Anda di halaman 1dari 2

2.

KONSEP PEMBANGUNAN
Proses pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan,
dimana kesejahteraan yang terus meningkat dapat dirasakan antar generasi. Hal
ini memerlukan pemerataan pembangunan antar generasi, melalui peningkatan
pertumbuhan ekonomi maupun sosial serta peningkatan produktivitas
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi akan terwujud melalui penekanan
pentingnya aspek permintaan pasar. Dalam hal ini, terdapat dua aspek yang
dianggap penting yaitu modal dan tenaga kerja. Kedua aspek tersebut dapat
disebut sebagai investasi pembangunan. Investasi berupa tenaga kerja atau
sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
pembangunan. Karena melalui sumber daya manusia, akan terlahir inovasi, ide,
inisiatif yang nantinya akan meningkatkan produktivitas. Selain itu,
peningkatan produktivitas juga dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan
dan pelatihan.
Berdasarkan teori pertumbuhan, pembangunan bersifat trickle down
effect (tetesan ke bawah). Artinya, hasil pembangunan akan dapat dinikmati
sampai lapisan masyarakat paling bawah. Namun, faktanya hal tersebut dapat
dikatakan belum pernah terjadi pada beberapa dasawarsa terakhir. Pasalnya,
masyarakat lapisan bawah tidak dapat menikmati hasil pembangunan seperti
yang telah diharapkan. Oleh karena itu, mulai berkembang suatu paradigma
baru sebagai alternatif pemecah masalah tersebut, yaitu paradigma
pembangunan sosial. Paradigma tersebut bertujuan untuk menyelenggarakan
pembangunan yang lebih berkeadilan dengan menggunakan metode distribusi
pendapatan.
Dalam mewujudkan kesejahteraan melalui pemerataan pertumbuhan,
maka mulai dikembangkannya dua model.
a) Redistribution With Growth (RWG)
Program ini digagas pada tahun 1974 disponsori oleh Bank Dunia.
Program RWG menenkankan pada peningkatan produktivitas dan daya beli
masyarakat miskin. Tujuan dari program ini adalah untuk mensejahterakan
rakyat melalui pemerataan pertumbuhan.
b) Basic Human Needs (BHN)
Hampir sama dengan program RWG, BHN memiliki tujuan yang
sama yaitu untuk menyetarakan pemerataan melaui penyediaan public
service dengan disertai jaminan kepada masyarakat miskin agar dapat
mengakses pelayanan tersebut.
Pembangunan berkeadilan mutlak diperlukan oleh masyarakat.
Beberpaa ahli menggagas teori baru, yaitu pembangunan yang berpusat
pada rakyat (people centered development). Teori ini menyatakan bahwa
pembangunan haruslah berorientasi pada peningkatan kualitas hidup
manusia, bukan hanya pda pertumbuuhan ekonomi saja. Asumsi dasar yang
diterapkan pada pembangunan berbasis rakyat adalah manusia merupakan
sasaran pokok dan sumber yang paling strategis. Artinya, kemampuan dan
potensi manusia adalah modal awal untuk merancang usaha yang terencana.
Dalam hal ini, dapat pula diartikan bahwa pembangunan berbasis rakyat
adalah sebuah proses pemberdayaan (empowerment) yang bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang mandiri.
Perwujudan masyarakat yang mandiri tidak mungkin terjadi apabila
tidak adanya partisipasi masyarakat itu sendiri. Karena partisipasi
merupakan hal yang penting dan harus ada dalam society empowerment.
Bentuk partisipasi dapat dilakukan mulai dari keterlibatan masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan hingga keterlibatan masyarakat dalam
pengambilan keputusan serta proses perencanaan pembangunan. Dalam hal
ini partisipasi dan pemberdayaan merupakan dua komponen yang
menjadi latar belakang munculnya Teori Empowerment sebagai salah satu
teori yang menunjang pelaksanaan pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai