PENDAHULUAN
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B"
(VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati
akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati
atau kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi
pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan
berbagai negara Asia.
Virus hepatitis B juga disebut hepatitis serum. Terdapat berbagai uji serologik
untuk mendiagnosis HBV dan untuk mengetahui daya tular serta prognosis penderita.
Uji-uji yang tersedia secara komersial meliputi pemeriksaan antigen permukaan hepatitis
B (hepatitis B surface antigen, HBsAg), antibodi HBsAg (anti-HBs), antibodi inti hepatitis
B (anti HBc), antibodi IgM spesifik inti hepatitis B (IgM anti HBc), antigen e hepatitis B
(HBeAg), antibodi e hepatitis B (anti-HBe).
PEMBAHASAN
2.2. Etiologi
Dalam masyarakat kita, penyakit hepatitis biasa dikenal sebagai penyakit kuning.
Sebenarnya hepatitis adalah peradangan organ hati (liver) yang disebabkan oleh
berbagai faktor. Faktor penyebab penyakit hepatitis atau sakit kuning ini antara lain
adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol, penyakit autoimun, hasil
komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari konsumsi obat-obatan maupun
kehadiran parasit dalam organ hati (liver). Salah satu gejala penyakit hepatitis (hepatitis
symptoms) adalah timbulnya warna kuning pada kulit, kuku dan bagian putih bola mata.
Peradangan pada sel hati dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan
semua bagian dari organ hati (liver). Jika semua bagian organ hati (liver) telah
mengalami kerusakan maka akan terjadi gagal hati (liver) yang menyebabkan kematian.
2.3. Patofisiologi
Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan terbawa
sampai ke hati. di sini agen infeksi menetap dan mengakibatkan peradangan dan terjadi
kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan SGOT dan SGPT). akibat
kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan dan konjugasii bilirubin sehingga
terjadi disfungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik. peradangan ini akan
mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehinga timbul gejala tidak nafsu makan
(anoreksia). salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika toksin yang
masuk berlebihan atau tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka hal ini merusak
hati sendiri dengan berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral
racun. Aktivitas yang berlebihan yang memerlukan energi secara cepat dapat
menghasilkan H2O2 yang berdampak pada keracunan secara lambat dan juga
merupakan hepatitis non-virus. H2O2 juga dihasilkan melalui pemasukan alkohol yang
banyak dalam waktu yang relatif lama, ini biasanya terjadi pada alkoholik.
Peradangan yang terjadi mengakibatkan hiperpermea-bilitas sehingga terjadi
pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui dengan meraba / palpasi hati. Nyeri tekan
dapat terjadi pada saat gejala ikterik mulai nampak.
Hepatitis viral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kronik dan akut.
Klasifikasi hepatitis viral akut dapat dibagi atas hepatitis akut viral yang khas, hepatitis
yang tak khas (asimtomatik), hepatitis viral akut yang simtomatik, hepatitis viral anikterik
dan hepatitis viral ikterik. Hepatitis virus kronik dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok
yaitu hepatitis kronik persisten, hepatitis kronik lobular, dan hepatitis kronik aktif.
Virus hepatitis A mempunyai masa inkubasi singkat/hepatitis infeksiosa, panas badan
(pireksia) didapatkan paling sering pada hepatitis A. Hepatitis tipe B mempunyai masa
inkubasi lama atau disebut dengan hepatitis serum.
Hepatitis akibat obat dan toksin dapat digolongkan ke dalam empat bagian yaitu:
hepatotoksin-hepatotoksin direk, hepatotoksin-hepatotoksin indirec, reaksi
hipersensitivitas terhadap obat, dan idiosinkrasi metabolik.
Obat anastesi
Obat antibiotik
Obat antiinflamasi
Antituberkulosa
hormon-hormon
obat psikotropik
Hepatitis kronik.
o Secara klinis bervariasi dari keadaan dari keadaan tanpa keluhan sampai perasaan
lelah yang sangat mengganggu. Adanya keluhan dan gejala hipertensi portal (asites,
perdarahan varises esofagus) menunjukkan penyakit pada stadium yang sudah lanjut.
Hepatitis akut.
o Pada umumnya, hepatitis tipe A, B, dan C mempunyai perjalanan klinis yang sama.
Hepatitis tipe b dan c cenderung lebih parah perjalanan penyakitnya dan sering
dihubungkan dengan serum-sickness.
o Serangan yang teringan tidak menunjukkan gejala dan hanya ditandai dengan
naiknya transminase serum.
o Serangan ikterus biasanya pada orang dewasa dimulai dengan suatu masa prodmoral
kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien umumnya merasa tidak
enak badan, menderita gejala digestif, terutama anoreksia dan nausea, dan kemudian
ada panas badan ringan; ada nyeri di abdomen kanan atas, yang bertambah pada tiap
guncangan badan; tak ada nafsu untuk merokok atau minum alkohol; perasaan badan
tak enak bertambah menjelang malam dan pasien merasa sengsara.
o Hati dapat di palpasi dengan pinggiran yang lunak dan nyeri tekan pada 70% pasien.
o Setelah kurang lebih 1-4 minggu masa ikterik, biasanya pasien dewasa akan sembuh.
