Anda di halaman 1dari 5

LITERATURE REVIEW

Tema : Pemanfaatan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care/ANC)

Walaupun terjadi perbedaan pencapaian diseluruh penjuru dunia, Millenium


Development Goals (MDGs) tetap harus menyelesaikan targetnya di akhir tahun 2015.
Berdasar pada MDGs, PBB dan beberapa negara di dunia telah mengadopsi suatu agenda
pembangunan baru yang disebut dengan Sustainable Development Goals (SDGs). SDG
memiliki 17 target yang harus dicapai. Target ketiga SDG bertujuan untuk menjamin
kehidupan yang sehat pada seluruh masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan untuk
segala kelompok usia. Laporan MDGs tahun 2015 menunjukkan bahwa kematian anak
dibawah lima tahun berkurang lebih dari setengah antara tahun 1990 hingga 2015, sedangkan
kematian ibu meningkat 45%.1 Sekitar empat juta kematian neonatal dan 500.000 kematian
ibu diperkirakan terjadi setiap tahun di dunia. Sekitar 98% kematian tersebut terjadi di
negara-negara dengan penghasilan rendah dan menengah. Antenatal care (ANC) telah
terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas kehamilan melaui deteksi dini dan penanganan
komplikasi kehamilan. Antenatal care yang tidak relevan dan kualitas yang kurang tetap
merupakan masalah utama pada ibu hamil di negara-negara dengan penghasilan rendah dan
sedang, seperti di Asia dan Afrika.2

Pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal berhubungan dengan peningkatan hasil


kehamilan, termasuk menurunkan kematian ibu dan perinatal. Saat ibu mendapatkan
pelayanan antenatal pada trimester pertama, tanda awal komplikasi kehamilan seperti anemia,
hipertensi, hyperemesis gravidarum, ante-partum haemorhage, diabetes gestasional, dan
infeksi saluran kemih dapat dideteksi. Namun, pemanfaatan pelayanan ANC biasanya
terbatas atau tertunda di beberapa negara berkembang yang disebabkan karena keadaan
demografi, pendidikan, kultur, dan faktor ekonomi serta hambatan geografis.3

Penelitian yang dilakukan oleh Akinyemi menunjukkan bahwa ibu yang tidak
mendapatkan izin dari keluarga dua kali lebih rentan tidak melakukan pemeriksaan kehamilan
(OR=5,98) dan ibu yang tidak memiliki pendidikan formal enam kali lebih rentan tidak
melakkan pemeriksaan kehamilan (OR=5,98).1 Wilayah tempat tinggal juga menjadi faktor
pemanfaatan pelayanan antenatal. Pemanfaatan pelayanan antenatal lebih banyak digunakan
di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Penelitian yang dilakukan oleh
Tran dan Ochako menunjukkan bahwa ibu yang tinggal di daerah perkotaan lebih mungkin
melakukan ANC minimal empat kali dibandingkan dengan ibu yang tinggal di daerah
pedesaan.2, 4
Penelitian yang dilakukan oleh Agus mendapatkan hasil bahwa terdapat
hubungan antara dukungan keluarga (p=0,003) dengan pemanfaatan ANC. 5 Ibu yang berusia
20-24 tahun saat hamil (AOR=1,76), memiliki tingkat pendidikan yang tinggi (AOR=2,87)
dan tingkat pendidikan pasangan yang tinggi lebih banyak memanfaatkan pelayanan
antenatal.6 Selain itu, ibu dengan tingkat pendidikan yang tinggu juga memiliki hubungan
yang signifikan dengan pemeriksaan kehamilan >4 kali selama masa kehamilan (p<0,01). 7
Status ekonomi keluarga berhubungan dengan pemeriksaan kehamilan. Ibu yang berasal dari
kelompok ekonomi rendah tidak melakukan pemeriksaan kehamilan yang lengkap (minimal
empat kali kunjungan).8 Adapun penelitian yang dilakukan oleh Manzi et al. menunjukkan
bahwa faktor yang berhubungan degan keterlambatan pemanfataan pelayanan antenatal
adalah jumlah anak (p<0,001), status pernikahan (p=0,012), jenis asuransi kesehatan
(p<0,001), usia ibu saat melahirkan (p<0,001), dan tingkat pendidikan ibu (p<0,001). 3 Ibu
yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung mendapatkan ANC minimal empat
kali dibandingkan dengan ibu yang tidak bersekolah. 9 Lain halnya dengan hasil penelitian
yang didapatkan oleh Fagbamigbe yang menemukan tiga faktor utama yang menjadi
penghalang ibu untuk melakukan pelayanan antenata, yaitu biaya untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan, sikap petugas kesehatan dan akases atau ketidaktersediaan
transportasi.10

Terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan pemanfaatan pelayanan


kesehatan maternal.10,11 Selain itu, jarak rumah dengan fasilitas kesehatan yang jauh (waktu
tempuh >1 jam) berhubungan dengan rendahnya pemanfaatan ANC pada trimester pertama. 12
Hasil lain yang didapatkan oleh Birmeta menunjukkan bahwa alasan ibu tidak melakukan
ANC karena merasa sehat atau tidak sakit, pengetahuan mengenai ANC yang kurang dan
terlalu sibuk.13 Ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan berada pada status
sosial-ekonomi yang tinggi memiliki kemungkinan melakukan ANC minimal empat kali. 14
Faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan kehamilan yang lengkap (minimal empat kali)
adalah biaya pemeriksaan (OR=0,035) dan kurang mempercayai dokter (OR=0,036). 15 Haque
menemukan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ANC secara signifikan berhubungan
dengan kondisi sosio-ekonomi ibu serta keadaan demografis.16 Pemanfaatan ANC lebih
banyak dilakukan oleh ibu dengan status ekonomi tinggi, memiliki pekerjaan serta memiliki
jumlah adan yang lebih sedikit.17,18 Perbedaan pemanfaatan ANC pada ibu rumah tangga dan
ibu yang memiliki pekerjaan secara statistik signifikan (p<0,05), dimana ibu rumah tangga
lebih rentan melakukan pemeriksaan kehamilan lebih dari tiga kali selama masa kehamilan.19

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa faktor-
faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal adalah tingkat pendidikan
ibu, wilayah tempat tinggal, status ekonomi, usia ibu, pendidikan suami, jumlah anak, paritas,
akses ke pelayanan kesehatan, tingkat pengetahuan, pekerjaan, dan lain-lain. Ibu hamil yang
tinggal di wilayah pedesaan lebih kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hal ini
disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan ibu yang menyebabkan kurangnya
pengetahuan mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan. Selain itu, akses ke
pelayanan kesehatan juga dapat menjadi penghambat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan
di pelayanan kesehatan. Lain halnya dengan kondisi ibu yang tinggal di wilayah perkotaan.
Walaupun pemanfaatan ANC di perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di desa, tetapi
masih terdapat ibu yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan karena memiliki pekerjaan
sehingga tidak memiliki waktu untuk melakukan ANC. Terdapat perbedaan hasil penelitian
untuk variabel usia ibu. Penelitian yang dilakukan oleh Prusty et al. mendapatkan hasil
bahwa ibu yang berada pada kelompok usia 20-34 tahun lebih banyak memanfaatkan
pelayanan antenatal, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Gupta et al. menunjukkan
bahwa ibu yang berada pada kelompok usia <20 tahun lebih rentan melakukan ANC minimal
empat kali dibandingkan dengan ibu yang berada pada kelompok usia 20-34 tahun. 5,15
Perbedaan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang dapat
mempengaruhi ibu dalam memanfaatkan pelayanan antenatal.

Kesimpulan dari pembahasan berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan adalah:
pemanfaatan pelayanan ANC dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan
ibu, wilayah tempat tinggal, status ekonomi, usia ibu, pendidikan suami, jumlah anak, paritas,
akses ke pelayanan kesehatan, tingkat pengetahuan, pekerjaan, dan lain-lain. Kondisi latar
belakang dan wilayah tempat tinggal ibu hamil yang berbeda-beda memerlukan adanya
intervensi yang berbeda pula, sesuai dengan keadaan ibu hamil tersebut. Perbaikan kualitas
pelayanan petugas kesehatan terhadap ibu hamil serta pemberian pengetahuan atau sosialisasi
kepada ibu hamil dan keluarga perlu dilakukan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan
kehamilan ibu hamil minimal empat kali di tenaga kesehatan yang kompeten.
Memaksimalkan pemanfaatan pelayanan antenatal diharapkan dapat menurunkan angka
kematian ibu dan anak di dunia.
DAFTAR PUSTAKA

1. Akinyemi, J., Rotimi, Olutosin. Patterns and Determinants of Dropout from Maternity
Care Continuum in Nigeria. BMC Pregnancy and Childbirthd. 2016; 16(282): 1-11.
2. Tran, T. et al. Factors Associated with Antenatal Care Adequacy in Rural and Urban
Contexts-Results from Two Health and Demographic Surveillance Sites in Vietnam.
BMC Health Services Research. 2012; 12(40): 1-10.
3. Manzi, A. et al. Assessing Predictors of Delayed Antenatal Cre Visits in Rwanda: a
Secondary Analysis of Rwanda Demographic and Health Survey 2010. 2014; 14(290): 1-
8.
4. Ochako, R., Wanjiru, G. Pregnancy Wantedness, Frequency and Timing of Antenatal
Care Visit among Women of Childbearing Age in Kenya. Reproductive Health. 2016;
13(51): 1-8.
5. Agus, Y., Ahigeko, H. Factors Influencing the Use of Antenatal Care in Rural West
Sumatra, Indonesia. BMC Pregnancy an Childbirth. 2012; 12(9): 1-8.
6. Prusty, R. et al. Factors Associated with Utilization of Antenatal Care Services in
Cambodia. Journal of Public Health. 2015; 23: 297-310.
7. Mori, E. et al. Antenatal Care among Poor Women in Mexico in the Context of Universal
Health Coverage. Matern Child Health Journal. 2015; 19: 2314-2322.
8. Kumar, G. et al. A Population-based Study of Neonatal Mortality and Maternal Care
Utilization on the Indian State of Bihar. BMC Pregnancy and Childbirth. 2014; 14(357):
1-10.
9. Zaky, H., Dina, M., Mohamed, A. Testing for the Endogenous Nature between Womens
Empowerment and Antenatal Helath Care Utilization: Evidence from a Cross-Sectional
Study in Egypt. BioMed Research International. 2014: 1-7.
10. Fagbamigbe, A. dan Erhabor, S. Barriers to Antenatal Care Use in NigeriaL Evidences
from Non-Users and Implications for Maternal Healt Prgrmming. BMC Pregnancy and
Childbirth. 2015; 15(95): 1-10.
11. Olayinka, O. et al. Awareness and Barriers to Utilization of Maternal Health Care
Services among Reproductive Women in Amassoma Comunity, Bayelsa State.
International Journal of Nursing and Midwifery. 2014; 6(1): 10-15.
12. Tarekegn, S., Leslie, S., dan Vincentas, G. Determinants of Maternal Health Service
Utilization in Ethiopia: Analysis of the 2011 Ethiopian Demographic and Health Survey.
BMC Pregnancy and Childbirth. 2014; 14(161): 1-13.
13. Dansereau, E. et al. Coverage and Timing of Antenatal Care among Poor Women in 6
Mesoamerican Countries. BMC Pregnancu and Childbirth. 2016; 16(234): 1-11.
14. Birmeta, K., Yohannes D., dan Desalegn, W. Determinants of Maternal Health Care
Utilization in Holeta Town, Central Ethiopia. BMC Health Services Research. 2013;
13(256): 1-10.
15. Gupta, S. et al. Factors Associated with Four or More Antenatal Care Visits and Its
Decline among Pregnant Women in Tanzania between 1990-2010. Plos One. 2014; 9(7):
1-13.
16. Osorio, A., Luis, M., dan Katharina, R. Individual and Local Level Factors and Antenatal
Care Use in Colombia: a Multilevel Analysis. Cad. Saude Publica. 2014; 30(5): 1079-
1092.
17. Haque, M., Surjaya D., Muhammad A. Maternal Health Care Seeking Behavior: the Case
of Haor (Wetland) in Bangladesh. BMC Public Health. 2016; 16(592): 1-9.
18. Sado, L., Alma, S., dan David, R. The Influence of Womens Empowerment on Maternal
Health Care Utilization: Evidence from Albania. Social Science and Medicine. 2014;
5(47)
19. Heredia, I. et al. Measuring the Adequacy of Antenatal Health Care: a National Cross-
Sectional Study in Mexico. Bull World Organ. 2016; 94: 452-461.
20. Javali, R., Appasaheb, W., dan MD. Mallapur. Socio-Demographic Factors Influencing
Utilization of Antenatal Health Care Services in a Rural Area-a Cross Sectional Study.
International Journal of Medical Science and Public Health. 2014; 3(3): 308-312.

Anda mungkin juga menyukai