Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Masalah gizi merupakan salah satu masalah kesehatan dunia dimana terdapat
795 juta orang yang kelaparan dan 98 persen di antaranya berada di negara miskin dan
berkembang.1,2 Global Health Observatory menyatakan bahwa terdapat 103 juta anak
di bawah usia 5 tahun terutama di negara berkembang yang memiliki status gizi
kurang dimana 17% termasuk Asia Tenggara, salah satunya Indonesia, kemudian
tahun 2011 dinyatakan bahwa 1 dari 6 anak di negara negara berkembang, berstatus
gizi berat badan kurang (underweight).3

Berbagai masalah gizi yang sering ditemukan di Indonesia yaitu masalah


kurang energi protein (KEP), masalah kurang vitamin A (KVA), masalah gangguan
akibat kurang yodium (GAKY),masalah anemia defisiensi besi, serta masalah
obesitas.4
Secara nasional menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi gizi buruk
dan gizi kurang pada tahun 2013 adalah 19,6%. Jika dibandingkan dengan angka
prevalensi nasional tahun 2007 yaitu sebesar 8,4% dan pada tahun 2010 sebesar
17,9%, tahun 2013 terlihat terjadi pengingkatan prevalensi gizi buruk dan gizi
kurang.5
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2010-2014 disebutkan bahwa usaha pembinaan gizi masyarakat menjadi salah satu
prioritas pembangunan nasional. Sasaran pembinaan gizi yang telah ditetapkan adalah
menurunnya prevalensi gizi kurang dan buruk tahun 2014 menjadi 15%. Upaya
perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan
masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku
sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai
dengan kemajuan ilmu dan teknologi.6
Salah satu kegiatan utama puskesmas adalah usaha perbaikan gizi yang
mengupayakan perbaikan keadaan gizi masyarakat terkhususnya balita, melalui
perbaikan pola konsumsi secara seimbang dan bermutu gizi. Kegiatan upaya
perbaikan gizi tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 128 tahun 2004
yang meliputi, pemantauan pertubuhan balita dengan melakukan penimbangan berat

1
badan, pemberian suplemen gizi yaitu kapsul vitamin A, pelayanan gizi yaitu
pemberian MP-ASI atau PMT pada balita yang BGM atau KEP dan perawatan pada
balita gizi buruk, penyuluhan gizi seimbang termasuk penyuluhan ASI eksklusif dan
konsumsi garam yodium, serta penyelenggaraan kewaspadaan gizi yaitu penanganan
desa dengan KLB gizi < 24jam dan desa bebas rawan gizi.6,7
Masalah gizi pada anak dibawah usia lima tahun dapat mengganggu proses
tumbuh kembang baik secara fisik maupun mental sehingga masih menjadi fokus
utama saait ini karena terkait dengan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga dapat memberikan masukan pada
pihak yang terlibat dalam menangani masalah kekurangan gizi pada anak, agar dapat
dilakukan penanganan yang sesuai dan tepat

2 Tujuan Program Usaha Perbaikan Gizi

1.2.1. Tujuan Umum


Mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan dan pencapaian program gizi
bayi dan balita di Puskesmas Kelurahan Tugu Utara pada periode Januari 2015
Januari 2016.

1.2.2. Tujuan Khusus


1 Mengetahui gambaran pelaksanaan dan pencapaian program gizi bayi dan
balita pada Puskesmas Kelurahan Tugu Utaraselama bulan Januari 2015
Januari 2016.
2 Menilai masukan, proses, keluaran dan dampak, umpan balik dan
lingkungan dari program gizi bayi dan balita pada Puskesmas Kelurahan
TuguUtaraselama bulan Januari 2015 Januari 2016.
3 Mengetahui kendala dalam pelaksanaan program gizi bayi dan balita pada
Puskesmas Puskesmas Kelurahan Tugu Utaraselama bulan Januari 2015
Januari 2016.
4 Mencari dan mengusulkan alternatif solusi untuk masalah yang dihadapi
dalam pelaksanaan program gizi bayi dan balita pada Puskesmas
Puskesmas Kelurahan Tugu Utaraselama bulan Januari 2015 Januari
2016.

2
3 Tujuan Evaluasi Kinerja Puskesmas dalam Perbaikan Gizi Balita
1 Menilai keluaran, proses dan masukan dari program usaha perbaikan gizi pada bayi
dan balita.
2 Menemukan adanya hambatan atau masalah yang terjadi dari program usaha
perbaikan gizi pada bayi dan balita.
3 Menentukan prioritas masalah yang lebih diutamakan sehingga dapat mengetahui
masalah yang dapat ditangani dengan segera.
4 Menemukan akar dari masalah tersebut sehingga dapat diketahui penyelesaian
masalah tersebut.
5 Menemukan solusi bagi penyelesaian masalah dari program usaha perbaikan gizi
pada bayi dan balita.
6 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam melaksanakan program usaha
perbaikan gizi pada balita di masa mendatang.

3
1.4 Alur Program Gizi Bayi dan Balita

Pendaftaran

BPU Poli KIA

Penimbangan berat badan Penimbangan berat badan


Menanyakan keluhan Pengukuran panjang badan

Apabila dibawah garis merah


maka akan dikonsulkan ke Pengisian Form KIA dan KMS
bagian gizi

Bagian Gizi
Penimbangan BB dan pengukuran panjang atau tinggi badan untuk
menentukan status gizi berdasarkan z-score (BB/TB)
Pemeriksaan tanda-tanda komplikasi gizi buruk

Gizi Buruk Gizi kurang


(<-3 SD) (BB/TB -3SD s/d <-2SD)

Dengan Komplikasi Tanpa komplikasi


Pemberian PMT ASI
Pemulihan

Rujuk ke RS (rawat Rawat Jalan


inap)

Gambar 1.1 Alur Program Perbaikan Gizi Bayi dan Balita di Puskesmas

4
Pendaftaran balita yang datang

Penimbangan berat badan dan


pengukuran tinggi badan atau panjang
badan

Pengisian KMS

Konseling, penyuluhan atau rujukan balita


BGM, sakit atau tidak naik dua kali berturut-
turut ke puskesmas

Pelayanan kesehatan termasuk pemberian


vitamin A

Gambar 1.2. Alur Program Perbaikan Gizi Bayi dan Balita di Posyandu

5
Penentuan sasaran
proyeksi kapsul vitamin
A biru dan merah

Menghitung kebutuhan
kapsul vitamin A biru
dan merah

Perencanaan jadwal kegiatan


dan input yang diperlukan
serta sosialisasi kegiatan

Pemberian kapsul vitamin A


di bulan Februari dan
Agustus di posyandu

Pelaporan hasil kegiatan

Sweeping di bulan
Maret dan September
oleh kader dan petugas
puskesmas

Bayi atau balita yang belum


mendapat vit.A di luar ke-4
bulan itu maka dapat diberikan
melalui puskesmas kelurahan

Gambar 1.3 Alur Pemberian Vitamin A

BGM

6
Cek tanda-tanda klinis marasmus &
kwashiorkor

YA
ADA GIBUR

TIDAK

Ukur TP/PB balita

Cek status gizi

BUKAN GIBUR <-3SD


TIDAK YA

Gambar 1.4 Alur Penentuan Bayi atau Balita Bawah Garis Merah

7
Semua balita yang
memiliki KMS

POSYANDU
Penimbangan balita
Konseling
Suplementasi gizi
Pelayanan kesehatan
dasar

Anak sehat, BB naik (N) BGM, gizi buruk, gizi


kurang, sakit, BB tidak naik
2x timbangan
Penyuluhan/konseling
gizi;
o ASI Eksklusif/MP Puskesmas
ASI
o Gizi seimbang Pusat pemulihan gizi (TFC)
o Pola asuh ibu dan anak
Pemantauan pertumbuhan Rumah sakit
anak
Sembuh, dengan PMT

Gambar 1.5 Alur Pelayanan Program Penyuluhan Tentang Gizi

8
BAB II
KERANGKA EVALUASI

2.1 Kerangka Evaluasi


4)LINGKUNGAN

MASUKAN 2) PROSES 3) KELUARAN 6) DAMPAK

5) UMPAN BALIK

Keterangan:
1 Masukan, meliputi:
Tenaga / Sumber Daya Manusia:
o Satu orang Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai Kepala Puskesmas
o Satu orang dokter umum.
o Satu orang dokter gigi
o Dua orang bidan.
o Satu orang petugas gizi puskesmas sekaligus penanggung jawab program
gizi.
o Tiga orang perawat.
o Satu orang petugas pendaftaran.
o Dua orang petugas keamanan
o Dua orang petugas kebersihan
o 207 orang kader aktif posyandu

9
Dana:
o Dana swadana yang berasal dari retribusi dan dikelola oleh Puskesmas
Kecamatan Koja.
o Dana subsidi APBD.
o Bantuan Operasional Kesehatan.
Sarana:
o Medis
Kapsul vitamin A (kapsul merah dan kapsul biru)
o Non Medis
Di Posyandu
Timbangan bayi, 1 buah
Timbangan dewasa (injak manual), 1 buah
Alat pengukur tinggi badan (posisi berdiri), 1 buah.
Meteran untuk mengukur panjang badan, 1 buah.
Buku register penimbangan
Kartu Menuju Sehat (KMS)
Di Puskesmas:
- Timbangan bayi, 2 buah
- Timbangan dewasa (injak manual), 2 buah
- Alat pengukur tinggi badan (posisi berdiri), 1 buah.
- Meteran untuk mengukur panjang badan, 1 buah.
- Tabel baku berat badan menurut PB/TB WHO
- Stetoskop
- Kartu status pasien
- Formulir pencatatan dan pelaporan
- Buku register bayi dan balita
- Kohort bayi dan balita
- Status pasien BPU

Metode
o Medis, terdiri dari buku pedoman yang berisi tentang:
- metode penimbangan berat badan

10
- metode penilaian status gizi
- metode pemberian vitamin A (2x dalam setahun, yaitu Februari dan
Agustus)
- metode pemberian MP-ASI dan PMT
- metode penyuluhan ASI eksklusif

o Non medis, terdiri dari buku pedoman mengenai:


- metode pencatatan dan pelaporan
- metode pembinaan posyandu dan kader

2 Proses, meliputi:
Perencanaan
o Puskesmas kelurahan melakukan perencanaan untuk kegiatan seperti
penyuluhan, posyandu, kunjungan rumah warga, dan perencaaan untuk
melaksanakan program yang disusun oleh Puskesmas Kecamatan dan telah
disosialisasikan dalam rapat koordinasi program gizi tingkat Kecamatan
Koja seperti pembagian biskuit dan susu untuk MP-ASI dan PMT
o Rencana kerja yang tertulis, diketahui, dan dipahami oleh petugas
Pengorganisasian
o Terdapat struktur organisasi jelas dan tertulis
o Pembagian tugas jelas dan merangkap
Pelaksanaan
o Pelayanan Gizi berupa penimbangan berat badan dan penilaian status gizi
bayi dan balita menggunakan kurva WHOBB/TB saat datang ke KIA, BPU
dan posyandu. Melakukan pemantauan pemberian ASI eksklusif pada bayi
berusia 0- 6 bulan yang datang ke puskesmas ataupun posyandu.
o Pemberian kapsul vitamin A dilakukan pada bulan Februari dan Agustus.
o Kegiatan sweeping, pada pemberian vitamin A yang dilakukan pada bulan
Maret dan bulan September untuk memenuhi target pemberian vitamin A.
o PMT Pemulihan Balita Gizi Kurang diberikan pada balita dengan status gizi
buruk atau kurang. Bagi pasien yang dilakukan pengukuran di Posyandu
dan memiliki gangguan gizi seperti BB tidak naik dalam dua kali
penimbangan, digolongkan gizi kurang ataupun gizi buruk, pasien di

11
periksa kembali oleh dokter atau petugas gizi di puskesmas. Apabila pasien
gizi buruk disertai dengan komplikasi, maka akan dilaporkan ke puskesmas
Kecamatan dan segera dirujuk ke RS. Apabila tidak ditemukan komplikasi,
akan dilakukan penatalaksanaan gizi buruk secara rawat jalan.
o Edukasi mengenai gizi berupa, konseling ASI, penyuluhan gizi &
penyuluhan MP-ASI dan PMT. Konseling ASI dilakukan secara pribadi
pada setiap ibu yang datang memeriksakan bayinya dan secara
berkelompok.
o Melakukan kunjungan rumah untuk balita gizi kurang/buruk yang
mendapatkan rawat jalan atau yang tidak rutin mengambil MP-ASI atau
PMT.

Pencatatan dan pelaporan


Dilakukan pencatatan dan pelaporan harian, bulanan dan tahunan Posyandu
- Pemantauan balita :
- Buku registrasi bayi dan balita
- LB1/F1 posyandu
- Pengumpulan data dasar gizi
- Formulir laporan gizi buruk
- Rekapitulasi data gizi
- Data balita BGM
- Konfirmasi status gizi
- Program ASI Eksklusif :
- Kohort bayi yang menerima ASI eksklusif
- Program MP-ASI :
- Data perkembangan status gizi bayi dan balita yang mendapat MP-
ASI,
- Formulir tanda terima,
- Register pendistribusian MP-ASI.
- Program PMT:
- Tanda terima PMT dari Puskesmas Kelurahan ke sasaran, data
perkembangan status gizi balita yang mendapat PMT
- Pemberian vitamin A :
- Daftar nama balita yang mendapat vitamin A,

12
- Register balita yang mendapat vitamin A dalam setahun.
Pengawasan
Adanya monitoring dan supervisi dari kepala puskesmas secara berkala

3 Keluaran, meliputi :
cakupan bayi dan balita yang dilakukan pengukuran status gizi menggunakan Z-
Score BB/TBsebesar 85%
rumus :
Jumlah balita yang diukur status gizinya di Puskesmas x 100%
Jumlah balita yang datang ke Puskesmas

Cakupan perawatan balita gizi buruk sebesar 100%


rumus :
Jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan X 100%
Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan

Cakupan pemberian vitamin A pada balita usia 6 59 bulan sebesar 85%


rumus :
Jumlah balita yang mendapat kapsul vitamin A X 100%
Jumlah balita usia 6 59 bulan

Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0 6 bulan sebesar 80%
Rumus :
Jumlah balita usia0 - 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif X 100%
Jumlah balita usia0 6 bulan yang datang dan ditimbang

Cakupan pemberian PMT pada BGM sebesar 100%


rumus :
Jumlah balita BGM yang mendapat PMT X 100%
Jumlah balita BGM
4 Lingkungan:
Fisik:

13
Lokasi puskesmas mudah dijangkau dengan motor atau berjalan kaki oleh
penduduk setempatdan akses terhadapa transportasi umum mudah didapat.
Non Fisik:
Agama dan adat istiadat di wilayah tersebut tidak menghambat jalannya program.

