Anda di halaman 1dari 15

PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

Oleh
SM-3T PAUD Angkatan V Universitas Pendidikan Indonesia

A. Karakteristik Anak Usia Dini dan Gaya Belajar Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan individu/anak yang berada pada rentang
usia 0 (sejak lahir) sampai 6 tahun.. Pada masa ini anak sedang
berkembang sangat pesat. Lebih jauh Berk (dalam Sujiono, 2009, hlm. 6)
mengungkapkan bahwa pada masa ini proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang
cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Bahkan para ahli
pun memandang usia dini ini sebagai usia keemasan (golden age). Kondisi
ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, agar anak mampu
berkembang secara optimal. Selain itu, perkembangan usia dini dipandang
sebagai dasar/pondasi perkembangan selanjutnya. Dengan demikian
optimalisasi perkembangan anak sejak dini harus diupayakan untuk
menyiapkan sumber daya manusia yang bekualitas di masa depan.
Adapun dalam upaya optimalisasi potensi perkembangannya, setiap
anak membutuhkan peran lingkungan yang kondusif dan mendukung. Hal
ini dapat dilakukan dengan pemenuhan gizi/nutrisi, pemberian layanan
kesehatan, perawatan dan perlidungan serta stimulasi pendidikan.
Berbagai kebutuhan ini harus dipenuhi sejak anak lahir bahkan ketika
masih dalam kandungan.
Bertemali dengan stimulasi pendidikan yang pada awalnya
dilakukan di lingkungan keluarga (rumah), yaitu sejak anak lahir bahkan
sejak dalam kandungan. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya usia dan
pekembangannya, anak juga memerlukan layanan pendidikan yang lebih
lengkap dari lingkungan luar rumah, baik dari lingkungan masyarakat
ataupun lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I pasal 1 Ayat 14
menyatakan bahwa, Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 1


Berdasarkan Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini, jalur penyelenggaran PAUD terbagi menjadi
tiga, yaitu: (1) Jalur Pendidikan Formal, yaitu berbentuk Taman Kanak-
Kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA); (2) Jalur Pendidikan Informal, yaitu
pendidikan anak usia dini di dalam keluarga atau lingkungan sekitar anak;
(3) Jalur Pendidikan Non-formal, yaitu berbentuk Taman Penitipan Anak
(TPA) atau Daycare, Kelompok Bermain, atau Satuan PAUD sejenis lainnya,
seperti POS PAUD, dll.
TK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada
jalur formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia
4-6 tahun.
Raudhatul Athfal disingkat menjadi RA merupakan pendidikan
formal untuk anak usia dini mulai dari usia 4 (empat) sampai dengan usia
6 (enam) tahun yang menyelenggarakan program pendidikan
menggunakan kekhasan agama Islam.
KB adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan non formal yang memberikan layanan pendidikan bagi anak
usia 2-6 tahun, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak
agar kelak siap memasuki pendidikan lebih lanjut.
TPA adalah salah satu bentuk paud pada jalur pendidikan nonformal
yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan dan
kesejahteraan sosial terhadap anak sejak lahir sapai dengan usia enam
tahun.
Satuan PAUD sejenis adalah bentuk-bentuk satuan PAUD selain TK,
RA, KB, TPA yang penyelenggaraan dapat diintegrasikan dengan berbagai
program layanan anak usia dini yang telah ada di masyarakat seperti
posyandu, BKB, Taman Pendidikan Al-Quran, dan program lainnya.
Pada dasarnya semua lembaga PAUD memiliki tujuan yang sama
yakni mengembangkan seluruh aspek perkembangan. Untuk menunjang
optimatimalisasi tumbuh kembang maka hendaknya guru memahami
kerekteristik anak usia dini.
Adapun di bawah ini beberapa karakteristik anak usia dini menurut
Masitohdkk, (2005) adalah sebagai berikut:
1. Anak bersifat unik
Setiap individu yang lahir pada dasarnya memiliki kekhasan sendiri
baik berkenaan dengan bakat, minat, gaya belajar, potensi,

