Anda di halaman 1dari 4

Tugas

Kelompok C1 FK UWKS : Elvira Chandra (15710099)

Andani Putri budiarti (15710096)

Abdul Azis (15710074)

Gati Setiadianti (15710087)

Agmi Eka Yanuarita (15710089)

1. Psikoterapi suportif?
Tujuan : - Menguatkan daya mental yang ada
- Mengembangkan mekanisme yang baru dan yang lebih
baik untuk mempertahankan control diri
- Mengembalikan keseimbangan adaptif (dapat
menyesuaikan diri

Jenis dari psikoterapi suportif

a. Ventilasi
Membiarkan pasien mengeluarkan isi hati sesukanya.
b. Persuasi atau bujukan
Penerangan yang masuk akal tentang timbulnya gejala gejala
serta baik buruknya atau fungsi gejala itu
c. Sugesti
Secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien
atau membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala gejala
akan hilang.
d. Penjaminan kembali (reassurance)
Dilakukan melalui komentar yang halus atau sambal lalu dan
pertanyaan yang hati hati, bahwa pasien mampu berfungsi secara
adekuat
e. Bimbingan dan penyuluhan
Memberi nasehat nasehat yang prktis dan khusus yang
berhubungan dengan masalah kesehatan jiwa pasien agar ia lebih
sanggup mengatasinya.
f. Terapi kerja
Dapat berupa sekedar memberi kesibukan kepada pasien, ataupun
berupa latihan kerja tertentu agar ia terampil dalam hal itu dan
berguna baginya untuk mencari nafkah kelak
g. Hipnoterapi dan narkoterapi
Hipnosis hanya dapat mempercept pengaruh psikoterapi. Secara
intravena dimasukkan suatu hipnotikum dengan efek yang pendek,
dalam keadaan setengah ertidur pasien diwawancarai, konflik
dianalisis lalu disintesis.
h. Psikoterapi kelompok
Membebaskan individu dari stress, membantu para anggota
kelompok agar dapt mengerti lebih jelas sebab musabab kesukaran
mereka, membantu terbntuknya mekanisme pembelaan yang lebih
baik, ang dapat diterima dan yang lebih memuaskan
i. Terapi perilaku
Berusaha menghilangkan masalah perilaku khusus secepat
cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar si pasien
1. Psikoterapi spiritual?
Psikoterapi spiritual adalah bentuk pengobatan kejiwaan yang
memberikan ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan jiwa
Menurut Sims (1994) ada lima aspek spiritual yang harus dipertimbangkan
oleh psikiater yaitu :
Mencari makna hidup
Solidaritas manusia, rasa persaudaraan dan kebersamaan
Keutuhan manusia menjadi pikiran, tubuh dan jiwa
Aspek moral, membedakan antara yang baik dengan yang buruk

Menurt Wayne W. Dyer ada tiga langkah untuk mengakses pengarahan


spiritual, yaitu :

Pengenalan : mengenali keberadaan kekuatan kasat mata yang bisa


digunakan dalam memecahkan masalah (Penyembuhan)
Penyadaran : menyadari kehadiran kekuatan spiritual dengan
memvisualisasikan kehadirannya

Penghormatan : menghormati jati diri kita secara keseluruhan sebagai


bagian dari Tuhan melalui hening kita berinteraksi dengan spirit kita
sendiri - Tuhan

2. Dosis obat untuk GMO dan anak anak!


Untuk GMO
Golongan Cholinesterase inhibitor untuk memperbaiki fungsi kognitif
dan goal directed thoughts :
a. Donepezil 5 10 m p.o/hari dosis tunggal
b. Rivastigmine 2 x 1,5 mg p.o/hari selama 2 minggu, kemudian dosis
sesuai dengan kebutuhan, maksimal 2 x 6 mg p.o/hari. Dosis
pemeliharaan 2 x 1,5 -6 mg p.o/hari
c. Memantine 10 mg p.o/hari, dosis tunggal
d. Citicholin : 500 mg 1000 mg per day, digunakan selama 12
minggu

Memperlambat progresivitas penyakit : Vitamin E 400 600 mg


p.o/hari

Mengatasi masalah mood dan perilaku :

