Anda di halaman 1dari 10

POLISITEMIA VERA

Pengertian Penyakit

Polisitemia vera (penyakit kelebihan darah) adalah jenis kanker langka darah yang terjadi
ketika sumsum tulang menghasilkan sel darah merah dengan jumlah yang berlebihan, dan
terkadang begitu pula dengan trombosit dan sel darah putih. Penyakit ini adalah jenis neoplasma
myeloproliferative, yang menunjukkan kelainan di sumsum tulang.

Symptom dan Gejala Penyakit

Kesulitan bernapas terutama ketika Trombosis termasuk deep vein


beristirahat atau berbaring thrombosis

Sel darah dengan tingkat tinggi yang Penyakit kuning (setelah penyakit
konsisten mempengaruhi hati)

Merasa kenyang Demam

Ketidakmampuan untuk Sering mengalami infeksi


menghabiskan makanan
Wajah memerah
Berat badan
Rasa gatal
Kelelahan
Bintik-bintik merah pada kulit
Pandangan kabur
Keringat malam
Pusing
bengkak kaki atau kaki (gejala gout)
Sakit kepala
Rasa terbakar yang ekstrim
Anemia (erythromelalgia - ini adalah gejala
langka)
Pembekuan darah

Seorang pasien juga dapat merasa tidak nyaman pada perut bagian atas. Kemungkinan
besar hal ini disebabkan oleh pembesaran limpa atau splenomegali. Sebuah limpa sering tidak
segera dirasakan oleh sentuhan. Cara terbaik untuk melihatnya adalah melalui tes pencitraan atau
USG. Dalam ukuran yang ideal, limpa harus berukuran sebesar kepalan pasien. Limpa itu seperti
sumsum tulang, memproduksi sel-sel darah merah dan putih. Jika limpa yang membesar tidak
segera diobati, limpa tersebut akan pecah dan menyebabkan perdarahan pada perut. Setidaknya
65% dari pasien polisitemia vera memiliki pembesaran limpa.

Diagnose penyakit

Polisitemia vera umumnya berkembang secara perlahan-lahan


dan jarang menyebabkan indikasi yang signifikan. Karena itu, penyakit ini
cenderung terdeteksi pada saat pasien menjalani proses diagnosis untuk
penyakit lain.

Penyakit ini biasanya terdeteksi melalui tes darah, khususnya pada


pengecekan jumlah sel darah merah dalam tubuh. Sebagian besar hasil
pemeriksaan darah para pengidap polisitemia vera akan mengalami:

Peningkatan jumlah sel darah merah yang terkadang disertai kenaikan


jumlah platelet dan sel darah putih. Presentase sel darah merah dalam
darah (hematokrit) yang meningkat.

Peningkatan kadar hemoglobin.

Rendahnya kadar hormon eritropoietin yang merangsang sel sumsum


tulang untuk memroduksi sel darah merah.

Untuk memastikan diagnosis, dokter juga mungkin menganjurkan


beberapa pemeriksaan lebih lanjut, misalnya pengecekan genetika pada gen
JAK2 yang juga dilakukan melalui tes darah dan pengambilan sampel
sumsum tulang melalui biopsi. USG perut juga mungkin dilakukan guna
mendeteksi apakah Anda mengalami gangguan limpa atau tidak.

Patologi penyakit

Polisitemia vera (PCV), merupakan polisitemia utama (primer), disebabkan oleh


proliferasi neoplastik dan pematangan erythroid , megakaryocytic dan granulocytic elemen untuk
menghasilkan apa yang disebut sebagai panmyelosis . In contrast to secondary polycythemias,
PCV is associated with a low serum level of the hormone (EPO). Berbeda dengan
polycythemias sekunder, PCV dikaitkan dengan tingkat serum rendah hormon erythropoietin
(EPO). Instead, PCV cells often carry activating mutation in the ( JAK2 ) gene, which acts in
signaling pathways of the EPO-receptor, making those cells proliferate independent from EPO.
Sebaliknya, sel-sel PCV sering membawa pengaktifan mutasi pada gen tyrosine kinase ( JAK2 ),
yang bekerja dengan memberikan sinyal di jalur EPO-reseptor, membuat sel-sel berkembang
biak independen dari EPO. [12]

