Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diketahui pasien


menderita penyakit TB paru dalam masa pengobatan fase intensif akhir.
sehingga masuk kedalam kategori 1 pengobatan OAT. Saat ini pasien sedang
mengalami efek samping minor akibat OAT rifampisin dan pirazinamid
Telah diketahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
kasus TB paru pada pasien. Faktor internal yang berpengaruh terhadap
masalah TB paru adalah Aspek Faktor resiko Intrinsik segi usia, pasien
dengan usia 52 tahun dan masih memliki anak usia sekolah dasar
menjadiaknnya beban psikologis. Pasien dan keluarga memiliki Kebiasaan
makan dalam keluarga pasien kurang gizi seimbang. Aspek Faktor resiko
Ekstrinsik ada;ah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)nyang rendah
dengan kesimpulan keluarga tidak berperilaku hidup bersih dan sehat. Begitu
pula pada penilaian rumah sehat, berdasarkan hasil pemeriksaan rumah pasien
termasuk dalam kategori kurang sehat.
Dengan diketahuinya faktor-faktor internal dan eksternal pada pasien ini
serta mulai dilakukannya penatalaksanaan pada faktor internal sehingga
kualitas hidup pasien dapat lebih baik. Adapun resiko penularan dari TB paru
meningkat melalui percikan dahak dari pasien TB paru dengan BTA (+) lebih
besar dibandingkan dengan pasien TB paru dengan BTA (-) . Oleh sebab itu,
pembinaan terhadap keluarga dan perilaku pasien dalam etika bersin dan
batuk perlu dilakukan.

Indikator keberhasilan dari kegiatan pembinaan keluarga adalah pasien


mengetahui tentang penyakitnya meliputi faktor-faktor resiko, pencetus dan
pencegahan, penatalaksanaan serta pegaruh kebiasaan pasien yang
mempengaruhi penyakitnya serta menanamkan selalu berperilaku hidup sehat

46
yang harus diterapkan kepada pasien dan keluarga yang telah kami laporkan
dalam tabel koping skor keluarga.

B. Saran

1. Untuk pasien dan keluarga


Diperlukan kerja sama antara anggota keluarga dengan provider
kesehatan dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ditemukan.
Pasien dan keluarganya agar lebih terbuka kepada pemberi pelayanan
kesehatan jika ingin mengetahui tentang penyakitnya.
2. Untuk pembinaan berikutnya
Pembinaan berikutnya sebaiknya dapat bekerja sama dengan tim
Pembina sebelumnya, sehingga pembinaan yang diberikan dapat benar-
benar melanjutkan pembinaan sebelumnya yang belum teratasi dan
terpenuhi.
Pembina selanjutnya sebaiknya memotivasi keluarga pasien untuk
ikut berperan, serta menjadi pelaku rawat, bagi pasien terutama
bertanggungjawab dalam mengawasi pengobatan, pemilihan menu
makanan, kebersihan dan pengaturan jadwal makan serta kebersihan
lingkungan sekitar rumah.
Memanfaatkan catatan medis dan catatan pembinaan yang telah
dilakukan sebelumnya untuk mengetahui bagaimana perkembangan
kondisi pasien dan keluarganya sudah membaik atau belum.
3. Untuk Puskesmas
Sistem penatalaksanaan pasien secara paripurna dengan pendekatan
kedokteran keluarga. Perlunya pelayanan kesehatan yang lebih
menyeluruh, komprehensif, terpadu dan berkesinambungan. Diperlukan
suatu rekam medis yang sahih dan teratur, serta terkomputerisasi untuk
menunjang pelayanan. Perlunya mengedukasi pasien dengan TB paru
untuk berobat teratur dan kontrol rutin.

47

Anda mungkin juga menyukai