mapping (province wide) dilakukan sesuai dengan IPCC Guideline untuk Tier 2 sedangkan Plus berarti akurasi ditingkatkan dengan pendekatan Tier 3 yang berdasar pada infromasi dan data dari spot-spot tertentu yang memungkinkan misalnya dari lokasi REDD+ project (Restorasi Ekosistem, HTI, HTR, dil), dari lokasi hutan-hutan penelitian atau lainnya dimana dilakukan pengukuran lapang dan kalibarasi menggunakan data dari sample plot permanen. Enhanced merujuk pada penyusunan MRV (termasuk monitoring secara reguler) yang tidak hanya terbatas pada karbon hutan tetapi menyangkut aspek ekonomi dan sosial termasuk mata pencaharian masyarakat (livelihood) yang dapat difasilitast dengan pendekatan participatory land use planning and mapping dimana ‘Proposal Reducing Emissions From Deforestation And Forest Degradation (REDD +) Ea keseluruhan hasilnya dapat disajikan secara spasial, numerik dan visual menggunakan pendekatan GIS, Remote Sensing dan Google Earth. Didalam aspek ini termasuk juga penguatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya (manusia, peralatan, pengaturan) dan aspek sinergitas dan harmonisasi dengan program penataan batas kawasan hutan, ijin pengelolaandan kawasan hutan (HTI, HTR, dll), sertifikasi lahan (Larasita, Layanan Rakyat untuk Sertifikasi Lahan) sebagai tindaklanjut paduserasi RTRWP dan TGHK. Untuk rencana aksi ini diperlukan sehingga diperlukan waktu selama 2 (dua) semester (Januari — Desember 2011) sebagai tahap awal, Struktur Ekonomi dan Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Ea Saleen iaeos zee aoe aoe 200s i a : : amma Oe 1. Pertanian 94,56 -35,03 33,27 29a1—-28,2, 21 Perambangan dan Penggalion 536668697747, TA 3. Industri Pengeiahan 932 850 862 839 82 4. Listrik dan Ar Bersh 066 068 087 070 06 5. Bengunan 499 501 544601 «60 6. Perdagangan, hotel dan Restoran 1987 1810 1860 1983 214 7. Pengangkatan dan Kornunikasi as0 999 957 1023 94 8 Keuangan, Persewaan dan aso Perush, «463 «4,73 «5,20 5627 9, Jos0-ja 1212 143211883354 126 Kontribusi Sub-Sub Sektor Pertanian Terhadap PDRB aS ‘DPerkebunan ‘oPangan ‘aPerkanan ‘BPetermaian Persen 2000 2001 2002 2003 2008 2005 2006 2007 2008 2009 Proposal Reducing Emissions From Defoesiation And Foret Degradation (REDD +) Arahan Kontribust Provinsi Dalam RPJMN 2010-2014 Triple Track Strategy | Provint | Kaba | 47-52 | 48-s¢ | gpa-794 | 46-489 | 57-62 Kaltong | 50-56 | 61-67 |6,94-6,61| 3,61-3,57| 39-43 | 29-39 lkstset | 55-59 | 63-69 | sor-sas | tor-ror | sts | 39-49 Kati] 30-35 | 36-41 | sar—ss2 | 209-201 D, PENUTUP Provinsi Kalimantan Tengah sejak tahun 2006 telah menyadari dan memahami Kondisi geografis dan keadaan alamnya serta melaksanakan banyak program yang sejalan dengan keputusan COP dari UNFCCC tentang isu reduksi emisi dari kegiatan deforestasi dan degradasi hutan (REDD#) serta butir-butir dalam Letter of Intent (Lol) Indonesia Norwegia melalui penerapkan pembangunan berkelanjutan dengan pendekatan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup, disertai sinergitas juga harmonisasi guna mewujudkan rakyat Kalimantan Tengah yang sejahtera dan bermartabat demi kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terima Kasih. GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, A.TERAS NARANG, SH. ‘Proposal Reducing Emissions From Defoastation And Foret Degradation (REDD *) 7 Ea SKENARIO STRANAS REDD+ Kuota REL Kuota emisi.dengan target penurunan 26% Kuota emisi dengan target penurunan 41% ascooscoe |} ~-?-Emisi-(+/-) bila penurunan->-41-%—| 008000 race ance 8686668 SOURCE: De manent oe Casta att Proposal Reducing Emissions From Deforestation And Forel Dagredation (REDD +) Bs] Kondisi Terkini Proses Padu Serasi TGHK-RTRWP Kalimantan Tengah Fungsi | TGHK 1982 Updated | Usul Revisi RTRWP pene oet en ee Terpadu kawasan (Ha % (Ha) % (al % Kawasan Hutan 1) KSA/KPA 1545199] 10,02] 1.459.405] 946] 1601522] 1038 2 [Ae 1300086[ 843] 1sis3ee[ 985[ 1330258] 862 3 |W 3389813 | 2197| 3429551| 2223[ 3324675| 21,55 4 | WPT 4532526 | 29,38 | 2058834| 13,35| 3.855.751| 2499 5 | HPK 3.283.578 | 21,28] 3.607.426 23,38| 2.540.616 | 16,47 6 | Taman taut sa2| 015] 225a2| 015 22582 | 0,15 ‘Sub total 14.073.744| 91,23 | 12.097.144| 78,42] 12,675.68] 82,16 Kawasan Non Hutan 7 ‘[apL 1.218.226] 7,90] 3.194.826] 20,71] 2.616.606] 16,97 8 | TubuhAir 134810 0a7| 134810| 0.87 134.810| 087 Sub total 1.353.036| 377] 3.329.636/ 21,58/ 2.751.416) 17,84 TOTAL 15.426.780 | 100,00| 15.426.780 | 100,00] 5.426.780] 100,00 Proposal Reducing Emissions From Gelorestaon And Forest Dagradation (REDD *) Matriks Hasil Overlay antara Peta Land Cover (KLH, 2009) dengan Status Lahan (Timdu, 2010) a0 oaszsae| 227802} sva.20n¢ 9, 107.0] 570.2020) 2 Basan. 234 50,5) ~a203.3 a 723] 13 fratuhaie 060 om 557 699] 1326.09.29 PESTREED] Proposal Reducing Emissions From Deforestation And Foret Degradation (REDD +)

Anda mungkin juga menyukai