Manifestasi Klinik
o Stadium Praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan atas, urin
menjadi lebih coklat
o Stadium Ikterik, berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada
sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien
masih lemah anoreksia, dan muntah. Hati membesar dan nyeri tekan. Tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda. Serangan Ikterus biasanya pada orang dewasa
dimulai dengan suatu masa prodromal, kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat
mana pasien umumnya merasa tidak enak makan, menderita gejala digestive terutama
anoreksia dan nausea dan kemudian ada panas badan ringan, ada nyeri di abdomen
kanan atas yang bertambah pada tiap guncangan badan. Masa prodormal diikuti warna
urin bertambah gelap dan warna tinja menjadi gelap, keadaan demikian menandakan
timbulnya ikterus dan berkurangnya gejala : panas badan menghilang, mungkin timbul
bradikardi. Setelah kurang lebih 1-2 minggu masa ikterik, biasanya pasien dewasa akan
sembuh. Tinja menjadi normal kembali dan nafsu makan pulih. Setelah kelihatannya
sembuh rasa lemah badan masih dapat berlangsung selama beberapa minggu.
o Stadium pasca ikterik. Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal
lagi.Penyembuhan pada ank-anak lebih cepat lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada
akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.
Virus hepatitis B (VHB) adalah virus DNA, suatu prototif virus yang termasuk
keluarga Hepadnaviridae. Virus ini memiliki DNA yang sebagian berupa untaian tungaal
(single stranded DNA) dan DNA polymerase endogen yang berfungsi menghasilkan
DNA untaian ganda (double stranded DNA, dsDNA). Virion lengkap VHB terdiri atas
suatu struktur berlapis ganda dengan diameter keseluruhan 42 nm. Bagian inti sebelah
dalam (inner core) yang berdiameter 28 nm dan dilapisis selaput (envelop) yang
tebalnya 7 nm mengandung dsDNA dengan berat molekul 1.6X 106. Bagian envelop
yang mengelilingi core terdiri ataskompleks dengan sifat biokimia heterigen ; bagian ini
mempunyai sifat antigen berbeda dengan antigen core (HBcAg) dan disebut antigen
permukaan hepatitis B surface antigen (HbsAg). HbsAg diproduksi lebih banyak oleh
hepatosit yang terinfeksi dan dilepaskan ke dalam darah sebagai partikel bulat
berukuran 17-25 nm (diametrer rata-rata 20 nm) dan sebagian partikel tubuler
berdiameter sama yang panjangnya berkisraan natara 100-200 nm.
Antibody terhadap HBcAg dan HBsAg masing-masing disebut antyi HBc dan
anti-HBs. Keberadaan anti-HBs dalam sirkulasi melindungi seseorang terhadap infeksi
dengan VHB. Selain kedua jenis antigen di atas antigen lain yang diketahui adalah
HBeAg yang merupakan bagian integral dari kapsid virion VHB. HBeAg dapat beredar
bebas dalam darah atau membentuk kompleks dengan IgG. Karena kaitannya ssangat
erat dengan nukleokapsid VHB, maka HBeAg merupakan petanda yang dapat
dipercaya yang menunjukkan banyaknya virion dalam serum. Sebaliknya ant HBe
digabungkan dengan kadar virion yang lebih rendah.
Hepatitis B adalah salah satu peradangan hati yang disebabkan oleh suatu virus
hepatitis B. Hepatitis B muncul dalam darah dan menyebar melalui kontak dalam darah,
air mani dan cairan vagina yang terinfeksi atau penggunaan bersama jarum obat.
Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat berjalan akut maupun kronik. Sebagian
penderita hepatitis B akan sembuh secara sempurna dan mempunyai kekebalan
seumur hidup, tapi sebagian lagi gagal memperoleh kekebalan. Virus hepatitis B
dengan komponen antigen permukaan (HbsAg). Diameter 42 nm, dengan core 4 nm.
coat virion merupakan surface antigen atau HbsAg . Suface antigen biasanya
diproduksi berlebihan sehingga dijumpai dalam darah penderita. Pada hepatitis agresif,
hati mengalami peradangan kronik, fibrotik dan mengecil dan dapat menjurus.
Gejalanya meliputi penyakit kuning, lemah, rasa sakit pada perut dan muntah.
