Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan mempunyai visi Indonesia sehat,diantaranya dilaksanakan
melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah
membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan
mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah
melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin meningkat,
ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya status gizi
masyarakat dan umur harapan hidup (Kepmenkes, 2004).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah
kecamatan. Puskesmas berperan di dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas
kepada masyarakat dengan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi segala harapan,
keinginan, dan kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat
Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan
puskesmas, selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam
pengembangan kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar, sehingga
pelayanan kesehatan dapat lebih berkembang.
Upaya kesehatan wajib dalam puskesmas yang biasa dikenal dengan basic six yang
terakhir yaitu tentang upaya pengobatan dasar yang ditujukan kepada semua penduduk,
tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengobatan dasar?
2. Apa tujuan dan jenis-jenis pengobatan dasar?
3. Apa program kerja dan kegiatan pokok pengobatan dasar?
4. Siapa sasaran dan target pengobatan dasar?

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian pengobatan dasar
2. Mengetahui tujuan dan jenis-jenis pengobatan dasar
3. Mengetahui program kerja dan kegiatan pokok pengobatan dasar
4. Mengetahui sasaran dan target pengobatan dasar

D. Manfaat
Makalah Program pengobatan ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik untuk
mahasiswa, petugas kesehatan, dan masyarakat pada umumnya serta dapat diaplikasikan guna
meningkatkan pembangunan nasional di bidang kesehatan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses pengobatan
terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin
bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional.
Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi,
diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga terjangkau.
Salah satu perangkat untuk tercapainya penggunaan obat rasional adalah tersedia suatu pedoman
atau standar pengobatan yang dipergunakan secara seragam pada pelayanan kesehatan dasar atau
puskesmas.
Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas pertama kali diterbitkan pada tahun 1985 dan
mendapat tanggapan yang sangat menggembirakan bagi pelaksana pelayanan kesehatan dasar.
Telah pula dicetak ulang beberapa kali dan terakhir tahun 2002 tanpa merubah isinya. Oleh
karena kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran maupun farmasi
menuntut tersedianya suatu pedoman yang mengikuti perkembangan, sehingga perlu merevisi
pedoman tersebut (Depkes, 2007).

B. Tujuan dan Manfaat Pengobatan


1. Tujuan Pengobatan
Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia
- Terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita oleh seseorang
- Berkurangnya penderitaan karena sakit
- Tercegahnya dan berkurangnya kececetan
- Merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila perlu
2. Tujuan Pedoman Pengobatan.
Tujuan Pedoman Pengobatan dikelompokkan dalam beberapa hal:
o Mutu Pelayanan Pengobatan. Oleh karena Pedoman Pengobatan hanya memuat obat yang terpilih
untuk masing-masing penyakit / diagnosis.
o Standar Profesi. Senantiasa menjadi standar profesi setinggi-tingginya karena disusun dan
diputuskan atas kesepakatan para ahli.
o Pengamanan Hukum. Merupakan landasan hukum dalam menjalankan profesi karena disusun dan
disepakati para ahli dan diterbitkan oleh pemerintah.
o Kebijakan dan Manajemen Obat. Perencanaan obat yang digunakan akan lebih tepat, secara
langsung dapat mengoptimalkan pembiayaan pengobatan
3. Manfaat Pedoman Pengobatan. Beberapa manfaat dengan adanya pedoman pengobatan:
o Untuk pasien. Pasien hanya memperoleh obat yang benar dibutuhkan.
o Untuk Pelaksana Pengobatan. Tingkat profesionalisme tinggi karena sesuai dengan standar.
o Untuk Pemegang Kebijakan Kesehatan dan Pengelolaan Obat. Pengendalian biaya obat dan suplai
obat dapat dilaksanakan dengan baik