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 2


kemampuan, dan karakteristik yang berbeda bahkan pada anak yang
kembar sekalipun. Hal ini pada dasarnya dipengaruhi oleh bawaan dan
lingkungan yang berbeda. Dengan demikian pendidik/lingkungan harus
mengupayakan layanan secara individual.
2. Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan
Pada dasarnya anak menunjukan sikap dan perilaku asli tanpa
rekayasa. Hal ini dibuktikan dengan anak yang seringkali ceplas ceplos
mengungkapkan isi hatinya.
3. Anak bersifat aktif dan enerjik
Anak usia dini seringkali disebut sebagai manusia yang kelebihan
energi. Anak nampak tak pernah lelah. Mereka selalu aktif bergerak
kesana kemari engeksplorasi lingkungannya kecuali saat mereka tidur.
4. Anak itu egosentris
Anak usia dini biasanya masih memandang sesuatu berdasarkan sudut
pandangnya saja tanpa memperhatikan dan mempertimbangkan
sudut pandang orang lain. Anak merasa dunia ini hanya miliknya.
Kondisi inilah yang kemudian sering terdarinya perkelahian, rengekan,
tangisan pada anak ketika apa yang diinginkannya tidak dipenuhi.
5. Anak memiliki rasa ingin tahu dan antusias terhadap banyak hal
Pada dasarnya anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan
antusias terutama pada hal baru. Biasanya anak selalu bertanya ketika
rasa ingin tahunya belu terpenuhi.
6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang
Berbekal rasa ingin tahu yang tinggi, biasanya anak senang
menjelajah untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Misalnya anak senang
sekali membongkar pasang mainan, menyusun benda sesuai
imajinasinya, mencoret-mencoret tembok, dan sebagainya.
7. Anak belajar mengenai sesuatu hal dari hasil meniru orang lain
Anak usia dini dikenal sebagai peniru yang ulung. Berbagai hal yang
anak dengar dan lihat diaplikasikan dalam kehidupannya tanpa
mempertimbangkan baik dan buruknya. Dengan demikian lingkungan
sebaiknya memberikan ontoh yang baik.
8. Anak umumnya kaya dengan fantasi
Sebuah kebiasaan yang seringkali dilakukan anak usia dini adalah
membayangkan hal-hal di luar kondisi nyata. Tak jarang anak pun

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 3


memiliki teman imajiner seperti boneka, kursi, orang, dan benda
lainnya sehingga anak sangat betah ketika sedang bermain.
9. Anak masih mudah frustasi
Sikap anak yang mudah prustasi ditunjukan apabila keinginannya tidak
terpenuhi. Seringkali anak protes, kecewa, dan menangis.
10.Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak
Anak usia dini pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Ketika menemukan sesuatu yang baru atau yang menarik baginya,
mereka langsung ingin segera mengeksplorasinya tanpa
mempertimbangkan hal-hal yang berbahaya.
11.Anak memiliki daya perhatian yang pendek
Rentang daya perhatian dan konsentrasi pada anak asih pendek.
Dalam hal ini anak asih mudah teralih dengan hal-hal lain yang lebih
menarik. Kondisi inilah yang harus diperhatikan guru untuk
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat
enjaga kefokusan anak. Selain itu pembelajaran hendaknya
menggunakan variasi kegiatan.
12.Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial
Sebagai mana diungkapkan pada uraian diatas, bahwa anak usia dini
sering kali disebut sebagai usia keemasan (golden age). Pada asa ini
anak sedang mengalami proses proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat dalam rentang seluruh kehidupan
manusia. Dengan demikian kondisi ini harus dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.

Sedangkan menurut Trianto (2011: 10) mengatakan bahwa anak usia


TK berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak
mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut:

1. Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek


situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur
secara serentak
2. Mulai berpikir secara operasional
3. Menggunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan
benda-benda
4. Membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip
ilmiah sederhana, dan menggunakan hubungan sebab-akibat
5. Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas,
dan berat.