Pengobatan
Polisitemia vera termasuk penyakit kronis yang tidak bisa
disembuhkan. Pengobatan yang dijalani oleh pasien bertujuan mengurangi
jumlah sel darah, mencegah komplikasi, serta menurunkan keparahan
gejala.

Ada beberapa metode pengobatan yang umumnya akan dianjurkan


oleh dokter. Langkah-langkah pengobatan tersebut meliputi:

Mengeluarkan darah. Cara Ini dilakukan dengan prosedur yang sama


seperti saat mendonor darah dan merupakan langkah penanganan
pertama yang umumnya dianjurkan oleh dokter.

Menurunkan produksi sel darah merah dengan obat-obatan.


Contoh obat yang diberikan adalah interferon dan hydroxycarbamide.

Mencegah penggumpalan darah melalui pemberian obat,


seperti aspirin berdosis rendah.

Di samping mengendalikan produksi sel-sel darah, ada beberapa


langkah lain yang mungkin dianjurkan guna mengurangi gejala-gejala yang
dialami oleh pasien. Misalnya, obat-obatan untuk meredakan gatal-gatal
serta penyakit gout.

Seiring dengan pengobatan dari dokter, Anda juga bisa melakukan


beberapa langkah sederhana di rumah yang meliputi:

Menerapkan gaya hidup yang sehat dan seimbang, seperti menjaga


pola makan, memiliki berat badan yang sehat, rajin berolahraga, serta
berhenti merokok.

Mengurangi gatal-gatal dengan mandi air dingin.

Menghindari luka dan infeksi dengan tidak menggaruk kulit yang gatal
secara berlebihan.

Daftar pustaka

Kremyanskaya M, Najfeld V, Mascarenhas J et al. The polycythemias. In: Hoffman R,


Benz EJ Jr, Silberstein LE, Heslop HE, Weitz JI, eds. Hematology: Basic Principles and
Practice. 6th ed. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2012:chap 67.

Tefferi A. Polycythemias. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldmans Cecil Medicine.
24th ed. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2011:chap 169
MIOKARDITIS

Pengertian Penyakit

Miokarditis adalah kondisi di mana lapisan dinding jantung


bagian tengah (miokardium) mengalami peradangan atau inflamasi.
Miokarditis bisa memengaruhi sel otot jantung dan sistem kelistrikan
jantung. Akhirnya akan mengganggu kinerja jantung dalam memompa
darah, serta detak jantung menjadi tidak beraturan.

Jika dibiarkan semakin parah, miokarditis bisa menimbulkan beberapa


komplikasi seperti:

Gagal jantung. Miokarditis dapat merusak otot jantung sehingga


tidak bisa lagi memompa darah secara efektif dan menyebabkan
kegagalan fungsi jantung.

Aritmia dan kematian mendadak. Rusaknya otot jantung juga


menyebabkan detak jantung yang tidak beraturan (aritmia). Jika
aritmia semakin parah, penderita juga terancam mengalami kematian
mendadak.

Serangan jantung dan/atau stroke. Darah yang tidak bisa dipompa


keluar akan bergumpal dan menyumbat salah satu arteri jantung
sehingga menyebabkan serangan jantung. Gumpalan darah tersebut
juga bisa menyebabkan stroke.

Symptom Dan Gejala Penyakit

Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh


penderita. Jika seseorang mengidap miokarditis ringan, biasanya ia tidak
merasakan gejala apa pun.

Gejala yang dirasakan penderita miokarditis parah bermacam-macam,


tergantung dari penyebabnya. Beberapa gejala yang umumnya muncul
adalah:

Sakit pada dada.

Kelelahan.

Aritmia (detak jantung tidak normal).

Napas pendek saat beristirahat ataupun beraktivitas.


Tungkai kaki, pergelangan kaki, dan telapak kaki membengkak akibat
penumpukan cairan.

Miokarditis juga bisa diidap oleh anak-anak, dengan beberapa gejala


umum seperti:

Napas cepat.

Mudah pingsan.

Kesulitan bernapas.

Demam.

Detak jantung cepat atau tidak beraturan

Diagnose Penyakit

Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit


atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh
pasien. Selain pemeriksaan fisik, beberapa langkah yang akan dilakukan
dokter untuk mendiagnosis miokarditis adalah:

Elektrokardiogram (ECG). Prosedur ini akan menunjukkan pola


kelistrikan jantung, mendeteksi detak jantung tidak normal, dan juga
otot jantung yang lemah atau rusak.

Sinar-X bagian dada. Prosedur ini akan menunjukkan ukuran dan


bentuk jantung, cairan di dalam dan di seputar jantung yang bisa
mengindikasikan gagal jantung.

MRI. Selain menunjukkan ukuran dan bentuk jantung, pemeriksaan ini


juga memberikan gambaran struktur jantung.

Ekokardiogram. Jenis pemeriksaan ini bisa mendeteksi pembesaran


jantung, fungsi pemompaan jantung yang tidak normal, gangguan
katup jantung, atau adanya cairan di sekitar jantung.

Tes darah. Tes ini untuk mendeteksi antibodi tubuh yang


berhubungan dengan infeksi penyebab miokarditis.
Biopsi endomiokard. Dokter akan mengambil sampel jaringan otot
jantung untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.

Kateterisasi jantung. Pada pemeriksaan ini, selang kecil dimasukkan


ke pembuluh darah pada kaki atau leher, kemudian diarahkan ke
jantung.

Pencegahan Penyakit

Miokarditis bisa dihindari dengan mencegah serangan infeksi.


Beberapa langkah pencegahan infeksi yang bisa dilakukan adalah:

Hindari orang yang sedang mengidap infeksi virus hingga


mereka benar-benar sembuh.

Menjaga kebersihan. mencuci tangan secara rutin akan menurunkan


risiko menyebarkan dan terkena infeksi.

Hindari kebiasaan berbahaya, untuk mengurangi risiko serangan


virus HIV penyebab miokarditis, disarankan tidak melakukan seks
bebas tanpa pengaman atau pemakaian obat-obatan terlarang.

Hindari serangan kutu.

Vaksinasi. Ikuti program vaksinasi secara rutin dan terkini untuk


melindungi tubuh dari serangan beberapa virus yang bisa
menyebabkan miokarditis.

Pengobatan

Baik melalui pengobatan maupun tidak, banyak kasus


miokarditis yang bisa sembuh sepenuhnya. Pengobatan yang dilakukan
bertujuan untuk menangani penyebab awal munculnya miokarditis.

Untuk miokarditis ringan, dokter akan menyarankan penderita


untuk beristirahat dan mengonsumsi obat-obatan yang membantu tubuh
melawan infeksi penyebab miokarditis seperti antibiotik jika infeksi
disebabkan oleh bakteri.

Pasien akan dianjurkan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit jika
miokarditis sampai menimbulkan gejala gagal jantung atau detak jantung
tidak beraturan. Apabila jantung pasien lemah, dokter akan meresepkan
beberapa obat untuk mengurangi beban kerja jantung atau untuk
menghilangkan cairan seperti:
ACE inhibitor atau Angiotensin II receptor blockers. Obat ini
akan melemaskan pembuluh darah jantung dan membantu darah
mengalir lebih mudah.

Beta blockers. Obat ini bekerja dalam beberapa cara untuk


mengobati gagal jantung dan membantu mengontrol detak jantung
tidak normal.

Diuretik. Obat ini berfungsi menurunkan kadar sodium dan


penumpukan cairan di dalam tubuh.