C. Jenis-jenis Pengobatan Dasar


1. Pengobatan Dalam Gedung :
Poli Umum
Poli Gigi (Rawat Jalan)
Apotek
Unit Gawat Darurat (UGD)
Perawatan Penyakit (Rawat Inap)
Pertolongan Persalinan (Kebidanan)
2. Pengobatan Luar Gedung :
Rujukan Kasus
Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
3. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya
Kegiatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) yang dilaksanakan dalam gedung meliputi
pelayanan: (Pendaftaran;Pemeriksaan dan konsultasi kesehatan; Pelayanan pengobatan dasar,
umum dan gigi; Tindakan medis sederhana; Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk
pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas; Imunisasi; Pelayanan KB; Pelayanan laboratorium
sederhana dan penunjang lainya)
Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas Perawatan, meliputi
pelayanan: (Pelayanan perawatan pasien; Persalinan normal dan perawatan Nifas; Tindakan
medis yang dibutuhkan; Pemberian obat-obatan (generik); Pemeriksaan Laboratorium dan
penunjang medis lainnya; Perawatan perbaikan gizi buruk)
Pelayanan gawat darurat (emergency) merupakan bagian kegiatan puskesmas termasuk penangan
Obstetri-Neonatal
Pelayanan kesehatan Luar Gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringanya, meliputi
kegiatan: (Pelayanan rawat jalan melalui Puskesmas Keliling roda empat, Pusling perairan
maupun roda dua; Pelayanan kesehatan di Posyandu, Polindes/Poskesdes dan Poskestren;
Pelayanan kesehatan melalui knjungan rumah bagi pasien pasca rawat inap (home care);
Penyuluh kesehatan; Imunisasi; Pelayanan ibu hamil melalui berbagai kegiatan/program;
Pelayanan Nifas; Surveilans penyakit dan surveilans gizi; Kegiatan sweeping; Fogging
(pengasapan), Pemberantasan sarang nyamuk (PSN); Pelayanan kesehatan lainnya yang menjadi
tugas dan fungsi Puskesmas)

D. Program kerja pengobatan


1. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
Mendapatkan riwayat penyakit
Mengadakan pemeriksaan fisik
Mengadakan pemeriksaan laboratorium
Menbuat diagnosa
2. Melaksanakan tindakan pengobatan
3. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
Rujukan diagnostik
Rujukan pengobatan atau rehabilitasi
Rujukan lain, Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu,
keterjangkauan obat, perbekalan kesehatan rumah tangga dan kosmetika.
E. Kegiatan Pokok yang dilakukan antara lain:
a. Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan diseluruh puskesmas
dan jaringannya
b. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
c. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk
miskin
d. Peningkatan mutu pelayanan farmasi, komunitas dan rumah sakit.

F. Sasaran Pengobatan Dasar


Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses pengobatan
terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin
bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional. Sehingga
sasaran dari pengobatan dasar adalah :
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah
kesehatan atau keperawatan karena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal
dan sebab, maka akan dapat mempengaruih anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga
lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu
atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di
sekitarnya

G. Target Pengobatan Dasar


Pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat dilakukan melalui beberapa tahapan yang
mencakup dalam proses keperawatan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah
(problem solving approach) yang dinamis dalam memperbaiki dan memelihara kesehatan
individu, keluarga, kelompok, dan mesyarakat sampai ke tahap optimum melalui suatu
pendekatan yang sistematis untuk mengenal masalah kesehatan dan keperawatan serta membantu
memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Target dari pengobatan dasar pada suatu puskesmas adalah memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat sesuai dengan program pemerintah dalam keputusan menteri
kesehatan republik Indonesia nomor : 296/menkes/sk/iii/2008 tentang pedoman pengobatan
dasar di puskesmas menteri kesehatan republik indonesia.
Untuk melaksanakan praktek perawatan kesehatan masyarakat dengan berhasil guna dan
berdaya guna, diperlukan berbagai strategi yang ditempuh, terutama yang menyangkut tenaga,
pengelolaan dan partisipasi masyarakat secara aktif melalui pengetahuan dan keterampilan,
kemampuan manajemen, kerja sama lintas program dan lintas sektoral, dan membantu
masyarakat mulai dari tahap indikasi masalah perencanaan, pelaksanaan dan penilaian, serta
pembinaan keluarga binaan atau masyarakat binaan dan mengadakan kordinasi.

H. Alur Pelayanan Pengobatan Dasar


Secara umum alur pelayanan pasien di Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Pasien berkunjung ke puskesmas, ada beberapa Puskesmas yang menyediakan nomer antrian
baik berupa kertas bertuliskan nomer urut atau yang sudah digital. Namun ada juga puskesmas
yang percaya pada kesadaran pasien sendiri untuk antri sehingga tidak perlu menyerobot urutan
Pasien lainnya.
2. Pasien dipanggil sesuai nomor urutan untuk didaftar di loket pendaftaran. Pada proses ini, dicatat
nomer Rekam Medis Pasien atau dibuatkan nomer rekam medis untuk Pasien yang baru pertama
kali berkunjung.
3. Pasien menunggu sementara petugas akan mencari Rekam Medis Pasien yang bersangkutan di
ruang catatan medis, untuk diberikan ke unit Pelayanan atau Poli dimana tempat Pasien ingin
berobat.
4. Pasien dipanggil oleh petugas bisa juga oleh perawat.
5. Pasien diperiksa, dicatat Anamnesis, Terapi, Diagnosa dan lain-lain, termasuk obat yang
diberikan dan tindakan medis kalau ada.
6. Pasien keluar, sementara dari unit pelayanan membuat resep untuk diberikan ke ruang obat.
7. Pasien dipanggil untuk membayar (di beberapa daerah sudah gratis), kemudian dipanggil lagi
untuk menerima obat.
8. Pasien pulang.

Berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat, tentu ada


perbedaan alur pelayanan yang harus diikuti, khususnya antara puskesmas rawat jalan dan
puskesmas rawat inap (perawatan). Perbedaan utama alur pelayanan tergantung pada kasus yang
bersifat darurat (emergency) seperti: serangan penyakit akut, kecelakaan lalu lintas. Kondisi
seperti ini kemungkinan tidak mengikuti alur baku, bisa langsung menuju ruang gawat darurat
atau ruang tindakan yang terdapat di puskesmas. Bila keadaannya normal dan wajar saja, maka
pada umumnya, pengunjung puskesmas, harus mengikuti prosedur alur pelayanan standar rawat
jalan, seperti paparan ringkas berikut ini.
1. Mendaftarkan identitas pasien di ruang loket/kartu
Pengunjung harus mendaftarkan diri di loket/kartu agar tercatat dalam kartu kunjungan pasien,
dengan menunjukkan kartu identitas (KTP, askes, jamkesmas,jamkesmasda) yang masih berlaku
2. Menunggu giliran panggilan di ruang tunggu
Silahkan menuju ruang tunggu puskesmas, menanti giliran panggilan pelayanan yang diperlukan

3. Menuju ruang periksa pelayanan rawat jalan


Setelah mendapatkan giliran dipanggil oleh petugas, pasien diarahkan langsung menuju tempat
pemeriksaan dokter (poli umum,poli gigi atau poli KIA) sesuai keluhan yang dialaminya.
4. Mengambil resep obat di ruang apotek
Pengunjung yang mendapatkan resep obat, setelah diperiksa dokter, dimohon menunggu dengan
sabar, pelayanan obat yang bisa ditebus langsung di ruangan apotek puskesmas.
5. Meninggalkan ruangan puskesmas
Para pengunjung mengecek kembali perlengkapan yang dibawa dan diwajibkan selalu
berpartisipasi aktif menjaga kebersihan dan keasrian ruangan pelayanan dan halaman puskesmas.

I. Program Pengobatan Di Indonesia


Dalam Kebijaksanaan Obat Nasional (KONAS) tahun 1983 target kewajiban Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Kefarmasian pada tahun 2010 menyebutkan bahwa
ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan sebesar 90 %, pengadaan obat essensial 100 % dan
pengadaan obat generik 100 %. Dasar perhitungan kebutuhan biaya obat yang ideal dan rasional
dalam satu tahun secara global adalah sebesar 60 % X jumlah penduduk X biaya obat per kapita.
Direktur Bina Obat dan Perbekalan Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada bulan Maret 2006 dalam Rapat
Konsolidasi (RAKON) tingkat Pusat di Pontianak mengemukakan bahwa standar biaya obat
publik rasional menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah US $ 2 per kapita,
sedangkan Standar Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) US $ 1 per kapita
atau diasumsikan sekira Rp 9.000,00 (sembilan ribu rupiah) per kapita. Selain itu hasil Rapat
Konsolidasi (RAKON) Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan tahun 2002 di Bandung
merekomendasikan bahwa alokasi dana obat publik untuk PKD dalam satu tahun minimal
sebesar Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah) per kapita, artinya biaya penyediaan obat adalah sebesar
jumlah penduduk X Rp. 5.000,00, namun setiap daerah masih belum mampu memenuhi
kebutuhan obat sesuai dengan standar.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah diisebutkan bahwa Subsistem obat dan
perbekalan kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pemenuhan
kebutuhan serta pemanfaatan dan pengawasan obat dan perbekalan kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Tujuan subsistem obat dan perbekalan kesehatan adalah tersedianya obat dan
perbekalan kesehatan yang mencukupi, terdistribusi secara adil dan merata serta termanfaatkan
secara berdaya guna dan berhasil guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Unsur
utama subsistem obat dan perbekalan kesehatan terdiri dari :
1. Perencanaan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya penetapan jenis, jumlah dan mutu obat
dan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan
2. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya pemenuhan kebutuhan obat dan
perbekalan kesehatan sesuai dengan jenis, jumlah dan mutu yang telah direncanakan sesuai
kebutuhan pembangunan kesehatan
3. Pemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya pemerataan dan peningkatan
keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan.
4. Pengawasan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya menjamin ketersediaan,
keterjangkauan, keamanan serta kemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan.

Program Obat Dan Perbekalan Kesehatan Di Jawa Barat :


Tujuan program: menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan
perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga, dan
kosmetika.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1. Peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan;

a. Menyusun kerangka kebijakan peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan


di sector publik;

b. Melaksanakan pengadaan buffer stock obat dan perbekalan kesehatan essensial untuk
pelayanan kesehatan dasar, obat-obatan jangka panjang yang tidak terjangkau oleh daya
beli masyarakat dan orphan drugs (obat-obatan langka) serta obat dan perbekalan
kesehatan untuk keluarga miskin; (c) Memfasilitasi daerah dalam penyediaan obat-
obatan, alat-alat medis, peralatan terapi medis dan perbekalan kesehatan;

c. Melaksanakan monitoring ketersediaan obat dan perbekalan di sarana distribusi maupun


di sarana pelayanan kesehatan termasuk survey cepat ketersediaan obat dan perbekalan
kesehatan dalam kerangka kewaspadaan dini, kesiapsiagaan dan penanggulangan serta
pasca KLB/bencana;
d. Penyelenggaraan administrasi dan dukungan operasional program obat dan perbekalan
kesehatan.
2. Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan;

a. Menyusun kerangka kebijakan peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan;

b. Meningkatkan kemampuan manajemen pengelolaan obat publik dan perbekalan


kesehatan di pelayanan kesehatan dasar;

c. Membina dan mengembangkan serta mengoptimalkan industri farmasi nasional berbasis


keanekaragaman sumberdaya alam dan keunggulan daya saing.
3. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan;

a. Menyusun kerangka kebijakan pembinaan produksi dan distribusi obat dan perbekalan
kesehatan;

b. Pengamanan bahaya penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat dan perbekalan kesehatan,