2) Hemodialisa
3) Alat suntik
Penularan lewat suntikan dengan mempergunakan alat yang
tidak steril, telah lama dikenal. Sering sesudah imunisasi masal
terjadi letupan hepatitis beberapa waktu kemudian.
a. Penyebaran peroral
Cara ini terjadi jika bahan yang infeksius mengenai selaput lendir
mulut. Cara ini tidak sering menimbulkan infeksi. Agaknya penularan melalui
mulut hanya terjadi pada mereka dimana terdapat luka didalam mulutnya.
b. Penyebaran seksual
Cara ini terjadi melalui kontak dengan selaput lendir saluran ginjal,
sebagai akibat kontak seksual dengan individu yang mengandung HBsAg
positip yang bersifat infeksius. Infeksi dapat terjadi melalui hubungan
seksual baik heteroseksual maupun homoseksual. Hal ini dimungkinkan
oleh karena cairan sekret vagina dapat mengandung HBsAg.
Gambaran HbsAg
Pemeriksaan HBsAg berguna untuk diagnosa infeksi virus hepatitis B, baik untuk
keperluan klinis maupun epidemiologik, skrining darah di unit-unit transfusi darah, serta
digunakan pada evaluasi terapi hepatitis B kronis. Pemeriksaan ini juga bermanfaat
untuk menetapkan bahwa hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh virus B atau
superinfeksi dengan virus lain.
HBsAg positif dengan IgM anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi virus
hepatitis B akut. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan
infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi aktif. HBsAg positif dengan IgG anti HBc
dan anti-HBe positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi
rendah.
1. HBsAg (hepatitis B surface antigen): adalah satu dari penanda yang muncul dalam
serum selama infeksi dan dapat dideteksi 2 -8 minggu sebelum munculnya kelainan
kimiawi dalam hati atau terjadinya jaundice (penyakit kuning). Jika HBsAg berada dalam
darah lebih dari 6 bulan berarti terjadi infeksi kronis. Pemeriksaan HBsAg bisa
mendeteksi 90% infeksi akut.
3. Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B surface antigen): jika hasilnya reaktif/positif
menunjukkan adanya kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B yang berasal dari
vaksinasi ataupun proses penyembuhan masa lampau.
4. Anti HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B): terdiri dari 2 tipe yaitu Anti HBc
IgM dan Anti HBc IgG.
Interpretasi hasil positif anti-HBc tergantung hasil pemeriksaan HBsAg dan Anti-
HBs.
b. Prinsip :
c. Cara kerja :
d. Interpretasi hasil :
a. Prinsip :
HbsAg dalam serum akan berekasi dengan antibodi HbsAg yang
reaktif yang dilekatkan pada latex yang ditandai dengan aglutinasi yang
jelas.
Paper slide
Reagen latex HbsAg
Stick
Rotator
c. Cara kerja:
a. Prinsip :
b. Alat :
1. Mikropipet
2. Yellow tape dan blue tape
3. Mini vidas
4. Tabung reaksi
5. Tissue
c. Reagensia :
d. Cara kerja
persiapan reagen
a) semua reagen disimpan pada suhu kamar sebelum
pemeriksaan
b) larutan pencuci konsentrat diencerkan 1 : 10 dengan
aquadesr (50 ml larutan konsentrat dengan 450 ml
aquadest). Larutan pencuci yang telah diencerkan
dapat disimpan sampai 2 minggu pada suhu 2-8 C)
c) perbandingan antara jumlah strip, pelarut konjugat dan
konjugasi konsentrat :
Jumlah strip 1 2 3 4
Pelarut konjugat (ml) 1,0 2, 4,0 6,0
0
Konjugat konsentrat (l) 20 40 80 12
0
prosedur pemeriksaan :
a) Dipipet masing-masing 100 l serum control (+),
serum control (-), dan sample yang akan dianalisa,
kemudian dimasukkan ke dalam tiap sumur yang telah
ditandai, kecuali blanko
b) Plate ditutup dengan kertas pelekatdan diinkubasi
pada suhu 37 40 C selama 1 jam
c) Plate diangkat lalu kertas perekat dibuang. Kemudian
diisap dengan aspirator lalu diisi dengan larutan
pencuci. Teknik penghisapan dan pencucian diulangi
sebanyak 4 kali. Setelah pencucian terakhir, larutan
yang teersisa dalam sumur tersebut diserap dengan
tisu (tahap 3)
d) Ditambahkan 100 l larutan konjugat kedalam masing-
masing sumur kecuali sumur untuk blanko
e) Palate ditutup dengan kertas perekat dan diinkubasi
pada suhu 37-40 C selama 30 menit.
f) Menjelang 5-10 menit inkubasi kedua berkhir,
encerkan larutan kromogen dengan buffer substrat,
larutan ini dibuang jika memberikan warna biru
g) Plate tersebut diangkat dan kertas perekatnya
dibuang. Lakuakan teknik pencucian plate seperti
tahap III
h) Ditambahkan 100 l substart-TMB kedala masing-
masing sumur
i) Diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit
j) Reaksi dihentikan dengan menambahkan 100 l
H2SO4 dalam masing-masing sumur
k) Pembacaan sumur blano dilakukan pada panjang
gelombang 450 nm, dilanjutkan dengan pembacaan
masing-masing absorban sumur yang tidak lebih dari
30 menit
e. Pembacaan Hasil :
f. Interpretasi Hasil :
Langkah Kerja :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan