Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan PT PLN (Persero)


Sejak awal berdiri hingga sampai saat ini, PLN telah banyak mengalami
berbagai perkembangan. Hal tersebut dijelaskan dalam sejarah dan
perkembanganPLNyang dikelompokkan dalam beberapa periode, yaitu :

Periode Sebelum Tahun 1943

Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke 19, pada saat


beberapa perusahaan Belanda, antara lain pabrik gula dan mendirikan
pabrik pembangkit tenaga listrik untuk kebutuhan sendiri.
Ketenagalistrikan untuk pemanfaatan umum mulai ada pada saat
perusahaan Belanda, yaitu NV. NIGN yang semula bergerak di bidang gas
dan memperluas usaha di bidang penyedian tenaga listrik untuk
pemanfaatan umum. Pada tahun 1927, Pemerintah Belanda membentuk
Landas Waterkracht Bardjivan (LBW), yaitu perusahaan listri Negara
yang mengelola PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Bangkok Dago,
PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA
Tes di Bengkulu, PLTA Tonassa Lama di Sulawesi Utara dan PLTU di
Jakarta. Selain itu, beberapa kota di Praja dibentuk perusahaan
perusahaan listrik Kotapraja. Perusahaan perusahaan listrik tersebut
mempunyai kegiata yang dinilai menguntungkan. Maka akan
bermunculan perusahaan - perusahaan swasta milik Belanda sperti, NV.
ANIEM, NU. GEBEO, NV. OGEM dan beberapa perusahaan listrik yang
bersifat local di tingkat Kotapraja.

6
Periode Tahun 1943 1945

Pada saat perusahaan perusahaan listrik swasta tersebut dikuasai secara


keseluruhan oleh Jepang maka perusahaan perusahaan dikelola menurut
informasi dan kondisi daerah daerah tertentu seperti Perusahaan Lisrik
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra dan lain lain.

Periode Tahun 1945 1950

Mulai tahun 1945 sampai dengan tahun 1950, Perusahaan Listrik dan Gas
diambil alih oleh Pemerintah RI dari Jepangpada tanggal 27 Oktober
1945. Kemudian melalui Ketetapan Presiden RI No. I/S.D/1945, dibentuk
Jawatan LIstrik dan Gas yang berkedudukan di Yogyakarta. Untuk
pertama kali dalam sejarah Indonesia terdapat satu kestuan Perusahaan
Listrik seluruh Indonesia, sehingga pada tanggal 27 Oktober ditetapkan
sebagai Hari Listrik Nasional hingga saat ini.

Periode Tahun 1951 1966

Jawatan Tenaga membawahi Perusahaan Listrik Negara untuk


Pembangkit Listrik Tenaga (Penupetel) dan pada tahun 1952 diperluas
dengan membawahi juga Perusahaan Listrik Negara untuk Distribusi
Tenaga Listrik (Penuditel). Berdasarkan Ketetapam Parlemen RI No. 163
pada tahun 1953 tentang,Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik Bangsa
Asing di Indonesia dan berlaku sejak 3 Desember 1957, yaitu konsensi
pengusaha telah berakhir, maka beberapa perusahaan listrik milik swasta
tersebut diambil alih dan digabungkan ke Jawatan Tenaga. Kemudian
pada tahun 1958 Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah Republik
Indonesia menerbitkan :
a. Undang undang Nomor 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi
semua perusahaan Belanda.

7
b. Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi
Perusahaan Listrik dan Gas milik Belanda.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, semua perusahaan milik
Belanda diambil alih, termasuk Perusahaan Listrik dan Gas seluruh
Indonesia. Jawatan Tenaga diubah menjadi Perusahaan Listrik Negara
melalui surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga No.
P.25/45/17 tanggal 23 September 1958, sedangkan P3LG dibubarkan
pada tahun 1959. Untuk mewujudkan Undang undang No. 19 tahun
1960 tentang Perusahaan Listrik Negara dan melalui Peraturan
Pemerintah RI No. 67 tahun 1961 dibentuklah Badan Pimpinan Umum
Perusahaan Listrik ( PU PLN ), yang mengelola semua Perusahaan Listrik
Negara dan Gas dalam satu wadah organisasi. Di daerah daerah tersebut
dibentuk daerah eksploitasi yang terdiri atas :
a. Sepuluh daerah eksploitasi umum ( Pembangkitan dan Distribusi ).
b. Organisasi BPU-PLN dipimpin oleh Direksi.
c. Satu daerah eksploitasi khusus pembangkitan listrik.
d. Tiga belas PLN eksploitasi proyek - proyek kelistrikkan.
e. Daerah eksploitasi khisis distribusi dibagi lebih lanjut menjadi
cabang.
f. Daerah eksploitasi khusus pemba ngkit dibagi lebih lanjut menjadi
sektor.

Periode Tahun 1967-1985

Dalam Kabinet Pembangunan I, Dirjen Tenaga Listrik ( Dirjen Gatrik)


dan Lembaga Masalah Ketenagaan ( LMK ) dialihkan ke Departemen
Pekerjaan Umum Tenaga Listrik ( PULT ). LMK ditetapkan dalam
pengolahan PLN melalui Peraturan Menteri PUTL No. 6/PRT/1970.
tahun 1972, PLN ditetapkan sebagai Perusahaan Umum melalui Peraturan
Pemerintah No. 18, pemerintah juga memberikan tugas-tugas pemerintah

8
di bidang kelistrikkan kepada PLN untuk pengaturan, pembinaan,
pengawasan dan pelaksanaan perencanaan umum di bidang kelistrikkan
Nasional di samping tugas-tugas sebagai perusahaan. Mengingat
kebijakan energi dipandang perlu unyuk ditetapkan secara nasional, maka
pada Kabinet Pembangunan III dibentuk Departemen Pertambangan dan
Energi, dan Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) dan Perusahaan Gas
Negara ( PGN ) berpindah lingkungan dari PUTL ke Departemen di
bidang ketenagaan ditangani oleh Direktorat Jendral Ketenagaan ( 1981 ).
Dalam Kabinet Pembangunan IV, Dirjen Ketenagaan diubah menjadi
Dirjen Listrik dan Energi ( LEB ), perubahan nama ini bertujuan untuk
memperjelas tugas dan fungsi, yaitu :
a. Pembinaan program kelistrikkan.
b. Pembinaan pengusahaan.
c. Pengembangan energi baru.

Terlihat bahwa tugas-tugas pemerintah yang semula dipikul oleh PLN


secara bertahap dikembalikan ke Departemen sehingga PLN dapat lebih
memuaskan fungsi sebagai perusahaan.

Periode Tahun 1985-1990

Mengingat tenaga kerja sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan


dan kemakmuran rakyat secara umum serta untuk mendorong
peningkatan kegiatan ekonomi oleh karena itu, usaha penyediaan tenaga
listrik, pemanfaatan dan pengolahan perlu ditingkatkan agar tersedia
tenaga listrik dalam jumlah yang cukup merata degan mutu pelayanan
yang baik. Kemudian dalam rangka peningkatan pembangunan yang
berkesinambungan di bidang ketenaga listrikkan dibutuhkan upaya secara
otimal, sehingga penyediaan tenaga listrik terjamin. Untuk mencapai
maksud tersebut, Pemerinta Republik Indonesi menganggap bahwa

9
ketentuan dan perundang-undangan yang ada sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan pembangunan di bidang
kelistrikkan, maka bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia menetapkan Undang0undang No.15 Tahun 1985 tentang
penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik. Berdasarkan undang-undang
dan peraturan pemerintah tersebut ditetapkan bahwa PLN merupakan
Pemegang Kuasa Ketenaga Listrikkan.

Periode Tahun 1990-Sekarang

Tahun 1990, pemerintah mengubah status pendirian PLN dan PP No. 18


Tahun1990. Periode Juli 1994 sampai sekarang sesuai dengan PP No. 23
Tahun 1994, maka PLN dialihkan menjadi perusahaan perseroan
(Persero). Seperti disebutkan dalam PP No. 23 Tahun 1994 sebagai PP
yang terbaru dalam Bab III dijelaskan bahwa maksud dan tujuan Persero
adalah sebagai berikut :
a. Penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum sekaligus
memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan.
b. Mengusahakan penyedia tenaga listrik dalam jumlah dan mutu
yang memadai dengan tujuan untuk :
1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata
serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi.
2. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan penyediaan
tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat.
3. Merintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik.
4. Penyelenggaraan usaha-usaha lain yang menunjang usaha penyediaan tenaga
listrik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan dialihkan untuk umum, PLN menjadi PT PLN ( Persero ),


sehingga Perusahaan Umum Listrik Negara dinyatakan bubar pada saat
pendirian perseroan dengan ketentuan bahwa hak dan kewajiban beralih

10
pada perusahaan persero yang bersangkutan. Berhubungan dengan itu
maka agar di dalam pelaksanaan operasional sebagai pemegang kuasa
usaha ketenagalistrikkan sesua dengan makna yang terkandung di dalam
undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut diatas. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 1990 tentang Perusahaan
Umum ( Perum ) Listrik Negara dinyatakan tidak berlaku. Latar belakang
Perum menjadi Persero adalah bahwa selama lima pelita ( 25 tahun )
PLN hidup dan beroperasi atas bantuan anggaran pemerintah ( APBN ).
Sehingga ketergantungan sektor tenaga listrik ada APBN dan dana-dana
lunak dari pinjaman Bank dunia dan sangat besar. Maksud dan tujuan
perubahan bentuk Perum dan Persero antara lain sebagai berikut :

a. Agar perusahaan dapat meningkatkan pelayanan terhadap


masyarakat.
b. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha
menyediakan tenga listrik.
c. Agar perusahaan dapat bergerak lebih lincah dan luwes dalam
memobilisasi dana-dana dari masyarakat ( swasta ) selain dana-
dana tradisional yang selama ini diperoleh.

Selain dengan perkembangan pembangunan di segala bidang dan semakin


banyak kebutuhan pemakaina listrik di Negara Indonesia, maka untuk
dapat melayani masyarakat dan industri dalam pengadaan dan penyediaan
tenaga listrik kemudian PLN dibagi menjadi 11 PLN wilayah, 4 PLN
Distribusi, 2 PLN Pembangkitan dan Penyalur serta 12 wilayah induk.

2.2 Makna Lambang Perusahaan


Setiap perusahaan memiliki lambang yang mewakili karakter perusahaan.
Setiap lambang perusahaan tersebut mengandung makna tersendiri,selain itu

11
lambang perusahaan juga dimaksudkan sebagai identitas suatu perusahaan.
Berikut adalah lambang perusahaan PT PLN ( Persero ) dan maknanya :

1. Bentuk Lambang, Warna dan Makna Lambang


Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada
Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara
No.031/DIR/76 Tanggal 1 Juli 1976. Mengenai pembakuan lambang
Perusahaan Listrik Negara. Lambang Perusahaan Listrik Negara dapat
dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Lambang Perusahaan

2. Elemen-elemen Dasar Lambang


a. Bidang Pesegi Panjang Vertikal, dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Bidang Pesegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen dasar lambang lainnya


melambangkana bahwa PT PLN ( Persero ) merupakan wadah atau
organisasi yang terorganisisr dengan sempurna. Berwarna kuning
untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN,
bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan

12
masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-
nyala yang dimiliki tiap insan, yang berkarya di perusahaan ini.

b. Petir atau Kilat, dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya sebagai


produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir
pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insane PT PLN ( Persero )
dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya
yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan
listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan
beserta tiap insane perusahaan serta keberanian dalam menghadapi
tantangan perkembangan jaman.

c. Tiga Gelombang, dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,

13
penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para
insan PT PLN (Persero) guna untuk memberikan layanan terbaik bagi
pelangganannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan
konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap
diperlukan dalam kehidupan manusia. Disamping itu, biru juga
melambangkan keandalan yang dimiliki insane-insan perusahaan
dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

2.3 Sejarah Singkat PT. PLN APB Jateng dan DIY

Sejarah singkat PT PLN APB Jateng dan DIY dimulai dari adanya Region
Jawa Tengah dan DI Yogyakarta (RJTD) yang bekerja di bawah wilayah kerja PT
PLN Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban (P3B) Jawa Bali. PT PLN
(Persero) RJTD bekerja membawahi beberapa Unit Pelayanan Transmisi (UPT)
diantaranya, UPT Semarang, UPT Kudus, UPT Salatiga, UPT Purwokerto, UPT
Tegal, UPT Solo, UPT Yogyakarta. Lalu setelah terbitnya Keputusan Direksi PT
PLN (Persero) Nomor : 1434.K/DIR/2011 Tentang Organisasi PT PLN (Persero)
Area Pengatur Beban Jawa Tengah dan DI Yogyakarta Pada PT PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali, maka PT PLN (Persero) RJTD
berubah organisasinya menjadi PT PLN (Persero) APB Jateng dan DIY, yang
membawahi beberapa Area Pelaksana Pemelihara (APP) diantaranya, APP
Semarang, APP Salatiga, APP Purwokerto. Sedangkan APP tersebut merupakan
gabungan dari beberapa UPT seperti, APP Semarang bertempat di Semarang
yang merupakan gabungan dari UPT Semarang dan UPT Kudus, APP Salatiga
bertempat di Salatiga merupakan gabungan dari UPT Salatiga, UPT Solo, UPT
Yogyakarta, dan APP Purwokerto bertempat di Purwokerto merupakan gabungan
dari UPT Purwokerto dan UPT Tegal.

14
2.4 Gambaran Umum PT. PLN APB Jateng dan DIY

Area Pengatur Beban (APB) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, merupakan


salah satu area pengatur beban yang berada diwilayah kerja Penyaluran dan
Pusat Pengaturan Beban (P3B) Jawa Bali. Terletak di Jl. Jend. Sudirman Km
23, Komplek GI Ungaran, Ungaran. Telepon : (024) 6921221, 6921209,
Faximile : (024) 6921223, 6921236
APB Jateng dan DIY memiliki tugas dan wewenang sebagai suatu bagian
yang mengatur beban di wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

2.5 Visi Misi APB Jawa Tengah dan DI Yogyakarta


1. Visi
Diakui sebagai pengelola transmisi, operasi sistem, dan transaksi tenaga
listrik dengan kualitas pelayanan setara kelas dunia, yang mampu
memenuhi harapan stakeholders dan memberikan konstribusi dalaam
kesejahteraan masyarakat.
2. Misi
a. Mengelola operasi sistem tenaga listrk secara handal.
b. Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi
secara efisien, handal dan akrab lingkungan.
c. Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetetif, transparan dan
adil.
d. Melaksanakan pembangunan instalasi sistem transmisi Jawa Bali
Madura.

2.6 Uraian Fungsi dan Tugas Pokok APB Jateng dan DIY

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) terkait dengan kegiatan


Bidding dan Operasi Sistem.

15
2. Mengelola operasi sistem tenaga listrik untuk memperoleh sistem yang
andal, aman, bermutu dan ekonomis, dengan berbasis teknologi sesuai
standar dan peraturan yang berlaku.
3. Mengelola proses transaksi tenaga listrik dengan kontrak TSA dan
setelmen PPA dan PSA termasuk pengelolaan proses pembacaan meter
yang transparan, adil, dipercaya sesuai dengan mekanisme yang berlaku
sejalan dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG).
4. Menelola proses bidding/mekanisme transaksi dan melaksanakan
koordinasi pelaksanaan operasi sitem tenaga listrik dari perencanaan
operasi tahunan hingga pelaksaan real time.
5. Memberikan perintah dispatch unit pembangkitan pada Perusahaan
pembangkit (PT IP, PT PJB) dan Perusahaan Listrik Swasta/IPP yang
terintegrasi dalam sistem kelistrikan Jawa Bali.
6. Menganalisa dan mengevaluasi terkait pemantauan kinerja sistem, kinerja
instalasi, pembangkitran dan penyaluran, investigasi terhadap gangguan
serta pemantauan terhadap pemenuhan aturan transaksi, aturan jaringan
dan Power Purchase Agreements (PPA).
7. Melaksanakn pemeliharaan dan pengembangan fasilitas hardware,
masterstation pada pusat pengatur beban (Control Center).
8. Menetapkan desain sistem dan tata laksana proses data metering.
9. Menyusun laporan kinerja operasi sitem dan transaksi tenaga listrik.

2.7 Proses Bisnis APB Jateng dan DIY


Proses Bisnis pada PT. PLN (Persero) P3B JB APB Jawa Tengah dan DI.
Yogyakarta dapat dilihat pada bagan 2.1.

OUTPUT

16
INTERNAL INTERNAL
KANTOR INDUK : ANALISA KANTOR INDUK :
- SK, SE
ANALISA - Usulan RKA
- RKAP
PERENC
PERENC OPERASI
OPERASI DAN
DAN - Laporan Managemen
- Kontrak Manajemen ANAAN REAL
REAL EVALUA - Laporan Realisasi
- Rencana Alokasi OPERASI
OPERASI
Pembuat TIME SI
SI Kinerja
Pembuat
Energi
an Pembuat
Pembuat OPERASI
OPERASI - Laporan Realisasi Har
- Pengembangan SDM an - Laporan Operasi
Rencana an
an Analisa
Analisa & &
& Diklat Rencana Sistem
- STP Alat Pendukung Operasi Pedoman
Pedoman Evaluasi
Evaluasi - Usulan defence
Operasi
Operasi Sistem Operasi
Operasi Operasi
Operasi scheme
Sistem Pembuat
Pembuat
- Rencana Operasi STL Penyalura Gardu
Gardu Perhitung
Sistem
Perhitung
Sistem - Laporan Transaksi
- Neraca Daya Penyalura an
an Tenaga Listrik
n Induk
Induk an
an
- Strategi Automatic n&& Panduan
Panduan Transaksi - Rencana kerja
Load Shedding (UFR) Pembang
Pembang Operasi Transaksi penyaluran
Pembuat
Pembuat Operasi
Supervisi Tenaga
APP : kitan
kitan Supervisi
Sistem Tenaga - SOP Operasi Sistem
EKSTERNAL an
an SOP
SOP Sistem
& Listrik & EKSTERNAL
- Rencana Tahunan Har &
dan Listrik & -APD/APJ:
Usulan Rencana
APD
Penyaluran & APJ: Khusus
Khusus dan
Pelaksan Availabilit
- dan DataSCADATEL
konsumen VIP Pembuat Pelaksan
Manajer
PanduanAPB JTD Availabilit - MLS/ALS yang tepat
Diklat
Pembuat Panduan
aan yy Trafo
-- KualitasLaporan listrik Kajian aan
Manuver Trafo dan akurat
Kajian Manuver
Pengend - Laporan keuangan
-Pengusahaan
Transaksi tenaga Kebutuha Pengend - Standart kualitas
listrik Kebutuha alian (RAT, CF, Mutasi AT,
- Data Instalasi n alian listrik &Keuangan
-Penyaluran
Informasi hari Terpasang n Serta SPV.Administrasi
Pengemb Serta LKU)
- Jadwal HarLur
penting/siaga
- Laporan Kesiapan Pengemb Pencatata
PEMBANGKITAN: angan Pencatata APP :
- Laporan gangguan
Instalasi angan n Data
-- Transaksi
Rencana pembelian Instalasi n Data - Jadwal
BA Pemeliharaan
Transaksi Tenaga
Instalasi Operasi
energi
pengoperasian listrik Instalasi Operasi Listrikdiijinkan
yang
-Baru Kesiapan pembangkit Sistem
Sistem SOP Khusus
- Laporan Evaluasi
-- Jadwal HarKit Asisten Manajer Asisten Manajer Asistem Manajer
Data dan kondisi Real
Real Time
Time Operasi
PEMBANGKITAN:(kinerja
Operasi Perencanaan
DIKLAT: Real Time & Evaluasi SUPPORT
Operasi
SUPPORT Sistem Fasilitas Operasi
peralatan, meter,
- Evaluasi Operasi
-- Jadwal
Rencana Diklat proteksi
Bulanan,sistem SOP
UIP:
Bulanan/Mingguan Pemeliha
Pemeliha
KEUANGAN, SDM &
-Pemeliharaan
Rencana PENGELOLAAN
Rekap transaksi
- Permintaan
Penge
Penge FASILITAS raan,OPERASI
raan,
Pengelola
pengoperasian
lolaan
PenyaluranADMINISTRASI
lolaan Pembinaandan instalasi Rencana
Rencana Pemuliha
Pemuliha
Pengelola BARANG tenaga
implementasi & JASA
listrik defence
baru
SCADATEL Pembinaan Kesekre
Kesekre Pengelolaan
Pengelolaan an
an - ROH
Melaksa
Supervisor
Melaksa Pengem
Pengem n
Supervisor
n Perencana
Perencana Pengadaan
Supervisor
scheme
Pengadaan Barang/Jasa
Barang/Jasa
-- Ijin
Ijin pemadaman
pelaksanaan SDM
SDM tariatan
tariatan SCADATEL
SCADATEL Teknologi
Teknologi - Justifikasi jadwal
Keuan
Pengel
Keuan
Pengel -- Pemetaan
Pemetaan nakan
nakan bangan Ganggua
bangan Operasi
GangguaSistem an & -pemeliharaan
SOP Gardu Listrik
Induk
instalasi
pekerjaan Analisa & Evaluasi Strategi an &
Informasi
Informasi Transaksi
Pemeriksaan, Tenaga Kit
Penerimaan
gan non
olaan
gan
olaan
JASER:
rutin
Kompetensi
Kompetensi Fungsi
Fungsi Master
Master n dan
n dan Pemelihara
Pemelihara
Pemeriksaan,
- JadwalPenerimaan
Pemeliharaan
& DIKLAT: Barang
& Pemakaian
Pemakaian Barang
Pengel
RKAP
Pengel
RKAP -- Pelatihan
Pelatihan Kesekret
Kesekret Station,
Station, Perbaika
Perbaika an
an Fungsi
Fungsi yang diijinkan
- SLB & SLO Usulan
Usulan Pengam
Pengam - Usulan peserta diklat
olaan
olaan Penempatan ariatan
ariatan Master
Master n
n Master
Master TI
TI -UIP:
Ijin pemadaman
PEMERINTAH :
Penempatan anan
anan
Arus
Arus DFR
DFR dan
dan Station,
Station,
Pengel
- Aturan
Pengel //Evaluasi
Jaringan Promosi
(Grid
Promosi instalasi
instalasi - SOP Energize
instalasi
kas
kas Supervisor
Evaluasi Fasilitas
Fasilitas Master
Supervisor
Master
olaan
olaan
Code) Kinerja
Kehuma
Kehuma Penduku DFR dan -Instalasi
Permintaan baru dan ijin
Akunta Kinerja
Perencanaan san Penduku
Pengendalian DFR dan
Operasi A pengoperasian
Akunta Peraturan
- Regulasi, Individu san ng Fasilitas penanganan gangguan
nsi Individu ng Fasilitas
nsi Penduku JASER:
Pemerintah Penduku
Bagan 2.1 Proses Bisnis ng
ng
APB JTD - Justifikasi instalasi
- Lingkungan masuk ke jaringan
2.8 Struktur Organisasi
PEMERINTAH:
Supervisor
Struktur Organisasi APB Jateng dan DIY, dapat dilihat pada bagan 2.2. - Standart kualitas
Pengendalian Operasi B listrik
- Pembayaran Pajak

Supervisor
Pengendalian Operasi C

17
Supervisor Supervisor
Pengendalian Operasi D Pengendalian Operasi E
Bagan 2.2 Struktur Organisasi
2.9 Tugas dan Wewenang Jabatan

1. Manajer
Merencanakan, mengendalikan dan mengevaluasi operasi sistem serta
mengelola transaksi tenaga listrik dan memastikan kesiapan fasilitas
operasi untuk memperoleh kondisi sistem yang handal, berkualitas serta
ekonomis/efisien guna menjaga kontinuitas pelayanan energi listrik serta
bertanggung jawab atas pelaksanaan pengoperasian sistem penyaluran di
wilayah kerja Area Pelaksana Pemeliharaan yaitu fungsi perencanaan dan
evaluasi pengoperasian sistem, yang meliputi pengendalian operasi
sistem, supervisi operasi, dan rencana operasi, serta pengelolaan transaksi
tenaga listrik. Wewenang Jabatan Manajer adalah menyetujui rencana
operasi tahunan, bulanan, mingguan dan harian untuk pembangkitan,
penyaluran dan scadatel serta rencana metering, menyetujui evaluasi

18
operasi tahunan, bulanan, mingguan dan harian untuk pembangkitan,
penyaluran dan scadatel serta evaluasi metering, mnyetujui berita acara
transaksi tenaga listrik, mengusulkan rencana anggaran opersi sistem,
mengusulkan rencana pengembangan sistem.

2. Asisten Manajer Perencanaan dan Evaluasi Operasi Sistem


Mengelola fungsi operasi sistem yang meliputi perencanaan (ROT,
ROB, ROM), analisa & evaluasi operasi sistem agar diperoleh kontinuitas
dan keandalan operasi sistem.Wewenang Jabatannya antara lain,
merekomendasikan strategi operasi sistem penyaluran,
merekomendasikan pengaturan operasi sistem harian, menyetujui
maneuver sesuai jadwal pemeliharaan peralatan instalasi listrik,
mengkoordinir pembuatan dan mengevaluasi ROB dan ROT.

3. Supervisor Perencanaan Operasi Sistem


Mengkoordinasikan perencanaan operasi sistem yang meliputi
perencanaan operasi tahunan, bulanan, dan mingguan unit pembangkitan
dan rencana pemeliharaan sistem penyaluran Sub sistem di wilayah
kerjanya agar semua operasi sistem dapat terprogram dengan baik dan
dapat dipergunakan sebagai acuan operasi sistem tenaga yang memenuhi
kriteria sekuriti, mutu dan ekonomi. Wewenang jabatannya antara lain,
menetukan rencana pekerjaan pemeliharaan pembangkitan dan
penyaluran di area kerjanya, melakukan negosiasi dengan pihak pihak
terkait baik internal maupun eksternaluntuk mendapatkan jadwal
pemeliharaan dalam mendukung opersi sistem yang handal, mengusulkan
pengembangan prosedur kerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas
perncanaan operasi, memverifikasi dan meyetujui database (JALUR)
yang diperguanakn dalam bidang tugas dan tanggungjawabnya.

19
4. Supervisor Analisa dan Evaluasi Operasi Sistem
Mengkoordinasikan analisis dan evaluasi operasi sistem yang meliputi
analisis dan evaluasi operasi tahunan, bulanan, dan mingguan unit
pembangkitan dan analisis dan evaluasi pemeliharaan sistem penyaluran
Sub sistem di wilayah kerjanya agar agar diperoleh analisis yang tajam
berdasarkan data yang akurat dan laporan dapat terbit tepat waktu untuk
penyempurnaan operasi sistem lebih lanjut dan dapat dipergunakan
sebagai acuan operasi sistem tenaga yang memenuhi kriteria sekuriti,
mutu dan ekonomi. Wewenang jabatannya antara lain, membuat konsep
laporan evaluasi operasi sistem secara berkala maupun insidentil untuk
diterbitkan oleh P3B-JB, memberikan masukan untuk pengembangan dan
penyempurnaan proses operasi sistem kepada MBOPS dan Deputi
Manajer lainnya di BOPS, mengembangkan metode dan mekanisme
analisa dan evaluasi operasi sistem, menetapkan software dan hardware
untuk proses analisa dan evaluasi operasi sistem.

5. Asisten Manajer Operasi Sistem


Mengelola fungsi pengendalian operasi real time sesuai Rencana dan
berkoordinasi dengan unit operasional terkait serta penerapan Standing
Operation Prosedure dan pelaksanaan pengendalian Operasi Sistem
Tenaga Listrik secara real time agar tingkat keandalan, kontinuitas dan
mutu ke konsumen terpenuhi serta tercapai efisiensi. Wewenang
jabatannya antara lain, menentukan perubahan konfigurasi sistem sesuai
kebutuhan dari sisi demand dan supply, merekomendasikan pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan pembangkitan dan penyaluran di sub sistem APB
sesuai dengan kondisi sistem mutakhir, mengkooordinasikan
pengendalian operasi sistem, mengkoordinasikan pengoperasian instalasi
baru.

20
6. Supervisor Strategi Operasi Sistem
Tersedianya jadwal pekerjaan dan panduan manuver penyaluran
sistem 150 kV harian, strategi operasi, dan SOP (GI dan Pemulihan)
dengan memperhatikan kondisi real time yang memenuhi kriteria,
keandalan, mutu dan ekonomis. Wewenang jabatannya antara lain,
menentukan stratwegi operasi, menentukan dan menjadwalkan pekerjaan
penyaluran, menerbitkan ROH dan SOP, melakukan koordinasi dengan
pihak terkait berkenaan dengan penyaluran dan pembangkitan.

7. Supervisor Pengendalian Operasi A/B/C/D/E


Terlaksananya pengendalian operasi real time untuk mengoptimalkan
kondisi sistem yang andal dan berkualitas. Wewenang jabatannya antara
lain, menentukan pengendalian operasi sitem yang andal, berkualitas dan
ekonomis, menentukan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
pemabngkitan dan penyaluran di sub sistem APB sesuai dengan kondisi
sistem mutakhir.

8. Asisten Manajer Fasilitas Operasi


Tercapainya pengawasan dan evaluasi fungsi transaksi tenaga listrik,
pengoperasian & pemeliharaan (O&M) serta pengembangan database
SCADA dan fasilitas pendukung lainnya (genset, UPS, AC/DC Supply,
PABX, Master DFR) untuk meningkatkan kesiapan Master Station APB.
Wewenang jabatannya antara lain,meneytujui konfigurasi hardware dan
software master ststion, menyetujui pemeliharaan rutin dan perbaikan
ketidaknormalan fungsi perangkat keras master station, catu daya dan
telekomunikasi, mengusulkan pengadaan peralatan untuk pemeliharaan
perangkat keras master station, catudaya dan telekomunikasi, menyusun
rancangan spesifikasi pengembangan perangkat keras master station,
catudaya dan telekomunikasi, memvalidasi hasil pengelolaan transmisi

21
tenaga listrik bulanan untuk dikirimkan ke P3B- JB, memvalidasi rencana
kegiatan metering.

9. Supervisor Transaksi Tenaga Listrik


Memverifikasi dan mengevaluasi perhitungan transaksi tenaga listrik
berdasarkan kontrak PSA, TSA, neraca energi dan mengembangkan
sistem transaksi serta mengevaluasi transaksi tenaga listrik agar tercapai
hasil transaksi yang cepat, akurat, akuntabel dan transparan. Wewenang
jabatannya antara lain, mengevaluasi dan memverifikasi data transakasi
pembangkit dan distribusi, mengevaluasi dan memverifikasi laporan
rencana energy perusahaan / korporat, mengevaluasi hasil perhitungan
transakasi PSA dan TSA, membuat berita acara transaksi PSA dan TSA,
membuat laporan transaksi, memutakhirkan topologi jaringan.

22

Anda mungkin juga menyukai