melalui kegiatan advokasi dengan pemerintah daerah, lintas sektor terkait, LSM,
perguruan tinggi dan ikatan profesi;

c. Membina, mengembangkan dan penerapan standar mutu obat dan perbekalan kesehatan;

d. Memberdayakan masyarakat dalam penggunaan obat dan perbekalan kesehatan, melalui


komunikasi, informasi dan edukasi terhadap risiko penggunaan produk yang tidak
memenuhi persyaratan;

e. Membina dan mengembangkan sarana produksi dan distribusi obat dan perbekalan
kesehatan.
4. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk
penduduk miskin;

a. Menyusun kerangka kebijakan peningkatan keterjangkauan serta pembinaan penggunaan


obat rasional dan perbekalan kesehatan;
b. Menerapkan penggunaan obat esensial melalui pengembangan monitoring dan evaluasi
daftar obat esensial nasional secara berkala;

c. Merevitalisasi pemasyarakatan konsepsi obat esensial generik pada fasilitas pelayanan


kesehatan pemerintah;

d. Meningkatkan penggunaan obat rasional antara lain mencakup pengembangn dan


penerapan pedoman pengobatan yang rasional di berbagai tingkat pelayanan,
pemberdayaan komite farmasi dan terapi di RS serta pendidikan dan pelatihan;

e. Pengendalian terhadap promosi/iklan obat dan perbekalan kesehatan serta pengembangan


system monitoring efek samping;

f. Penyelenggaraan pembinaan, advokasi dan promosi penggunaan obat rasional melalui


mengembangkan sumberdaya kesehatan yang tersedia

5. Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit.

a. Menyusun kerangka kebijakan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian di komunitas


dan rumah sakit;

b. Meningkatkan profesionalisme tenaga farmasi melalui pelaksanaan Jabatan Fungsional


Apoteker dan Asisten Apoteker;

c. Membina dan meningkatkan kualitas sarana pelayanan kefarmasian

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengobatan dasar adalah
suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh
selama anamnesis dan pemeriksaan. Tujuan dari pengobatan dasar dibagi menjadi tujuan umum
dan tujuan khusus, tujuan umumnya meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat
di Indonesia, sedangkan tujuan khususnya terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita
oleh seseorang, berkurangnya penderitaan karena sakit, tercegahnya dan berkurangnya
kececetan, merujuk penderita ke fsilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila perlu.
Jenis-jenis pengobatan dasar antara lain pengobatan dalam gedung, pengobatan luar gedung,
pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya.
Program kerja pengobatan antara lain melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui (1)
mendapatkan riwayat penyakit, (2) mengadakan pemeriksaan fisik, (3) mengadakan pemeriksaan
laboratorium, (4) menbuat diagnosa, melakssanakan tindakan pengobatan, melakukan upaya
rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa: (1) rujukan diagnostik, (2) rujukan
pengobatan atau rehabilitasi, (3) rujukan lain.
Kegiatan Pokok yang dilakukan antara lain: (1) Peningkatan ketersediaan dan pemerataan
obat dan perbekalan kesehatan diseluruh puskesmas dan jaringannya, (2) Peningkatan mutu
penggunaan obat dan perbekalan kesehatan, (3) peningkatan keterjangkauan harga obat dan
perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk miskin, (4) peninkatan mutu pelayanan farmasi,
komunitas dan rumah sakit.
Sasaran Pengobatan Dasar adalah individu, keluarga. Target dari pengobatan dasar pada
suatu puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat sesuai dengan
program pemerintah dalam keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor :
296/menkes/sk/iii/2008 tentang pedoman pengobatan dasar di puskesmas menteri kesehatan
republik indonesia.

B. Saran
1. Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatann strata pertama yang salah satu Basic Sixnya
yaitu pengobatan dasar, pelayanannya harus bisa mencangkup seluruh masyarakat di wilayah
kerjanya sehingga dapat memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu, merata
dan terjangkau.
2. Puskesmas harus memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dlm
menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai