PENELITIAN
Oleh:
YOGYAKARTA
2017
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL
PENELITIAN
karya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa ada beberapa bagian
dari karya ini adalah bukan karya sendiri, maka saya siap menanggung
sebagaimana mestinya.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN
OLEH :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT
Penelitian ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus ditempuh
dalam Program Studi Teknik Kimia. Selain untuk menuntas program studi yang
kami tempuh, penelitian ini ternyata telah memberikan banyak manfaat kepada
penulis baik dari segi akademik maupun untuk pengalaman yang tidak dapat
bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
penelitian ini.
2. Bapak Faisal RM, Ir. Drs., M.T., Ph.D., selaku Kepala Jurusan Teknik
Kimia FTI-UII.
3. Bapak Dr. Ir. Farham HM Saleh, MSIE, selaku dosen pembimbing
iv
4. Kedua Orang Tua kami yang telah memberikan banyak doa, motivasi serta
5. Dwi Ratmoko S., M. Bintang Rabbani dan mbak Titin yang telah banyak
ini.
6. Tak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
pihak terkait lainya yang telah banyak membantu baik untuk pelaksanakan
penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga laporan
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI...................................................................................................... xii
vi
2.6.1 Proses Pirolisis ....................................................................... 18
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................. 52
LAMPIRAN ....................................................................................................... 56
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pembuatan Biobriket dengan Penambahan Bubuk Batu Bara ............... 34
Kelapa .................................................................................................................... 35
viii
DAFTAR GAMBAR
Kelapa ............................................................................................................... 28
Gambar 4.1 Hubungan antara Berat Arang Daun Nangka dengan Lama
Gambar 4.2 Hubungan antara Berat Arang Daun Nangka dan Arang Aktif dengan
Gambar 4.4 Hubungan antara Berat Arang Daun Rambutan dengan Lama
Gambar 4.5 Hubungan antara Berat Arang Daun Campuran dengan Lama
Gambar 4.6 Hubungan antara Berat Arang Daun Campuran dengan Lama
Gambar 4.7 Hubungan antara Berat Arang Daun Nangka dengan Lama
Gambar 4.8 Hubungan antara Berat Arang Daun Nangka dengan Lama
Gambar 4.9 Hubungan antara Berat Arang Daun Rambutan dengan Lama
Gambar 4.10 Hubungan antara Berat Arang Daun Rambutan dengan Lama
Gambar 4.11 Hubungan antara Berat Arang Daun Campuran dengan Lama
Gambar 4.12 Hubungan antara Berat Arang Daun Campuran dengan Lama
x
ABSTRAK
Sampah organik adalah barang yang dianggap usang dan dibuang oleh
pemilik atau pengguna sebelum, tetapi masih dapat digunakan jika dikelola
dengan prosedur yang benar. Sampah organik adalah sampah yang bisa
mengalami pembusukan atau dekomposisi bahan dan istirahat menjadi lebih kecil
dan tidak berbau yang sering disebut kompos. Kompos merupakan hasil
pelapukan bahan organik seperti daun, jerami, rumput liar, sampah, rumput, dan
bahan lain yang serupa proses pelapukan dipercepat oleh bantuan manusia. Bio-
briket merupakan bahan bakar alternatif yang menyerupai arang, tetapi dibuat atau
terdiri dari bahan non-kayu. Bio-briket dibuat oleh pirolisis (membakar-aerobik).
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alternatif bahan bakar untuk kebutuhan
perumahan yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar. Alternatif
bahan bakar bio-briket terbuat dari kering sampah daun sampah yang disebut bio-
briket. Dari hasil keseluruhan penelitian, diperoleh bahwa Nangka daun 15 gram
dengan tambahan 3 gram arang tempurung kelapa yang memiliki waktu terbaik
air mendidih. Dan Rambutan daun 18 gram dengan tambahan 3 gram arang
tempurung kelapa memiliki api terpanjang dan baik.
x
ABSTRACT
Organic waste is items are considered obsolete and disposed by the owner
or user before, but it can still be used if it is managed with the right procedure.
Organic waste is waste that can undergo decay or decomposition of materials and
breaks down into smaller and does not smell that is often referred to compost.
Compost is the result of weathering of organic materials such as leaves, straw,
weeds, trash, grass, and other similar materials weathering process is accelerated
by human assistance. Bio-briquettes is an alternative fuel that resembles
charcoal, but it is made or composed of non-wood materials. Bio-briquette is
made by pyrolysis (burning an-aerobic). This research aims to find an alternative
fuel for the housing needs that could reduce dependence on fuel. Alternative fuel
bio-briquettes are made from dried leaves litter bins called bio-briquettes. From
the overall results of the research, obtained that Jackfruit leaves 15 grams with
the addition 3 gram of coconut shell charcoal who has the best time of boiling
water. And Rambutan leaves 18 grams with the addition 3 grams of coconut shell
charcoal has the longest flame and well.
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
Sampah organik adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik atau pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai apabila
dikelola dengan prosedur yang benar. Sampah organik adalah sampah yang bisa
mengalami pelapukan atau dekomposisi dan terurai menjadi bahan yang lebih
kecil dan tidak berbau yang sering disebut dengan kompos. Kompos merupakan
sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya
dibakar menghasilkan banyak limbah berupa serasah, yang terdiri dari dedaunan
dan ranting, maupun batang-batang pohon yang apabila dibiarkan akan mengering
dan berpotensi menjadi bahan bakar yang mudah terbakar. Untuk mengurangi
tingkat bahaya kebakaran, limbah tebangan yang tersisa atau tertinggal tersebut
bahaya kebakaran juga memberikan hasil yang lebih bermanfaat dan bernilai guna
Bila kita membakar daun, sampah, kayu di udara terbuka secara sempurna,
artinya sampai api dan baranya padam, maka yang tersisa adalah abu. Abu tidak
bisa dibakar, meskipun kadang-kadang masih berwarna hitam dan agak keras
sehingga disebut arang. Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang
1
2
memanaskan kayu, gula, tulang, dan benda lain. Arang yang hitam, ringan, mudah
hancur, dan meyerupai batu bara ini terdiri dari 85% sampai 98% karbon, sisanya
anglo dan lain sebagainya. Caranya, kayu dibakar dalam ruang tertutup agar udara
atau oksigen tidak bisa masuk. Selama pembakaran, asap dan api keluar
menghalangi udara atau oksigen masuk. Yang terbakar adalah getah, ter dan
senyawa lain di dalam kayu yang sudah mengandung oksigen. Karena C sebagai
unsur kayu murni tidak mendapatkan oksigen sehingga tidak bisa terbakar, maka
pada akhir pembakaran ini diperoleh arang atau karbon murni, atau biasanya
disebut arang aktif yang sangat baik sebagai pengisap bau, gas, racun, pemurni air
Biobriket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan
sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Biobriket
yang paling umum digunakan adalah biobriket batu bara, biobriket arang,
menjadi salah satu agenda riset energi Institut Pertanian Bogor. Limbah hasil
pertanian atau disebut limbah biomassa dapat dijadikan sebagai bahan baku
adalah dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil. Sekarang minyak tanah
makin sulit dan mahal, termasuk gas LPG kadang-kadang sulit dicari, arang
3
makin mahal, maka mari memanfaatkan sampah, rerumputan, daun kering, koran
dan kertas bekas, ampas kelapa, kulit kacang dan lainnya dengan cara membuat
biobriket sebagai pengganti bahan bakar. Pada penelitian kali ini bahan yang akan
digunakan untuk membuat biobriket adalah daun rambutan kering, daun nangka
1. Bagaimana pengaruh perbedaan berat arang batu bara dan bubuk arang daun
2. Bagaimana pengaruh perbedaan berat arang batu bara dan bubuk arang daun
3. Bagaimana pengaruh perbedaan berat arang batok dan bubuk arang daun
4. Bagaimana pengaruh perbedaan berat arang batok dan bubuk arang daun
5. Apakah penggunaan bio biobriket dari sampah daun lebih baik dibandingkan
bahannya, hanya menggunakan daun rambutan, daun nangka, dan daun lain yang
memiliki ruas-ruas yang tebal. Peneliti membuat 3 sampel dengan komposisi berat
arang daun yang berbeda sedangkan berat arang batu bara sama dan peneliti
4
membuat 3 sampel lain dengan komposisi berat arang daun yang berbeda
sedangkan berat arag batok sama. Berat kanji untuk setiap sampel sama.
Pengujian yang dilakukan hanya uji pendidihan air dan pengujian waktu yang
1. Mengetahui pengaruh perbedaan berat bubuk arang dengan berat arang batu
2. Mengetahui pengaruh perbedaan berat bubuk arang dengan berat arang batu
3. Mengetahui pengaruh perbedaan berat bubuk arang dengan berat arang batok
4. Mengetahui pengaruh perbedaan berat bubuk arang dengan berat arang batok
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan bio biobriket dari sampah daun dan
1. Bio biobriket dari sampah harganya relative lebih murah dan ekonomis
TINJAUAN PUSTAKA
Biomassa adalah suatu limbah benda padat yang bisa dimanfaatkan lagi
tangga. Biobriket merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari limbah organik,
limbah pabrik maupun dari limbah perkotaan. Bahan bakar padat ini merupakan
bahan bakar alternatif atau merupakan pengganti bahan bakar minyak yang paling
murah dan dimungkinkan untuk dikembangkan secara masal dalam waktu yang
Biobriket adalah bahan bakar padat yang dapat diperbaharui yang dibuat
yang baik adalah biobriket yang permukaannya halus dan tidak meninggalkan
bekas hitam di tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar, biobriket juga harus
emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun, kedap air dan hasil
pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu lama, menunjukkan upaya
5
6
laju pembakaran (waktu, laju pembakaran, dan suhu pembakaran) yang baik
(Miskah, 2014).
Biobriket sampah daun adalah bahan bakar alternatif terbuat dari bahan
baku daun kering yang sudah di olah menjadi biobriket dan di harapkan menjadi
2. Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang
lama.
LPG.
4. Tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga sehingga tidak membuat
6. Ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan terutama bagi ibu-ibu yang sering
memasak didapur
terbuat atau tersusun dari bahan non-kayu. Biobriket dibuat dengan proses
sebagai bahan baku pembuatan biobriket, contohnya sekam padi, jerami, batok
sehingga tidak sampai menjadi abu. Pada pemanasan ini prosesnya dilakukan
pada tempat yang vakum. Selanjutnya arang dedaunan tersebut dicampur dengan
dan kecilnya kalor adalah kandungan karbonnya, dan kualitas biobriket yang baik
adalah yang memiliki kandungan abu yang sedikit. Semakin sedikit kandungan
abunya maka akan semakin baik dan standarnya dalam biobriket adalah minimal
Karbon aktif atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu
jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa
dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu gram
8
dari karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan
Karbon aktif adalah karbon padat yang memiliki luas permukaan yang
cukup tinggi berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m 2/g. Bahkan ada peneliti
yang mengklaim luas permukaan karbon aktif yang dikembangkan memiliki luas
permukaan melebihi 3000 m2/g. Bisa dibayangkan dalam setiap gram zat ini
mengandung luas permukaan puluhan kali luasan lapangan sepak bola. Hal ini
dikarenakan zat ini memiliki pori pori yang sangat kompleks yang berkisar dari
Angstrom dan ukuran makro yang melebihi 500 A (pembagian ukuran pori
permukaan internal yang diakibatkan dari adanya pori pori yang berukuran
sangat kecil. Karena memiliki luas permukaan yang sangat besar, maka karbon
aktif sangat cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan luas kontak yang
besar seperti pada bidang adsorpsi (penyerapan), dan pada bidang reaksi dan
katalisis. Contoh yang mudah dari karbon aktif adalah yang banyak dikenal
Prinsip kerja norit adalah ketika masuk kedalam perut dia akan mampu menjerap
nantinya bersama tinja. Secara umum karbon aktif ini dibuat dari bahan dasar batu
bara dan biomasa. Intinya bahan dasar pembuat karbon aktif haruslah
mengandung unsur karbon yang besar. Dewasa ini karbon aktif yang berasal dari
biomasa banyak dikembangkan para peneliti karena bersumber dari bahan yang
terbarukan dan lebih murah. Bahkan karbon aktif dapat dibuat dari limbah
ampas, kulit buah dan lain sebagainya. Proses pembuatan arang aktif dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu pengaktifan secara fisika dan secara kimia. Pengaktifan
secara fisika pada dasarnya dilakukan dengan cara memanaskan bahan baku pada
suhu yang cukup tinggi (600 900 C) pada kondisi miskin udara (oksigen),
kemudian pada suhu tinggi tersebut dialirkan media pengaktif seperti uap air dan
CO2.
dicampur dengan bahan kimia tertentu seperti KOH, NaOH, K2CO3 dan lain
seperti pada pengaktifan secara fisis, namun diperlukan tahap pencucian setelah
diaktifkan untuk membuang sisa sisa bahan kimia yang dipakai. Sekarang ini
yang baik untuk bahan bakar adalah sebagai berikut: 1) warna hitam dengan nyala
Terbakar tanpa berasap, tidak memercik dan tidak berbau, 5) dapat menyala terus
Bahan bakar padat memiliki spesifikasi dasar antara lain sebagai berikut:
Nilai kalor bahan bakar padar terdiri dari GHV (gross heating value/nilai
kalor atas) dan NHV (net heating value/nilai kalor bawah) Nilai kalor
bahan bakar adalah jumlah panas yang dihasilkan atau ditimbulkan oleh
dari 3,5C-4,5C, dengan satuan kalori. Makin tinggi berat jenis bahan
bakar, makin rendah nilai kalor yang diperolehnya. Adapun alat yang
Calorimeter).
Kandungan air dalam bahan bakar, air yang terkandung dalam kayu atau
Abu atau disebut dengan bahan mineral yang terkandung dalam bahan
bakar padat yang merupakan bahan yang tidak dapat terbakar setelah
proses pembakaran. Abu adalah bahan yang tersisa apabila bahan bakar
atau bisa juga disebut kandungan karbon tetap yang terdapat pada bahan
Ukuran partikel
bakar padat adalah ukuran partikel bahan bakar padat yang kecil. Dengan
partikel yang lebih kecil ukurannya, maka suatu bahan bakar padat akan
kandungan volatile matter pada suatu bahan bakar padat maka akan
semakin mudah bahan bakar padat tersebut untuk terbakar dan menyala.
waktu pembakaran.
Karakteristik bahan bakar padat yang terdiri dari kadar karbon, kadar air
(Nugrahaeni, 2008)
Selain bahan baku utama, pembuatan briket tidak terlepas dari bahan
anorganik.
1. Perekat organik, merupakan perekat yang efektif, tidak terlalu mahal, dan
menghasilkan abu yang relatif sedikit. Contoh perekat organik adalah kanji
dan tar.
dalam proses pembakaran, sehingga briket menjadi tahan lama. Selain itu,
perekat ini juga memiliki daya lekat yang kuat dibandingkan perekat
organik, akan tetapi biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dan menghasilkan
anorganik.
yang berasap (tar, pitch, clay, dan molasses) dan perekat yang kurang berasap
(pati, dekstin, dan tepung beras). Pemakaian tar, pitch, clay, dan molasses sebagai
mengeluarkan banyak asap jika dibakar yang disebabkan adanya komponen yang
mudah menguap. Bahan perekat pati, dekstrin, dan tepung beras akan
menghasilkan biobriket yang tidak berasap dan tahan lama tetapi nilai kalornya
tidak tinggi. Jenis perekat yang digunakan adalah salah satu faktor penting yang
menghasilkan sumber bahan bakar yang baik dan efisien energi yang tinggi maka
14
penggunaan persentase bahan perekat adalah salah satu campuran yang harus
Komposisi Jumlah
Serat (%) 0,5
Air (%) 15
Karbohidrat (%) 85
Protein (%) 0,5-0,7
Lemak (%) 0,2
Energi (kalori/100g) 307
(Amin, 2013)
bahan baku pembuatan biobriket. Umumnya bahan baku yang digunakan adalah
menggunakan limbah sebagai bahan baku pembuatan biobriket adalah murah atau
bahkan bisa gratis, lalu dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah
kita panaskan dalam tempat yang vakum sehingga menghitam, lalu kita haluskan
vakum akan sempurna. Apabila terdapat air dalam bahan baku tersebut
akan merusak hasil pembakaran bahan baku. Proses pengurangan kadar air
briket sudah memiliki kadar air yang sangat sedikit maka bisa langsung
2. Pirolisis Sederhana
ditutup hingga hanya ada sedikit ventilasi pada tong tersebut. Proses
apabila bahan baku telah dibakar hingga hitam tapi tidak sampai menjadi
terbuka, maka benda yang dibakar akan habis hingga menjadi abu.
3. Perekatan
bermacam-macam, bisa tepung kanji atau tanah liat. Kita contohkan proses
4. Pembentukan
Bahan hasil campuran antara material hasil pirolisis, air dan tepung
sekitar 140-200 kg/cm2. Dengan tekanan ini membuat hasil cetakan benar-
2.6 PIROLISIS
pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material
khusus dari thermolysis terkait dengan proses kimia charring, dan yang paling
sering digunakan untuk organik bahan. Hal ini terjadi secara spontan pada
temperatur tinggi (misalnya, di atas 300C untuk kayu, itu berbeda untuk bahan
lainnya), misalnya dalam kebakaran atau ketika vegetasi datang ke dalam kontak
dengan lava dalam letusan gunung berapi. Secara umum, gas dan cairan
Extreme pirolisis, yang daun karbon sebagai residu, disebut karbonisasi. Hal itu
tidak melibatkan reaksi dengan oksigen atau reagen lainnya, tetapi dapat terjadi
menghasilkan arang, karbon aktif, metanol dan bahan kimia lainnya dari kayu,
untuk mengubah ethylene dichloride ke vinil klorida untuk membuat PVC, untuk
sintesis, untuk mengubah limbah menjadi bahan sekali pakai dengan aman, dan
ringan yang seperti bensin. Ini adalah proses kimia penting di beberapa prosedur
juga merupakan alat analisis kimia, misalnya dengan pirolisis kromatografi gas
spektrometri massa dan di carbon-14 kencan. Memang, banyak zat kimia penting,
seperti fosfor dan asam sulfat, pertama kali diperoleh dengan proses ini. Telah
organik untuk bahan bakar fosil. Pirolisis juga merupakan dasar pyrography.