5 Umpan Balik:
Rapat pembahasan hasil laporan program, masalah yang ada serta cara mengatasinya.

6 Dampak:
Penurunan angka Balita Bawah Garis Merah (BGM).

2 Kerangka Pikir
Alur pemikiran dalam evaluasi sebagai berikut:
1 Evaluasi program gizi dilakukan dengan mencari data - data dari pedoman
mengenai indikator kegiatan program gizi yang dilaksanakan di Puskesmas
Kelurahan Tugu Utara, sebagai standar target untuk mendapatkan masalah.
2 Mencari data-data primer mengenai indikator kegiatan upaya perbaikan gizi
(keluaran) yang ditemukan di Puskesmas Kelurahan Tugu Utarakemudian
membandingkan dengan standar target yang digunakan untuk mendapatkan
masalah.
3 Mencari data primer dan sekunder mengenai masukan, proses, umpan balik, dan
lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Kelurahan Tugu Utaraserta
membandingkan dengan standar target yang digunakan untuk mendapatkan
penyebab masalah.
4 Membandingkan data masukan, proses, dan keluaran di Puskesmas Kelurahan Tugu
Utaramengenai upaya perbaikan gizi balita dengan standar pelayanan kesehatan di
Jakarta untuk mendapatkan penyebab masalah.
5 Membuat dan mengurutkan prioritas masalah dengan sistem skoring.
6 Menyimpulkan penyebab masalah utama sehingga tidak terpenuhinya target
keluaran/dampak dari segi kinerja puskesmas.
7 Memberikan saran yang mampu dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah yang
ada di puskesmas Kelurahan Tugu Utara.

14
BAB III
ANALISIS SITUASI

3.1 DATA UMUM


A. DATA GEOGRAFIS
Kelurahan Tugu Utara termasuk dalam wilayah kerja Kecamatan Koja,
Jakarta Utara. Kelurahan Tugu Utara terdiri dari 19 Rukun Warga (RW) dan 214
Rukun Tangga (RT) dengan luas wilayah 237,65 Ha.

B. DATA DEMOGRAFIS
a Data Penduduk
Kelurahan Tugu Utara memiliki penduduk sejumlah 81.573 jiwa
dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 69.001. Jumlah penduduk laki-laki
yakni 41.593 jiwa dan perempuan yakni 39.980 jiwa Tingkat pendidikan
tertinggi penduduk Kelurahan Tugu Utara didominasi oleh masyarakat yang
tamat SLTA yaitu sebanyak 12.826 jiwa (38%).

b Penduduk Usia Balita


Berdasarkan Laporan Gizi Bulanan Januari2016, Kelurahan Tugu Utara
memiliki jumlah penduduk balita (0-59 bulan 29 hari) sebanyak 4.138 jiwa.

Tabel 3.1. Jumlah Bayi dan Balita Di Wilayah Kerja


Puskesmas Kelurahan Tugu Utara hingga Januari 2016
Usia Jumlah (jiwa) Persentase
0-5 bulan 29 hari 385 9
6 bulan 11 bulan 29 hari 529 13
12 bulan 23 bulan 29 hari 1021 25
24 bulan 59 bulan 29 hari 2203 53
Jumlah 4.138 100
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kelurahan Tugu Utarasampai dengan bulan Januari 2016

C. Data Lingkungan
Pada periode Januari 2015 Januari 2016 tidak ditemukan bayi dan balita
yang menderita penyakit TB paru, xeroftalmia, marasmus, kwashiorkor, maupun
bencana kelaparan di wilayah kerja puskesmasKelurahan Tugu Utara.

15
3. 2 DATA KHUSUS
Berikut ini merupakan data-data yang berkaitan dengan program Gizi diwilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Tugu Utara pada periode Januari 2015 Januari 2016.
3.2.1. Data Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Tugu Utara
Wilayah Kelurahan Tugu Utara memiliki 33 fasilitas kelurahan berupa
satu rumah sakit, satu puskesmas, sembilan belas posyandu, satu balai
pengobatan, delapan praktek dokter swasta, dua praktek dokter gigi, dan satu
praktek dokter spesialis.

Tabel 3.2. Sarana Kesehatan di wilayah Kelurahan Tugu Utara


No. Jenis Sarana Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit 1
2 Puskesmas 1
3 Posyandu 19
4 Balai Pengobatan/poliklinik 1
5 Dokter Praktek 8
6 Praktek dokter gigi 2
7 Praktek dokter spesialis 1
TOTAL 33
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kelurahan Tugu Utara Tahun 2015

3.2.2.Jumlah Tenaga Kerja, Posyandu dan Kader


Puskesmas Kelurahan Tugu Utaraterdapat Posyandu sebanyak 19 unit,210 kader
posyandu yang terdiri dari 210 (100%) kader aktif.

3.2.4 Xeroftalmia, Marasmus, Kwashiorkor, Serta Bencana Kelaparan pada Bayi


dan Balita
Tidak terdapat balita yang menderita penyakit xeroftalmia, Kejadian Luar Biasa
berupa kelaparan, marasmus, dan kwashiorkor tidak ditemukan dalam periode yang
telah ditentukan.

3.2.5. Program Gizi di Puskesmas Kelurahan Tugu Utara

Pada Puskesmas Kelurahan Tugu Utaradilakukan empat program gizi yang


terintegrasi dengan program KIA. Program yang dijalankan ialah :

Program perbaikan gizi buruk


o Penimbangan dan pemantauan status gizi bayi dan balita setiap bulan

16
o Pemberian MP-ASI dan PMT bagi balita dengan status gizi miskin dan di
bawah garis merah (BGM).
o Rujuk ke Puskesmas dengan fasilitas rawat inap / Rumah Sakit bagi balita
dengan gizi buruk yang butuh perawatan
Pemberian vitamin A pada balita dan ibu hamil
Pemberian tablet besi pada ibu hamil
Konseling ASI Eksklusif
Pada laporan ini akan dibahas mengai program gizi yang dikhususkan bagi bayi dan
balita yaitu perbaikan gizi buruk dan gizi kurang, pemberian vitamin A dan ASI
eksklusif. Hal ini dikarenakan bayi dan balita berada dalam masa emas
pertumbuhan dan perkembangan sehingga membutuhkan gizi yang tepat serta
intervensi yang cepat jika terjadi gangguan gizi.

3.3 Data Primer

Dari pencatatan laporan bulanan di Puskesmas Kelurahan Tugu Utaradiambil data


pasien bayi dan balita usia 0-59 bulan yang datang ke Puskesmas pada periode bulan
Januari 2015 Januari 2016. Kemudian dilihat jumlah balita, BB dan TB untuk
mendapat data status gizi, pemberian vitamin A, dan ASI eksklusif dari catatan tersebut.

Tabel 3.3 Data Status Gizi, Perawatan Gizi Buruk, Pemberian MP-ASI dan
PMTpada bayi dan balita yang datang ke Puskesmas Kelurahan Tugu Utara
selama periode Januari 2015 - Januari 2016.
Bayi 0 59 bulan 29 hari
Jumlah Persentase (%)
Semua bayi dan balita di posyandu (S) 20.669 100
Jumlah bayi dan balita yang terdaftar 16.535 80
dan punya KMS (K)

17
Jumlah bayi dan balita yang ditimbang 14.627 71
(D)
Jumlah bayi dan balita yang naik berat 10.912 75
badannya menurut pita KMS (N)
Status Gizi Lebih 750 5
Baik 12.340 84
Kurang 1.521 10
Buruk 16 1
Gizi buruk mendapat Perawatan 16 100
BGM yang mendapatPMT 200 100
Sumber: - Status Pasien yang datang ke Puskesmas Kelurahan Tugu Utaraperiode Januari 2015 -
Januari 2016
- Buku register bagian KIA dan KB
- Register Bayi dan Balita BGM dan konfirmasi status gizi

Pemberian vitamin A pada bayi dan balita

Tabel 3.4 Cakupan Pemberian Vitamin A tahun 2015 Puskesmas Kelurahan


Tugu Utara
Target Februari 2015 Agustus 2015 2 kali/ 1 tahun
Umur
(orang Pencapaia Pencapaia Pencapaia
(bulan) % % %
) n n n
86, 88, 8
6-11 190 164 168 163
3 4 6
92, 92, 8
12-59 1151 1065 1070 981
5 9 5
91, 92, 8
Total 1341 1229 1238 1.144
6 3 5
Sumber: Laporan Cakupan Pemberian Vitamin A Puskesmas Kelurahan Tugu Utara

Pemberian ASI Eksklusif


Tabel 3.5Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu dan Puskesmas Kelurahan
Tugu Utara Periode Januari 2015 - Januari 2016
Januari 2015 - Persentase
Periode
Januari 2016 (%)
Bayi usia < 6 bulan yang
908 100
datang dan ditimbang
Bayi< 6 bulan yang
229 25%
mendapat ASI eksklusif
Bayi< 6 bulan yang tidak 679 75%

18
mendapat ASI eksklusif
Sumber data: Laporan Bulanan Kohort ASI Posyandu Kelurahan Tugu Utara dan Kohort ASI
Puskesmas Kelurahan Tugu Utara periode Januari 2015 Januari 2016.

Pada periode Januari 2015 - Januari 2016dilakukan pencatatan untuk setiap


bayi yang datang untuk melakukan penimbangan atau imunisasi pada buku register bayi
setiap bulannya. Pencatatan mengenai ASI eksklusif yang diberikanjuga diisi di buku
Kartu Menuju Sehat (KMS) yang dipegang oleh ibu.

4 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data berupa data program gizi dilakukan pada tanggal8-11Maret 2016
di Puskesmas Kelurahan Tugu Utara dan Kantor Kelurahan Tugu Utara dengan sumber
data sebagai berikut:

Pengambilan Data Khusus untuk Digunakan dalam Evaluasi Kinerja


Puskesmas Kelurahan Tugu Utara dalam Program Gizi Bayi dan Balita periode
Januari 2015 Januari 2016
Sumber Data Cara Pengambilan Variabel
Data Primer
Buku register Pencatatan Jumlah kunjungan bayi dan
kunjungan harian balita di BPU
puskesmas
Buku register Pencatatan Jumlah kunjungan bayi dan
imunisasi bayi balita di bagian KIA
Jumlah pemberian vitamin A di
bagian KIA
Jumlah bayi yang menerima
ASI eksklusif
Data mengenai balita BGM
(Berat badan di Bawah Garis
Merah) dan status gizi menurut
BB/U dan BB/TB
Register balita Observasi dan Jumlah target pemberian
yang mendapat pencatatan vitamin A kapsul biru dan
Vitamin A merah di Kelurahan Tugu
Utara

19
Jumlah bayi dan balita
penerima kapsul biru atau
kapsul merah vitamin A di
bulan Februari dan Agustus
Jumlah bayi dan balita
penerima kapsul biru dan
merah Vitamin A di bulan
Sweeping vitamin A (Maret
dan September)
Penanggung Wawancara Program gizi untuk bayi dan
jawab program balita yang ada di Puskesmas
Gizi Puskesmas Kelurahan Tugu Utara
Kelurahan Tugu Penjelasan teknis pelaksanaan
Utara (Bd. Eka) program gizi di Puskesmas
Prosedur pelaksanaan jika
ditemukan anak yang berada di
bawah garis merah (BGM)
Pelaksanaan kegiatan
Posyandu

Gambaran peran serta dan


keaktifan kader terhadap
program gizi
Pelaksanaan kegiatan Vitamin
A
Kesulitan yang dihadapi dalam
pelaksanaan program tersebut
Kepala Puskesmas Wawancara Standar program gizi di
Kelurahan Tugu Puskesmas Kelurahan Tugu
Utara Utara yang diminta oleh
(drg. Netty Puskesmas Kecamatan dan
Siagian) Suku Dinas
Target program gizi

20
Kesulitan yang dihadapi dalam
pelaksanaan program gizi
Beberapa ibu yang Wawancara Seputar ASI eksklusif
memiliki anak Seputar penimbangan berkala
bayi atau balita tiap bulan
dan berkunjung di Seputar kapsul vitamin A
Puskesmas
Data Sekunder
Data Statistik Pencatatan Data demografis dan kependudukan
Kelurahan Tugu wilayah Kelurahan Tugu Utara
Utara
Laporan Tahunan Pencatatan Perincian luas wilayah, jumlah RT
Puskesmas RW di Kelurahan Tugu Utara tahun
Kelurahan Tugu 2015 dan Januari 2016
Utara tahun 2015 Jumlah bayi dan balita di wilayah
dan Januari 2016 kerja Puskesmas Kelurahan Tugu
Utara pada tahun 2015 dan Januari
2016
Sarana kesehatan yang terdapat di
wilayah Kelurahan Tugu Utara
Jumlah tenaga kesehatan yang ada
di Puskesmas Kelurahan Tugu
Utara
Laporan Bulanan Pencatatan Jumlah semua bayi dan balita yang
Posyandu ada di wilayah setiap posyandu (S)
Kelurahan Tugu Jumlah bayi dan balita yang
Utara terdaftar dan memiliki kartu KMS
(K)
Jumlah balita yang ditimbang (D)
Jumlah bayi dan balita yang
mengalami kenaikan berat badan
(N)
Konfirmasi jumlah bayi yang
mendapat ASI eksklusif
Jumlah Posyandu dan kader yang

21
aktif
Jumlah balita dengan BGM dan
gizi buruk
Formulir Pencatatan Konfirmasi hasil temuan gizi buruk
Penyelidikan
Kasus Gizi Buruk
dan Formulir
Pemantauan Gizi
Buruk
Laporan Penerima Pencatatan Konfirmasi penerimaan MP-ASI dan
MP-ASI dan PMT PMT
Rekap Balita Observasi Konfirmasi hasil perhitungan dari
Mendapat Vitamin dan Pencatatan Register Balita yang mendapat
A vitamin A di laporan bulanan
Posyandu
Kohort Observasi dan Konfirmasi jumlah bayi yang
pemantauan ASI pencatatan menerima ASI eksklusif
Eksklusif
BAB IV
PERUMUSAN MASALAH

4.1 Perhitungan Indikator


Indikator didapatkan dari Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Pembinaan
Gizi tahun 2010 2014 oleh Kemkes tahun 2010 dalam Rencana Aksi Pembinaan
Gizi Masyarakat 2010 2014.

