Anda di halaman 1dari 15

Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Nama Kelompok:
Teguh Pambudi Nuryanto/142140140
Wikhan Sayekti/ 142140148

Dyan Retno Wulandari/ 142140151

Hening Dyah Iswari/142140156

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2017

1. Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah


Menurut Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, pelaporan keuangan
pemerintah daerah (pemda) seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi,
sosial, maupun politik dengan:
a) Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya
keuangan;
b) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran;
c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi
mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan,
sisa lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan
Operasional (LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 01, tujuan
umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelapoan yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Secara spesifik, tujuan laporan keuangan pemda adalah untuk menyajikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas
pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan:
a) Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
ekuitas dana pemda;
b) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban,
dan ekuitas pemda;
c) Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi;
d) Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;
e) Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya;
f) Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan; dan
g) Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas
pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
Pelaporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan
prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya
yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari operasi
yang berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yang terkait. Pelaporan keuangan juga
menyajikan informasi bagi pengguna mengenai indikasi apakah sumber daya telah diperoleh
dan digunakan sesuai dengan anggaran, indikasi apakah sumber daya yang diperoleh dan
digunakan sesuai dengan ketentuan, termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPRD.

2. Asumsi Dasar Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan pemda adalah anggapan yang dapat diterima
sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar kebijakan akuntansi dapat diterapkan.
Asumsi-asumsi tersebut menurut Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan antara lain:
2.1 Asumsi Kemandirian Entitas

Asumsi kemandirian entitas berarti bahwa entitas pelaporan dan entitas akuntansi
dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan
laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antarunit pemerintah daerah dalam
pelaporan keuangan.
2.2 Asumsi Kesinambungan Entitas

Laporan keuangan emda disusun dengan asumsi bahwa pemda akan berlajnut
keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.
2.3 Asumsi Keterukuran dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)

Laporan keuangan pemda menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan
satuan uang sehingga memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi

Wikhan Sayekti/ 142140148


3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu


diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat
karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki :

RELEVAN

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya
dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang
relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi yang relevan :

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi


mereka di masa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang
berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam
pengambilan keputusan.

d. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, mencakup
semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan
memperhatikan kendala yang ada.

ANDAL

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi
mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka
penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal
memenuhi karakteristik:

a. Penyajian Jujur

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang


seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
b. Dapat Diverifikasi (verifiability)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian
dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan
simpulan yang tidak berbeda jauh.

c. Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak
tertentu.

DAPAT DIBANDINGKAN

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas
pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila
entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas
pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi
yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya
perubahan.

DAPAT DIPAHAMI

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan
dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para
pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas
kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk
mempelajari informasi yang dimaksud.

4. Prinsip Akuntansi Dalam Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang


dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara akuntansi
dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan keuangan
dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan prinsip yang
digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah :

PRINSIP BASIS AKUNTANSI

Dalam hal peraturan perundangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan


basis kas, maka entitas wajib menyajikan laporan demikian. Basis akrual untuk LO berarti
bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi
walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas
pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai
kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset,
kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat
kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

NILAI HISTORIS (HISTORICAL COST)

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar
dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban
dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah.

REALISASI (REALIZATION)

Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui
anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membayar utang dan
belanja dalam periode tersebut. Mengingat LRA masih merupakan laporan yang wajib
disusun, maka pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui anggaran
dan telah menambah atau mengurangi kas. Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-
cost against revenue principle) dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan
sebagaimana dipraktekkan dalam akuntansi komersial.

SUBSTANSI MENGUNGGULI BENTUK FORMAL (SUBSTANCE


OVER FORM)

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain
yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan
aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.

PERIODISITAS (PERIODICITY)

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi
periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang
dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun,
periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.

KONSISTENSI (CONSISTENCY)

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke
periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa
tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain.
Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru
diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh
atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
PENGUNGKAPAN LENGKAP (FULL DISCLOSURE)

Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh


pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan
pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.

PENYAJIAN WAJAR (FAIR PRESENTATION)

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi Anggaran, Laporan


Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam rangka penyajian wajar,
faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi penyusun laporan keuangan ketika menghadapi
ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakui dengan
mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam
penyusunan laporan keuangan.

Dyan Retno Wulandari/ 142140151


5. Jenis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 01 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Paragraf 14 disebutkan bahwa laporan keuangan (financial statement)
pemerintah terdiri dari dua jenis: (1) laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), dan
(2) laporan financial (financial reports). Laporan pelaksanaan anggaran terdiri atas Laporan
Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL). Hal ini
sesuai karakteristik organisasi pemerintahan sebagai pelaksana anggaran.
Laporan financial terdiri atas Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE), Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan
financial ini dapat dipersamakan dengan laporan keuangan (financial statement) pada
organisasi komersial. CalK merupakan bagian laporan yang tidak terpisahkan dari laporan
pelaksanaan anggaran maupun laporan financial karena menjelaskan secara rinci akun-akun
di dalam kedua jenis laporan tersebut. Berikut adalah klasifikasi laporan keuangan
pemerintahan daerah :
1. Laporan Pelaksanaan Anggaran :
Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Perubahan SAL (LPSAL)
2. Laporan Finansial :
Neraca
Laporan Operasional (LO)
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan Arus Kas (LAK)
Catatan atas laporan keuangan (CaLK)
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber,
alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah,
yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan raelisasinya dalam satu periode
pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari
pendapatan LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsure LRA dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendapatan LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas
pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah.
b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Daerah yang mengurangi saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

d. Pembiayaan adalah setiap penerimaan atau pengeluaran yang tidak berpengaruh pada
kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup deficit atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari
pinjaman dan hasil divestasi.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL) menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
LRA dan LPSAL merupakan laporan pelaksanaan anggaran yang bersifat cash basis.
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset, kewajiban,
dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri atas :
a. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh pemerintah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan social di masa depan diharapkan
dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lau yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
c. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara asset dan
kewajiban pemerintah.

Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan
penggunaannya ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunannya
yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
dalam satu periode pelaporan. Unsur-unsur LO antara lain adalah :
a. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih.
b. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai penghubung nilai kekayaan
bersih.
c. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi
hasil.
d. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena
kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau
rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasik kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LPE disusun berdasar hasil
perhitungan dalam LO yaitu akun surplus/deficit LO yang ditambahkan dengan saldo ekuitas
awal untuk memperoleh ekuitas akhir.
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan pengeluaran, dan
saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Usur yang dicakup dalam
Laporan Arus Kas terdiri dari:
a. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Daerah.
b. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum daerah
Catatan atas laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang
tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional,
laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan
juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas
pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

Teguh Pambudi Nuryanto/142140140


6. Hubungan Antar Jenis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Terdapat kaitan antara Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih (LPSAL) seperti gambar pada gambar berikut :
Laporan Realisasi Anggaran
Akun Jumlah (Rp)
Total Pendapatan LRA 6080
Total Belanja (3760)
Surplus LRA 2320
Pembiayaan neto (300)
SILPA 2020

Laporan Perubahan SAL


Akun Jumlah (Rp)
SAL Awal 450
SILPA Tahun belanja 2020
SAL Akhir 2470

Hungan antara LRA dan LPSAL


Penjelasan gambar di atas sebagai berikut. Misalkan di peroleh saldo total pendapatan
LRA sebesar Rp.6080 dan belanja Rp.3760 maka dapat dihitung surplus LRA sebesar
Rp.2320. jika pembiayaan neto yaitu penerimaan pembiayaan di kurangi pengeluaran
pembiayaan sebesar Rp.300 (minus) maka diperoleh Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun
Belanja (SILPA) sebesar Rp.2020.SILPA tahun berjalan ini akan masuk ke dalam LPSAL
sebagai penambahan saldo awal SAL sebesar Rp450 sehingga diperoleh SAL akhir sebesar
Rp2470.
Pada laporan pelaksanaan financial. Terdapat keterkaitan antara Laporan Operasional
(LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Neraca seperti pada gambar dibawah.
Penjelasan atas gambar di bawah adalah sebagai berikut. Misalkan dalam LO diketahui total
pendapatan LO sebesar Rp. 6020 dan beban Rp.3400 maka dapat diperoleh surplus LO
sebesar Rp.2620 surplus LO ini akan masuk kedalam Laporan Perubahan Ekuitas sebagi
penambah ekuitas awal sebesar Rp50 sehingga diperoleh Ekuitas akhir sebesar Rp2670.
Ekuitasn akhir ini akan menjadi bagian dari Neraca. Laporan arus kas (LAK) juga
mempunyai keterkaitan dengan LRA dan neraca. Saldo kas dalam LAK harus sama dengan
saldo SILPA dalam LRA dan saldo kas yang ada di akun aset neraca

Laporan Operasional
Akun Jumlah (Rp)
Total Pendapatan LO 6020
Total Beban (3400)
Surplus LO 2620