dan temperatur operasi di atas 430C (806F). Untuk limbah pertanian, misalnya,
Vakum Pirolisis
dalam rangka mengurangi titik didih dan menghindari reaksi kimia yang
Dalam flash vakum thermolysis atau FVT, maka waktu tinggal substrat
pada suhu kerja terbatas sebanyak mungkin, sekali lagi dalam rangka
Perpindahan panas langsung dengan gas panas, produk ideal gas yang
panas antara kompor dan reaktor pirolisis. Ini adalah efektif tetapi
Flash pirolisis biomassa harus ditumbuk menjadi partikel halus dan char isolasi
lapisan yang terbentuk pada permukaan partikel yang bereaksi harus terus
2005)
Augers: Teknologi ini diadaptasi dari Lurgi proses gasifikasi batu bara.
Pasir panas dan partikel biomas makan di salah satu ujung sekrup. Sekrup
komersial.
dengan kecepatan tinggi dalam tempat tidur dari biomassa partikel, yang
ablatif adalah bahwa skala-up dibuat sulit karena rasio dari permukaan
Rotating cone: Sebelum dipanaskan pasir panas dan biomas partikel yang
pasir dan biomas adalah kerucut diangkut melintasi permukaan oleh gaya
relatif baik-baik saja yang diperlukan untuk memperoleh hasil cairan yang
gesekan dengan partikel pasir, tetapi tidak seefektif dalam proses ablatif.
menghapus kabut biofuel dari gas keluar dari kondensor. Proses ini telah
biofuel
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
1. Mengumpulkan daun nangka, rambutan dan daun apa saja yang ada.
3. Menjemur daun yang masih basah di bawah sinar matahari sampai kering.
22
23
3.2 PEMBAKARAN
nangka.
3. Selama proses pembakaran harus dijaga agar tidak ada udara yang keluar
5. Langkah di atas juga dilakukan untuk daun rambutan dan daun campuran.
2. Bubuk arang setiap jenis daun dipisahkan menjadi 3 bagian dengan berat
3. Menyiapkan tepung kanji dan diencerkan dengan cara dipanaskan dengan air .
4. Mencampurkan 5 gram bubuk kanji yang sudah diencerkan dan 3 gram bubuk
arang batu bara dengan bubuk arang daun nangka 15 gram. Kemudian di aduk
hingga merata.
5. Mencampurkan 5 gram bubuk kanji yang sudah diencerkan dan 3 gram bubuk
arang batu bara dengan bubuk arang daun nangka 18 gram. Kemudian di aduk
hingga merata.
6. Mencampurkan 5 gram bubuk kanji yang sudah diencerkan dan 3 gram bubuk
arang batu bara dengan bubuk arang daun nangka 20 gram. Kemudian di aduk
hingga merata.
7. Mencampurkan 5 gram bubuk kanji yang sudah diencerkan dan 3 gram bubuk
8. Mencampurkan 5 gram bubuk kanji yang sudah diencerkan dan 3 gram bubuk
9. Mencampurkan 5 gram bubuk kanji yang sudah diencerkan dan 3 gram bubuk
Kelapa
10. Mengulangi langkah 4 sampai 9 untuk daun rambutan dan daun campuran.
3.4 PENCETAKAN
4. Menjemur biobriket yang masih basah di bawah sinar matahari sampai benar
d. Menyalakan stopwatch.
f. Mematikan stopwatch.
g. Mencatat waktu yang dibutuhkan sampai air mendidih. Waktu yang dicatat
adalah dari pertama kali biobriket berhasil terbakar sampai air mendidih,
permukaan panci.
c. Menyalakan stopwatch.
