Anda di halaman 1dari 22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Komunitas


1. Definisi
Komunitas adalah sekelompok individu yang tinggal pada wilayah
tertentu, memiliki nilai nilai keyakinan dan minat yang relative sama,
serta berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Berikut juga
dijelaskan menurut WHO tahun 1974 mendefinisikan komunitas sebagai
suatu kelompok social yang ditentukan oleh batas bataswilayah, nilai
nilai keyakinan dan minat yang sama serta ada rasa saling mengenal dan
interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
Keperawatan komunitas adalah suatu sintesis dari praktik keperawatan
dan preaktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan
serta memelihara kesehatan penduduk. Keperawatan Komunitas
mencakup perawatan kesehatan keluarga juga kesehatan kesejahteraan
masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah
kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut
sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka
meminta batuan kepada orang lain.
Asuhan keperawatan komunitas adalah lapangan perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih bersar yang ditujukan kepada
individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas mendefinisikan keperawatan
kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan

5
keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan
kcsehatan masyarakat.
Definisi keperawatan kesehatan komunitas, yaitu sintesis dari ilmu
kesehatan masyarakat dan teori keperawatan profesional yang bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah suatu upaya pelaksanan
keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan
lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih
tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat.
Keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) adalah suatu bidang
dalam keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu. Pelayanan tersebut ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai suatu kesatuan
yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga dapat mandiri dalam upaya
kesehatannya.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan.
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang keperawatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan

6
terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga
mandiri dalam upaya kesehatan.
2. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas
Pembagian era sejarah perkembangan keperawatan komunitas
a. Empirical health era (< 1850 )
Pendekatan kearah symptom/gejala yg dikeluhkan si sakit,
pendidikan, yankes, penelitian berorientasi pada gejala penyakit
b. Basic science era (1850-1900)
Ditemukannya laboratorium, Ilmu kesehatan berkembang ke arah
penyebab terjadinya penyakit yg dpt dibuktikan secara laboratoris.
c. Clinical science era ( 1900-1950)
Ilmu kesehatan, bagaimana mendiagnosis, mengobati dan
memulihkan individu yg menderita sakit tertentu/ Patient oriented.
d. Public health science era (1950-2000)
Mulai dikembangkan kesehatan masyarakat (public health), yankes
tidak lagi mengutamakan upaya kuratif tetapi juga memikirkan upaya
promotif dan rehabilitatif.
e. Political health science era (sekarang)
Konsep pendekatan terhadap semua penduduk. Masalah yang
dihadapi meliputi: environment, health services, behavior dan
herediter.
3. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-
upaya sebagai berikut.
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau

7
isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut;
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
b. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan.
4. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan
yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan

8
masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya
sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang
mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas
penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-
pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran
dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman
bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
a. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk
interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya
dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri
untuk membentuk pengetahuan baru.

9
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan
kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat.
Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya
untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi
masyarakat.
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari :
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat
pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis,
rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri.
c. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan,
kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan. Yang termasuk kelompok khusus adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir

10
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Lansia
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
b) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, yaitu:
a) Wanita tunasusila
b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c) Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a) Panti werdha
b) Panti asuhan
c) Pusat-pusat rehabilitasi
d) Penitipan balita
d. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga
dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan
untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada
tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
memandang komunitas sebagai klien
5. Peran Perawat komunitas
Banyak peranan yang dapat dilakukan diantaranya adalah :
a.Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan
yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di

11
masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku
sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Konseling adalah
proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan
seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan
intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji
kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar.
Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi
pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi
pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah
didapat.
c.Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat
ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
d. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi
dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal

12
lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed
Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas
yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien,
harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit
akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.
e.Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,
ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat
proses penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada
tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan.
g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan.
h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta
berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang

13
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional.
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent
and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada
dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
perubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji
motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan
alternatif, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji
sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari
proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini.
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari
perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat
membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga
perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku
yang dapat meningkatkan kesehatan.
k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community
Care Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah
yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah
kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat
komunitas.
6. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-
upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (curatif), pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan

14
masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan
komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas
ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau
masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin
dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,

15
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan :
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga
dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya
adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena
menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-
kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna
wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai
masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah
kesehatan yang mereka derita.Hal ini tentunya membutuhkan
penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat
dimengerti (Mubarak, 2007).
7. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang
bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang
mendekati kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan
pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik.
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health
Care System. Model konsep ini merupakan model konsep yang
menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan
penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik
yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran
pelayanan adalah komunitas.
Teori Neuman berpijak pada metaparadigma keperawatan yang terdiri
dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.

16
Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan
keperawatan komunitas adalah:
a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari
variabel yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau
pengaruh-pengaruh dari sekitar atau sistem klien
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan
kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural
dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan
fleksibel, normal dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan
tahapan, yaitu:
a. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social
b. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung
harapan baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan
lain-lain)
c. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang
mampu secara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan
masyarakat
d. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa
alasan
e. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan
diukur
f. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada
menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam
kesehatan, seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia
tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang lain

17
g. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi
mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu
dalam penyembuhan sakit medisnya.
h. Seriously ill, yaitu benar-benar ssakit, baik secara psikologis, medis
dan sosial
8. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan
Kesehatan Utama
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan
kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya
promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan
rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya.
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien
yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari
individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas
individu dari Neuman untuk melihat masalah pasien, model komunitas
sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan
kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan
keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya menjadi model
komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan
primer yang menjadi landasannya.
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
a. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan
memberikan asuhan keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan
pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah atau
puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan pelayanan tindak
lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di rumah

18
dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti penderita
penyakit demam darah dan diare. Kemudian individu yang
memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti ibu
hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
b. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko
tinggi diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan
keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit menular dan
kronis. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit utama
masyarakat dan lembaga yang menyakut kehidupan masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, keluarga tetap juaga berperan sebagai
pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggotanya.
c. Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi
oleh wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu
misalnya kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang komunitas
sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan komunitas yang
mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan tertier melalui proses
individu dan kelompok dengan kerja sama lintas sektoral dan lintas
program.
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang
terdiri dari tiga tingkat yaitu:
a. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup
peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan

19
spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan
kesehatan baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer
juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu melawan
agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling
umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu
hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
b. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit
lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang
mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan
sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan
puskesmas.
c. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami
kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan
kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita
patah tulang.
B. Asuhan Keperawatan Komunitas
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis,
sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
a. Pengumpulan Data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas
yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya
kelompok atau komunitas.

20
2) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
a) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
b) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
c) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman
atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat keamanan
dan keselamatan yang tidak terjamin
d) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah
cukup menunjang, sehingga memudahkan masyarakat
mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan
e) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau
memantau gangguan yang terjadi
f) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi
dini dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi
g) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
yang terkait dengan gangguan penyakit
h) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan
Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya
i) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,
apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat
b. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif:
1) Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas,
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.

21
2) Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran
c. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical
record.
3) Cara Pengumpulan Data
Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
4) Pengelolaan Data
Klasifikasi data atau kategorisasi data
Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
Tabulasi data
Interpretasi data
5) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.
6) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga
dapat dirumuskan masalah kesehatan.
7) Prioritas Masalah

22
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai
kriteria diantaranya adalah:
1 Perhatian masyarakat
2 Prevalensi kejadian
3 Berat ringannya masalah
4 Kemungkinan masalah untuk diatasi
5 Tersedianya sumber daya masyarakat
Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas
sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam
keperawatan komunitas adalah format penapisan menurut
Stanhope, Lancaster, 1988:
No Kriteria Bobot kriteria 1-10 Masalah Bobot
1 1 - 10 Rasional Makna masalah
2 1 Kesadaran masyarakat terhadap masalah
3 2 Motivasi komuniti untuk mengatasi masalah
4 3 Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah
5 4 Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi
6 5 Bertanya akibat jika masih tetap
7 6 Cepat masalah teratasi
2. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan
komunitas akan memeberikan gambaran tentang masalah dan status
kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap
stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S).
Problem: merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
Etiologi: penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
Symptom: tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang
terjadi.
3. Perencanaan/ Intervensi

23
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang
muncul diatas adalah:
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang
tepat
e. Lakukan olahraga secara rutin
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
4. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan
lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat. Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan
tindakan yang telah direncanakan yang bersifat, yaitu:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku
hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu :

24
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan
difokuskan pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan
kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap
penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan
bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit,
Contoh: Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak,
memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dan lain-lain.
c. Pencegahan tersier yaitu kegiatan yang menekankan
pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara optimal
dari ketidakmampuan keluarga, Contoh: Membantu keluarga yang
mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk
melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi
pada keperawatan komunitas adalah :
a Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas
dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan
taqwa (IMTAQ).
b Terintegrasi
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan.
c Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional
demi tercapainya rencana program yang telah disusun
d Mampu dan mandiri

25
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai
kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan
keperawatan serta kompeten.
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya.
Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawata
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

26

Anda mungkin juga menyukai