a. Anti psikosis
Haloperidol 0,5 4 mg p.o/hari dalam dosis terbagi
Risperidon 0,5 4 mg p.o/hari dalam dosis terbagi
Olanzapine 5 mg p.o/hari dosis tunggal
Quetiapine 50 -450 mg p.o/hari dalam dosis terbagi, dengan
titrasi
b. Anti cemas
Lorazepam 0,5 2 mg p.o/hari dalam dosis terbagi
Alprazolam 0,25 2 mg p.o/hari dalam dosis terbagi
Clobazam 10 -15 mg p.o/hari dalam dosis terbagi
Hindari pemakaian long acting benzodiazepine pada pasien
usia lanjut
c. Anti konvulsan
Karbamazepin 200 600 mg p.o/hari dalam dosis terbagi
Valproic acid 125 1800 mg p.o/hari dalam dosis terbagi
d. Anti depresan
Fluoxetine 5 80 mg p.o/hari dosis tunggal
Sertraline 25 50 mg p.o/hari dosis tunggal
Escitalopram 20 60 mg p.o/hari dosis tunggal
Fluvoxamine 50 100 mg p.o/hari dosis tunggal
Untuk anak anak
Autisme : Risperidon 0,02 0,05 mg/ kg BB/ hari
Haloperidol 0,02 0,05 mg/ Kg BB/ hari
Retardasi Mental : Methylphenidate: diberi pada pagi hari dengan dosis
tergantung pada berat badannya dan dimulai dengan
dosis yang rendah sampai mencapai dosis maksimum
20 mg/hari (1x per hari)
3. Cognitive Behaviour Therapy!

Cognitive-Behavior Therapy (CBT) merupakan pendekatan


konseling yang didasarkan atas konseptualisasi atau pemahaman
pada setiap konseli, yaitu pada keyakinan khusus konseli dan pola
perilaku konseli. Proses konseling dengan cara memahami konseli
didasarkan pada restrukturisasi kognitif yang menyimpang,
keyakinan konseli untuk membawa perubahan emosi dan strategi
perilaku ke arah yang lebih baik. Oleh sebab itu CBT merupakan
salah satu pendekatan yang lebih integratif dalam konseling. (Alford
& Beck, 1997)
CBT merupakan sebuah pendekatan yang memiliki pengaruh
dari pendekatan cognitive therapy dan behavior therapy. Oleh
sebab itu, Matson & Ollendick (1988: 44) mengungkapkan
bahwasanya CBT merupakan perpaduan pendekatan dalam
psikoterapi yaitu cognitive therapy dan behavior therapy. Sehingga
langkah-langkah yang dilakukan oleh cognitive therapy dan
behavior therapy ada dalam konseling yang dilakukan oleh CBT.
Karakteristik CBT yang tidak hanya menekankan pada perubahan
pemahaman konseli dari sisi kognitif namun memberikan konseling
pada perilaku ke arah yang lebih baik dianggap sebagai pendekatan
konseling yang tepat untuk diterapkan di Indonesia.
Tujuan dari konseling Cognitive-Behavior (Oemarjoedi, 2003:
9) yaitu mengajak konseli untuk menentang pikiran dan emosi yang
salah dengan menampilkan bukti-bukti yang bertentangan dengan
keyakinan mereka tentang masalah yang dihadapi. Konselor
diharapkan mampu menolong konseli untuk mencari keyakinan
yang sifatnya dogmatis dalam diri konseli dan secara kuat
mencoba menguranginya.
CBT merupakan konseling yang menitik beratkan pada
restrukturisasi atau pembenahan kognitif yang menyimpang akibat
kejadian yang merugikan dirinya baik
secara fisik maupun psikis dan lebih melihat ke masa depan
dibanding masa lalu.
Konselor atau terapis cognitive-behavior biasanya
menggunakan berbagai teknik intervensi untuk mendapatkan
kesepakatan perilaku sasaran dengan konseli. Teknik yang biasa
dipergunakan oleh para ahli dalam CBT (McLeod, 2006: 157-158)
yaitu:
a. Manata keyakinan irasional.
b. Bibliotherapy, menerima kondisi emosional internal sebagai
sesuatu yang menarik ketimbang sesuatu yang menakutkan.
c. Mengulang kembali penggunaan beragam pernyataan diri dalam
role play dengan konselor.
d. Mencoba penggunaan berbagai pernyataan diri yang berbeda
dalam situasi ril.
e. Mengukur perasaan, misalnya dengan mengukur perasaan
cemas yang dialami pada saat ini dengan skala 0-100.
f. Menghentikan pikiran. Konseli belajar untuk menghentikan
pikiran negatif dan mengubahnya menjadi pikiran positif.
g. Desensitization systematic. Digantinya respons takut dan cemas
dengan respon relaksasi dengan cara mengemukakan
permasalahan secara berulang-ulang dan berurutan dari respon
takut terberat sampai yang teringan untuk mengurangi intensitas
emosional konseli.
h. Pelatihan keterampilan sosial. Melatih konseli untuk dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosialnya.
i. Assertiveness skill training atau pelatihan keterampilan supaya
bisa bertindak tegas.
j. Penugasan rumah. Memperaktikan perilaku baru dan strategi
kognitif antara sesi konseling.
k. In vivo exposure. Mengatasi situasi yang menyebabkan masalah
dengan memasuki situasi tersebut.
l. Covert conditioning, upaya pengkondisian tersembunyi dengan
menekankan kepada proses psikologis yang terjadi di dalam diri
individu. Peranannya di dalam mengontrol perilaku berdasarkan
kepada imajinasi, perasaan dan persepsi.

Anda mungkin juga menyukai