Tabel 4.1 Tabel Perbandingan Keluaran dan Target


KELUARAN
Indikator Data Pendukung Hasil Target Masalah
Penimbangan Balita
Persentase balita yang ditimbang Jumlah balita 0-59 bulan
berat badannya (%D/S) Januari 29 hari di bulan Januari 71% 85% +
2015- Januari 2016 2015- Januari 2016 yang
diukur status gizinya
(D): 14.627

22
Jumlah balita 0-59 bulan
29 hari bulan Januari
2015- Januari 2016 yang
berada di wilayah kerja
Puskesmas (S): 20.456

Gizi Buruk
Cakupan balita gizi buruk Jumlah kasus gizi buruk 100% 100% -
mendapat perawatan yang mendapat
perawatan periode
Januari 2015- Januari
2016:16

Jumlah kasus gizi buruk


yang ditemukan di
Kelurahan Tugu Utara
periode Januari 2015-
Januari 2016:16

Vitamin A

23
Persentase balita usia 6 - 59 bulan Cakupan vitamin A bayi 86% 85% -
yang mendapat kapsul vitamin A 6-11 bulan di Kelurahan
Tugu Utara periode
Januari 2015- Januari
2016: 163

Cakupan vitamin A bayi 85%


12-59 bulan di Kelurahan
Tugu Utara periode
Januari 2015- Januari
2016: 981

Jumlah balita usia 6-59 85%


bulan yang mendapatkan
vitamin A periode
Januari 2015- Januari
2016:1341

ASI Eksklusif

24
Persentase bayi usia 0 - 6 bulan Jumlah bayi 0-6 bulan 25% 80% +
yang mendapat Air Susu Ibu yang menerima ASI
(ASI) Eksklusif eksklusif periode
Januari 2015- Januari
2016:229

Jumlah bayi dan balita


usia 6-11 bulan yang
datang dan tercatat dalam
KMS bulan Januari
2015- Januari 2016: 908

MP-ASI atau PMT


Cakupan pemberian MP-ASI balita BGM dari 100% 100% -
atau PMT pada balita BGM Januari 2015- Januari
2016: 200
balita BGM dari
Januari 2015- Januari
2016 yang mendapat
MP-ASI atau PMT
: 200

DAMPAK
Balita Bawah Garis Merah
Jumlah balita bawah garis balita BGM bulan 1% < 5% -
merah pada periode Januari Januari 2015- Januari
2015- Januari 2016 2016: 200

balita 0 - 59 bulan,
bulan Januari 2015-
Januari 2016yang datang
dan ditimbang
: 14.627

25
26
BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Perumusan Masalah


Berdasarkan hasil penyajian data, pada variabel keluaran dijumpai beberapa masalah yaitu :
1 Bayi dan balita yang mendapat ASI eksklusif sebesar 25% dengan target sesuai
pedoman adalah 80 %
2 Persentase balita ditimbang berat badannya (%D/S) sebesar 71% target sesuai
pedoman adalah 85%

5.2. Prioritas Masalah


Kriteria parameter :
1. Besarnya masalah dihitung dari kesenjangan antara pencapaian dan target.
Skor : 5 = 80-100 3 = 40-59,9 1 = 0-19,9
4 = 60-79,9 2 = 20-39,9
2. Berat ringannya masalah dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
Skor: 5 = Berat sekali
3 = Kurang berat
1 = Tidak berat
3. Apakah dapat ditanggulangi dengan sumber daya yang ada.
Skor: 5 = Dapat ditanggulangi
3 = Kurang dapat ditanggulangi
1 = Tidak dapat ditanggulangi.
4. Keuntungan sosial yang diperoleh, apakah menarik masyarakat.
Skor: 5 = Banyak menarik masyarakat
3 = Kurang menarik masyarakat
1 = Tidak menarik masyarakat
Jika ragu antara skor 1 dan 3 = 2
Jika ragu antara skor 3 dan 5 = 4

27
Perhitungan prioritas masalah:
1 Besarnya masalah dihitung dari kesenjangan antara pencapaian dan target

Rumus:
G=E-O

G = Gap ( kesenjangan )

E = Expected (target yang ingin dicapai)

O = Outcome (data yang didapat dari lapangan)

Melalui perhitungan ini didapatkan skor masalah terhadap keluaran sebagai berikut :

Bayi dan balita yang mendapat ASI eksklusif sebesar 25%, target sesuai pedoman
adalah 80 %
Gap :55%,
Sehingga besar masalah dinilai dengan skor : 3

Persentase balita ditimbang berat badannya (%D/S) sebesar 71% target sesuai
pedoman adalah 85%
Gap :70%,
Sehingga besar masalah dinilai dengan skor :1

2 Berat-ringannya masalah dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan


a Bayi dan balita usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif tidak mencapai target
80%, yaitu 25%.
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung berbagai macam
vitamin, mineral, dan zat-zat lain yang berguna untuk perkembangan bayi. Selain itu,
ASI dapat meningkatkan sistem imun, mengurangi resiko diare dan meningkatkan
kecerdasan. Pemberian ASI eksklusif memberi keuntungan tersendiri bagi ibu karena
dapat menghemat pengeluaran keluarga untuk membeli susu formula, meningkatkan
hubungan emosional (bonding) ibu dan anak serta dapat berfungsi sebagai KB
alamiah. Pada dasarnya komposisi ASI sangat sesuai untuk kondisi anak sehingga
pemberian ASI saja sampai usia 6 bulan diwajibkan. Pemberian ASI pada anak
sangatlah mudah akan tetapi banyak ibu yang tidak memberikan ASI pada anaknya
dikarenakan oleh faktor pekerjaan, rendahnya pengetahuan ibu mengenai manfaat ASI
dan cara meningkatkan produksi ASI sehingga menyebabkan para ibu beralih ke susu

28
formula dalam pemberian makanan pada anaknya. Berdasarkan masalah ini maka
diberi skor 4

b Persentase balita ditimbang berat badannya (%D/S) sebesar 71% target sesuai
pedoman adalah 85%
Partisipasi masyarakat dalam menunjang tercapainya keberhasilan program gizi
memegang peranan besar. Prevalensi balita dengan gizi kurang dan gizi buruk dapat
meningkat disebabkan keterlambatan pendeteksian status gizi.Angka kematian akibat
kekurangan gizi dapat dicegah dengan deteksi dini terutama pada bayi yang ditimbang
dengan teratur. Dengan adanya partisipasi aktif di masyarakat, khususnya dalam usaha
perbaikan gizi, maka diharapkan dapat berdampak pada menurunnya angka kesakitan
dan kematian pada anak akibat kekurangan gizi.Berdasarkan masalah ini maka diberi
skor 4