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 4


Berdasarkan karakteristik anak usia dini di atas, maka hal ini
berpengaruh terhadap bagaimana gaya atau cara anak usia dini dalam
belajar. Dengan demikian gaya belajar anak usia dini sangatlah berbeda
dengan orang dewasa, sehingga guru dapat merencanakan pembelajaran
yang sesuai dengan anak usia dini. Berikut ini merupakan karakteristik
belajar anak usia dini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Anak belajar melalui bermain.
Bermain merupakan dunia anak. Dalam kesehariannya anak selalu
menghabiskan waktunya untuk bermain, baik dilakukan dengan teman
sebaya ataupun dengan individu yang lebih kecil dan dewasa. Bermain
pun dipandang sebagai sifat lahiriah manusia. Hal ini dibuktikan
dengan keseluruhan manusia menyukai kegiatan bermain, terlebih
pada anak usia dini. Sebuah kondisi yang wajar hal ini terjadi karena
pada dasarnya bermain ini merupakan kegiatan yang menyenangkan.
Lebih jauh Bruner dan Masitoh, dkk. (Muharomah, 2015) memandang
bahwa bermain pada masa kanak-kanak merupakan kegiatan serius
dan bagian yang penting bagi perkembangannya. Berdasarkan
fenomena tersebut, bermain ini merupakan salah satu faktor penting
untuk diikutsertakan dalam pembelajaran anak usia dini. Beberapa ahli
menegaskan bahwa bermain itu merupakan salah satu cara anak
untuk belajar, misalnya yang diungkapkanoleh Plato &Aristoteles
bahwa Bermain sebagai kegiatan yang memiliki nilai praktis, artinya
digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan
kemampuan tertentu pada anak. Melalui bermain anak belajar hal-
hal baru, baik yang bersifat imajinatif ataupun nyata. selain itu Gordon
& Browne, menyatakan bahwa Bermain merupakan pekerjaan masa
kanak-kanak dan cermin perkembangan anak. Hal ini bertemali
dengan keseharian anak yang selalu bermain. Selanjutnya tanpa
disadari bermain pun memiliki tingkatan yang menunjukan semakin
berkembangnya anak, misalnya berkenaan dengan perkembangan
sosial dari anak bermain sendiri sampai bermain bersama.
2. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya sendiri.
Artinya perubahan perilaku (hasil belajar) anak akan didapat
apabila anak mendapat kesempatan langsung aktif terlibat untuk
membangun pengetahuannya sendiri. Singkatnya anak belajar melalui
pengalaman langsung. Dengan demikian pendidik/lingkungan harus

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 5


memfasilitasi dan menstimulasi anak untuk melakukan sebuah
aktifitas pembelajaran sehingga anak mendapatkan sebuah
pengalaman baru.

3. Anak belajar secara alamiah.


Anak belajar sesuai dengan kemampuan, potensi serta apa yang dia
miliki tanpa ada paksaan atau tuntutan yang berlebihan, sehingga
anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya melalui cara
belajar alamiah
4. Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya
mempertimbangkan keseluruhan aspek pengembangan, bermakna,
menarik, dan fungsional.
Bertemali dengan mempertimbangkan keseluruhan aspek
pengembangan, pada dasarnya pembelajaran pada anak usia dini
dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh aspek perkembangan dan
berdasarkan tema. Hal ini dilakukan karena setiap individu memiliki
berbagai potensi yang harus dikembangkan. Bahkan setiap individu
pula memiliki potensi perkembangan menonjol yang berbeda-beda.
Sebuah teori multiple intelegensi yang dipaparkan oleh Garner
menunjukan bahwa anak memiliki banyak sekali potensi dan semua
potensi tersebut harus berusaha dikembangkan yang pada akhirnya
akan diketahui potensi mana yang dinggap paling menonjol. Kedua
bermakna,system belajar pada anak usia dini harus dilaksanakan
seefektif mungkin sesuai dengan karakteristik anak usia dini sehingga
pembelajaran akan menghasilkan suatu perubahan pada
perkembangan anak dan tidak hanya sekedar pentransferan ilmu saja
melainkan harus ada makna dibalik pembelajaran tersebut. Ketiga
menarik, tentu saja ketika anak merasa tertarik makan semangat dan
keingintahuan anak akan terpacu untuk ikut andil dalam
pembelajaran. Terakhir adalah fungsional yang berarti anak akan
belajar apabila yang dipelajarinya itu sesuai dengan kebutuhan
dirinya.

B. Hakikat Pembelajaran Anak UsiaDini


Pada dasarnya pembelajaran merupakan sebuah kondisi terjadinya
proses interaksi antara individu yang belajar dan membelajarkan serta
lingkungan belajar. Lebih jauh Nugraha (2010: 7) mengungkapkan bahwa

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 6


pembelajaran pada anak usia dini pada dasarnya adalah penciptaan
lingkungan atau pengkondisian dan pemberian perilaku/pengalaman
tertentu agar anak dapat berubah, dalam hal ini adalah tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai yang diharapkan. Dengan demikian
melalui pembelajaran diharapkan perilaku anak berubah menuju
perkembangan yang lebih baik.
Pembelajaran untuk anak usia dini sudah semestinya sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan anak pada masa itu, sehingga di bawah ini
merupakan hakikat pembelajaran anak usia dini, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Belajar, bermain, dan bernyanyi
Belajar pada anak usia dini merupakan sebuah kegiatan yang
mengupayakan berubahnya perilaku menuju perkembangan yang lebih
baik dalam seluruh aspek dan tugas perkembangan. Kegiatan belajar
hendaknya dilakukan dengan kondisi yang menyenangkan. Hal ini dapat
dilakukan melalui kegiatan dan atau metode yang bervariasi.

Bertemali dengan bermain berasal dari kata main yang memiliki arti
berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati dengan menggunakan alat-alat
atau tidak. Biasanya kata bermain sering kali terdengar kuarang serius.
Artinya hanya dipandang untuk mengisi waktu luang saja. Padahal bagi
anak-anak kegiatan bermain merupakan kegiatan yang sangat mutlak
dibutuhkan, sebab dunia anak adalah dunia bermain, bagaimana mereka
memahami dunianya adalah melalui bermain.

Bermain merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan


bagi anak, dengan kegiatan tersebut anak mendapatkan kebahagiaan dan
kegembiraan. Selain itu beberapa ahli menyatakan bahwa bermain
mempunyai fungsi pendidikan dan perkembangan karena memampukan
anak untuk mengendalikan perilaku mereka dan menerima keterbatasan
di dunia nyata. Artinya bagi anak-anak, bermain merupakan kegiatan yang
alami dan sangat berarti. Dengan bermain anak mendapat kesempatan
untuk mengadakan hubungan yang erat dengan lingkungan.

Bermain merupakan pengalaman belajar yang berharga, karena


ketika bermain anak dapat mendorong imajinasi anak dan mengeluarkan
ide-ide yang tersimpan di dalam dirinya. Anak mengekspresikan
pengetahuan yang ia miliki tentang dunia dan kemudian juga sekaligus

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 7


bisa mendapatkan pengetahuan baru, dan semua dilakukan dengan cara
yang menggembirakan hatinya.

Adapun bertemali dengan bernyanyi hal ini bisa mengembangkan


kepribadian anak sekaligus proses belajar efektif bagi anak usia dini. Saat
bernyanyi, anak akan rileks, santai, tidak cemas sekaligus bisa
mengungkapkan ekspresi. Bernyanyi juga membantu meningkatkan daya
ingat, menambah rasa percaya diri dan bisa membantu anak terampil
berpikir. Menyanyi dan menari sekaligus bisa meningkatkan kemampuan
motorik. Lebih jauh melalui bernyanyi diharapkan anak dapat
mendapatkan pengetahuan baru, khususnya terkait dengan lirik-lirik yang
dibawakan. Selain itu, melalui metode ini diharapkan belajar anak lebih
menyenangkan dan rileks, dan di sisi lain daya ingat anak terhadap lirik-
lirik yang dibawakan akan mudah diingat.

2. Pembelajaran yang beroriantasi pada perkembangan.


Ada tiga hal mengacunya, yaitu: (1) berorientasi pada usia yang
tepat, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan
dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan
anak usia dini tersebut. Hal ini bertemali dengan berbedanya tugas dan
kondisi perkembangan yang ditujukan antar usia (2) berorientasi pada
individu yang tepat, artinya perbedaan individual pada masing-masing
anak harus menjadi pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan,
mengevaluasi kegiatan, berinteraksi, dan memenuhi harapan anak; dan
(3) berorientasi pada konteks sesial budaya, artinya guru hendaknya
melihat anak dalam konteks keluarga, masyarakat, dan faktorbudaya yang
melingkupinya, (Masitoh, dkk).
3. Pelaksanaan pembelajaran anak usia dini perlu memberikan rasa
aman bagi anak.
Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap individu
termasuk anak. Ketika rasa aman sudah terpenuhi, hal ini sangat
menunjang anak untuk mau belajar dan merasa nyaman saat belajar.
C. Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini
Adapun di bawah ini merupakan prinsip pembelajaran anak usia dini,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada kebutuhan anak.

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 8


Setiap anak memiliki kebutuhan yang sama diantaranya kebutuhan
fisik, rasa aman, dihargai, dan diakui. Anak akan mau dan merasa
nyaman belajar apabila seluruh kebutuhannya terpenuhi.
2. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada kemampuan anak.
Pada dasarnya setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda,
dengan demikian materi/bahan ajar yang diberikan pun harus
disesuaikan, sehingga anak merasa nyaman saat belajar tidak merasa
kesulitan dan atau jenuh.
3. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada perkembangan anak.
Setiap usia pada dasarnya memiliki tugas perkembangan yang
berbeda, misalnya pada usia 4 bulan anak bisa terkurap, usia 6 bulan
anak bisa duduk, 10 bulan bisa berdiri, dan 1 tahun bisa bisa
berjalan. Lebih jauh berbagai pola perkembangan setiap anak dapat
diramalkan misalnya anak bisa berjalan setelah bisa berdiri. Berbagai
kondisi inilah yang mengharuskan lingkungan/pendidik memahami
tahap perkembangan agar stimulasi yang diberikan sesuai dengan
perkembangan anak dan ,menunjang terhadap peningkatan yang lebih
baik.
4. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada kegiatan yang
integrated yang berpusat pada tema.
Pada dasarnya anak usia dini memiliki beragam aspek perkembangan
yang harus dikembangkan. Di sisi lain anak memandang berbagai hal
di muka bumi ini sebagai kesatuan. Dua kondisi inilah yang kemudian
mengantarkan sebuah keharusan dalam penyelenggaraan
pembelajaran anak untuk mengupayakan berkembangnya seluruh
aspek perkembangan yang berpusat pada satu tema. Misalnya saat
anak belajar tentang tanah air dengan subtema bendera, anak mampu
mengenal warna dan fungsi bendera (kognitif), kosa kata (bahasa),
nasionalisme (sosial emosional), membuat bendera dan
menggerakannya (fisik motorik/seni), dan sebagainya. Begitupun saat
anak belajar makan anak dapat mengenal kosa kata dari nama
makanan (bahasa), memegang sendok, mengambil makanan, dan
memasukkannya ke dalam mulut (fisik motorik), duduk dengan tepat
dan berbagi (sosial emosional) dan berdoa sebelum dan sesudah
makan (nilai moral agama).

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 9


5. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada bermain karena
bermain merupakan wahana belajar bagi anak.
Bermain merupakan kebutuhan anak tidak dapat dipisahkan dari
kesehariannya. Kegiatan ini memberikan rasa senang. Dengan
demikian untuk menjaga rasa senang maka pembelajaran hendaknya
dilakukan seraya bermain atau dikenal sebagai bermain sambil belajar.
6. Kegiatan pembelajaran harus menggambarkan pembelajaran yang
berpusat pada anak dan bersifat langsung(hands on experience).
Berpusat pada anak artinya pembelajaran harus mampu memfasilitasi
anak bereksplorasi sesuai dengan minatnya, sehingga memacu anak
untuk terjun langsung belajar aktif. Melalui hal ini anak anak mendapat
pengalaman langsung. Berbagai alat dan kesempatan untuk
memainkan alat harus diupayakan. Selain itu anak juga harus
diberikan kesempatan waktu untuk mengeksplorasi lingkungan dengan
caranya sendiri.
7. Kegiatan pembelajaran harus menggambarkan kegiatan yang
menyenangkan.
Pada dasarnya seseorang akan merasa betah melakukan suatu
kegiatan apabila menimbulkan kesenangan. Demikian pun saat sedang
belajar, sebaiknya dikondisikan dengan kegiatan yang menyenangkan.
Apalagi bagi anak usia dini yang memiliki rentang konsentrasi yang
masih pendek, untuk menjaga kefokusan anak dala belajar, sebaiknya
pembelajaran didesain melalui kegiatan-kegiatan yang
menyenangkan. Selain itu lingkungan yang diciptakan pun sebaiknya
mampu menghindari kondisi pembelajaran yang memaksa dan penuh
tekanan.
8. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup.
Kecakapan hidup merupakan keterampilan dasar yang dijadikan modal
yang berguna bagi kehidupannya. Hal ini bertemali dengan
penanaman karakter. Karakter yang baik akan menjadi modal bagi
masa depan anak. Hal ini diarakan untuk membantu anak bersikap
jujur, tanggung jawab, bekerja keras, tekun, mandiri, mampu
bersosialisasi dan sebagainya.
9. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara bertahap, berulang-ulang dan
bermakna.

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 10


Pembelajaran dilakukan secara bertahap agar hasil belajar yang
diperoleh lebih mudah didapat. Di sisi lain anak tetap dapat
mengembangkan perkembangannya pada tahap selanjutnya.
Bertemali dengan berulang-ulang pada dasarnya anak memiliki daya
konsentrasi yang masih pendek sehingga dalam mempelajari suatu hal
membutuhkan pengkondisian yang berulang agar menjadi sebuah
kebiasaan dan terpatri dala benak anak. Adapun berkenaan dengan
bermakna artinya hal yang dipelajari anak menimbulkan suatu
kesadaran bahwa yang dipelajarinya adalah benar-benar
kebutuhannya.

D. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini


Masitoh dkk, mengemukakan bahwa metode pembelajaran, yakni
sebagai sebagai segala usaha guru untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Moeslichatoen (2004), mengemukakan bahwa ada beragam
metode pembelajaran yang bias digunakan pada anak usia dini,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Metode Bercerita
Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita
atau memberikan penjelasan kepada anak secara lisan.
2. Metode Bercakap-cakap
Merupakan kegiatan bercakap-cakap atau bertanya antara anak
dengan guru atau antara anak dengan anak lainnya. Bercakap-cakap
dilaksanakan dalam bentuk: bercakap-cakap bebas, bercakap-cakap
menurut tema, dan bercakap-cakap berdasarkan gambar seri.
3. Metode Tanya Jawab
Metode ini dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada
anak. Metode Tanya jawab ini digunakan untuk: mengetahui
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki anak, memberikan
kesempatan kepada anak untuk bertanya.
4. Metode Karyawisata
Metode karyawisata dilakukan dengan mengajak anak mengunjungi
objek-objek yang sesuai dengan tema.
5. Metode Demonstrasi
Metode ini dilakukan dengan cara mempertunjukkan atau
memeragakan suatu cara atau keterampilan. Tujuannya agar anak

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 11


memahami dan dapat melakukannya dengan benar, misalnya
mengupas buah, memotong rumput, menggosok gigi, mencuci tangan,
dll.
6. Metode Sosiodrama atau Bermain Peran
Metode sosiodrama adalah cara memberikan pengalaman kepada
anak melalui bermain peran, yakni anak diminta memainkan peran
tertentu dalam suatu permainan peran. Misalnya, berperan sebagai
tukang sayur dalam kegiatan berjualan.
7. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan cara memberikan pengalaman kepada
anak dimana anak memberikan perlakuan terhadap sesuatu dan
mengamati akibatnya. Misalnya, meniup balon, mencampurkan warna,
dll.
8. Metode Proyek
Metode ini memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan
alam sekitar dan kegiatan sehari-hari sebagai bahan pembahasan
melalui berbagai kegiatan.
9. Metode Bernyanyi
Metode bernyanyi merupakan salah satu metode yang menyenangkan
untuk anak usia dini, karena bernyanyi merupakan kegiatan yang
menyenangkan, bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan
perasaan, bernyanyi dapat membantu daya ingat anak, bernanyi
dapat mengembangkan rasa humor, membantu pengembangan
keterampilan berfikir dan kemampuan motorik anak, dan bernyanyi
dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok (Honing, dalam
Masitoh dkk. (2005))

E. Media PembelajaranAnakUsiaDini
Definisi media menurut beberapa ahli, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Briggs (1970), berpendapat bahwa media merupakan segala alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Misalnya buku, film, kaset, dll.
2. Sadiman, A.S. (1993), berpendapat bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan,