Untuk menangani miokarditis yang sudah parah, dokter biasanya


meresepkan pengobatan yang lebih agresif seperti:

Obat-obatan intravena, untuk mengembalikan fungsi memompa


jantung lebih cepat.

Alat bantu ventrikel, berfungsi membantu pemompaan darah dari


dalam jantung ke seluruh tubuh.

Pompa balon intraaorta, prosedur ini berfungsi membantu darah


mengalir lebih lancar serta mengurangi beban kerja jantung.

Mesin extracorporeal membrane oxygenation (ECMO), jika


penderita miokarditis sampai mengalami gagal jantung parah, alat ini
akan membantu menyuplai oksigen ke tubuh pasien.

Transplantasi jantung. Dokter akan mempertimbangkan tindakan ini


jika miokarditis yang dialami sudah sangat parah.

Daftar Pustaka

Cooper LT, Jr (9 April 2009). "Myocarditis.". The New England Journal of


Medicine. 360 (15): 152638.

Aziz, KU; Patel, N; Sadullah, T; Tasneem, H; Thawerani, H; Talpur, S (October 2010).
"Acute viral myocarditis: role of immunosuppression: a prospective randomised
study". Cardiology in the young. 20 (5): 50915..
KANKER LIDAH

Pengertian Penyakit

Kanker lidah adalah jenis kanker yang tumbuh pada sel-sel lidah.
Kanker lidah paling sering tumbuh dan berkembang pada sel-sel skuamosa
yang ada di permukaan lidah. Jenis kanker lidah ini dikenal dengan istilah
karsinoma sel skuamosa.

Lidah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan yang terletak
dalam mulut dan bagian pangkal yang terletak di dekat tenggorokan. Kanker
lidah dapat berkembang pada kedua bagian tersebut.

Kanker yang tumbuh pada lidah bagian depan termasuk di dalam


kategori kanker mulut. Sementara kanker yang tumbuh pada pangkal lidah
termasuk di dalam kanker orofaring

Symptom dan gejala penyakit

Gejala-gejala yang mengindikasikan kanker lidah meliputi:

Sakit tenggorokan yang berlangsung terus-menerus.

Bercak berwarna merah atau putih, benjolan, atau sariawan yang tidak
kunjung sembuh.

Sakit saat menelan.

Rasa kebas dalam mulut yang tidak kunjung hilang.

Pendarahan tanpa sebab yang jelas pada lidah.

Rasa sakit pada telinga.

Sejumlah indikasi di atas mungkin saja disebabkan oleh penyakit atau


infeksi selain kanker lidah. Tetapi Anda sebaiknya tetap waspada dan
memeriksakan diri ke dokter jika gejala-gejala tersebut berlangsung lebih
dari tiga minggu, terutama jika Anda adalah perokok berat dan sering
mengonsumsi minuman keras.

Diagnose penyakit

Sama seperti semua kanker, pendeteksian kanker lidah yang


dilakukan sedini mungkin akan meningkatkan kesempatan Anda untuk pulih.
Proses diagnosis umumnya meliputi pemeriksaan fisik, gejala-gejala yang
Anda rasakan, serta biopsi jaringan yang dicurigai adalah kanker.
Kanker pada lidah bagian depan lebih mudah terdeteksi
dibandingkan kanker pada pangkal lidah. Kanker di lidah bagian depan
biasanya akan terdiagnosis saat kanker masih berukuran kecil sehingga lebih
mudah ditangani. Sedangkan kanker pada pangkal lidah cenderung baru
terdeteksi pada stadium lanjut, yaitu saat kanker sudah membesar dan
bahkan sudah menyebar ke kelenjar getah bening pada leher.

Patologi penyakit

Kanker lidah berkembang dari sel-sel skuamosa. Sel-sel lidah normal yang
tadinya tumbuh dan membelah secara teratur dan terkontrol menjadi tidak terkendali sehingga
akan terus tumbuh dan membelah, maka terbentuklah massa jaringan yang abnormal, disebut
tumor lidah. Tumor lidah ini bersifat lokal dan tidak menyebar. Sedangkan istilah Kanker
Lidah berarti tumor lidah yang menjadi ganas, yang dapat menyerang jaringan sekitar dan dapat
menyebar ke bagian tubuh lainnya meskipun jauh yang dikenal dengan istilah metastase.Kanker
lidah merupakah salah satu tipe kanker mulut (oral cancer) seperti kanker pada bibir, langit-langit
keras, lapisan pipi bagian dalam, mulut bawah depan lidah, dan gusi. Oral cancer merupakan
subkelompok dari kanker kepala dan leher.

Pencegahan penyakit

Menghindari cahaya matahari mengurangi resiko terjadinya kanker bibir.


Menghindari alkohol dan tembakau yang berlebihan, dapat mencegah hampir seluruh
kanker mulut.
Pencegahan lainnya adalah memperhalus tepian gigi yang patah atau menambalnya.
Vitamin anti-oksidan (vitamin C dan E, beta-karoten) memberikan perlindungan
tambahan

Pengobatan

Metode penanganan kanker lidah umumnya meliputi operasi,


radioterapi, dan/atau kemoterapi. Langkah yang dipilih tergantung kepada
jenis, letak, dan tingkat keparahan kanker lidah yang Anda idap.

Jika kanker belum menyebar luas di luar mulut dan orofaring,


Anda memiliki kemungkinan lebih besar untuk sembuh total. Prosedur
operasi adalah langkah pengobatan terbaik untuk menangani kanker lidah
yang berukuran kecil. Langkah ini bisa dikombinasikan dengan radioterapi
dan/atau kemoterapi.
Sedangkan jika kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain,
misalnya kelenjar getah bening pada leher, maka kemungkinan sangat kecil
untuk bisa sembuh sepenuhnya. Tujuan utama pengobatan pada kondisi ini
adalah untuk menghambat perkembangan kanker dan mengurangi gejala.

Jika ukuran kanker di lidah Anda termasuk besar, Anda


kemungkinan akan menjalani operasi pengangkatan sebagian atau seluruh
lidah. Operasi besar ini disebut glosektomi.

Setelah menjalani glosektomi, lidah akan direkonstruksi untuk


menggantikan lidah yang diangkat. Tetapi prosedur glosektomi akan
memengaruhi kemampuan bicara serta menelan Anda secara permanen.

Selain pengangkatan sel-sel kanker melalui glosektomi, kelenjar


getah bening pada leher Anda mungkin akan diangkat. Proses ini bertujuan
untuk mencegah kembalinya sel-sel kanker.

Radioterapi dan kemoterapi juga akan diterapkan untuk


membantu proses pencegahan tersebut. Kedua langkah ini memiliki efek
samping seperti kelelahan, mulut kering, nyeri pada mulut, sariawan, serta
mual. Contoh obat kemoterapi yang umumnya digunakan adalah cisplatin,
carbloplatin, dan fluorouracil.

Daftar Pustaka

Rodriguez, Teresa; Altieri, Andrea; Chatenoud, Liliane; Gallus, Silvano; Bosetti, Cristina;
Negri, Eva; Franceschi, Silvia; Levi, Fabio; Talamini, Renato; La Vecchia, Carlo (2004).
"Risk factors for oral and pharyngeal cancer in young adults". Oral Oncology. 40 (2):
20713.

Elad, Sharon; Zadik, Yehuda; Zeevi, Itai; Miyazaki, Akihiro; De Figueiredo, Maria A. Z.;
Or, Reuven (2010). "Oral Cancer in Patients After Hematopoietic Stem-Cell
Transplantation: Long-Term Follow-Up Suggests an Increased Risk for
Recurrence". Transplantation. 90 (11): 12434.

Anda mungkin juga menyukai