3 Apakah dapat ditanggulangi oleh sumber daya yang tersedia


a Bayi dan balita usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif tidak mencapai target
80%, yaitu 25%.
Setiap petugas kesehatan di puskesmas terutama bagian KIA dan MTBS dapat
melakukan penyuluhan mengenai manfaat ASI, cara meningkatkan produksi ASI, dan
cara menanggulangi faktor pekerjaan dan faktor faktor lainnya yang menghalangi
ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Para kader juga dapat membantu
untuk memberikan informasi mengenai ASI serta menekankan pentingnya pemberian
ASI eksklusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, informasi
informasi juga dapat diberikan melalui poster poster, leaflet atau brosur sehingga
meningkatkan penyebaran informasi mengenai ASI, berdasarkan hal diatas maka
masalah ini diberi Skor 4
b Persentase balita ditimbang berat badannya (%D/S) sebesar 71%target sesuai
pedoman adalah 85%
Sumber daya yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan penimbangan bayidan balita
sudah mencukupi. Posyandu dan puskesmas memiliki petugas, kader, sarana, dana
yang teralokasikan untuk mengadakan posyandu di semua RW setiap bulan, dan
pelatihan kader. Sehingga kegiatan penimbangan bayi dan balita dapat dilakukan.
Partisipasi masyarakat dalam menunjang keberhasilan program gizi bayi dan balita
dapat didukung dengan cara melakukan pelatihan gizi dan posyandu bagi kader dan

29
tokoh-tokoh masyarakat setempat sehingga mereka dapat meningkatkan motivasi
masyarakat dari seluruh lapisan untuk berperan dalam menanggulangi masalah
gizi,berdasarkan hal diatas maka masalah ini diberi Skor 4

4 Keuntungan sosial yang diperoleh


a Bayi dan balita usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif tidak mencapai target
80%, yaitu 25%.
ASI dapat memberikan manfaat baik kepada anak maupun kepada ibu. Keuntungan
yang diberikan pada anak adalah kebutuhan gizi yang tercukupi, peningkatan daya
tahan tubuh, serta penurunan risiko gangguan pencernaan. Keuntungan yang dapat
diperoleh dari ibu adalah biaya untuk pemberian ASI adalah gratis dan sangat
mengurangi beban ekonomi jika dibandingkan dengan pemberian susu formula,
meningkatkan hubungan antara ibu dan anak, dan berperan sebagai KB alamiah bagi
ibu. Berdasarkan masalah ini maka diberi Skor 4.

b Persentase balita ditimbang berat badannya (%D/S) sebesar 71% target sesuai
pedoman adalah 85%
Keuntungan sosial yang didapat adalah masyarakat dapat mengetahui keadaan status
gizi anaknya sehingga deteksi dini anak mengenai penyakit akibat gizi dapat
dilakukan. Hal ini membantu masyarakat dalam mengurangi pengeluaran biaya
pengobatan anak karena anak yang memiliki gizi seimbang tidak rentan terserang
penyakit dibandingkan dengan anak yang memiliki gizi kurang atau lebih.
Berdasarkan hal ini maka diberiskor 5

Tabel 5.1 Prioritas Masalah

30
Bayi dan balita usia 0-6 Persentase balita
No Parameter bulan yang mendapatkan ditimbang berat
ASI Eksklusif badannya
1 Besar masalah 3 1
2 Berat ringan masalah 4 4
3 Sumber daya tersedia 4 4
4 Keuntungan sosial yang 4 5
diperoleh
Total 15 14

Berdasarkan penentuan prioritas di atas maka masalah yang mendapat prioritas utama
adalah bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif tidak mencapai target 80%,
yaitu 25%.

5.3 Penyebab Masalah


Kegiatan yang dilakukan untuk Program ASI Eksklusif menurut Pedoman
peningkatan penggunaan ASI (PP-ASI) berdasarkan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat, Depkes 2004.

Tabel 5.2 Penyebab Masalah


Pedoman Puskesmas Penyebab
Pelatihan PP-ASI Dilakukan, belum optimal Pelatihan yang dilakukan
(Peningkatan pemberian ASI) belum rutin
bagi tokoh agama, pengajar di
institusi pendidikan
keperawatan, kebidanan, gizi
dan tenaga kesehatan.

Penyusunan dan pengadaan Dilakukan, belum optimal Kurangnya media promosi


materi KIE (Komunikasi, seperti brosur, leaflet dan
informasi dan edukasi) ASI poster
Eksklusif.

Pendataan sasaran ASI Dilakukan Sasaran ASI sudah didata


Eksklusif berdasarkan jumlah balita
yang ada di kelurahan.

Penyuluhan ASI Eksklusif. Dilakukan - Jadwal penyuluhan massal


(massal, keluarga, kelompok, dan kelompok tidak rutin
perorangan)
- Penyuluhan perorangan

31
kurang efektif di puskesmas
karena keterbatasan
sumberdaya

- KP Ibu belum bisa


mencakup seluruh ibu, karena
keterbatasan waktu dan
tenaga.
Sosialisasi KIE ASI Eksklusif Dilakukan, belum optimal - Pelatihan kader belum
(kunjungan lapangan) merata

Pembinaan teknis Tidak dilakukan - Kurang tenaga kerja


- Materi belum ada
Pencatatan, pelaporan dan Dilakukan - Laporan Posyandu dan
evaluasi laporan bulanan gizi

32
5.4 Pohon Masalah

33
Sasaran (Who) Masyarakat luas, khususnya keluarga yang
memiliki bayi 0-6 bulan
Pelaksana (Who) Bidan puskesmas, petugas gizi puskesmas,
dokter puskesmas
Materi (What) Manfaat ASI eksklusif, kerugian bila tidak
memberi ASI eksklusif, cara pemberian, cara
penyimpanan dan mitos mitos yang salah
tentang ASI
Tempat ( Where ) Balai desa, aula kelurahan
Waktu (when) 6 bulan sekali
Cara (How) - menentukan tanggal dan tempat
penyuluhan
- mengajak masyarakat dengan cara
mengedarkan selebaran (leaflet, brosur),
mengajak secara verbal dan menempel
poster berisi ajakan pada lokasi yang
strategis (balai desa,loket
puskesmas,ruang tunggu pemeriksaan)
- Penyampaian materi dengan
menggunakan media yang menarik
seperti animasi ataupun alat peraga.
- membuka sesi tanya jawab

3 Penetapan jadwal penyuluhan dan diumumkan secara berkala


Tujuan penyuluhan - Memberi informasi mengenai adanya
(why) program penyuluhan kepada masyarakat
tentang ASI eksklusif
- Menentukan jadwal penyuluhan
Sasaran (Who) Masyarakat khususnya bagi ibu hamil dan
menyusui
Pelaksana (Who) Bidan puskesmas dan kader kesehatan
Materi (What) Jadwal penyuluhan ASI eksklusif
Waktu ( when ) 2 kali dalam setahun
Tempat (where) Penempelan jadwal di ruang tunggu BPU,
KIA, loket pendaftaran, dan posyandu
Cara (how) - mengumpulkan tenaga kesehatan dan
pihak yang terlibat dalam penyuluhan

35
untuk menetapkan tanggal dan bulan
untuk melakukan penyuluhan
- Penyampaian informasi waktu penyuluhan
secara berkala agar dapat diingat oleh
masyarakat

4 Evaluasi mengenai pembagian tugas dan efektivitas kerja petugas


Tujuan penyuluhan -
Mengetahui tugas dan bagaimana
(why) pelaksanaan tugas KP ASI dan kader
dilapangan
- Memberdayakan masyarakat atau pihak
lain yang dapat membantu petugas
kesehatan untuk melakukan penyuluhan
Sasaran (Who) Kader, Petugas KP ASI, ibu PKK, Dokter
muda, mahasiswa kebidanan,bidan praktek
Pelaksana (Who) Bidan puskesmas dan koordinator gizi
puskesmas
Waktu (when) Disesuaikan (minimal 2 kali dalam setahun)
Materi (What) - Pentingnya penyuluhan dan peran serta
masyarakatan dalam menyukseskan
pemberian gizi berupa ASI eksklusif bagi
bayi
- pengajaran mengenai cara melakukan
penyuluhan kepada ibu hamil dan
menyusui
Tempat ( Where ) Balai desa, rumah salah satu petugas
Cara (How) - Menentukan jadwal dan lokasi
dilaksanakan pertemuan
- Mengundang petugas (kader ataupun KP
ASI), khususnya dari kelompok yang
kegiatan penyuluhan dan KP ASI belum
optimal dan mengundang kelompok
sasaran lainnya
- Menjelaskan maksud dan tujuan
diadakannya pertemuan
- Melakukan diskusi dan bersama

36
menemukan solusi
- Mengedarkan kertas untuk umpan balik
kegiatan

5 Penyuluhan pada tokoh agama dan tokoh masyarakat mengenai ASI eksklusif
Tujuan penyuluhan (why) - Melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat
dalam usaha peningkatan cakupan ASI eksklusif
Sasaran (Who) Tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat
Pelaksana (Who) Petugas puskesmas, kader posyandu
Waktu (when) Sekali setiap enam bulan
Materi (What) - Pentingnya penyuluhan dan peran serta
masyarakatan dalam menyukseskan pemberian
gizi berupa ASI eksklusif bagi bayi
- pengajaran mengenai cara melakukan penyuluhan
kepada ibu hamil dan menyusui
Tempat ( Where ) Rumah warga, kelurahan, tempat pengajian
Cara (How) - Menyusun bahan penyuluhan
- Membuat surat perizinan melaksanakan acara di
rumah warga, kelurahan dan tempat pengajian
- Membuat surat undangan kehadiran tokoh agama
dan tokoh masyarakat

37
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Evaluasi program perbaikan gizi pada bayi dan balita di Puskesmas KelurahanTugu
Utara periode Januari 2015 hingga Januari 2016didapatkan bahwa program belum berjalan
secara optimal. Hal ini dapat dilihata dari lima indikator program gizi, tigadiantaranya sudah
mencapai target yaitu balita gizi buruk yang mendapat perawatan sebesar 100% ( target 100%
), bayi dan balita mendapat vitamin A 2 kali dalam setahun sebesar 86% ( target 85%),
Cakupan pemberian MP-ASI dan PMT pada balita BGM sebesar 100% ( target
100%)sedangkan dua indikator keluaran lain masih belum mencapai target, yaitu bayi
mendapat ASI eksklusif sebesar 25% ( target 80% ), dan proporsi bayi dan balita yang
dilakukan pengukuran status gizi sebesar 71% ( target 85% ).
Berdasarkan prioritas masalah, maka masalah ASI eksklusif yang belum mencapai
target dipilihmenjadi masalah utama. Penyebab dari cakupan pemberian ASI eksklusif yang
rendah ini adalahkurangnya pengetahuan baik dari ibu hamil dan menyusui maupun keluarga
di sekitar mengenai ASI eksklusif dan hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu kurangnya
penyuluhan tentang ASI Eksklusif dan kurangnya ketersediaan sarana atau media promosi.
Hal lain yang menyebabkan pemberian ASI eksklusif belum mencapai target ialah kegiatan
lintas sektoral dan juga cakupan masyarakat (KP-ASI) untuk membantu dalam penggalangan
ASI Eksklusif yang belum optimal.

6.2. SARAN

Pemecahan masalah yang ada harus merupakan penyelesaian yang mampu


dilaksanakan, antara lain :

1 Pengadaan dan penambahan media promosi ( brosur, poster , spanduk dan leaflet )
mengenai ASI eksklusif
2 Melakukan penyuluhan yang terjadwal rutin dan diumumkan secara berkala
mengenai ASI eksklusif.
3 Melakukan penyuluhan tentang ASI eksklusif kepada masyarakat lain selain ibu
hamil dan menyusui
4 Melakukan evaluasi mengenai pembagian tugas dan efektivitas kerja petugas
5 Melakukan penyuluhan pada tokoh agama dan tokoh masyarakat mengenai ASI
eksklusif

38
DAFTAR PUSTAKA

1. United Nations Summit. End Poverty Millennium Development Goals 2015. 2010.

2. Imroatul Afifah. Permasalahan Gizi Buruk. 2014. [terhubung berkala]. http://

http://dinkes.surabaya.go.id/portal/index.php/artikel-kesehatan

3. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I. 2009. Jakarta: Departemen

Kesehatan.

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) Nasional 2015. Indonesia.

5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan

Masyarakat. 2010. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014. Jakarta:

Bakti Husada.

6. Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman

Pelaksanaan Surveilans Gizi di Kabupaten/Kota. 2010.

7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 128 Tahun 2004.

8.

39
LAMPIRAN

A. Hasil wawancara
Wawancara dengan drg. Netty Siagian (kepala puskesmas) dan bidan
Eka(koordinator program gizi di Puskesmas kelurahan Tugu Utara)
o Program gizi yang sudah ada di puskesmas kelurahan Tugu Utara
Penimbangan dan pengukuran tinggi badan bayi dan balita di
puskesmas dan posyandu untuk menentukan status gizi
Perawatan gizi kurang berupa rawat jalan dan penjelasan
mengenai pola makan serta makanan apa saja yang perlu
dikonsumsi serta pemberian MP-ASI atau PMT pada balita
BGM
Merujuk gizi buruk dengan komplikasi ke Puskesmas
Kecamatan Koja
Penyuluhan gizi seimbang termasuk penyuluhan ASI eksklusif
pada bayi secara individu tiap adanya kunjungan ibu dan
kepada masyarakat
Pemberian vitamin A pada bulan Febuari dan Agustus serta
sweeping pada bulan Maret dan September.

o Pelayanan konsultasi gizi


Konseling diberikan sewaktu kunjungan ibu oleh koordinator
gizi di puskesmas Konseling juga dapat diberikan oleh dokter
di poli BPU. Pelayanan konsultasi gizi ini ditujukan untuk
semua orang yang ingin mengetahui tentang kebutuhan gizi
anak.

o Masalah yang dihadapi dalam menjalankan progam tersebut


Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan
pengukuran antropometri terhadap anak dalam memantau status
gizi mereka khususnya balita.

40
Dukungan dari keluarga untuk pemberian ASI rendah karena
masih banyak dari mereka yang mempercayai mitos-mitos
mengenai ASI.
Media untuk mengadakan penyuluhan dan promosi kesehatan
masih kurang jumlahnya dan kurang bervariasi. Brosur, poster,
dan leaflet terakhir kali dibuat beberapa tahun yang lalu
sehingga tidak menjadi daya tarik bagi masyarakat. Oleh
karena itu, seringkali pemberian edukasi melalui verbal saat
kunjungan ke puskesmas dan posyandu saja.
Penanggung jawab yang ada merangkap sebagai penanggung
jawab KIA, KB, imunisasi dan sering tidak ada di tempat
karena banyak pelatihan/ rapat dan banyak tugas menyebabkan
kurang terfokusnya penyelenggaraan program gizi.
Kerjasama dengan KP-ASI dan tokoh masyarakat belum
berjalan dengan optimal.

Wawancara dengan ibu-ibu yang datang ke puskesmas (BPU/KIA)


Kurangnya cakupan pemberian ASI eksklusif pada kelurahan Tugu Utara,
ialah disebabkan oleh beberapa sebab diantaranya
o Tuntutan ekonomi sehingga banyak ibu yang bekerja untuk membantu
perekonomiannya. Hal ini menyebabkan para ibu merasa kekurangan
waktu untuk memberikan ASI eksklusif kepada anak mereka.
o Ibu-ibu tidak mengetahui cara memompa danmenyimpanan ASI
sehingga jika mereka bekerja mereka menggantikan makanan untuk
anak mereka dengan susu formula atau makanan lain.
o Adanya anggapan ibu akan pemberian ASI saja tidak mencukupi
kebutuhan bayi usia 0-6 bulan, sehingga banyak diberikan makanan
tambahan berupa air putih, buah-buahan seperti pisang, madu, susu
formula, biskuit maupun bubur susu bayi.

41
B. Bayi dan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
C. Tabel 2. Data Bayi dan Balita Gizi Buruk di Kelurahan Tugu Utara periode Januari 2015 Januari 2016 yang mendapat perawatan
M. F
G. P o
e l
n l
y o
a w
k H. Interv
i ensi
D. E. Na I. J. K. L. U
F. Masuk t yang p
N m K St Fol Fol
Bulan P Sudah
a
e Diberi
B
n kan
u
y
l
e
a
r
n
t
a
3
R. Peraw
atan di
TFC
Koja,
O. An S. U.
Penyul
.
uhan B Gi
He W. X.
N. P. Januari Gizi
len Q. - >- - Y. -
1 2015 Seimb T. V.
a
ang, T (<-
Co
Pembe
sta
rian
PMT-
Pemuli
han

42
AD.
Perawatan
di TFC
Koja,
Penyul
uhan
Gizi
AA. AE. AG.
Seimb
An. B Gi
AB. ang, AI. AJ.
Z. Nu AC. AK.
Januari Pembe >- -
2 rw - AF. AH. -
2015 rian
ind T (<-
MP-
a
ASI
dan
Pembe
rian
PMT-
Pemuli
han
AP.Peraw
atan di
TFC
Koja,
Penyul
AM.
uhan AQ. AS.
An.
Gizi B Gi
Ab AN. AU. AV.
AL. AO. Seimb
>- >-
AW.
dul Februari
3 - ang, AR. AT. -
Gh 2015
Pembe T (<-
of
rian
ur
MP-
ASI
dan
Pembe
rian

43
PMT-
Pemuli
han
BB.
Penyuluha
n Gizi
Seimb
AY.An ang,
BC. BE.
. Pembe
B Gi
Ri AZ. rian BG. BH.
AX. BA. >- >- BI. -
dh Februari MP-
4 - BD. BF.
o 2015 ASI
T (<-
Ha dan
fiz Pembe
rian
PMT-
Pemuli
han
BN.
Penyuluha
n Gizi
Seimb
BK. ang,
BO. BQ.
An. Pembe
B Gi
Ar BL. rian BS. BT.
BJ. BM. >- >-
BU.
dia Februari MP-
5 - BP. BR. -
ns 2015 ASI
T (<-
ya dan
h Pembe
rian
PMT-
Pemuli
han
BV. BW. BX. BY. BZ. Peraw CA. CC. CE. CF. CG.
6 An. Maret2015 - atan di B Gi >- - -

44
TFC
Koja,
Kontro
l rutin
di
PKC
Koja,
Pri Penyul 1
CB. CD.
enr uhan S
T (<-
a Gizi D
Seimb
ang,
Pembe
rian
PMT-
Pemuli
han
CL. Penyul
uhan
Gizi
Seimb
ang,
CM. CO.
Pembe
CI. An B Gi
rian CQ. CR.
CH. . CJ. Maret2 CK. MP- - - CS. -
7 Ci 015 - CN. CP.
ASI
nta T (<-
dan
Pembe
rian
PMT-
Pemuli
han
CU. CX. CY. DA. DC. DD.
CT.
An.
CV.April2 CW. Penyuluha B Gi - - DE.-
8 015 -
Ar n Gizi

45
Seimb
ang,
Pembe
ka rian
n MP-
CZ. DB.
M ASI
T (<-
uz dan
za Pembe
qi rian
PMT-
Pemuli
han
DJ. Penyul
uhan
Gizi
Seimb
DG.
ang,
An. DK. DM.
Pembe
Az B Gi
rian DO. DP.
DF. ka DH. DQ.
9 M Juli2015
DI. - MP-
DL. DN.
- -
-
ASI
us T (<-
dan
yaf
Pembe
a
rian
PMT-
Pemuli
han
DV.Penyul
DS. An
uhan DW. DY.
.
Gizi B Gi EC. -
DR. Ha EA. EB.
DT.Juli201 DU. Seimb 1
1 fid >- -
5 - ang, DX. DZ. S
z
Pembe T (<- D
Fi
rian
kri
MP-

46
ASI
dan
Pembe
rian
PMT-
Pemuli
han
EH.Peraw
atan di
TFC
Koja,
Kontro
l rutin
EE. An di
EI. EK.
. PKC
B Gi EO.-
ED. Ay Koja, EM. EN.
EF. Agustu EG. 1
1 u Penyul >- -
s2015 - EJ. EL. S
Ali uhan
T (<- D
nd Gizi
a Seimb
ang,
Pembe
rian
PMT-
Pemuli
han
EQ.An EU.Peraw
. atan di
EV. EX.
Re TFC
B Gi
EP. zk ES. Septe Koja, EZ. FA.
1 y mber2 ET. - Penyul >- - FB. -
EW. EY.
Ar 015 uhan
T (<-
jun Gizi
a Seimb
ER. ang,

47
Pembe
rian
PMT-
Pemuli
han
FG. Peraw
atan di
TFC
FD. An Koja,
. Penyul FH. FJ.
Sal uhan B Gi
FC. FE. Septe FL. FM.
ma Gizi
1 mber2 FF. - - - FN. -
n Seimb FI. FK.
015
Al ang, T (<-
far Pembe
izi rian
PMT-
Pemuli
han
FS. Penyul
uhan
Gizi
Seimb
FP. An ang,
FT. FV.
. Pembe
B Gi
FO. Lu rian FX. FY.
FQ. Oktobe
1 tfi FR.- MP- - - FZ. -
r2015 FU. FW.
Sa ASI
T (<-
khi dan
Z Pembe
rian
PMT-
Pemuli
han
GA. GB. GC. GD. GE.Penyul GF. GH. GJ. GK. GL.-

48
uhan
Gizi
Seimb
ang,
Pembe
An. B Gi
rian
Fa 2
1 Oktober20 MP- >- >-
rid - GG. GI. S
15 ASI
Att T (<- D
dan
ala
Pembe
rian
PMT-
Pemuli
han
GQ.
Penyuluha
n Gizi
Seimb
ang,
GR. GT.
GN. Pembe
B Gi
GM. An. GO. rian
GV. GW. GX.
1 Na Januari GP.- MP-
GS. GU. - - -
fis 2016 ASI
T (<-
ha dan
Pembe
rian
PMT-
Pemuli
han
GY. Sumber: Laporan Bulanan Gizi (LB3 Gizi) periode Januari 2015 Januari 2016, Formulir Penyelidikan Gizi Buruk (LB1) periode Januari 2015
Januari 2016, dan Laporan Bulanan Data Balita BGM di Posyandu Kelurahan periode Januari 2015 Januari 2016
GZ.

49

Anda mungkin juga menyukai