Laporan Perubahan Ekuitas


Akun Jumlah (Rp)
Ekuitas Awal 50
Surplus LO 2620
Ekuitas AKhir 2670

Neraca
Akun Jumlah (Rp)
Aset 2860
kewajiban 190
Ekuitas 2670

Gambar di atas hubungan antara LO,LPE dan Neraca


7. Perbedaan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Menurut SAP
KAS Menuju Akrual Dan SAP Akrual
Perbedaan penyajian laporan keuangan pemda menurut SAP berbasis kas menuju
akrual (sebagaimana diatur dalam PP Nomor 24 tahun 2005) dan SAP akrual (PP Nomor 71
tahun 2010) secara ringkas, perbedaan dpt disajikan seperti pd tabel di bawah :

Keterangan SAP kas Menuju Akrual SAP Akrual


Komponen Laporan Laporan Keuangan Pokok : 1. LRA
Keuangan 1. LRA 2. Laporan Peruban SAL
2. Neraca 3. Neraca
3. LAK 4. Laporan Operasional
4. CaLK (par 25 ) (LO)
Laporan Operasional 5. LAK
1. Laporan Kinerja 6. Laporan Perubahan
Keungan (LKK) Ekuitas (LPE)
2. Laporan Perubahan 7. CaLK
Ekuitas (LPE)
Laporan Realisasi Anggaran Diperlukan dalam rangka Tetap diperlukan untuk
(LRA) memenuhi kewajiban memenuhi kewajiban
permerintah yang diatur dalam pemerintah yang di atur dalam
peraturan perundang peraturan perundangan
(statutory) (statutory)
Laporan Perubahan SAL Tidak ada laporan tersendiri Laporan Perubahan SAL
menyajikan secara komparatif
dengan periode sebelumnya
pos-pos berikut :
1. Saldo Anggaran Lebih
awal;
2. Penggunaan Saldo
Anggaran Lebih;
3. Sisa Lebih/Kurang
Pembiayaan
4. Anggaran tahun
berjalan;
5. Koreksi Kesalahan
Pembukuan tahun
Sebelumnya; dan lain-
lain
6. Saldo Anggaran Lebih
Akhir
Neraca Akun Ekuitas di sebut sebagai Tidak lagi disebut Ekuitas
Ekuitas Dana yang terbagi : Dana, hanya Ekutias, yaitu
1. Ekuitas Dana Lancar : kekayaan bersih pemerintah
Selisih antara aset yang merupakan selisih antara
lancar dan kewajiban aset dan kewajiban pemerintah
jangka pendek, pada tanggal lapora. Saldo
termasuk sisa lebih ekuitas di Neraca berasal dari
pembiayaan saldo akhir ekuitas pada LPE
anggaran/saldo
anggaran lebih
2. Ekuitas Dana Investi
Mencerminkan
kekayaan pemererintah
yang tertanam dalam
investasi jangka
panjang, aset tetap dan
aset lainya, dikurangi
dgn kewajiban jangka
panjang
3. Ekuitas Dana
Cadangan :
Mencerminkan
kekayaan pemerintah
yang dicadangkan
untuk tujuan tertentu
sesui dengan peraturan
perundang-undangan.

Laporan Arus kas 1. Disajikan oleh unit yg 1. Disajikan oleh yg


mempunyai fungsi mempunyai fungsi
perbendaharaan perbandingan umum
2. Arus masuk dan keluar 2. Arus masuk dan keluar
kas diklasifikasikan kas diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas berdasarkan aktivitas
opersi, investasi aset operasi, investasi,
nonkeuangan, pendanaan, dan
pembiayaan dan transitoris
nonanggaran
Laporan Kinerja Keuangan/ 1. Bersifat optional Merupakan laporan keuangan
Laporan Operasioanal 2. Disusun oleh entitas pokok
pelaporan yang
menyajikan laporan
berbasis akrual
Laporan Perubahan Ekuitas Bersifat opsional Merupakan Laporan Keuangan
Pokok
Catatan atas laporan 1. Disajikan secara 1. Disajikan secara
Keuangan sistematis, setiap pos sistematis setiap pos
dalam dalam LRA,laporan
LRA,Neraca,LAK Perubahan SAL,
harus mempunyai Neraca, LO,LAK dan
refresnsi silang dengan LPE harus mempunyai
infromasi terkait dalam refrensi silang dengan
catatan atas Laporan informasi terkait dalam
Keuangan Catatan atas Laporan
2. CaLK meliputi Keuangan
penjelas atau daftar 2. Catatan atas Laporan
terinci atau analisis Keuangan meliputi
atas nilai suatu pos yg penjelasan atau daftar
disajikan dalam terinci atau analisis atas
LRA,Neraca dan LAK nilai suatu pos yang
disajikan dalam LRA,
Laporan Perubahan
SAL, Neraca,LO,LAK
dan LPE

Hening Dyah Iswari/142140156

Anda mungkin juga menyukai