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 12


perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemkian rupa sehingga
proses belajar terjadi.
Dengan demikian berdasarkan dua pendapat ahli di atas, suatu
pembelajaran sangatlah penting menggunakan media, karena media
digunakan sebagai perantara pembawa pesan dari guru kepada siswa.
Apalagi mengingatanak usia dini pada masa ini masih dalam
perkembangan tahap berfikir konkrit, sehingga sangat perlu sekali adanya
media dalam proses pembelajaran di kelas. Lebih jauh mengungkapkan
manfaat media sebagai berikut.
a. Pesan/informasi pembelajaran dapat disampaikan dengan lebih
jelas, menarik, konkrit, dan tidak hanya dala bentuk kata-kata
tulisan dan lisan belaka (verbalistis)
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Isalnya
objek yaang terlalu besar dapat digantikan dengan realita,
gambar, dsb. Kejadian masa lalu dapat ditampilkan melalui film.
Objek yang terlalu komfleks dapat disajikan melalui diagram,
model, dsb.
c. Meningkatkan sikap aktif siswa dala belajar.
d. Menimbulkan motivasi dan kegairahan dalam belajar.
e. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa
dengan lingkungan dan kenyataan.
f. Memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan
kemampuannya.
g. Memberikan stimulasi, pengalaman, dan persepsi yang sama
bagi siswa.
Media dan sumber belajar yang dipilih harus sesuai dengan
kegiatan dan dapat memberikan pengalaman yang cocok bagi anak. Guru
juga harus memutuskan bagaimana media dan sumber belajar tersebut
disediakan dan bagaimana kegiatan diorganisasikan. Apakah anak dapat
menggunakan media dan sumber belajar tersebut secara indvidual,
kelompok atau klasikal. Apakah sumber belajar tersebut berupa objek-
objek langsung atau benda-benda pengganti. Adapun jenis media
pembelajaran antara lain:
1. By Design
Merupakan media yang dirancang secara khusus oleh guru
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 13


2. By Utilization
Merupakan media yang telah siap dipergunakan (media jadi).
Penggunaan media ini tetap disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran.
Selain itu media pembelajaran pun dapat diklasifikasikan menjadi 3
kategori sebagai berikut.
1. Media visual
Media visual merupakan media yang dapat dilihat. Media ini ada
yang dapat diproyeksikan dan tidak dapat diproyeksikan. Media
yang dapat diproyeksikan merupakan media yang penggunaannya
menggunakan alat yang dapat diproyeksikan dimana gambar dan
tulisan dilihat melalui layar. Media yang tidak dapat diproyeksikan
merupakan media gambar mati, grafis, model, dan realita.
2. Media audio
Media audio merupakan media berisi pesan yang dapat didengar. Media
audio dapat dicontohkan seperti radio.
3. Media Audio-Visual
Media audio visual merupakan media pembelajaran berisi pesan dengan sajian
kombinasi visual dan oudio. Dengan demikian media ini dapat dinikmati melalui indera
penglihat dan pendengar, atau bisa dilihat dan juga didengar, misalnya film.

F. Evaluasi/PenilaianPembelajaranAnakUsiaDini
Penilaianadalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan
berbagai informasi secara sistematis, berkala dan berkelanjutan,
menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak.
Jenis penilaian yang dapat digunakan dipendidikan anak usia dini yaitu:
1. Pengamatan/observasi, merupakan pengamatan yang dilakukan untuk
mengetahui perkembangan dan sikap anak yang dilakukan denga
mengamati tingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari secara
terus menerus.
2. Catatan anekdot (anecdotal record), merupakan sekumpulan catatan
tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu, secara khusus
(peristiwa yang terjadi secara insidental/tiba-tiba).
3. Portofolio, yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang
dapat menggambarkan sejauhmana keterampilan anak berkembang.

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 14


4. Unjuk kerja (performance), merupakan penilaian yang menuntut anak
untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya
praktek menyanyi, olahraga atau memperagakan sesuatu.
5. Penugasan, merupakan pemberian tugas yang harus dikerjakan anak
dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok,
misalnya melakukan percobaan menanam biji.
6. Hasil karya (Product), merupakan hasil kerja anak setelah melakukan
suatu kegiatan.

DaftarPustaka

Bahan Ajar, DiklatTenagaPendidik PAUD Nonformal Tingkat Dasar. (2008).


Bandung: Direktorat PTK PNF Dirjen PMPTK
DepartemenPendidikanNasionaldenganUniversitasPendidikan Indonesia.

Djoehaeni, Heni. (2009). Power Point tentang:


KomponenPerencanaanPembelajaran. Bandung: UniversitasPendidikan
Indonesia.

Masitoh, dkk. (2005). StrategiPembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.

Moeslichatoen.(2004). MetodePengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:


RinekaCipta.

Undang-UndangRepublik Indonesia No. 20 Tahun 2003


tentangSistemPendidikanNasional. Jakarta: PresidenRepublik Indonesia.

Zaman, BadrudanEliyawati, Cucu. (2010). Media PembelajaranAnakUsiaDini.


Bandung: PGPAUD FIP UniversitasPendidikan Indonesia.

Workshop PAUD-PLB PembelajaranAnakUsiaDini | 15

Anda mungkin juga menyukai