penambahan bubuk batu bara ditunjukkan pada tabel 4.1 di bawah ini:
34
35
bawah ini:
Tempurung Kelapa
Berat
Jenis Bahan Berat Arang Waktu Waktu
Arang Daun Tempurung Pendidihan Terbakar
(gram) (gram) (menit) Habis (menit)
15 3 8,03 15,05
Daun
Nangka 18 3 8,04 15,11
20 3 8,05 15,16
15 3 8,43 17,1
Daun
Rambutan 18 3 8,44 17,18
20 3 8,46 16,57
15 3 8,17 14,49
Daun
Campuran 18 3 8,1 15,1
20 3 8,06 15,52
4.2 PEMBAHASAN
Biobriket adalah bahan bakar padat yang dapat diperbaharui yang dibuat
yang baik adalah biobriket yang permukaannya halus dan tidak meninggalkan
36
bekas hitam di tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar, biobriket juga harus
emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun, kedap air dan hasil
pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu lama, menunjukkan upaya
laju pembakaran (waktu, laju pembakaran, dan suhu pembakaran) yang baik
(Miskah, 2014). Biobriket sampah daun adalah bahan bakar alternatif terbuat dari
bahan baku daun kering yang sudah di olah menjadi biobriket dan di harapkan
pat menghasilkan kalor yang besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar dan
kecilnya kalor adalah kandungan karbonnya. dan kualitas biobriket yang baik
adalah yang memiliki kandungan abu yang sedikit. Semakin sedikit kandungan
abunya maka akan semakin baik dan standarnya dalam biobriket adalah minimal
sebagai berikut:
1. Kadar air, kandungan air yang tinggi menyulitkan penyalaan dan mengurangi
temperatur pembakaran.
2. Kadar kalori, semakin besar nilai kalor maka kecepatan pembakaran semakin
meningkat.
3. Kadar abu, kadar abu yang tinggi didalam arang daun tidak mempengaruhi
proses pembakaran. Kadar abu yang tinggi dalam arang daun akan
memepersulit penyalaan.
37
4. Volatile matter atau zat-zat yang mudah menguap, semakin banyak kandungan
volatile matter pada biobriket maka semakin mudah biobriket untuk terbakar
dan menyala.
5. Bulk density, arang daunmempunyai bulk density yang jauh lebih rendah
pecah, keras, aman bagi manusia dan lingkungan serta memiliki sifat-sifat
penyalaan yang baik. Sifat-sifat penyalaan ini di antaranya mudah menyala, waktu
nyala cukup lama, tidak menimbulkan jelaga, asap sedikit dan cepat hilang serta
nilai kalor cukup tinggi. Lama tidaknya menyala akan mempengaruhi kualitas dan
efisiensi pembakaran. Semakin lama menyala dengan nyala api yang konstan
maka akan semakin baik. Nilai kalor yang tinggi akan membuat pembakarannya
Daun serta Bubuk Batu Bara-Arang Limbah Daun Terhadap waktu sebuah
biobriket habis terbakar dan kecepatan pendidihan air serta mengetahui kelebihan
biobriket lainnya. Dari penelitian ini, parameter kualitas yang di uji adalah
kecepatan pendidihan air, dimana kecepatan pendidihan air yang baik adalah yang
memiliki waktu pendidihan air paling cepat. Adapun, parameter kualitas yang lain
38
adalah lamanya nyala api suatu biobriket, yang ditunjukkan dengan waktu yang
paling lama untuk sebuah biobriket habis terbakar. Dengan mengetahui kualitas
kecepatan pendidihan air dan lama nyala api maka dapat dipilih biobriket yang
tepat dan juga untuk memperbaiki biobriket yang memiliki karakteristik yang
kurang baik.
penambahan batu bara memiliki waktu pendidihan lebih lama dari biobriket
dengan penambahan arang tempurung kelapa, sedangkan untuk lama nyala api
biobriket dengan penambahan arang tempurung kelapa memiliki waktu yang lebih
lama dibandingkan dengan biobriket dengan penambahan batubara. Pada uji coba
pendidihan air, panci yang digunakan untuk pendidihan air adalah panci yang
memiliki tutup dengan ukuran diameter panci 20 cm, dan tinggi panci 10 cm.
jenis bahan baku, yang setiap variable ditambahkan dengan 3 gram bubuk batu
bara serta 5 gram bubuk kanji yang sudah diencerkan sebagai perekat yaitu daun
menit dan 13 menit 23 detik; 11menit 58 detik dan 14 menit 47 detik; 11 menit 30
detik dan 15 menit 30 detik. Dari data yang telah diperoleh, didapatkan bahwa
39
semakin banyak komposisi arang daun pada pembuatan biobriket, maka semakin
cepat waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan 1 liter air, hal ini dapat dilihat
Waktu
(menit
Berat (gram)
Untuk lama nyala api, semakin banyak komposisi arang daun dalam
pembuatan biobriket, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan, hal ini
diketahui dari grafik perbandingan waktu dan berat yang semakin naik.
40
Waktu
(menit)
Berat (gram)
Daun rambutan dengan komposisi 15, 18, dan 20 gram arang daun
menit 8 detik dan 13 menit 13 detik; 14 menit 44 detik dan 13 menit 35 detik; 11
menit 2 detik dan 13 menit 50 detik. Dari data yang telah diperoleh, didapatkan
bahwa semakin banyak komposisi arang daun pada pembuatan biobriket, maka
semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan 1 liter air, hal ini dapat
Waktu
(menit)
Berat (gram)
Untuk lama nyala api, semakin banyak komposisi arang daun dalam
pembuatan biobriket, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan, hal ini
diketahui dari grafik perbandingan waktu dan berat yang semakin naik.
Waktu
(menit)
Berat (gram)
42
Daun campuran dengan komposisi 15, 18, dan 20 gram arang daun
menit 21 detik dan 19 menit 9 detik; 15 menit 12 detik dan 18 menit 51 detik; 15
menit 7 detik dan 18 menit 13 detik. Dari data yang telah diperoleh, didapatkan
bahwa semakin banyak komposisi arang daun pada pembuatan biobriket, maka
semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan 1 liter air, hal ini dapat
Waktu
(menit)
Berat (gram)
Akan tetapi, pada penelitian kali ini hasil waktu yang di dapat dari
biobriket daun campuran sedikit berbeda dengan yang lainnya, hal ini
campuran yang lebih sedikit dari biobriket daun nangka dan rambutan, selain itu
tercampurnya bubuk arang dengan abu, hal ini dikarenakan proses pirolisis yang
mendekati sempurna sehingga ada sebagian abu yang dihasilkan. Hal ini dapat di
Waktu
(menit)
Berat (gram)
digunakan 3 jenis bahan baku, yang setiap variable ditambahkan dengan 3 gram
bubuk batu bara serta 5 gram bubuk kanji yang sudah diencerkan sebagai perekat
menit 3 detik dan 15 menit 5 detik; 8 menit 4 detik dan 15 menit 11 detik 8 menit
5 detik dan 15 menit 16 detik.Secara teori, semakin banyak komposisi arang daun
pada sebuah biobriket maka semakin cepat waktu pendidihan air. Biobriket daun
nangka ini hasilnya tidak sesuai dengan teori yang ditunjukkan yaitu dengan
semakin banyak kompsisi arang daun pada sebuah biobriket maka semakin lama
Waktu
(menit)
Berat (gram)
Apabila dilihat pada grafik perbandingan waktu dan berat arang, garis
yang didapat berupa garis linear. Hal ini disebabkan karena perbedaan waktu yang
pendidihan air biobriket daun nangka tidak sesuai dengan teori adalah kadar air,
berpengaruh pada waktu pendidihan air. Untuk lama nyala api, secara teori
semakin banyak komposisi arang daun maka semakin lama waktu nyala api. Dari
hasil yang di dapat, biobriket daun nangka sesuai dengan teori yang ditunjukkan
dengan grafik perbandingan waktu dan berat arang yang semakin naik yang dapat
Waktu
(menit)
Berat (gram)
Daun rambutan dengan komposisi 15, 18, dan 20 gram arang daun
menit 43 etik dan 17 menit 10 detik; 8 menit 44 detik dan 17 menit 18 detik;8
arang daun pada sebuah biobriket maka semakin cepat waktu pendidihan air.
Biobriket daun rambutan ini hasilnya tidak sesuai dengan teori yang ditunjukkan
yaitu dengan semakin banyak kompsisi arang daun pada sebuah biobriket maka
semakin lama pula waktu pendidihannya, seperti pada grafik di bawah ini:
47
Waktu
(menit)
Berat (gram)
Apabila dilihat pada grafik perbandingan waktu dan berat arang, garis
yang didapat berupa garis linear. Hal ini disebabkan karena perbedaan waktu yang
pendidihan air biobriket daun rambutan tidak sesuai dengan teori adalah kadar air,
Biobriket daun rambutan berbeda dengan teori karena hasil waktu yang di
penimbangan bubuk arang daun. Kemungkinan yang lain adalah pengipasan pada
pembakaran biobriket, karena pengipasan yang dilakukan pada penelitian kali ini
Waktu
(menit)
Berat (gram)
Api
Daun campuran dengan komposisi 15, 18, dan 20 gram arang daun
menit 17 detik dan 14 menit 49 detik; 8 menit 10 detik dan 15 menit 10 detik; 8
menit 6 detik dan 15 menit 52 detik. Secara teori, semakin banyak komposisi
arang daun pada sebuah biobriket maka semakin cepat waktu pendidihan air.
Hasil waktu pendidihan 1 liter air pada biobriket daun campuran sesuai dengan
Waktu
(menit)
Berat (gram)
Pendidihan Air
Untuk lama nyala api, secara teori semakin banyak komposisi arang daun
maka semakin lama waktu nyala api. Dari hasil yang di dapat, biobriket daun
waktu dan berat arang yang semakin naik yang dapat dilihat pada grafik di bawah
ini:
50
Waktu
(menit)
Berat (gram)
Api
Dari referensi yang di dapat(Gita & Sari, 2016), nilai kalori yang paling
tinggi diantara daun rambutan, nangka dan campuran, adalah daun rambutan
yaitu sebesar 4960,336 kal/gr dengan nilai kadar karbon terikat sebesar 46,57%.
pendidihan dan lama nyala api dibandingkan dengan daun nangka dan daun
campuran. Akan tetapi, dari penelitian ini kualitas biobriket yang paling baik
penambahan bubuk batu bara sebanyak 3 gram yaitu sebesar 11 menit 2 detik dan
gram yaitu sebesar 8 menit 3 detik. Berdasarkan lama nyala api adalah daun
campuran 15 gram dengan penambahan bubuk batu bara sebanyak 3 gram yaitu
sebesar 19 menit 9 detik dan daun rambutan 18 gram dengan penambahan arang
51
penambahan arang tempurung kelapa 3 gram memiliki waktu pendidihan air yang
tempurung kelapa 3 gram memiliki nyala api yang paling lama dan baik.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Biobriket adalah bahan bakar padat yang dapat diperbaharui yang dibuat
3. Semakin lama menyala dengan nyala api yang konstan maka akan semakin
baik.
detik.
52
53
menit 3 detik.
9. Dari penelitian ini kualitas biobriket yang paling baik berdasarkan lama
nyala api adalah daun campuran 15 gram dengan penambahan bubuk batu
10. Dari penelitian ini kualitas biobriket yang paling baik berdasarkan lama
11. Dari keseluruhan hasil penelitian didapatkan daun nangka 15 gram dengan
5.2 SARAN
yang lainnya. Lebih banyak dalam penambahan arang aktifnya sehingga nilai
kalorinya pun akan semakin tinggi. Biobriket ini belum terlalu layak untuk
dikatakan sebagai pengganti bahan bakar alternatif karna masih kecilnya nilai
kalori, sehingga hanya layak untuk pendamping dari bahan bakar (arang).
54
DAFTAR PUSTAKA
Amin, NA., Pengaruh Suhu Fosforilasi terhadap Sifat Fisikokimia Pati Tapioka
Termodifikasi, skripsi, tidak diterbitkan, Teknologi Pertaniam universitas
Hasanuddin, Makassar, 2013.
Hartanto, feri puji dan fathul alim., Optimasi Kondisi Operasi Pirolisis Sekam
Padi untuk Menghasilkan Bahan Bakar Briket Bioarang Sebagai Bahan
Bakar Alternatif, penelitian, tidak diterbitkan, Teknik Kimia Universitas
Diponegoro, Semarang, 2011.
Kencana P, gita dan sari ayu nyimas G., Pembuatan Briket Bioarang dari
Limbah Dedaunan, penelitian, tidak diterbitkan, Teknik Kimia Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta, 2016.
Kharis, A.R., Studi Pemanfaatan Potensi Biomass dari Sampah Organik Sebagai
Bahan Bakar Alternatif (Briket) dalam Mendukung Program Eco-campus di
ITS Surabaya, Jurnal teknik pomits, vol.1, no. 1, 2012.
Miskah, siti dkk., Pembuatan Biobriket dari Campuran Arang Kulit Kacang
Tanah dan Arang Ampas Tebu dengan Aditif KMNO4, Jurnal Teknik Kimia,
Vol. 20 No. 3, 2014.
Rabe R.C., 2005, A Model for the Vacuum Pyrolysis of Biomass, Stellenbosch,
South Africa.