Anda di halaman 1dari 10

Termodinamika

Termodinamika adalah suatu cabang dari ilmu fisika yang mempelajari


hubungan antara usaha (energi) dan panas (kalor). Sedangkan menurut bahasa,
termodinamika adalah perubahan panas, berasal dari bahasa yunani, thermos =
panas dan dynamic = perubahan. Termodinamika ditemukan seiring ditemukannya
mesin uap praktis pada dekade 1800-an oleh James Watt.

Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:

A. Hukum Awal (Zeroth Law/Hukum ke-0)


Bunyi Hukum Termodinamika 0 : "Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan
termal dengan sistem ketiga, maka mereka berada dalam kesetimbangan termal
satu sama lain"

B. Hukum Pertama
1. Bunyi Hukum Termodinamika 1 : "Energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah bentuknya saja."

2. Rumus/Persamaan 1 Termodinamika:
Q = W + U
Q = kalor/panas yang diterima/dilepas (J)
W = energi/usaha (J)
U = perubahan energi (J)

3. Hukum 1 Termodinamika dibagi menjadi empat proses, yaitu


a. Proses Isobarik (tekanan tetap)
Proses isobarik adalah proses perubahan gas dengan tahanan tetap. Pada garis P
V proses isobarik dapat digambarkan seperti pada berikut.

Usaha proses isobarik dapat ditentukan dari luas kurva di bawah gra fik P V.

b. Proses Isotermis (suhu tetap)


Proses isotermis adalah proses perubahan gas dengan suhu tetap. Perhatikan gra
fikk pada Gambar berikut.

Pada proses ini berlaku hukum Boyle.

Karena suhunya tetap maka pada proses isotermis ini tidak terjadi perubahan
energi dalam U=O . Sedang usahanya dapat dihitung dari luas daerah di bawah

kurva, besarnya seperti berikut.


c. Proses Isokhoris (volume tetap)
Proses isokhoris adalah proses perubahan gas dengan volume tetap. Pada grafik P.V
dapat digambarkan seperti pada Gambar berikut.

Karena volumenya tetap berarti usaha pada gas ini nol,

d. Proses Adiabatis (kalor tetap)


Pada proses isotermis sudah kita ketahui, U = 0 dan pada proses isokoris, W = 0.
Bagaiaman jika terjadi proses termodinamika tetapi Q = 0 ?

Proses yang inilah yang dinamakan proses adiabatis. Berdasarkan hukum I


Termodinamika maka proses adiabatis memiliki sifat dibawah.

e. Proses Gabungan
Proses-proses selain 4 proses ideal diatas dapat terjadi. Untuk memudahkan
penyelesaian dapat digambarkan grafik P V prosesnya. Dari grafik tersebut dapat
ditentukan usaha proses sama dengan luas kurva dan perubahan energi dalamnya

Sedangkan gabungan proses adalah gabungan dua proses adiabatis yang


berkelanjutan. Pada gabungan proses ini berlaku hukum I termodinamika secara
menyeluruh.
C. Hukum II termodinamika (Arah reaksi sistem dan batasan)

Hukum kedua ini membatasi perubahan energi mana yang dapat terjadi dan yang
tidak. Pembatasan ini dinyatakan dengan berbagi cara, yaitu :
Hukum II termodinamika dalam menyatakan aliran kalorKalor mengalir secara
spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya.

Hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor


Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi
usaha luar.
Hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi (besaran termodinamika yang
menyertai perubhan setiap keadaan dari awal sampai akhir sistem dan
menyatakan ketidakteraturan suatu sistem)
Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah
ketia proses irreversible terjadi.

D. Hukum Ketiga
Bunyi Hukum Termodinamika 3 :
"Suatu sistem yang mencapai temperatur nol absolut, semua prosesnya akan
berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum."
"Entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai
nol."
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut
(temperatur Kelvin) semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati
nilai minimum.hukum ini jugga menyatakn bahwa entropi benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

KONSEP DASAR TERMODINAMIKA


Pembagian dalam termodinamika mengarah kepada pembagian dunia
menjadi sistem yang dibatasi oleh kenyataan atau keidealan batasannya. Sistem
yang tidak termasuk dalam pertimbangan digolongkan sebagai lingkungan. Dan
pembagian yang sistem menjadi subsistem menjadi sistem sangat mungkin terjadi,
atau bisa jadi pembentukan sistem yang lebih besar. Biasanya sistem ini bisa
diuraikan menjadi beberapa parameter. Dari prinsip-prinsip dasar termodinamika
secara umum bisa diturunkan hubungan antara kuantitas misal, koefisian ekspansi,
kompresibilitas, panas jenis, transformasi panas dan koefisien elektrik terutama
sifat-sifat yang dipengaruhi temperatur.

KESETIMBANGAN TERMODINAMIKA
Sebuah benda dapat dikatakan dalam keadaan kesetimbangan termodinamika bila
nilai dari besaran keadaan makroskopiknya tidak lagi berubah dalam jangka waktu
yang lama. Termodinamika hanya akan meninjau besaran dalam keadaan sistem
yang setimbang. Termodinamika tidak meninjau bagaimana proses perubahan
sistem mencapai kondisi kesetimbangan termodinamika, karena itu tidak ada
variabel waktu dalam realisasi-realisasi termodinamika.

Tetapi, dalam keadaan nyata, kesetimbangan termodinamika adalah hal yang


mustahil terjadi. Hal ini dikarenakan sebuah benda tidak akan lepas dari
interaksinya dengan lingkungan yang mempengaruhi keadaan benda sehingga
perubahan dapat terjadi begitu cepat. Pengecualian jika kondisi benda mendekati
kesetimbangan termodinamika, realisasi termodinamika dapat ditrerapkan. Sebagai
contoh hukum radiasi benda hitam dapat diterapkan pada matahari dan bintang
walau tidak benar-benar dalam keadaan setimbang. Sehingga analisa spektrum
gelombang dapat dilakukan.

1. Kesetimbangan Termal
Pencapaian kesetimbangan termal terjadi apabila dalam kondisi adanya
kemungkinan interaksi antara partikel kedua sistem, tidak ada total perpindahan
energi panas antara keduanya (tidak ada lagiperubahan makro). Relasi
kesetimbangan termal adalah suatu relasiekuivalensi sehingga dapat
dikelompokkan benda-benda yang berada dalam keadaan setimbang termal dan
memiliki parameter. Fakta ini dikenal sebagai hukum ke nol termodinamika. Benda
yang mencapai kesetimbangan termal satu sama lainnya,diartikan memiliki
temperatur yang sama. Termodinamika ke nol ini menjelaskan adanya besaran
temperatur. Besaran temperatur tidak bergantung pada nilai partikel.
Walaupun sebuah benda tidak secara keseluruhan berada dalam kesetimbangan
termal, bagian-bagian dari benda tersebut mungkin berada dalam keadaan
kesetimbangan termal lokal.

2. Kesetimbangan Mekanik
Jika didalam sebuah sistem terdapat kesetimbangan sedemikian sehingga tidak
terjadi perubahan (makro) volume sistem dan lingkungan maka dapat dikatakan
bahwa sistem dan lingkungan berada dalam keadaan kesetimbangan mekanik. Pada
kondisi ini, sistem dan lingkungan akan memiliki nilai tekanan P yang sama.

3. Kesetimbangan Jumlah Partikel


Sebuah sistem akan dikatakan setimbang jumlah partikelnya jika partikel yang
keluar masuk sistem dalam jumlah yang sama, maka terdapat kesetimbangan
jumlah partikel antara sistem dan lingkungan. Ketika itu antara sistem dan
lingkungan akan memiliki tekanan yang sama.

TEORI PANAS

A. Pengertian Kalor

Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda
dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor
merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda.

Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia
perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 - 1794). Kalor memiliki
satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang
dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius.

B. Teori Kalor Dasar :

1. Kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepas : Azas Black , Penemu
adalah Joseph Black (1720 - 1799) dari Inggris.

2. Kalor dapat terjadi akibat adanya suatu gesekan . Penemunya adalah


Benyamin Thompson (1753 - 1814) dari Amerika Serikat

3. Kalor adalah salah satu bentuk energi , Ditemukan oleh Robert Mayer (1814 -
1878)

4. Kesetaraan antara satuan kalor dan satuan energi disebut kalor mekanik
digagas oleh James Prescott (1818 - 1889)

C. Aplikasi Kalor Dalam kehidupan Sehari-hari

1. Termos
Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair yang berada di dalamnya agar tetap
panas dalam jangka waktu tertentu. Termos dibuat untuk mencegah perpindahan
kalor secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Dinding termos dibuat sedemikian
rupa, untuk menghambat perpindahan kalor pada termos, yaitu dengan cara:

permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak yang
berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan radiasi
kembali ke dalam termos,

dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor secara
konduksi, dan

ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi
dan agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi.

2. Setrika

Setrika terbuat dari logam yang bersifat konduktor yang dapat memindahkan kalor
secara konduksi ke pakaian yang sedang diseterika. Adapun, pegangan seterika
terbuat dari bahan yang bersifat isolator.

3. Panci Masak

Panci masak terbuat dari bahan konduktor yang bagian luarnya mengkilap. Hal ini
untuk mengurangi pancaran kalor. Adapun pegangan panci terbuat dari bahan yang
bersifat isolator untuk menahan panas.

Aplikasi Kalor Dalam Teknologi

Pompa kalor adalah mesin yang memindahkan panas dari satu lokasi (atau sumber)
ke lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar teknologi pompa
kalor memindahkan panas dari sumber panas yang bertemperatur rendah ke lokasi
bertemperatur lebih tinggi. Contoh yang paling umum adalah lemari
es, freezer, pendingin ruangan, dan sebagainya.

Pompa kalor bisa disamakan dengan mesin kalor yang beroperasi dengan cara
terbalik. Satu tipe yang paling umum dari pompa kalor dengan menggunakan sifat
fisik penguapandan pengembunan suatu fluida yang disebut refrigeran. Pada
aplikasi sistem pemanasan, ventilasi, dan pendingin ruangan, pompa kalor merujuk
pada alat pendinginan kompresi-uap yang mencakup saluran pembalik dan penukar
panas sehingga arah aliran panas bisa dibalik. Secara umum, pompa kalor
mengambil panas dari udara atau dari permukaan. Beberapa jenis pompa kalor
dengan sumber panas udara tidak bekerja dengan baik setelah temperatur jatuh di
bawah -5 oC (23 oF).

. Aplikasi Hukum Termodinamika II Dalam Teknologi

Mesin diesel
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi,
sebuahmesin pemicu kompresi, dimana bahan
bakardinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh
alat berenergi lain (seperti busi).

Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang
menerima patenpada 23 Februari1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk
dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara.
Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia)
tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel). Kemudian
diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering

Aplikasi dalam industry

Pompa
Pompa dapat di artikan sebagai penambah energi untuk menggerakkkan cairan dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Oleh karena itu energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja, maka penambahan energi akan
menggerakkan/mengalirkan cairan dari suatu tempat ke tempat lainnya baik melalui sarana pembantu seperti pipa,
maupun secara langsung. Pompa memiliki dua kegunaan utama, yakni :
1. Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dariaquifer bawah tanah ke tangki
penyimpan air).
2. Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau pelumas yang melewati mesin-mesin
dan peralatan).

Adapun Komponen utama sistim pemompaan adalah:- Pompa- Mesin penggerak: motor listrik, mesin diesel atau
sistim udara- Pemipaan, digunakan untuk membawa fluida- Kran, digunakan untuk mengendalikan aliran dalam
sistim- Sambungan, pengendalian dan instrumentasi lainnya- Peralatan pengguna akhir, yang memiliki berbagai
persyaratan (misalnya tekanan, aliran) yang menentukan komponen dan susunan sistim pemompaan Contohnya
adalah alat penukar panas, tangki dan mesin hidrolik

Gas Ideal

Gas ideal merupakan kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang jaraknya cukup
jauh dibandingkan dengan ukuran partikelnya. Partikel-partikel itu selalu bergerak
secara acak ke segala arah. Pada saat partikel-partikel gas ideal itu bertumbukan
antar partikel atau dengan dinding akan terjadi tumbukan lenting
sempurna sehingga tidak terjadi kehilangan energy.

Sifat-sifat gas ideal,


antara lain, sebagai berikut.
1. Gas terdiri atas partikel-partikel padat kecil yg bergerak dengan kecepatan
tetap dan dengan arah sembarang.
2. Masing-masing partikel bergerak dalam garis lurus, gerakan partikel hanya
dipengaruhi oleh tumbukan antara masing-masing partikel atau antara
partikel dan dinding. Gaya tarik-menarik antarpartikel sangat kecil sekali dan
dianggap tidak ada (diabaikan).
3. Tumbukan antara masing-masing partikel atau antara partikel dengan dinding
adalah tumbukan lenting sempurna.
4. Waktu terjadinya tumbukan antarpartikel atau antara partikel dengan dinding
sangat singkat dan bisa diabaikan.
5. Ukuran volume partikel sangat kecil dibandingkan ukuran volume ruang
tempat partikel tersebut bergerak. Berlaku hukum Newton tentang gerak.

Gas Non Ideal/ Gas Nyata

Ketika salah satu dari dua atau kedua asumsi yang diberikan di atas tidak valid,
bahwa gas yang dikenal sebagai gas nyata. Kita benar-benar menemukan gas nyata
dalam lingkungan alam. Sebuah gas nyata bervariasi dari kondisi ideal pada
tekanan yang sangat tinggi.

