Anda di halaman 1dari 4

PENUNTUN SKILL LAB-3

PEMERIKSAAN THT
BLOK SPECIAL SENSE SYSTEM
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN THT
FAKULTAS KEDOKTERAN UHKBPN
Disusun oleh :
dr. Mangain Hasibuan, SpTHT-KL
dr. Ita L. Roderthani, SpTHT-KL

I. PENDAHULUAN
Hidung, rongga mulut dan telinga adalah bagian dari sistem indera tubuh manusia
yang fungsinya secara berurutan untuk penciuman, pengecapan, pendengaran dan
keseimbangan. Berbagai penyakit yang sering menyerang sistem organ ini dan memiliki
angka kejadian yang cukup tinggi di dalam masyarakat, antara lain sinusitis, rhinitis,
rhinosinusitis, tonsillitis, faringitis, laryngitis, otitis eksterna, otitis media. Sebagian besar
dari penyakit-penyakit tersebut termasuk dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh
seorang dokter umum sampai penyakit tersebut tuntas pada seorang pasien. Oleh karena
itu, selain perlunya menguasai teori dari sistem special sense dan penyakit-penyakitnya,
seorang mahasiswa kedokteran juga diharapkan menguasai ketrampilan klinis pada
masing-masing organ indera manusia.

II. TUJUAN
Melalui kegiatan skills lab ini mahasiswa diharapkan mampu memahami dan melakukan
pemeriksaan fisik sistem special sense (sistem penciuman, pendengaran dan rongga
mulut) sesuai dengan langkah-langkah yang baik dan benar

III. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN


Waktu Aktivitas Belajar Mengajar Keterangan

Introduksi singkat mengenai pemeriksaan telinga, Narasumber,


hidung & tenggorokan.
Kelas besar
Demonstrasi pada kelas besar oleh nara sumber dengan
20 menit simulasi pasien (mahasiswa). Narasumber
memperlihatkan tata cara pemeriksaan telinga, hidung &
tenggorokan.

Tanya Jawab

Coaching: Mahasiswa/i dibagi menjadi kelompok kecil Instruktur Mahasiswa,


(1 kelompok terdiri dari 10 orang). Instruktor terlebih Kelas kecil
dahulu mendemonstrasikan teknik pemeriksaan telinga,
hidung dan tenggorokan.
10 x 10
Self Practice : Mahasiswa/i melakukan pemeriksaan
menit
sendiri secara bergantian dari kasus simulasi yang
diberikan dan diamati serta dinilai oleh instruktur
dengan menggunakan lembar pengamatan yang ada.
Pada akhir diskusi, instruktur memberikan kesimpulan
dari kasus tersebut.

IV. PEDOMAN INSTRUKTUR


V. BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. Head lamp
2. Spatula lidah

1
3. Kaca laring dan tangkainya
4. Spekulum hidung
5. Kaca nasofaring dan tangkainya
6. Corong telinga
7. Otoskop
8. Kain kassa
9. Baskom berisi chlorine
10. Lampu spiritus
11. Korek api
12. Kain lap

VI. LEMBAR PENGAMATAN


NO LANGKAH TUGAS NILAI KETERANGAN
0 1 2
A. PEMERIKSAAN TELINGA

1. Melakukan inform consent


2. Cara pemeriksaan telinga
- Pasien duduk dengan posisi badan condong
sedikit ke depan dan kepala pasien lebih tinggi
sedikit dari kepala pemeriksa.
- Pasang lampu kepala dan diarahkan ke daun
telinga ke daun telinga dan liang telinga
- Melihat keadaan dan bentuk daun telinga serta
daerah belakang daun telinga (Retro aurikuler)
- Menarik daun telinga ke atas dan ke belakang
untuk memeriksa liang telinga. Jika kesulitan
gunakan corong telinga untuk memperluas
pandangan ke dalam telinga
- Otoskop digunakan untuk memeriksa
membrana tympani
- Otoskop dipegang dengan tangan kanan untuk
memeriksa membrana tympani kanan dan
tangan kiri untuk memeriksa membrana
tympani kiri, dengan posisi jari kelingking
tangan yang memegang otoskop ditekankan
pada pipi pasien yang diperiksa
- Otoskop digunakan untuk memeriksa
membrana tympani otoskop dipegang dengan
tangan kanan untuk memeriksa membrana
tympani kanan dan tangan kiri untuk
memeriksa membrana tympani kiri dengan
poisis jari kelingking tangan yang memegang
otoskop ditekankan pada pipi pasien yang
diperiksa
- Kesimpulan apa ada kelainan pada membrane
tympani, misal utuh apa tidak, perforasi sentral
/ marginal dll.

B. PEMERIKSAAN HIDUNG
1. Menjelaskan kepada pasien prosedur pemeriksaan
dan melakukan inform consent
2 Melakukan prosedur cuci tangan
3. Pemeriksaan hidung luar
- Memperhatikan bentuk luar hidung
- Palpasi daerah tulang hidung dan sinus
paranasal

2
- Pasang lampu kepala dan diarahkan ke rongga
hidung
4. Pemeriksaan Rhinoskopi anterior
- Spekulum hidung di pegang dengan tangan kiri
dalam keadaan tertutup
- Masukkan spekulum berada di dalam rongga
hidung
- Nilai vestibulum, septum, konka, meatus, dan
mukosa
- Keluarkan spekulum dalam keadaan terbuka
untuk menghindar terjepitnya bulu hidung
pasien
5. Pemeriksaan Rhinoskopi posterior
- Kaca nasofaring dipegang dengan tangan
kanan
- Hangatkan kaca nasofaring dengan api lampu
spiritus
- Sebelum kaca dimasukkan ke dalam rongga
mulut, suhu kaca di tes dulu dengan
menempelkan pada kulit belakang tangan kiri
pemeriksa
- Tekan 2/3 anterior lidah dengan spatula lalu
pasien disuruh bernafas seperti biasa dan
jangan menahan nafas
- Masukkan kaca nasofaring yang menghadap ke
atas melalui mulut, melewati bagian bawah
uvula hingga ke orofaring
- Lihat keadaan koana dan septum nasi posterior
- Kaca tersebut diputar sedikit ke lateral untuk
melihat keadaan konka media superior, serta
meatus nasi inferior dan media
- Kaca diputar lebih ke lateral lagi untuk
memeriksa torus tubarius dan fossa
rosenmuller
- Lakukan hal yang sama untuk melihat sisi yang
berlawanan
- Keluarkan kaca nasofaring dan spatula lidah
secara bersamaan dari rongga mulut

C.PEMERIKSAAN SISTEM FARING DAN


RONGGA MULUT
1. Menjelaskan kepada pasien prosedur pemeriksaan
dan melakukan inform consent
2. Pemeriksaan faring dan rongga mulut
- Pasang lampu kepala dan diarahkan ke rongga
mulut
- Nilai keadaan bibir, mukosa rongga mulut,
lidah dan gerakan lidah
- Pegang spatula lidah dengan tangan kiri
- Tekanan bagian tengah lidah dengan memakai
spatula lidah
- Nilai rongga mulut, dinding belakang faring,
uvula, arkus faring, tonsil, mukosa pipi, gusi
dan gigi
- Keluarkan spatula lidah dari rongga mulut
- Palpasi daerah rongga mulut untuk menilai
apakah ada masa tumor, kista dll.

3
3. Pemeriksaan hipofaring dan laring (Laringoskopi
indirek)
- Pasang lampu kepala dan arahkan ke rongga
mulut
- Pasien duduk lurus agak condong ke depan
dengan leher agak fleksi
- Pegang kaca laring dengan tangan kanan lalu
hangatkan dengan api lampu spiritus
- Sebelum kaca dimasukkan, suhu kaca ditest
dulu dengan menempel kan pada kulit
belakang tangan kiri pemeriksa
- Pasien diminta membuka mulut dan
menjulurkan lidahnya sejauh mungkin
- Lidah dipegang dengan tangan kiri dengan
memakai kain kasa dan ditarik keluar dengan
hati-hati
- Kaca laring dimasukkan ke dalam mulut
menggunakan tangan kanan pada uvula dan
palatum molle
- Pasien disuruh menyuarakan ii..
- Nilai gerakan pita suara abduksi dan daerah
sublogik dengan menyuruh pasien untuk
inspirasi dalam
4. Pemeriksaan kelenjar limfe leher
- Pemeriksa berdiri di belakang pasien
- Pemeriksa meraba dengan kedua belah tangan
seluruh daerah leher dari atas ke bawah
- Nilai ukuran, bentuk, konsistensi dan
perlekatan dengan jaringan sekitarnya, bila
terdapat pembesaran kelenjar limfe.

5. Memberitahukan kepada pasien hasil


pemeriksaannya
6. Mencatat hasil pemeriksaan di dalam medical
record
Note : 2 = mahasiswa melakukan dengan sempurna
1 = mahasiswa melakukan tidak sempurna
0 = mahasiswa tidak melakukan
Medan, ..............................2014
Score : ...... X 100 % = Instruktur

(.....................................)

Anda mungkin juga menyukai