Hal ini karena, ketika tekanan yang sangat tinggi diterapkan, volume di mana gas
diisi menjadi sangat kecil. Kemudian dibandingkan dengan ruang kita tidak bisa
mengabaikan ukuran molekul. Selain itu, gas ideal berada dalam keadaan
sesungguhnya pada suhu yang sangat rendah. Pada suhu rendah, energi kinetik
molekul gas sangat rendah. Oleh karena itu, mereka bergerak perlahan-lahan.

Karena itu, akan ada interaksi antar molekul antara molekul gas, yang kita tidak
bisa mengabaikan. Untuk gas nyata, kita tidak bisa menggunakan persamaan gas
ideal di atas karena mereka berperilaku berbeda. Ada persamaan yang lebih rumit
untuk perhitungan gas nyata.

Sifat gas nyata:


Volume molekul gas nyata tidak dapat diabaikan
Terdapat gaya tarik menarik antara molekul-molekul gas terutama jika tekanan
diperbesar atau volum diperkecil
Adanya interaksi atau gaya tarik menarik antar molekul gas nyata yang sangat
kuat, menyebabkan gerakan molekulnya tidak lurus, dan tekanan ke dinding
menjadi kecil, lebih kecil daripada gas ideal.
Memenuhi persamaan

P + (an2/V2)] (V nb) = nRT


Dimana :
P = Tekanan absolut gas (atm)
V = Volume spesifik gas (liter)
R = Konstanta gas (0,082 L.atm/mol atau 8,314J/Kmol)
T = Suhu /temperatur absolut gas (K)
n = Jumlah mol gas
a,b = Konstanta Van der Waals
Apa perbedaan antara gas Ideal dan Gas nyata?

1. Gas Ideal tidak memiliki gaya antarmolekul dan molekul gas dianggap sebagai partikel titik. Sebaliknya molekul gas nyata
memiliki ukuran dan volume. Selanjutnya mereka memiliki gaya antarmolekul.

2. Gas Ideal tidak dapat ditemukan dalam kenyataan. Tapi gas berperilaku dengan cara ini pada suhu dan tekanan tertentu.

3. Gas cenderung berperilaku sebagai gas nyata dalam tekanan tinggi dan suhu rendah. Gas nyata berperilaku gas sebagai ideal
pada tekanan rendah dan suhu tinggi.

4. Gas Ideal dapat berhubungan dengan persamaan PV = nRT = NKT, sedangkan gas nyata tidak bisa. Untuk menentukan gas
nyata, ada persamaan jauh lebih rumit.

Larutan Ideal

Larutan ideal dengan zat terlarut ionik didefinisikan sebagai larutan yang
ion-ionnya dalam larutan bergerak bebas satu sama lain, dan tarik menarik hanya
terjadi dengan molekul pelarut. Untuk larutan ionik yang sangat encer dapat
dikategorikan mendekati perilaku ideal sebab ion-ion dalam larutan itu saling
berjauhan akibatnya interaksi elektrostatisnya lemah.

Komponen dalam larutan ideal memberikan sumbangan terhadap konsentrasi


larutan sangat efektif. Contoh seorang perenang dalam kolam renang sendirian. Dia
dapat pergi kemana saja sesuai kehendaknya, dan dia memberikan sumbangan
terhadap konsentrasi kolam sepenuhnya dalam kolam renang. Jika terdapat 25
perenang dalam kolam itu, keefektifan masing-masing perenang untuk menjelajah
kolam turun akibat dari tabrakan atau desakan satu sama lain sehingga keefektifan
konsentrasi akan lebih kecil dari 25 perenang per kolam yang seharusnya.

Larutan non ideal


Larutan non ideal, gaya antar atom-atom, ion-ion, atau molekul-molekul
harus dipertimbangkan dalam perhitungan. Sebagai contoh tinjau daya hantar listrik
larutan elektrolit kuat misalnya NaCl. Jika larutan NaCl sangat encer kurang dari
0,01 M, daya hantarnya diharapkan sesuai dengan disosiasi garam kedalam ion-
ionnya, tetapi jika konsentrasi larutan besar perbedaan antara harapan dan amatan
menjadi lebih besar. Penyebabnya, ion-ion berlawanan muatan mengadakan tarik
menarik antara satu sama lain, tarik menarik ini menimbulkan ion-ion saling
berdekatan sehingga larutan menjadi lebih pekat.

Setiap ion dikelilingi oleh molekul pelarut yang berlawanan muatan,


kecenderungan ini dapat menghambat laju ion-ion menuju elektroda yang
menyebabkan daya hantar listriknya lebih rendah dari harapan. Pengaruh ini
menjadi lebih besar jika larutan lebih pekat atau jika ion-ion mempuyai muatan
lebih besar dari satu seperti MgSO4.

Anda mungkin juga menyukai